Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 39 Memohonlah Padaku
Ketika Sella Ye hendak mengelak dari dekapannya, dia sudah terlambat, begitu Bobby Shen menyelesaikan kalimatnya, Bobby Shen langsung menciumnya dengan kuat, sambil dengan kekuatan yang mengerikan menjepit pinggang Sella Ye.
Sella Ye kesulitan bernapas, dia berkata, "Apa kamu sudah selesai? Apa kamu tidak khawatir dengan seksualitasmu?"
"Kamu sangat mengawatirkan badanku, kalau begitu aku akan menyetubuhimu beberapa kali agar kamu tenang, "Bobby Shen memeluknya, lalu dengan liar menciumi Sella Ye, kemudian bertanya, "Menurutmu, ciuman siapa yang lebih nikmat buatmu, ciumanku atau ciuman Rio Lu?"
"Apa kamu ini perlu membandingkan segala sesuatu dengan orang lain?"
"Tidak bolehkah?" Ketidakpuasan Bobby Shen seakan memberi Sella Ye tekanan, dia kemudian merenggangkan kedua kaki Sella Ye. Otak Sella Ye seakan kosong selama sedetik, kemudian Bobby Shen mulai menusuknya. Kedua orang itu mendesah bersamaan, kemudian Sella Ye mulai merasakan hentakan Bobby Shen.
Bobby Shen tidak lagi menciumi Sella Ye, seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi Sella Ye yang berada di bawahnya, apakah dia puas? Atau tersiksa? Atau girang?
Sella Ye awalnya masih memelototi Bobby Shen, dia memelototinya menggunakan sebuah sorot mata kekecewaan, tapi seiring gerakan Bobby Shen bertambah cepat dan bertambah kuat, dia pelan-pelan masuk ke dalam kebingungan. Dia tidak lagi memberikan perlawanan, malahan dia menerima dan bahkan mulai menikmatinya. Alisnya berkerut, menunjukan sepercik kesenangan.
Bobby Shen menjulurkan tanganya untuk menyentuh wajah Sella Ye, dia sangat menyukai ekspresi Sella Ye yang ingin dimanja olehnya seperti ini, dia lalu dengan sengaja melambatkan gerakannya.
Sella Ye merasa Bobby Shen memelankan temponya, dia mengerutkan wajahnya, tidak senang, kemudian dengan tidak puas menatap Bobby Shen.
Bobby Shen merasa bangga dan puas, dia semakin memperlambat gerakannya, kemudian berbisik di telinga Sella Ye, "Apa kamu mau aku mempercepat gerakanku? Kalau kamu mau, memohonlah."
Sella Ye merasakan seluruh badannya tidak nyaman, tapi dia masih tidak juga berniat untuk memohon-mohon kepada Bobby Shen.
Bobby Shen melihat Sella Ye tidak bersedia, sekali lagi mempercepat gerakannya. Kali ini gerakannya lebih cepat dari gerakannya barusan, hal itu membuat Sella Ye mulai berteriak gaduh. Gerakan Bobby Shen semakin bertambah cepat, tusukan demi tusukan, Sella Ye mendesah-desah dengan kencang, otaknya sekali lagi kosong, tapi Bobby Shen mendadak berhenti lagi, memaksa Sella Ye untuk angkat suara.
Sella Ye masih tidak berniat untuk memohon, melakukan sesuai yang diinginkan Bobby Shen, meskipun Bobby Shen sudah beberapa kali hampir membuatnya mencapai klimaks, perasaan itu seperti sedang melayang-layang di tengah lautan awan. Tapi mengenai hal seperti ini, Sella Ye tidak ingin memohon-mohon, maka dari itu dia hanya menggigit bibirnya tidak bersuara.
Bobby Shen menjulurkan tangannya, menepuk lembut wajah Sella Ye, kemudian, seakan sengaja menyiksanya, Bobby Shen mencabut penisnya lalu menjauh.
Tapi Sella Ye mendadak memeluknya erat-erat.
Bobby Shen tiba-tiba tertawa, lalu mulai menyodok-nyodok lagi, kemudian berkata, "Anak bodoh, masih tidak mau meminta juga?" Kali ini Bobby Shen berkata dengan nada memanjakan dan membujuk.
Sella Ye merasa dirinya pastilah sudah gila, jelas-jelas dari nada bicaranya Bobby Shen menyayanginya, dia dengan jemarinya merengkuh, mencengkram bahu Bobby Shen. Saat Bobby Shen akan mencabutnya lagi, Sella Ye akhirnya berkata, "Jangan pergi...."
"Kamu ini sedang berbicara dengan siapa?" Bobby Shen bertanya kepadanya dengan nakal, tetapi dengan bibir tipisnya itu dia mengecup dahi Sella Ye, kemudian tertawa, tawanya terdengar bersih dan cerah.
"Bobby Shen....."
Bobby Shen tertawa dengan puas, kemudian dengan sengaja mencabutnya keluar lagi, lalu bertanya, "Jadi sekarang kamu sedang memohon kepadaku? Hm?"
Sella Ye marah ingin memukul seseorang, bocah ini sudah diberi hati masih minta jantung, wajahnya memerah sampai ke lehernya, dia mengepalkan tinju, kemudian memukul Bobby Shen, tapi pukulannya seperti sebuah bola kapas, ditangkapnya tangan Sella Ye, kemudian Bobby Shen menaruhnya ke bibirnya, lalu memberinya sebuah kecupan kasihan.
Bobby Shen dengna sengaja membuat Sella Ye merasakan kenikmatan sesaat, dia bergerak sekali, kemudian tertawa nakal sambil berkata, "Mintalah——”
Sella Ye yang merasakan sekujur tubuhnya tidak nyaman, membenamkan wajahnya ke bahu Bobby Shen, kemudian berkata dengan suara lirih, "Aku mohon kepadamu...."
Suara Sella Ye sangatlah lirih, tapi Bobby Shen dapat mendengarnya. Dia awalnya berniat memainkannya lagi, tapi melihat wajah Sella Ye merah sekali seakan darahnya hampir keluar dari bawah kulitnya, dia tidak tega. Dia kemudian mempercepat gerakannya, maju-mundur, keluar-masuk dengan kasar dan gila di dalam tubuh Sella Ye.
......
Malam tiba, Sella Ye masih terbenam di dalam selimutnya, Bobby Shen baru saja pergi meninggalkannya, sebelum dia beranjak pergi, Bobby Shen membersihkan diri, kemudian duduk sambil menyilangkan kedua kakinya yang panjang itu dan bertanya dengan semangat menggebu, "Jadi, siapa yang lebih mampu memuaskanmu, aku atau dia?"
Yang pada awalnya dirasakan oleh Sella Ye sebagai kali pertamanya sebuah hubungan badan yang bisa dinikmati oleh keduanya, tapi malah dirusak oleh Bobby Shen, si bajingan ini dengan perkataannya barusan!
Sella Ye segera melemparkan sebuah bantal ke kepala Bobby Shen, yang ternyata diberhasil ditangkisnya, kemudian dia tertawa sambil mengingatkan Sella Ye, katanya dengan marah akan membuatnya bertambah jelek, sedangkan dia dari awal memang sudah sangat jelek.
Sella Ye merasa Bobby Shen hari ini seakan salah minum obat, dia tidak hanya tidak marah setelah dilemparinya bantal, dia tinggal duduk-duduk sejenak di kamar kosnya, sambil memainkan game di ponsel Sella Ye, sambil memasakan bubur untuknya.
Seusainya memasak bubur, dia bahkan tidak sempat memakannya barang satu suap pun. Setelah menerima sebuah telepon yang memberitakan malam ini ada sebuah pertemuan yang harus dihadirinya.
Sesaat sebelum Bobby Shen beranjak pergi, ketika dia sudah berjalan sampai ke pintu, seperti tiba-tiba teringat sesuatu, dia berbalik, lalu membuka laci meja belajar Sella Ye, meraih sekotak penuh dengan obat kontrasepsi, kemudian membuat isyarat akan membawanya pergi.
Sella Ye jelas-jelas secara alami tidak menyetujuinya, ingin dia memohon agar dikembalikan obat kontrasepsi itu kepada dirinya, karena nanti dia masih harus meminumnya!
Bobby Shen bagaimana mungkin menyetujui permintaan Sella Ye itu? Dia malah menepuk wajah Sella Ye sambil memperingatinya, "Tidak boleh mengonsumsi obat kontrasepsi. Kalau sampai hamil, kamu harus membiarkannya lahir. Apa kamu meragukan keadaan ekonomiku? Apa kamu masih khawatir aku tidak mampu menafkahi kamu dan seonggok dagingmu?"
Sella Ye dapat merasakan matanya panas, tidak tahu apakah panas karena perkataan Bobby Shen atau karena Bobby Shen menepuk mukanya terlalu keras, yang jelas, dia dapat merasakan air matanya akan segera menetes, sehingga dia dengan sekuat tenaga menggigit bibir bawahnya agar air mata itu tidak terjatuh di hadapan Bobby Shen.
Setelah berhasil mengendalikan diri, Sella Ye baru berkata kepada Bobby Shen, "Kamu pastilah mampu menafkahi aku, bahkan seratus Sella Ye pun kamu juga mampu menafkahi. Tapi kamu berhubungan dengan wanita sebanyak ini bertujuan apa? Akhir tahun ini kamu bahkan akan segera menikah dengan Nona Jiang, Airin Jiang adalah nona besar Keluarga Jiang. Kekuasaan Keluarga Jiang bahkan lebih besar daripada Keluarga Shen. Apa kamu ini tidak takut kalau-kalau nanti Nona Jiang mengetahui hal ini lalu tidak senang? Aku tidak ingin kamu repot karena aku, kalau kita sampai punya anak, maka kerepotan besar tidak akan terhindarkan."
“Kalau begitu jangan dihindari, walaupun berurusan denganmu ini sungguh merepotkan." Bobby Shen menyeritkan dahinya, kemudian menunjuk wajah Sella Ye sambil berkata, "Oh iya, siapa yang memberitahumu aku akan menikah dengan Airin akhir tahun ini? Yang penting kamu ini goblok, bisa mempercayai hal semacam itu. Apa jangan-jangan kamu ini sudah mulai delusional?"
Sella Ye menggigit bibirnya, dalam hati dia tidak tahu kenapa, tiba-tiba muncul sebuah perasaan geli, seakan kesedihan yang dia rasakan sampai saat ini sudah ketemu sumbernya. Sella Ye memainkan bibirnya, tanpa bergembira di atas penderitaan orang lain, dia hanya merasa sedikit bahagia, sambil membawa setitik kecurigaan, kemudian berkata, "Tapi orang-orang di kantor semua berkata demikian."
"Kamu ini goblok atau apa?" Bobby Shen tidak tahan, lalu memukul kepala Sella Ye, menatapnya sejenak, seakan ingin menjelaskan sesuatu, tapi akhirnya dia hanya terdiam dan membawa penjelasan itu pergi, "Tidak ada apa-apa."
Sella Ye seperti baru saja mendapatkan garansi dari Bobby Shen, tersenyum lebar.
Bobby Shen bingung dibuatnya, semisal tadi dia telah berhasil memuaskan Sella Ye pun, dia juga belum pernah melihatnya tersenyum, bagaimana bisa perbincangan menyangkut seorang Airin Jiang membuatnya begitu senang? Bukankah hubungan antara dua wanita biasanya lebih toxic?
Bobby Shen masih diliputi banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Ketika dia akan beranjak pergi, dia melemparkan ponsel Sella Ye lalu berkata kepadanya, "Besok-besok kalau sampai aku dapati kamu menambahkan 'Piggy' di dalam keterangan kontakku, awas kamu!"
Setelah berkata demikian, Bobby Shen melangkah pergi sambil membawa obat kontrasepsi Sella Ye untuk membuangnya.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove and Trouble
Mimi XuCinta Yang Terlarang
MinnieLove In Sunset
ElinaSi Menantu Buta
DeddyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove Is A War Zone
Qing QingAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang