Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 39 Memohonlah Padaku

Ketika Sella Ye hendak mengelak dari dekapannya, dia sudah terlambat, begitu Bobby Shen menyelesaikan kalimatnya, Bobby Shen langsung menciumnya dengan kuat, sambil dengan kekuatan yang mengerikan menjepit pinggang Sella Ye.

Sella Ye kesulitan bernapas, dia berkata, "Apa kamu sudah selesai? Apa kamu tidak khawatir dengan seksualitasmu?"

"Kamu sangat mengawatirkan badanku, kalau begitu aku akan menyetubuhimu beberapa kali agar kamu tenang, "Bobby Shen memeluknya, lalu dengan liar menciumi Sella Ye, kemudian bertanya, "Menurutmu, ciuman siapa yang lebih nikmat buatmu, ciumanku atau ciuman Rio Lu?"

"Apa kamu ini perlu membandingkan segala sesuatu dengan orang lain?"

"Tidak bolehkah?" Ketidakpuasan Bobby Shen seakan memberi Sella Ye tekanan, dia kemudian merenggangkan kedua kaki Sella Ye. Otak Sella Ye seakan kosong selama sedetik, kemudian Bobby Shen mulai menusuknya. Kedua orang itu mendesah bersamaan, kemudian Sella Ye mulai merasakan hentakan Bobby Shen.

Bobby Shen tidak lagi menciumi Sella Ye, seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi Sella Ye yang berada di bawahnya, apakah dia puas? Atau tersiksa? Atau girang?

Sella Ye awalnya masih memelototi Bobby Shen, dia memelototinya menggunakan sebuah sorot mata kekecewaan, tapi seiring gerakan Bobby Shen bertambah cepat dan bertambah kuat, dia pelan-pelan masuk ke dalam kebingungan. Dia tidak lagi memberikan perlawanan, malahan dia menerima dan bahkan mulai menikmatinya. Alisnya berkerut, menunjukan sepercik kesenangan.

Bobby Shen menjulurkan tanganya untuk menyentuh wajah Sella Ye, dia sangat menyukai ekspresi Sella Ye yang ingin dimanja olehnya seperti ini, dia lalu dengan sengaja melambatkan gerakannya.

Sella Ye merasa Bobby Shen memelankan temponya, dia mengerutkan wajahnya, tidak senang, kemudian dengan tidak puas menatap Bobby Shen.

Bobby Shen merasa bangga dan puas, dia semakin memperlambat gerakannya, kemudian berbisik di telinga Sella Ye, "Apa kamu mau aku mempercepat gerakanku? Kalau kamu mau, memohonlah."

Sella Ye merasakan seluruh badannya tidak nyaman, tapi dia masih tidak juga berniat untuk memohon-mohon kepada Bobby Shen.

Bobby Shen melihat Sella Ye tidak bersedia, sekali lagi mempercepat gerakannya. Kali ini gerakannya lebih cepat dari gerakannya barusan, hal itu membuat Sella Ye mulai berteriak gaduh. Gerakan Bobby Shen semakin bertambah cepat, tusukan demi tusukan, Sella Ye mendesah-desah dengan kencang, otaknya sekali lagi kosong, tapi Bobby Shen mendadak berhenti lagi, memaksa Sella Ye untuk angkat suara.

Sella Ye masih tidak berniat untuk memohon, melakukan sesuai yang diinginkan Bobby Shen, meskipun Bobby Shen sudah beberapa kali hampir membuatnya mencapai klimaks, perasaan itu seperti sedang melayang-layang di tengah lautan awan. Tapi mengenai hal seperti ini, Sella Ye tidak ingin memohon-mohon, maka dari itu dia hanya menggigit bibirnya tidak bersuara.

Bobby Shen menjulurkan tangannya, menepuk lembut wajah Sella Ye, kemudian, seakan sengaja menyiksanya, Bobby Shen mencabut penisnya lalu menjauh.

Tapi Sella Ye mendadak memeluknya erat-erat.

Bobby Shen tiba-tiba tertawa, lalu mulai menyodok-nyodok lagi, kemudian berkata, "Anak bodoh, masih tidak mau meminta juga?" Kali ini Bobby Shen berkata dengan nada memanjakan dan membujuk.

Sella Ye merasa dirinya pastilah sudah gila, jelas-jelas dari nada bicaranya Bobby Shen menyayanginya, dia dengan jemarinya merengkuh, mencengkram bahu Bobby Shen. Saat Bobby Shen akan mencabutnya lagi, Sella Ye akhirnya berkata, "Jangan pergi...."

"Kamu ini sedang berbicara dengan siapa?" Bobby Shen bertanya kepadanya dengan nakal, tetapi dengan bibir tipisnya itu dia mengecup dahi Sella Ye, kemudian tertawa, tawanya terdengar bersih dan cerah.

"Bobby Shen....."

Bobby Shen tertawa dengan puas, kemudian dengan sengaja mencabutnya keluar lagi, lalu bertanya, "Jadi sekarang kamu sedang memohon kepadaku? Hm?"

Sella Ye marah ingin memukul seseorang, bocah ini sudah diberi hati masih minta jantung, wajahnya memerah sampai ke lehernya, dia mengepalkan tinju, kemudian memukul Bobby Shen, tapi pukulannya seperti sebuah bola kapas, ditangkapnya tangan Sella Ye, kemudian Bobby Shen menaruhnya ke bibirnya, lalu memberinya sebuah kecupan kasihan.

Bobby Shen dengna sengaja membuat Sella Ye merasakan kenikmatan sesaat, dia bergerak sekali, kemudian tertawa nakal sambil berkata, "Mintalah——”

Sella Ye yang merasakan sekujur tubuhnya tidak nyaman, membenamkan wajahnya ke bahu Bobby Shen, kemudian berkata dengan suara lirih, "Aku mohon kepadamu...."

Suara Sella Ye sangatlah lirih, tapi Bobby Shen dapat mendengarnya. Dia awalnya berniat memainkannya lagi, tapi melihat wajah Sella Ye merah sekali seakan darahnya hampir keluar dari bawah kulitnya, dia tidak tega. Dia kemudian mempercepat gerakannya, maju-mundur, keluar-masuk dengan kasar dan gila di dalam tubuh Sella Ye.

......

Malam tiba, Sella Ye masih terbenam di dalam selimutnya, Bobby Shen baru saja pergi meninggalkannya, sebelum dia beranjak pergi, Bobby Shen membersihkan diri, kemudian duduk sambil menyilangkan kedua kakinya yang panjang itu dan bertanya dengan semangat menggebu, "Jadi, siapa yang lebih mampu memuaskanmu, aku atau dia?"

Yang pada awalnya dirasakan oleh Sella Ye sebagai kali pertamanya sebuah hubungan badan yang bisa dinikmati oleh keduanya, tapi malah dirusak oleh Bobby Shen, si bajingan ini dengan perkataannya barusan!

Sella Ye segera melemparkan sebuah bantal ke kepala Bobby Shen, yang ternyata diberhasil ditangkisnya, kemudian dia tertawa sambil mengingatkan Sella Ye, katanya dengan marah akan membuatnya bertambah jelek, sedangkan dia dari awal memang sudah sangat jelek.

Sella Ye merasa Bobby Shen hari ini seakan salah minum obat, dia tidak hanya tidak marah setelah dilemparinya bantal, dia tinggal duduk-duduk sejenak di kamar kosnya, sambil memainkan game di ponsel Sella Ye, sambil memasakan bubur untuknya.

Seusainya memasak bubur, dia bahkan tidak sempat memakannya barang satu suap pun. Setelah menerima sebuah telepon yang memberitakan malam ini ada sebuah pertemuan yang harus dihadirinya.

Sesaat sebelum Bobby Shen beranjak pergi, ketika dia sudah berjalan sampai ke pintu, seperti tiba-tiba teringat sesuatu, dia berbalik, lalu membuka laci meja belajar Sella Ye, meraih sekotak penuh dengan obat kontrasepsi, kemudian membuat isyarat akan membawanya pergi.

Sella Ye jelas-jelas secara alami tidak menyetujuinya, ingin dia memohon agar dikembalikan obat kontrasepsi itu kepada dirinya, karena nanti dia masih harus meminumnya!

Bobby Shen bagaimana mungkin menyetujui permintaan Sella Ye itu? Dia malah menepuk wajah Sella Ye sambil memperingatinya, "Tidak boleh mengonsumsi obat kontrasepsi. Kalau sampai hamil, kamu harus membiarkannya lahir. Apa kamu meragukan keadaan ekonomiku? Apa kamu masih khawatir aku tidak mampu menafkahi kamu dan seonggok dagingmu?"

Sella Ye dapat merasakan matanya panas, tidak tahu apakah panas karena perkataan Bobby Shen atau karena Bobby Shen menepuk mukanya terlalu keras, yang jelas, dia dapat merasakan air matanya akan segera menetes, sehingga dia dengan sekuat tenaga menggigit bibir bawahnya agar air mata itu tidak terjatuh di hadapan Bobby Shen.

Setelah berhasil mengendalikan diri, Sella Ye baru berkata kepada Bobby Shen, "Kamu pastilah mampu menafkahi aku, bahkan seratus Sella Ye pun kamu juga mampu menafkahi. Tapi kamu berhubungan dengan wanita sebanyak ini bertujuan apa? Akhir tahun ini kamu bahkan akan segera menikah dengan Nona Jiang, Airin Jiang adalah nona besar Keluarga Jiang. Kekuasaan Keluarga Jiang bahkan lebih besar daripada Keluarga Shen. Apa kamu ini tidak takut kalau-kalau nanti Nona Jiang mengetahui hal ini lalu tidak senang? Aku tidak ingin kamu repot karena aku, kalau kita sampai punya anak, maka kerepotan besar tidak akan terhindarkan."

“Kalau begitu jangan dihindari, walaupun berurusan denganmu ini sungguh merepotkan." Bobby Shen menyeritkan dahinya, kemudian menunjuk wajah Sella Ye sambil berkata, "Oh iya, siapa yang memberitahumu aku akan menikah dengan Airin akhir tahun ini? Yang penting kamu ini goblok, bisa mempercayai hal semacam itu. Apa jangan-jangan kamu ini sudah mulai delusional?"

Sella Ye menggigit bibirnya, dalam hati dia tidak tahu kenapa, tiba-tiba muncul sebuah perasaan geli, seakan kesedihan yang dia rasakan sampai saat ini sudah ketemu sumbernya. Sella Ye memainkan bibirnya, tanpa bergembira di atas penderitaan orang lain, dia hanya merasa sedikit bahagia, sambil membawa setitik kecurigaan, kemudian berkata, "Tapi orang-orang di kantor semua berkata demikian."

"Kamu ini goblok atau apa?" Bobby Shen tidak tahan, lalu memukul kepala Sella Ye, menatapnya sejenak, seakan ingin menjelaskan sesuatu, tapi akhirnya dia hanya terdiam dan membawa penjelasan itu pergi, "Tidak ada apa-apa."

Sella Ye seperti baru saja mendapatkan garansi dari Bobby Shen, tersenyum lebar.

Bobby Shen bingung dibuatnya, semisal tadi dia telah berhasil memuaskan Sella Ye pun, dia juga belum pernah melihatnya tersenyum, bagaimana bisa perbincangan menyangkut seorang Airin Jiang membuatnya begitu senang? Bukankah hubungan antara dua wanita biasanya lebih toxic?

Bobby Shen masih diliputi banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Ketika dia akan beranjak pergi, dia melemparkan ponsel Sella Ye lalu berkata kepadanya, "Besok-besok kalau sampai aku dapati kamu menambahkan 'Piggy' di dalam keterangan kontakku, awas kamu!"

Setelah berkata demikian, Bobby Shen melangkah pergi sambil membawa obat kontrasepsi Sella Ye untuk membuangnya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu