Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 20 Datang Ke Ruanganku
Sella Ye kembali ke rumah sewanya menjatuhkan kepala dan tidur, keesokkan hari saat terbangun baru merasakan seluruh tubuhnya ngilu, dengan sempoyongan bangun dan memakai pakaian bersiap pergi bekerja, saat memakai stoking baru menyadari pahanya penuh dengan bekas luka, begitu menggerakkan badan, menyadari bukan hanya pahanya penuh bekas luka, bahkan lengan dan punggungnya juga penuh dengan bekas luka yang dipukul batang kayu.
Ini semua bekas luka yang ditinggalkan Rafika Xu diatas tubuhnya semalam!
Sella Ye ingin mencari obat dan mengoleskan ke lukanya, mencari di seluruh sudut rumah tapi tidak menemukan apapun, dia hanya bisa menahan sakit kemudian memakai baju, tidak berani memakai stoking warna terang takut bekas lukanya terlihat oleh rekan kerjanya, dia mencari stoking hitam yang dipakai di musim dingin, kebetulah belakangan cuaca juga mulai dingin, memakai stoking hitam harusnya juga tidak akan membuat orang merasa aneh.
Sella Ye sambil menenangkan diri, sambil bergegas sarapan, naik bus pergi bekerja.
Saat duduk di atas bus, dia masih merasa kepalanya berdengung, tidak tahu apa karena semalam kepalanya terbentur diatas lantai, atau karena dia tidak beristirahat dengan baik, Sella Ye merasakan sakit yang belum pernah dialaminya selama ini.
Dia tiba di stasiun depan kantor dan turun dari bus, begitu turun dia merasa matanya menghitam, hampir terjatuh, dengan erat memegang pilar di depan stasiun bus, agar tidak terjatuh di jalan.
Dia bersandar beristirahat di pilar, tiba-tiba menerima telepon dari Rio Lu.
Rio Lu dari dalam telepon memberitahu Sella Ye, dia sudah kembali dari dinas luar kota, ingin bertanya apa siang hari ini dia ada waktu, dia ingin mencarinya untuk makan bersama.
Sella Ye ingat dia sudah tidak punya uang sepersen pun, uang yang awalnya ingin dikembalikan padanya, semuanya sudah dipakai untuk membayar biaya pengobatan, ingin mengatakan agar Rio Lu tidak perlu kemari siang ini, namun signal Rio Lu sepertinya tidak bagus, belum sampai Sella Ye berbicara, Rio Lu berkata dia akan menelepon kembali kalau sudah sampai di bawah gedung kantornya, kemudian telepon terputus.
Sella Ye melihat telepon, tidak berdaya menghela nafas.
Tiba jam makan siang, Rio Lu benar datang menjemput untuk mengajak dia makan siang.
Sella Ye sama sekali tidak bisa menghilang disaat ini, terpaksa pergi menemuinya.
Rio Lu membawanya ke sebuah restoran makanan barat yang berkelas disekitar kantor, dengan lembut menarik kursi untuknya, memesan makanan, menuangkan anggur merah, memotong iga sapi......
Sella Ye takut ketahuan, makanan yang enak masuk kedalam mulutnya juga tidak terasa apa-apa.
Rio Lu melihat situasi ini, menebak dia mungkin sedang dalam masalah, bertanya padanya: "Apa kamu ada masalah?"
Sella Ye melihat Rio Lu di hadapannya, dia tiba-tiba berpikir, orang yang seperti seekor anjing pergi memohon ke keluarga Ye, lebih baik mencoba berbicara pada Rio Lu, lagipula Rio Lu teman sekolahnya, mungkin dia bersedia membantunya.
Sella Ye menceritakan pada Rio Lu mengenai keadaan ibunya, dan kesulitan ekonomi yang dihadapinya sekarang, Rio Lu mendengar ucapannya, merasa kasihan, menanyakan keadaan ibunya, dia masih berkata, kalau Sella Ye ada butuh sesuatu, dia bisa memberikan semua uang miliknya untuk membantunya.
Sella Ye mendengar ucapan ini sangat berterima kasih pada Rio Lu, Sella Ye mengeluarkan kertas dan pena, mau menulis surat hutang.
Rio Lu menarik tangannya, menghalanginya, nadanya menjadi lebih lembut: "Sella Ye, aku membantumu bukan hanya sekedar karena kita teman sekolah, apa kamu mengerti? Aku juga tidak perlu kamu menulis surat hutang padaku." Selesai berbicara dia mengeluarkan sebuah kartu debit bank dan memberikannya ke Sella Ye, "Asal kamu perlu, aku bisa memberikan uang yang lebih banyak lagi padamu."
Rio Lu memegang tangan Sella Ye, tidak melepaskannya.
Sella Ye melihat kartu bank diatas meja, melihat Rio Lu memegang tangannya dengan erat, tidak berani menarik tangannya keluar."
Dalam pikirannya terbayang lagi ucapan Bobby Shen yang mengatakan, dia begitu rendah, menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan uang, walau tidak ada Bobby Shen, masih akan ada lelaki yang lain, apa seumur hidup ini dia tidak bisa merubah nasib yang mengikatnya?
Dengan tidak tenang, Sella Ye melihat keluar jendela restoran, dia melihat tubuh yang tinggi besar, mengenakan jas berwarna abu, Sella Ye langsung mengenalinya itu Bobby Shen!
Sella Ye terkejut sampai jantungnya mau lepas, langsung menarik tangannya seperti seorang pencuri yang takut ketahuan.
Dia meninggalkan restoran dengan terburu-buru, dia tidak tahu apa dia sudah mengambil kartu debit itu atau belum, bergegas bersembunyi, Rio Lu mengejar, dia berusaha berlari, menaiki tangga berlari sampai lantai departemen konstruksinya, melihat ke belakang, saat melihat Rio Lu tidak mengejarnya lagi, dia baru merebahkan tubuhnya dan menghela nafas dalam!
Sore harinya, Sella Ye tiba-tiba menerima sebuah telepon internal, dia menerima telepon, dan dengan nada yang biasa berkata "Halo".
Ada keheningan di dalam telepon, Sella Ye mengira signal tidak bagus, dia kembali berkata "Halo", suara dari seberang telepon terdengar--- "Kamu datang ke ruanganku."
Nada yang dingin seperti es, Sella Ye langsung mengenali ini suara Bobby Shen, baru ingin menjawab, Bobby Shen langsung menutup telepon.
Sella Ye dengan ragu datang ke ruangan Bobby Shen, ini kedua kali dia kesana, mengetuk pintu, dan pintu langsung dibuka dari dalam, Sella Ye masuk kedalam ruangan, melihat Bobby Shen sedang mengambil tongkat golf bermain bola di dalam ruangan.
Sella Ye berdiri di belakang pintu, Bobby Shen fokus bermain bola, sejak Sella Ye berjalan masuk ke dalam ruangan, dia sama sekali tidak menaikkan pandangan melihatnya.
Sella Ye dengan tenang menunggu beberapa menit kemudian, Bobby Shen masih bermain golf seperti tidak ada orang disampingnya.
Dia bertanya: "Direktur Bobby Shen, ada urusan apa mencariku?"
Bobby Shen masih menundukkan kepala, terus bermain bola, mendengar ucapan itu, pandangannya langsung melihat ke stoking hitamnya, nadanya menantang: "Apa tidak bisa mencarimu kalau tidak ada urusan? Atau kamu tidak sabar ingin ditiduri?"
Sella Ye mengepalkan tangan diam-diam, nadanya mendalam: "Kalau kamu minta aku kesini hanya untuk mempermalukan aku, sekarang sudah cukup! Aku masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, kalau tidak ada urusan aku keluar!"
Sella Ye selesai berkata, membalikkan badan mau berjalan keluar.
Begitu tangannya memegang gagang pintu, suara Bobby Shen yang dingin terdengar dari belakang badannya--- "Sella Ye, hari ini kalau kamu keluar dari sini, jangan harap kamu bisa kembali lagi!"
Sella Ye menundukkan kepala, tersenyum pahit, hatinya berpikir, apa yang perlu ditakutkan, kalau ibunya tidak bisa hidup lagi, dia juga tidak ingin hidup lagi, kenapa masih harus menerima dipermalukannya disini!
Sella Ye tidak bicara, menjulurkan tangan membuka pintu ruangan.
Bobby Shen langsung menariknya masuk saat dia membuka pintu mau keluar dari ruangan, dan menutup pintu ruangan dengan keras, menguncinya dan menekannya sampai ke pojok dinding diatas rak buku, matanya merah melihat dia, pandangannya tertuju pada stoking hitamnya, dia menyentuh stoking hitamnya dengan tongkat golf di tangannya, dengan kuat membukanya, dengan suara pelan: "Katakan, mau bertemu siapa kamu memakai stoking hitam yang sexy ini?"
Sella Ye melihat tongkat golf di tangannya bergerak dari atas kedua kakinya, rasa dingin membuat tubuhnya gemetar, bukan hanya begitu, Bobby Shen masih dengan nakal menggerakkan tongkat golf ke seluruh tubuhnya, sampai melewati bajunya.
Sella Ye terkejut sampai berteriak gemetar, dia memainkan tongkat golf di tangannya, mempermalukan dia dengan ucapan: "Kamu tebak bagaimana rasanya kalau tongkat golf ini ada didalam tubuhmu? Harusnya tidak senyaman punya laki-laki kan? Apa mau mencobanya?"
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Charming Lady Boss
AndikaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Sixth Sense
AlexanderAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang