Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
Sella Ye mengerutkan kening. Meskipun dia tahu bahwa dia tidak punya hak untuk bermain dengan perasaan orang lain, dia memutuskan untuk mengingatkan Hartini Shi: "Lebih baik menunggu sampai menikah dulu baru memberikan apa yang dia minta. Semua pria sama, mereka akan menyia-nyiakan apa yang mereka dapatkan! "
"Ah?" Hartini Shi mengerutkan kening. "Sella, pasti kamu pernah dilukai oleh seorang pria, kan?"
Sella Ye : "......"
"Kalau tidak, mengapa kamu begitu membenci pria?" "Aku pikir jika pria dan wanita bahagia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan lebih awal." kata Hartini Shi
Sella hanya bisa mengatakan, "Baiklah, anggap saja aku tidak berbicara barusan."
"Hm!" Hartini Shi tersenyum. "Jangan khawatir, aku tahu kamu hanya mengkhawatirkanku. Aku akan melindungi diriku sendiri." Kemudian dia mulai bergosip tentang Bobby Shen, "Apakah kamu tahu? Dengar-dengar, ketika kamu meminta cuti sakit mingu lalu, nona Jiang pergi ke direktur kantor Shen, dan kemudian mereka tinggal di kantor selama beberapa jam, selama itu terdengar erangan wanita, yang mengerikan! Selama berjam-jam! Kemudian, nona Jiang dan direktur Shen meninggalkan perusahaan melalui pintu belakang! Katakan padaku, nona Jiang telah mengerang di kantor selama tiga jam, kira-kira berapa kali direktur Shen menghabisinya? Wow, hahaha, aku langsung merasa bahwa aku telah membuat banyak gambar dan plot. Ini luar biasa. Bukankah nona Jiang terlalu sensitif? disentuh sedikit oleh sutradara Shen, dia mendesah hingga suaranya terdengar di seluruh degung. Tetapi mungkin juga itu terjadi karena kemampuan direktur Shen begitu kuat! "
Selama mendengarkan, dia hanya bisa menggantung kepalanya dan menutup mulutnya.
Jika Hartini Shi tahu bahwa "Nona Jiang yang sensitif" yang dia katakan sebenarnya adalah dia, bagaimana dia harus menanggung rasa malu itu?
Sella Ye tidak bisa membayangkan lebih jauh, wajahnya merah dan ia tidak berani membuka mulut.
Baru setelah mereka kembali ke tempat duduk mereka, dia kembali tenang.
Setelah beberapa hari menumpuk pekerjaan, Sella Ye kini sibuk sepanjang pagi untuk menyelesaikannya. Ketika ketua gendut Tuna melihatnya datang untuk bekerja, ia bertanya kepada Sella Ye tentang cuti sakitnya.
Sella Ye merasa sedikit bersalah. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang serius, hanya penyakit ringan.
Tuna gendut tersenyum senang dan kemudian menunjukkan banyak gambar desain untuknya. Dia berkata sambil tersenyum, "Kamu harus melakukan pekerjaanmu dengan hati-hati. Ketika pekerjaan selesai, tolong bantu aku memeriksa apakah ada kesalahan dalam gambar-gambar ini. Mereka akan diserahkan kepada direktur Shen dalam beberapa hari. Maaf sudah merepotkanmu."
Pemimpin gemuk yang kejam ini!
Sella Ye menghela nafas dan melihat kertas tebal yang diberikan Tuna untuknya. Dia pikir aku pasti berpura-pura sakit!
Berpikir bahwa tesis kelulusannya sendiri belum selesai, Sella Ye awalnya ingin menyelesaikannya malam ini. Tetapi karena tugas yang dipercayakan oleh Tuna gendut, tesis harus ditunda tanpa batas waktu. Sella Ye seperti bola kempes, letih dan lesu.
Disaat sibuk merevisi desain-desain, ponselnya tiba-tiba berdering, dan ia melirik layar ponsel secara spontan. Nama pengirim pesan "Tuan babi"!
Dia sangat terkejut dan langsung meraih ponselnya, membuka informasi WeChat, dan melihat pesan yang dikirim oleh Bobby Shen: [ Apakah kamu dirasuki oleh setan kecanduang seks pagi ini? ]
Sella Ye merasa bahwa pesan itu tidak masuk akal dan menjawab Bobby Shen dengan singkat. [ Apa? ]
Bobby Shen dengan cepat menjawab, [ Bukankah orang yang menatapku di aula tadi adalah setan kecanduan seks? Aku hampir mengira kamu ingin melakukannya di tempat. Sella, kamu, aku tidak menyangkah kamu begitu haus. Apakah kamu tidak cukup puas tadi malam? ]
Sella Ye melihat informasi itu dan mencoba mengingat wajahnya ketika dia bertemu Bobby Shen di aula. Apakah dia benar-benar memiliki wajah bergairah pada saat itu? Bukankah itu Hartini? Bobby Shen, apakah dia salah paham tentang sesuatu?
Sella Ye sedikit tertekan, dan ia tidak bisa mengembalikan fokusnya ke desain-desain yang sedang ia revisi.
Belum sempat membalas, ia menerima pesan lain dari Bobby Shen: [ do-you-want-me-to-fuck-you? ]
Sella Ye menerjemahkan kalimat bahasa Inggris di kepalanya, dan tiba-tiba wajahnya memerah. Hartini Shi tiba-tiba muncul di belakangnya dan berbisik di telinganya, "Sella, kamu bicara dengan siapa? dalam bahasa Inggris? Coba kulihat!"
Sella Ye begitu takut sehingga dia cepat-cepat meletakkan layar ponsel di atas meja dan berkata dengan gugup, "Tidak, aku tidak berbicara dengan siapa pun. Apakah kamu tidak akan makan siang?"
Hartini Shi mengerutkan kening. "Tidakkah kamu mau pergi makan siang bersamaku?"
Sella Ye hanya mampu berkata, "Pergi saja dengan Tuna gendut, aku punya banyak pekerjaan. Aku akan makan nanti."
Hartini Shi sadar akan penolakan Sella Ye, jadi dia menyerah. Ia tersenyum untuk menghibur dirinya sendiri lalu dengan gembira pergi makan siang dengan Tuna gendut.
Melihat Hardini Shi dan Tuna gendut meninggalkan kantor perlahan, Sella Ye mengeluarkan ponselnya dan mulai mengedit pesan untuk membalas Bobby Shen. Dia langsung mengabaikan kalimat bahasa Inggrisnya yang berwajah merah dan menjawab: [ Sekarang waktunya bekerja, aku harus bekerja. ]
Pesan Bobby Shen datang dengan cepat: [ Apakah kamu tidak tahu bahasa Inggris atau apa? Seingatku seluruh pekerja disini sudah melewati ujian TOEFL. Asisten Ye, tolong terjemahkan kalimat barusan untukku. ]
Akhirnya, Sella Ye sadar bahwa Bobby Shen sengaja datang untuk masalah dan mengambil harga dirinya. [ Aku tidak bisa ]
Bobby Shen tersenyum dan berkata, [ Masuk, aku akan mengajarimu.]
Sella Ye tahu bahwa dia tidak memiliki niat baik dan langsung menolak: [ Aku sibuk. Aku harus bekerja sekarang.]
Lama setelah pesan dikirim, Bobby Shen menjawab: [ Datang ke kantorku.]
Ketika Sella Ye memikirkan kunjungan terakhirnya ke kantornya dan disiksa olehnya selama satu sore, dia memilih untunk tidak mengambil resiko : [ Tidak, aku akan makan siang. ]
Bobby Shen menjawab: [ Apakah kamu takut aku tidak bisa memberi makan kamu cukup? Masuklah. Aku akan memberi kamu 30 detik.]
Setelah menatap layar ponselnya selama 30 detik, Pada akhirnya masih juga belum ada yang memasuki kantor Bobby Shen.
Bobby Shen tidak bisa menunggu lebih lama. Dia sedang terburu-buru, ia langsung menelepon. Sella Ye menjawab. Dia hanya mendengarkan suaranya yang dalam dan memberi perintah. "Masuk, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."
Sella Ye masih berjuang, mempertahankan suaranya rendah dan berkata, "Tidak, aku tidak mau. aku datang bulan hari ini ..."
Bobby Shen tiba-tiba terkekeh di sana. "Kamu benar-benar berpikir aku merindukanmu sepanjang waktu? Apakah kamu peri? Atau supermodel?" Selesai mengatakan untuk meninggalkan beberapa kata: "Pada istirahat siang tidak ada siapa-siapa, masuk sekarang, aku hanya memberimu 30 detik." Lalu ia menutup telepon.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaDiamond Lover
LenaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMarriage Journey
Hyon SongTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang