Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga

Selesai makan siang, Hartini Shi masih merasa tidak tenang, dia mengingatkan Sella Ye lagi: "Sella, aku selalu merasa Caroline Ji aneh. Kamu pikir saja, dia beberapa hari yang lalu baru saja bersikap seperti itu kepada kita, kemarin malam dia membuat ayam goreng untukmu, Aku selalu merasa orang pada umumnya tidak mungkin melakukan hal sekontras itu dalam tempo yang singkat. Dia pastinya punya niat terselubung, baru bisa tiba-tiba bersikap baik terhadapmu...... Singkatnya, walaupun aku tidak begitu pandai dalam menilai orang, namun lebih baik sedia payung sebelum hujan. Aku rasa kamu harus berhati-hati dengannya."

Sella Ye sebenarnya juga sudah memikirkan masalah ini, maka kemarin malam dia baru tanpa ragu menolak ajakannya. Dia kemudian tersenyum menanggapi Hartini Shi, "Jangan khawatir, aku akan berhati-hati, kemarin malam ajakannya untuk jalan-jalan bersama, aku tolak."

Hartini Shi kali ini baru merasa tenang, "Baguslah kalau begitu, kamu bisa berpikiran seperti itu bagus. Yang aku paling khawatirkan adalah kamu tidak bisa menjaga diri, dan akhirnya disakiti orang lain pun kamu tidak tahu."

Sella Ye tersenyum lalu berkata, "Jangan khawatir, aku akan sangat berhati-hati. Malam ini aku berencana pergi ke rumah sakit untuk menengok ibuku, juga untuk menghindari orang ini. Sekarang setiap kali aku berjumpa denganya, bulu kuduku merinding."

Hartini Shi tertawa terbahak-bahak: "Ternyata kamu juga punya perasaan itu, aku kira hanya aku saja yang seperti itu! Maka tidak mengagetkan kalau kita berdua ini adalah sahabat terbaik bagi satu sama lain, karena kita bahkan membenci orang yang sama!"

Sella Ye menggodanya: "Hartini Shi, tolong maafkan aku, sebagai sahabat baikmu aku sudah mempermalukanmu di depan rekan-rekan kerja!"

Hartini Shi menjulurkan lidahnya, "Baiklah, baiklah, aku mengakui kesalahanku, lain kali aku tidak akan lagi membicarakan urusanmu dengan Bobby Shen di depan umum!" Kemudian dia tertawa sambil melangkah ke depan, lalu dengan sengaja menambahkan, "Aku paling banyak baru pernah mempermalukanmu sekali!"

Sella Ye mengawasi banyangannya yang pergi seperti seekor ikan melayang masuk ke dalam kantornya, dia tidak bisa menahan tawanya.

Saat jam pulang kantor, Hartini Shi buru-buru pergi, karena dia ada kencan dengan Rio Lu. Sella Ye sendirian berada di kantor, dengan malas-malasan menyelesaikan pekerjaan di tangannya. Sebenarnya dia tidak perlu kerja lembur. Hanya saja di apartemen tidak ada orang yang menunggunya, dan ada kemungkinan bertemu dengan Caroline Ji, manusia merepotkan itu, maka dia berencana untuk pulang sedikit larut. Setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia makan mie di kedai dekat kantor, kemudian berjalan kaki menuju ke rumah sakit di mana ibunya dirawat, sebagai latihan ringan setelah makan.

Sesampainya di rumah sakit, perawat yang bertugas merawat ibunya melaporkan keadaan ibunya baik-baik saja, dia juga berkata belakangan ini ada banyak orang yang datang menjenguk ibunya. Maka Sella Ye bertanya kepadanya siapa saja yang sudah datang menjenguk ibunya.

Perawat itu menunjuk sekeranjang penuh buah yang berada di atas meja. Dia tersenyum, lalu berkata kepada Sella Ye: "Ayahmu dan ibu tirimu, dan juga saudara tirimu, mereka datang bertiga. Mereka berpesan agar memberitahumu tentang kedatangan mereka. Mereka juga meminta nomor teleponmu, tapi aku berpikir kamu mungkin tidak ingin mereka mengetahuinya, maka aku tidak memberikannya pada mereka."

Sella Ye tersenyum, dia merasa senang dengan yang sudah dilakukan perawat itu, "Terima kasih, tante perawat tidak menjualku!"

Namun perawat itu merasa tidak enak, kemudian berkata: "Kenapa kamu berterimakasih kepadaku? Aku yang harus berterimakasih kepadamu, kalau bukan karena pertolongan darimu, aku tidak akan tahu di mana aku harus mencari pekerjaan sesantai dan seenak ini. Aku juga berterimakasih kepada Tuan Shen, dia mencarikan pekerjaan baru untuk suamiku, dan juga mencarikan tempat les untuk anaku. Sekarang dia akhirnya bisa masuk ke universitas ternama. Tuan Shen juga berkata dia akan menanggung biaya sekolahnya selama 4 tahun. Kalau saja kamu tidak mempekerjakan aku untuk merawat ibumu, aku pastinya sudah...."

Ini juga pertama kalinya Sella Ye mendengarnya, ternyata Bobby Shen diam-diam sudah melakukan banyak hal untuk ibunya.

"Kamu tidak perlu berterimakasih kepadaku, "Sella Ye berkata, "Semua ini adalah berkat Tuan Shen, aku sebenarnya tidak membantumu apa-apa."

"Kalau begitu aku harus berterima kasih kepadamu karena kamu sudah mengakui kemampuanku, kalau tidak aku tidak akan mengenal Tuan Shen, dengan tidak mengenalnya, lalu bagaimana mungkin keadaan keluargaku bisa secepat itu berubah?" Perawat itu berkata, tapi sambil menghela nafas sedih, "Sayang sekali aku telah mengecewakan kalian, ibumu sudah kurawat selama ini, namun belum juga tersadar."

Sella Ye menenangkannya dengan berkata: "Bibi, kamu jangan berkata demikian, ini tidak ada hubungannya denganmu, penyakit ibuku, dirawat oleh orang lain pun juga akan tetap sama. Dia mengalami strok, sangat susah untuk bisa sembuh, selain mendapat perawatan dari luar negeri. Tapi perawatan seperti itu memiliki resiko yang tinggi, aku tidak ingin membahayakan ibuku, maka lebih baik demikian, paling tidak dengan demikian dia bisa hidup baik-baik."

Pandangan Sella Ye melayang, dia menatap seikat bunga segar yang berada di tepian tempat tidur ibunya, dia bertanya kepada bibi perawat: "Apakah ayahku dan ibu tiriku yang membawakan bunga itu?"

Mendengarnya, bibi perawat baru tersadar dari kesedihannya, dengan segera melambaikan tangan lalu menjawab: "Bukan, bunga ini adalah pemberian dari seorang lelaki yang asing, dia berkata saat dia berjalan dan melihat ibumu, dia merasa ibumu terlihat akrab, sangat mirip dengan seseorang dari masa lalunya, maka dia masuk lalu melihat-lihat."

"Iyakah?" Sella Ye merasa curiga, "Dia sembarangan masuk dan membawakan bunga?"

"Dia berkata awalnya dia ingin memberikan bunga itu pada orang lain, yang juga dirawat di sini, tapi dia merasa dirinya ada jodoh dengan ibumu, maka dia meninggalkan bunga itu di sini."

Sella Ye mendengar penjelasan dari bibi perawat, merasa semakin aneh. Di dunia kenapa bisa ada orang membosankan seperti itu, karena merasa dirinya berjodoh, lalu memberikan bunga itu untuknya. Dan lagi orang yang diberinya bunga adalah seorang yang tua dan lumpuh, terbaring di atas tempat tidur rumah sakit.

Cerita ini kenapa semakin didengar semakin terasa aneh?

Sella Ye bergidik, dia merasa belakangan ini semakin banyak orang aneh. Tidak usah membahas sikap ayah dan ibu tirinya dulu, lelaki yang tiba-tiba datang lalu memberi ibunya bunga ini saja sudah cukup aneh.

"Kalau begitu apakah dia meniggalkan namanya?" Sella Ye bertanya dengan curiga, dia ingin menggali informasi lebih banyak lagi.

Tapi bibi perawat berkata, "Tuan itu duduk sebentar, lalu tanpa mengatakan apa-apa, dia pergi. Dia juga tidak mengatakan namanya.

Sella Ye menatap bunga di sebelah tempat tidur ibunya itu sekali lagi. Itu adalah seikat bunga lily, yang merupakan bunga yang paling disukai ibunya. Lelaki ini bagaimana bisa kebetulan mengetahui bunga kesukaan ibunya?

Ini benar-benar merupakan sebuah kebetulan yang susah dipercaya......

Tapi dia tidak meninggalkan informasi apa-apa, Sella Ye sendiri juga tidak tahu bagaimana mencaritahu tentangnya.

Dia hanya bisa menatap bibi perawat itu dan berkata, "Lain kali, kalau dia datang lagi, tanyakan namanya."

Bibi perawat itu tersenyum lalu berkata: "Baiklah Nona Ye." Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Tapi aku rasa tuan itu hanya sembarang datang untuk melihat-lihat saja, seharusnya dia tidak ada niatan apa-apa. Tempat seperti rumah sakit, tidak akan membuatnya berani berbuat sesuatu untuk menyakiti pasien, Nona Ye jangan khawatir."

Sella Ye tertawa, sebenarnya dia tidak membesar-besarkan masalah, hanya merasa seikat bunga lily ini, diberikan terlalu kebetulan, 11 batang pula, bukankah itu cara seorang lelaki yang secara khusus ingin mengutarakan perasaannya kepada seorang wanita?

Namun mendengar perkataan bibi perawat, dia juga merasa dirinya terlalu banyak memikirkan yang tidak-tidak, belakangan ini tidak tahu kenapa, dia selalu merasa tegang, terhadap siapa saja merasa was-was.

Sebelum beranjak pergi, Sella Ye berpesan kepada bibi perawat, "Kalau ayah dan ibu tiriku datang lagi, bilanglah langsung kepada mereka, aku tidak akan pulang ke rumah lagi, dan agar mereka tidak meributi aku lagi."

Terhadap keluarga Ye, Sella Ye sudah tidak peduli lagi.

Empat tahun lalu, saat dirinya diusir keluar oleh ayahnya. dirinya masih terkadang ingin pulang, namun setelah dipukuli dan disiksa oleh mereka, Sella Ye sekarang sudah memutuskan hubungan dengan keluarga Ye.

Dia tidak akan pulang lagi ke keluarga Ye, jangankan nanti, sampai kapan pun dia tidak akan pulang ke rumah itu lagi.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu