Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka

Dia sangat akrab dengan suara ini, ini adalah suara Caroline Ji yang dirinya sudah beberapa hari ini tidak bertemu.

Walaupun Sella Ye beberapa hari ini tidak bertemu dengan Caroline Ji, tapi dia tahu, setelah Caroline Ji dilepaskan dari kantor polisi, keberadaannya tidak bisa ditemukan.

Kali ini, Sella Ye menggunakan remang-remang cahaya lampu jalanan melihat Caroline Ji berjalan kearahnya. Tidak tahu apakah karena perngaruh lampu jalanan yang redup, Sella Ye merasa, ada yang tidak beres dengan wajah Caroline Ji, walaupun wajahnya ditutupi dengan bedak yang lumayan tebal, tapi tebalnya bedak itu tidak sanggup menutupi bekas luka di wajahnya. Wajahnya di bawah cahaya remang terlihat bengkak dan jelek.

Setelah Caroline Ji berdiri lebih dekat dengannya, Sella Ye terperanjat. Wajah Caroline Ji tidak hanya bengkak, tapi hancur sebagian!

Sebuah bekas luka yang sangat besar menggores dalam di bagian kiri wajahnya, benar-benar mengejutkan.

Tidak peduli seberapa bencinya Sella Ye terhadap Caroline Ji, kali ini melihat kondisinya yang demikian parah, Sella Ye dengan penuh simpati bertanya kepadanya: "Apa yang terjadi pada wajahmu? "

Caroline Ji meraba wajahnya sendiri, kemudian sambil menggigit bibir berkata, "Tidak apa-apa, hanya saja kemarin aku tanpa berpikir panjang berniat untuk bunuh diri, ternyata tidak berhasil, dan malah menggoreskan luka seperti ini di wajahku. "

Sella Ye menyeritkan dahi, "Kamu tidak ada hujan tidak ada angin kenapa ingin bunuh diri? "

"Aku sudah tidak punya pekerjaan! "Caroline Ji berkata dengan penuh kasihan, "Aku tidak seberuntung kamu, bosku memecatku, aku sudah sampai ke jalan buntu, aku sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, maka aku ingin bunuh diri. "

Sella Ye menghela nafas, "Siapa sangka hari ini bisa begini? "

"Sella, aku tahu aku telah berbuat salah kepadamu, "Caroline Ji berkata dengan mata berkaca-kaca, membuat orang terenyuh, "Apa kamu sanggup memaafkan aku? "

Sella Ye tanpa sadar merasa Caroline Ji sedang memanfaatkan dirinya lagi, punya pengalaman pernah ditipunya, dia dalam hati sekarang menyimpan dendam, dia melihat di sekelilingnya tidak ada orang lain, dia merasa was-was, saat dirinya baru akan beranjak pergi, Caroline Ji tiba-tiba melemparkan tangannya, dan berkata dengan nada memohon, "Sella, aku di sini hanya punya kamu satu orang teman saja, apa kamu tidak ingin tinggal di sini sejenak menemaniku? "

"Tapi kamau berharap aku bagaimana menemanimu? "Sella Ye masih berniat untuk melangkah maju, tapi tangnnya masih dipeluk Caroline Ji erat-erat, menahan rontaannya, "Hari sudah malam, maafkan aku, aku harus segera pergi. "Sella Ye semakin merasa tidak tenang, di seklilingnya tidak ada seorang satpam pun. Dia tiba-tiba merasa di gang sepi ini ditambah dengan nada bicara Caroline Ji, semisal dia berjalan ke depan, walaupun itu masih di dalam gang kecil, asalkan dia bisa melihat seorang satpam, itu bagus. Tapi sekarang, dia dicegat Caroline Ji di sini, dan tangannya digenggam erat-erat oelhnya.

Sella Ye dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri, tapi tidak peduli seberapa kuat dia meronta, dia tidak juga bisa melepaskan diri, setelah merasa ada yang tidak beres, Sella Ye meneriakinya: "LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU TIDAK? "

Wajah Caroline Ji yang tadinya tenang, mendadak berubah menjadi garang, akhirnya dia tersenyum jahat, "Sella Ye, kalau aku tidak mau melepasmu, lantas bagaimana? Kamu tahu, aku sudah berapa lama menunggu saat ini? Kalau bukan karenamu, apa aku bisa menjadi sejelek ini? Semua yang aku alami, karena ulahmu! Sella Ye, kamu memang bajingan, hari ini aku akan membunuhmu! Dan mengirimu ke neraka! "

Caroline Ji berkata demikian sambil menghunus belati yang dia keluarkan dari tasnya.

Sella Ye meronta, "Apa yang mau kamu lakukan? TOLONG! TOLOOOONG! "

"Tidak ada seorang pun di sini! Kamu berteriak sampai tenggorokanmu putus pun tidak akan ada gunanya! Mati kau! "Caroline Ji berkata demikian sambil menusukan belati itu ke arah Sella Ye.

Sella Ye tekejut lalu berteriak makin keras, tepat di saat ini, sepasang tangan hangat melindunginya dan mendorong belati itu!

Sella Ye melihat ke sebelahnya, dia mendapati ada seorang lelaki patuh baya, menggunakan kedua tangnnya mendorong belati itu, dan di saat ini, tangan lelaki itu dipenuhi dengan darah segar.

Di saat ini pula, terdengar langkah beberapa petugas keamanan tergopoh-gopoh datang, kemudian berteriak, "HEI YANG DI DEPAN ITU SIAPA? SEGERA BERHENTI——!!! "

Caroline Ji telah gagal melaksanakan misinya, dia kemudian melempar belati itu, dan segera melarikan diri ke mobil van yang bersiap di pinggir jalan itu.

Setelah Caroline Ji kabur, Sella Ye mencatat plat nomor mobil van itu, dan yang pertama kali dia lakukan adalah memanggil ambulans ke tempat dia, setelah itu melaporkan ke polisi nomor plat mobil van itu.

Setelah melakukan semua itu, Sella Ye mendapati lelaki paruh baya yang menolongnya itu masih terus berdarah. Sedangkan asistennya masih dalam keadaan syok, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Namun lelaki paruh baya itu malah bertanya pada Sella Ye apakah dirinya baik-baik saja, sambil menanyakan kenapa dirinya bisa bertemu dengan wanita seperti itu.

Sella Ye menatap tangan yang bercucuran darah itu, dirinya syok sampai rohnya hilang dari tubuhnya, bagaimana dia masih bisa menjawab pertanyaan itu, dia dengan tergesa berkata, "Pak, apa anda baik-baik saja? Terima kasih anda telah menolong saya, terima kasih, terima kasih. "

Sella Ye tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih padanya, sampai lelaki paruh baya itu tidak mendengarkannya lagi, dia hanya menggeleng, tersenyum kemudian berkata: "Kamu tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya kebetulan lewat. "

"Kalau begitu aku masih harus berterima kasih denganmu, kalau bapak tidak menolongku, aku sekarang mungkin sudah...... "Sella Ye berkata sambil bercucuran air mata.

Calvin Jiang melihatnya menangis, dalam benaknya tiba-tiba muncul bayangan seorang gadis, dia berkata dengan dirinya sendiri, mirip, benar-benar terlalu mitip. Terlalu terlalu mirip.

Dia tenggelam dalam pikirannya, dia bahkan tidak mendengar pertanyaan Sella Ye dengan jelas, dia hanya terbengong masuk ke dalam memorinya.

Sella Ye mengira om-om ini terlalu banyak kehilangan darah sehingga dia menjadi bodoh, maka dia tidak mengucapkan apa-apa lagi, ketiganya bersama-sama menunggu ambulans datang dalam diam.

Ambulans datang dengan segera, walaupun luka di tangan Calvin Jiang mengucurkan darah, tapi masih baik-baik saja, hanya luka luar, tidak tertusuk sampai dalam.

Setelah mendapatkan perawatan dan sterilisasi dari dokter, Calvin Jiang berkata dirinya sudah merasa baikan.

Asistennya bertanya apakah dia perlu melaporkan itu semua kepada nyonya besar, Calvin Jiang menggeleng dan berkata tidak perlu.

Sesampainya di rumah sakit, Sella Ye akhirnya punya waktu untuk menghubungi Bobby Shen, dan menceritakan apa yang terjadi, lalu mengabarkan kondisinya sekarang.

Mendengar Sella Ye sekarang sedang berada di rumah sakit, Bobby Shen langsung meluncur ke situ. Begitu dia melihat Sella Ye, dia langsung memeriksa dengan teliti, setelah dia yakin Sella Ye tidak apa-apa, dia baru menanyakan detailnya pada Sella Ye.

Mendengar cerita Sella Ye, Bobby Shen merasa aneh, "Apa yang terjadi dengan para pengawal yang aku tugaskan untuk menjagamu? Kemana mereka semua? "Sambil menyapu rambutnya, rasa curiga Bobby Shen makin besar, dia merasa semua ini, ada yang merencanakan, kalau tidak bagaimana bisa serba kebetulan?

Yang pertama adalah para pengawal yang dia tugaskan untuk melindungi Sella Ye semuanya hilang, kemudian dia menerima pesan dari nomor ponsel Calvin Jiang yang mengajaknya bertemu, ini semua kalau bukan direncanakan oleh seorang yang benar-benar niat, tidak akan terjadi!

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu