Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
Yang paling penting, Hartini Shi dan Rio Lu datang tepat waktu bersama dengan polisi, dan Sella Ye terselamatkan.
Kali ini, Hartini Shi yang menangis sejadi-jadinya, dia sambil menangis sambil berkata penuh tanggung jawab: "Semua ini karena aku tidak cukup baik, kalau saja aku datang lebih awal!"
Sella Ye hanya bisa menghiburnya: "Tidak apa-apa, kedatanganmu juga belum terlambat."
Rio Lu saat ini baru menyadari, Sella Ye walaupun bajunya sudah berantakan, namun pakaian dalamnya masih belum disobek, yang berarti bahwa dia masih belum dilecehkan.
Dia kemudian dengan segera menarik Hartini Shi, lalu berkata kepadanya: "Kamu jangan menggoyang-goyang Sella Ye, kamu hampir saja membuatnya pusing. Kamu lihat, pakaian dalam dia masih baik-baik saja, tidak seperti sehabis diperkosa orang."
Sella Ye menghela nafas lega, menatap Hartini Shi dan Rio Lu: "Untung saja kalian segera datang, terima kasih."
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit, Hartini Shi terus menerus menceritakan kejadian malam ini: "Sella,apa kamu tahu? Saat gelangku berbunyi, aku sudah tertidur, untung saja Rio Lu tersadar. Dia yang pertama kali mendengarkan notifikasi gelang, kemudian baru membangunkanku, untung ada Rio Lu!"
Sella Ye tertawa pahit lalu berkata: "Aku juga menebak kamu pasti sudah tidur, baru saja aku mengira kamu tidak akan datang, siapa sangka menjelang detik-detik terakhir, kalian datang!"
"Aku memperhatikan gelangku terus berbunyi, aku tahu kamu pasti sedang dalam masalah. Kemudian aku mencaritahu lokasimu. Untung ada Rio Lu, dia lebih berpengalaman. Dia langsung menghubungi polisi yang dulu menolongku. Polisi itu mempercayai Rio Lu, dengan segera membawa mobil polisi, lalu bersama kita langsung menuju ke lokasi. Untung kita datang tepat waktu!"
Dengan dikawal beberapa polisi, Sella Ye diantar menuju ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Selain luka bakar di lengannya, tidak ada luka lain di tubuh Sella Ye. Dokter spesialis kulit memberi Sella Ye perawatan kulit darurat. Hanya saja, walaupun sudah mendapatkan perawatan beberapa waktu, namun dikarenakan luka bakar yang terlalu dalam, dokter berkata, luka itu akan meninggalkan bekas, kecuali menjalani operasi kecantikan menggunakan laser.
Begitu mendengarnya, Hartini Shi menggigit bibir, "Yogi Zhou itu sudah gila? Menyulutmu dengan rokok?"
Mengingat kelakuan gila Yogi Zhou, Sella Ye menambahkan: "Dia mana bisa dikatakan gila, sesederhana itu? Orang itu cabul." Mengingat itu semua, Sella Ye kembali gemetar.
Hartini Shi maju untuk memeluk erat Sella Ye: "Jangan takut, polisi sudah menangkapnya, nanti aku akan menjagamu dengan baik!"
Rio Lu yang berdiri di sebelah dalam diam, mengangkat alis, kemudian berjalan ke arah Hartini Shi, "Jangan sembarangan menyentuh Sella Ye, kalau sampai kamu menyentuh luka bakarnya secara tidak sengaja, akan kacau. Biarkan dokter mengobatinya dulu."
Kali ini Hartini Shi baru melepaskan tangannya dari Sella Ye.
Doker itu mengobati lukanya sambil berkata, "Siapa yang tega melakukan ini? Siapa yang menggunakan rokok untuk menyulutmu sampai seperti ini? Untungnya yang disulut bukan wajahmu, kalau tidak nona akan dirugikan lebih besar. Lukamu di tangan, masih bisa diatasi."
Sella Ye mendengar penjelasan dari dokter, menenangkan dirinya, dinginnya angin malam menusuk ke dalam tulang. Sella Ye menatap Hartini Shi dan Rio Lu, lalu dia menatap dokter yang malam-malam masih membantunya merawat lukanya, seketika dia merasa dalam hidup tidak semuanya kelabu, masih ada banyak orang yang baik.
Setelah selesai membeiran perawatan, sambil memeriksa, karena sudah larut malam, banyak tes yang tidak bisa dilakukan, keesokan hari baru bisa dilakukan.
Seusai dari rumah sakit, Sella Ye dipanggil untuk memberikan pernyataan ke kantor polisi. Hartini Shi dan Rio Lu menemaninya.
Ada dua orang polisi yang merekam pernyataan Sella Ye. Sella Ye menceritakan kronologi kejadian malam itu dari awal sampai akhir, termasuk Caroline Ji yang membohonginya untuk menjemputnya di bar, dan juga bagaimana dia menipu dirinya untuk minum minuman yang telah diberi obat, kemudian juga menceritakan bagaimana diirinya disekap oleh Yogi Zhou dan dibawa ke suatu tempat di luar kota, dan dilecehkan di sana......
Sella Ye menceritakan seluruhnya kepada tim penyidik, satu-satunya yang belum dia singgung adalah Airin Jiang.
Polisi juga tidak bertanya macam-macam lagi, dia hanya menyuruh Sella Ye untuk pulang dulu beristirahat. Mengenai semua yang telah dia ceritakan, akan mereka selidiki lebih lanjut. Mendapatkan perkembangan apa pun, mereka akan memberi tahu Sella Ye, mereka harap Sella Ye akan terus menjaga komunikasi dengan mereka. Dalam periode singkat ini jagan keluar terlalu larut malam sendirian, kalau harus keluar malam, sebaiknya mencari seseorang untuk menemani. Mengenai Caroline Ji, mereka keesokan harinya akan memanggilnya ke kantor polisi untuk ditanyai lebih lanjut.
Setelah memberikan laporannya, Rio Lu dan Hartini Shi juga dimintai keterangan singkat oleh pihak kepolisian.
Kemudian, mereka bertiga meninggalkan kantor polisi dan mengantar Sella Ye pulang.
Hartini Shi tidak tenang Sella Ye pulang seorang diri, Rio Lu juga tidak tenang setelah kedua wanita ini mengalami kejadian buruk. Maka mereka bertiga berencana untuk bermalam di tempat Sella Ye bersama.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi, saat Sella Ye keluar dari kamar mandi, Hartini Shi membantunya mengeringkan rambut dengan handuk sambil berkata: "Kejadian seperti ini, apa kamu mau memberitahu Bobby Shen?"
Sella Ye menundukan kepala, terbenam dalam pikirannya sendiri, kemudian menggelengkan kepala, "Tidak akan kuberitahu dulu, tunggu dia selesai mengurus pekerjaannya di luar negeri. Aku akan menceritakannya sepulangnya dari sana."
Hartini Shi merasa ini bukan ide yang buruk, pekerjaan Direktur Shen sangatlah penting, kalau dia mendengar kabar Sella Ye mengalami kejadian seperti ini, dia pasti akan dengan segera pulang.
"Benar juga, aku merawatmu di sini itu cukup, jangan membuat Direktur Shen khawatir!" Hartini Shi menepuk dada sambil berkata demikian.
Rambut Sella Ye sudah setengah kering ketika Rio Lu di luar memanggil mereka untuk makan bubur.
Setelah kejadian semalam, Sella Ye pagi itu merasa sangat lapar, mencium aroma bubur, membuatnya merasa tenang dan senang.
Ketiganya duduk di meja makan sambil makan bubur sambil berbincang.
Ragu beberapa saat, Rio Lu akhirnya bertanya pada Sella Ye: "Kamu tidak memberikan gelangmu kepada polisi?"
Sella Ye terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu?"
"Aku tadi mendapati gelangmu berada di atas meja, "Rio Lu berkata, "Di dalamnya ada sebuah rekaman suara. Kenapa kamu tidak memberitahu polisi, semua ini adalah ulah Airin Jiang?"
"Ini semua adalah ulah Airin Jiang?" Hartini Shi mendengarnya terkejut sampai bangkit berdiri, telapak tangannya diletakannya di atas meja, wajahnya kaget, memandang ke arah Sella Ye, "Lagi-lagi Airin Jiang si wanita jalang itu! Kenapa? Dia mencelakaiku sekali tidak cukup, dan sekarang masih berniat untuk mencelakaimu?"
Sella Ye tahu Hartini Shi dari awal sudah membenci Airin Jiang sampai ke tulangnya, hanya saja sejak lama dia tidak dapat menemukan cara ampuh untuk mengendalikannya.
Hartini Shi gemetar saking marahnya, "Sella, kamu ternyata merekam semuanya, kenapa kamu tidak memberikan rekaman itu kepada pihak yang berwajib? Kalau kamu memberikannya kepada kepolisian, maka mereka bisa menangkap Airin Jiang, setelah itu kita akan bisa balas dendam!"
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuDemanding Husband
MarshallCinta Yang Berpaling
NajokurataGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraThick Wallet
TessaHanya Kamu Hidupku
RenataAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang