Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
Bobby Shen yang berada beribu-ribu mil dari situ, membaca pesan itu, termenung sejenak, kemudian meledak dalam tawa, mengejutkan rekan kerjanya yang sedang menggelar rapat dengannya.
Bobby Shen dengan segera berhenti tertawa, batuk ringan, kemudian mengesampingkan ponselnya, dalam hati berpikir, wanita ini benar-benar terlalu senang berkhayal yang tidak-tidak. Lubang di otaknya belakangan ini sepertinya bertambah besar, pasti karena dia terlalu lama tidak menyetubuhinya, membuatnya jadi semakin lamban.
Sepulangnya dari rapat, Bobby Shen baru membalas pesan Sella Ye: 【Daya tarikmu sungguh besar, lelaki dan perempuan semua tertarik padamu.】
Saat Sella Ye menerima pesan itu, dirinya sudah tertidur, dengan sedikit mengantuk, dia sembarang membalas: 【Itu sudah pasti, bukankah kamu sendiri juga sampai cinta mati padaku.】
Membaca balasan dari Sella Ye, Bobby Shen naik pitam. Dia berkata Sella Ye harus membuka bajunya lalu video call dengannya. Sella Ye berkata dirinya sudah tidur, namun Bobby Shen malah berkata, sudah tidur itu lebih baik, dia berkata apa saja harus melihatnya membuka bajunya baru lega.
Sella Ye dengan setengah sadar melepas atasannya, kemudian mengarahkan kamera ponselnya ke bagian atas tubuhnya.
Walaupun masih setengah sadar, namun Sella dapat mendengar nafas Bobby Shen bertambah cepat.
Setelah membiarkan Bobby Shen mengamati tubuhnya yang tidak berpakaian itu, Sella Ye segera menggunakan bajunya untuk menutupinya. Siapa sangka, Bobby Shen tiba-tiba meminta lebih, dia menginginkan Sella Ye untuk menyibak rok tidurnya lalu menunjukannya pada Bobby Shen.
Sella Ye tidak menyetujuinya, dia menolaknya, "Bagaimana jika nanti terlihat oleh orang lain?'
Bobby Shen meyakinkannya, "Aku sekarang berada di dalam kamar hotel, tidak ada orang yang bisa melihatnya kecuali aku. Cepat sedikit, apa kamu tidak tahu, belakangan ini aku sudah tidak bertemu denganmu, aku sudah hampir mati. Kalau kamu tidak menunjukannya padaku, aku akan benar-benar mati. Sella. Cepat sedikit. Menurutlah."
Sella Ye benar-benar tidak tahan dengan pemohonan Bobby Shen ini, dalam hati dia perlahan melunak.
Akhirnya dia menuruti permintaannya, dia menyibak roknya terbuka, lalu mengarahkan kamera ponselnya ke situ dan menunjukannya kepada Bobby Shen.
Namun itu semua masih belum cukup untuk mengobati kecanduan Bobby Shen, dia masih menyuruh Sella Ye untuk membuka kakinya lebih lebar, lalu lebih lebar lagi, dan menyuruhnya untuk menyalakan lampu, agar dirinya bisa melihat dengan jelas. Awalnya Sella Ye marah, namun pada akhirnya dia luluh, kemudian saat dia mendengar lenguhan puas dari Bobby Shen, tanpa disadari dirinya juga merasakan kepuasan tersendiri.
Kemudian, wajah Sella Ye memerah lalu bertanya kepadanya: "Bukankah kamu ini sering berbuat demikian dengan wanita-wanita lain?"
Bobby Shen bernafas seksi, matanya berkedip-kedip memandang Sella Ye, "Menurutmu? Aku rasa pengalamanmu lebih banyak daripada pengalamanku!"
Sella Ye sangat marah mendengarnya, dia merasa dirinya sudah berkorban sekian banyak, tapi masih juga tidak memperoleh yang dia mau, dia dengan sengit berkata: "Tidak mau berbicara lagi denganmu."
Bobby Shen menanggapi: "Lelah juga ternyata, nyanyikan lagu untuku, tunggu aku tertidur baru kamu boleh tidur."
Masih ingin orang lain untuk memanjakannya sampai dia tertidur? Sella Ye merasa Bobby Shen hari ini sungguh manja sekali!
"Tidak mau!"
"Kamu mau bernyanyi atau tidak? Kalau tidak mau bernyanyi aku akan memperkosamu."
"Kamu saja sejauh itu dariku, kamu tidak akan bisa memperkosaku."
"Kalau begitu tunggu aku pulang, aku akan memperkosamu, percaya? Jadi kamu mau bernyanyi atau tidak?"
"Tidak mau."
"Tidak mau bernyanyi akan berakibat buruk untukmu, Harus mengulang semua yang kamu lakukan tadi sekali lagi untuku." Kemudian dia meneruskan, "Sella Ye, apa kamu tidak berniat untuk menggunakan pemutih? Aku dulu tidak peduli, tapi kamu sekarang tidak seputih dulu!"
"Diam! Jangan bicara lagi!"
"Aku berkata jujur!"
"Tetap tidak boleh bicara lagi! Kamu tidak boleh mengataiku lagi!"
"Baiklah baiklah, tidak boleh mengatai bawahmu lagi!"
Sella Ye: ......
Sella Ye secara gamblang sudah akan dibuat Bobby Shen gila! Matanya memerah, apa yang lebih menyakitkan daripada dikatai oleh satu-satunya lelaki miliknya kalau kulitnya sudah tidak lembut dan halus lagi?
Untung saja akhirnya Bobby Shen membujuknya: "Baiklah baiklah, walaupun kamu sudah tidak sehalus dulu......tapi kulitmu masih kenyal, aku senang kamu yang seperti ini, kehalusan kulit orang lain tidak berarti, tidak ada yang lebih baik daripadamu, tidak ada yang lebih merangsang bagiku, pokoknya kamu adalah yang terbaik sedunia......"
Kali ini Sella Ye puas, dalam hati dia tertawa seperti orang bodoh, "Kalau begitu kamu katakan kepadaku, aku bagusnya di mana."
"Semuanya bagus." Bobby Shen berkata dengan sungguh-sungguh, setelah itu dia menguap!
"Kamu berbohong! Kamu bahkan menguap setelah berkata demikian!"
"Tidak bohong, yang semua aku katakan itu benar, kamu adalah yang terbaik, baik dalam segala hal, apa lagi bagian bawahmu, yang di dalam rokmu itu yang terbaik, yang paling bisa membuatku puas, apa begini cukup? Ayo tidur."
Akhirnya, Bobby Shen berhasil membujuk Sella Ye untuk tidur. Setelah mendapatkan anggukan puas dari Sella Ye, dirinya baru bisa tertidur dengan tenang, lalu mematikan telepon.
Setelah meletakan ponselnya di sebelah tempat tidurnya, Bobby Shen berbaring dengan wajahnya menengadah ke langit-langit kamar, dia memandang plafon, tiba-tiba dirinya merasa geli, kenapa pada akhirnya dia yang justru membujuk-rayu Sella Ye? Jelas-jelas di awal dia yang menang, jelas-jelas awalnya dia berhasil mendapat perlakuan manja darinya, namun tiba-tiba posisinya berbalik.
Bobby Shen menundukan sorot matanya, memainkan bibirnya, senyum-senyum sendiri.
......
Keesokan harinya, Sella Ye merapikan diri, saat dia sedang menunggu lift untuk pergi bekerja, dia bertemu lagi dengan Caroline Ji.
Caroline Ji tersenyum dan menyapanya, "Sella, kebetulan sekali, tunggu aku sebentar!"
Kali ini, lift sudah datang, sebelah kaki Sella Ye sudah berada di dalam lift, sedangkan Caroline Ji masih berjarak beberapa meter darinya. Dia mengenakan sepatu berhak tinggi, berlari-lari kecil menuju ke lift.
Sella Ye awalnya tidak berniat untuk menunggunya, apalagi mengingat perkataan Hartini Shi semalam. Dia semakin tidak ingin menunggu Caroline Ji. Dia takut Caroline Ji diam-diam menyukainya, kalau benar begitu, bagaimana cara untuk menolaknya? Masalah seperti ini lebih merepotkan daripada ketika seorang lelaki mengejarnya, ini adalah pengalaman pertama baginya, dia sama sekali tidak memiliki bayangan!
Sella Ye walaupun tidak ingin menunggu Caroline Ji, namun akhirnya mereka berdua naik lift yang sama. Caroline Ji. Kali ini Caroline Ji mengubah strategi, dia berkata dia ingin naik bus bersama dengan Sella Ye.
Saat keduanya sudah berada di dalam bus, Sella Ye acuh tak acuh mengingatkan Caroline Ji: "Sebenarnya kamu akan lebih nyaman kalau kamu pergi ke kantor menggunakan subway, sebenarnya kamu tidak perlu menemaniku naik bus."
Tapi Caroline Ji malah tertawa kemudian berkata: "Tidak apa-apa, aku ingin menemanimu, toh masih sepagi ini, aku juga masih tidak ada kerjaan di kantor. Sendirian naik subway membosankan, toh kita pergi ke arah yang sama, lebih baik aku menemanimu naik bus. Dengan begitu aku akan punya teman berbincang sepanjang perjalanan. Aku suka mengobrol denganmu."
Perkataan Caroline Ji yang panjang lebar ini, membuat bulu kuduk Sella Ye berdiri, dia berkeringat dingin. Dia dapat dengan jelas merasakan, sebulir keringat dingin mengalir dari tengkuknya. Apa lagi saat Caroline Ji tak henti-hentinya menatapnya sambil berbicara. Keringat di punggungnya semakin deras, membasahi bagian belakang baju yang dikenakannya, sangat tidak nyaman.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove Is A War Zone
Qing QingMenantu Hebat
Alwi GoDon't say goodbye
Dessy PutriMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Superhero
JessiSee You Next Time
Cherry BlossomThe Great Guy
Vivi HuangAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang