Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang

Menjelang siang, supir itu akhirnya dibolehkan berbicara lagi, tapi dia terus mengelak: "Atas dasar apa kalian menangkapku seperti ini? Apa kalian tidak takut aku laporkan ke pihak kepolisian agar menangkap kalian satu per satu? Apa kalian pikir dengan kecantikan kalian bisa melakukan sesuka hati? Dasar tidak tahu malu!"

Airin Jiang tertawa pendek, kemudian menggunakan sebuah tatapan 'kamu ini benar-benar makhluk kasihan' menatap supir itu. Kemudian, dia tidak berbincang lagi dengan supir itu, namun berbalik memerintahkan para bodyguardnya: "Bawa supir ini keluar dan beri dia pelajaran, tunjukan padanya apakah aku cukup menggunakan kecantikanku untuk berlaku sesuka hati! Beri dia pelajaran sampai dia dapat berpikir dengan jelas baru bawalah dia masuk menemuiku lagi!"

Setelah mendengar perintah Airin Jiang, para bodyguard itu langsung bergerak.

Siang itu supir setengah baya itu dengan cepat ditarik oleh para bodyguard keluar, kemudian tidak lagi kembali masuk. Sampai kira-kira setelah lewat setengah jam, mereka baru membawa masuk supir yang wajahnya bonyok dengan hidung berdarah itu. Dia dengan kesusahan merangkak ke bawah kaki Airin Jiang, sambil meminta maaf, "Nona Jiang, ampunilah aku! Semua ini salahku! Nona besar seperti anda jangan memperdulikan orang sepertiku. Ini semua salahku, mohon anda melepaskanku!"

Airin Jiang menendang orang itu dengan benci, "Jangan dekat-dekat."

Supir setengah baya itu dengan cepat ditarik oleh para bodyguard menjauh, dan dengan kejam dihempaskan ke lantai.

Airin Jiang berbicara dengannya dari atas, "Dengarkan baik-baik, hari ini kamu tidak menyalahiku, melainkan Nona Ji, kamu tidak perlu meminta maaf padaku, melainkan padanya, aku merasa jijik."

Supir itu dengan cepat menyadarinya, Airin Jiang sedari tadi ingin dirinya meminta maaf kepada wanita yang secara sengaja dibuatnya terjatuh pagi itu!

Setelah dia menyadarinya, dia dengan segera merangkak ke bawah kaki Caroline Ji, sambil menundukan kepalanya, meminta maaf,sambil menangis kesakitan: "Maaf maaf maaaf! Nona Ji, pagi ini aku telah berbuat sebuah kesalahan. Aku benar-benar berbuat sebuah kesalahan yang membuatku pantas untuk mati. Aku mohon kepadamu untuk melepaskan orang kecil sepertiku ini! Kalau anda melepaskanku, aku pasti akan mematuhi apa saja permintaanmu!"

Caroline Ji terkejut mendengar perkataan itu, dari orang yang sama, perbedaan perkataannya bagai langit dan bumu. Ini pertama kalinya Caroline Ji mengalami hal seperti itu. Ternyata kekayaan dan kekuasaan sangatlah berguna. Paling tidak saat dirinya punya kekuasaan, dia selamanya tidak akan diganggu orang lain, semisal suatu waktu diganggu pun, dirinya juga akan memiliki sesuatu untuk mendapatkannya kembali, seperti wanita di hadapannya ini, Airin Jiang!

Kali ini Caroline Ji memikirkan sesuatu, dari awal dia seharusnya membalas seperti itu barulah dia bisa merasa lega. Seketika yang ingin dia lakukan adalah, dia ingin tahu bagaimana caranya untuk menjadi seperti Airin Jiang . Semisal dirinya punya kepercayaan diri seperti Airin Jiang, maka dia sudah mencapai impiannya!

...... mungkin, alasan utama Airin Jiang ingin memanggil supir itu untuk datang ke situ, dan mempertunjukan segala macamnya ini, adalah semata-mata untuk menunjukan kepada dirinya apa yang bisa dilakukannya.

Caroline Ji menghela nafas panjang, satu kakinya yang digenggam erat-erat oleh supir itu ditendangkan dengan kuat, lalu dengan kejam berkata: "Enyahlah, jauh-jauh dariku!"

Supir separuh baya itu mengira dirinya tidak mendapatkan maaf, dengan gugup sambil berlinangan air mata, dia tidak henti-hentinya meminta maaf, tidak henti-hentinya berkata, "Maafkan aku, maafkan aku Nona, apa kamu bersedia memaafkanku? Kalau kamu tidak bersedia memaafkanku, orang-orang ini tidak akan melepaskanku! Aku mohon dengan sangat. Di rumah aku masih memliki anak kecil dan seorang istri, semua bergantung padaku. Kalau kamu sekarang tidak memaafkanku, menyakitiku bukanlah masalah yang besar, namun menyakiti anakku dan istriku bukanlah hal yang baik, aku mohon dengan sangat, maafkanlah aku!"

Caroline Ji mendengarnya ingin muntah, lelaki tidak tahu malu itu sekarang membawa-bawa istri dan anaknya, dasar lelaki tidak tahu malu.

Tapi Caroline Ji sekarang tidak ingin membesar-besarkan masalah supir setengah baya itu lagi. Setelah bertukar pandang dengan Airin Jiang, Airin Jiang paham dia tidak ingin melanjutkan permasalahan dengan supir itu, maka dia melambaikan tangannya untuk menyuruh para bodyguardnya melepaskan orang yang malang itu.

Dengan demikian, permasalahan selesai. Setelah semua orang di situ beranjak pergi, Caroline Ji berjalan ke arah Airin jiang, kemudian dengan serius berkata: " Terima kasih, Nona Jiang." Caroline Ji sebenarnya menyadari tujuan dari Airin Jiang berbuat demikian adalah untuk memberinya peringatan, hanya ingin menunjukan betapa bahayanya dia. Namun hal seperti itu perlu juga disampaikan.

Setelah menerima rasa terima kasih dari Caroline Ji, Airin Jiang tanpa basa-basi lagi berkata: "Sebenarnya aku melakukan ini semua bukan agar kamu berterima kasih padaku, aku hanya ingin kamu mengerti sebuah kebenaran. Kalau ada orang lain yang menyalahimu, maka kamu harus membalas dengan kejam, bukan malah meringkuk diam. Kalau kamu hal seperti ini saja tidak mampu melakukan, aku bisa membantumu melaksanakannya, yang penting kamu mempercayaiku, dan berpihak kepadaku, maka aku akan membuat hari-harimu cerah."

Hati Caroline Ji bergetar mendengarnya, dia kemudian dengan suara parau bertanya, "Apa anda serius?"

"Kenapa aku berbohong kepadamu?" Airin Jiang tersenyum, kemudian berkata lagi, "Aku tahu kamu adalah seseorang yang rajin dalam pekerjaannya, dan aku juga tahu kamu sedang mengalami masalah finansial, apa itu betul?"

Pertanyaan ini membuat Caroline Ji sedikit lengah, jantungnya berdegup tambah kencang, dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan seperti itu. Kalau dia berkata dirinya kekurangan uang, sebenarnya dia setiap harinya masih bisa makan, dia juga punya atap menaunginya, banyak orang yang kondisi hidupnya lebih parah daripadanya. Tapi kalau dia berkata dirinya tidak kekurangan uang, banyak juga orang yang lebih kaya daripadanya.

Airin Jiang seakan dapat menerawang menembus jiwanya, dia tertawa kemudian berkata: "Aku tahu kamu sedang menjual bahan lumpur, kebetulan, aku perlu membelinya."

Caroline Ji loncat berdiri dari kursinya, mukanya berseri-seri.

Airin Jiang meneruskan perkataannya: "Kalau kamu mau menolongku, aku bisa membeli banyak darimu, dan membuatmu untung banyak, dan lagi, cukup dengan menyetujui untuk membantuku, dari hari ini, kamu adalah orangku, lain kali saat ada orang yang berani macam-macam denganmu, aku akan membantumu, seperti barusan."

Jadi Airin Jiang ingin membeli dirinya?

Caroline Ji dalam hati berkata dengan dirinya sendiri, dan mulai memikirkan keuntungan dan kerugian dari tawaran tersebut. Kenapa Airin Jiang ingin membeli dirinya? Apa informasi darinya itu seberharga itu?

"Jangan meremehkan diri sendiri, "Airin Jiang seperti bisa menebak yang sedang dia pikirkan, kemudian dengan cepat melanjutkan, "Kamu ini lebih hebat dari yang kamu bayangkan."

Sebenarnya, Airin Jiang memang sedang mencari seorang yang bisa membantunya seperti sesosok Caroline Ji ini, miskin, butuh uang, berparas cantik, bisa menggoda para lelaki, seseorang seperti ini, tidak peduli lelaki mana pun tidak akan tahan dengan godaannya. Pastinya selain Bobby Shen. Airin Jiang merasa membeli seorang seperti Caroline Ji ini bukanlah hal yang susah, hanya perlu memberinya uang yang cukup, dan uang bagi Airin Jiang, bukanlah hal yang dikhawatirkan. Dia hanya perlu menghabiskan sedikit uang untuk mengatur bidak-bidak catur di sekitar kehidupan Sella Ye, dengan demikian dia sudah bahagia.

"Kalau begitu, Nona Jiang, apa yang kamu ingin aku lakukan?" Caroline Ji bertanya dengan senang hati.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu