Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 25 Kekasihnya!?
Airin Jiang menggendong tasnya di pundaknya, dia tersenyum canggung lalu mengangguk.
Perawat itu tidak tahu harus bagaimana lagi, dia memperingatkan Bobby Shen sekali lagi, "Tuan, bolehkah anda menunggu di luar dulu? Saya, saya akan segera mengoleskan obat kepada nona ini."
Bobby Shen akhirnya mendengarkan perkataan perawat itu, dia menanggapinya dengan berkata, "Tak apa, aku akan melihatmu memberinya obat."
Perawat itu tertawa canggung, dan berkata, "Tuan, saya akan melepaskan pakaian nona ini, keberadaan anda di sini membuat saya tidak nyaman."
Bobby Shen bengong sejenak, lalu berkata, "Tak apa, kamu boleh melepas bajunya."
Perawat itu menatap Airin Jiang, lalu menatap Bobby Shen lagi, dia bingung. Bukankah Nona Airin Jiang sedang menjalin asmara dengan Tuan Muda Bobby Shen? Itu adalah rahasia umum. Bahkan ada kabar, kalau Tuan Muda Bobby Shen yang akan menikahi Nona Airin Jiang. Tapi sekarang calon suami Nona Airin Jiang malah bersikukuh berdiri di situ, yang mana ada seorang wanita hendak ditanggalkan bajunya untuk diolesi obat. Ini, ini pantaskah? Apa yang terjadi di antara mereka? Apakah hubungan Nona Airin Jiang dengan Tuan Muda Bobby Shen masih akan berlanjut?
Perawat itu semakin memikirkannya semakin bingung.......
Airin Jiang melihat apa yang sedang terjadi, dengan lembut berkata kepada Bobby Shen, "Bob, kita sebaiknya keluar dulu, nanti setelah suster selesai mengolesi obat ke Sella Ye, kita baru masuk lagi menunggunya."
Bobby Shen mengangkat alisnya, pandangannya seakan tidak rela meninggalkan Sella Ye yang masih terbaring di atas tempat tidur, "Aku di sini saja menemani Sella Ye, Rin, kamu sebaiknya pergi dulu saja, malam ini aku sungguh tidak merasa enak padamu, sudah merepotkanmu mengantar kita ke rumah sakit, besok-besok aku akan mentraktirmu makan."
Airin Jiang sedikit tidak senang dengan perkataan Bobby Shen itu, dia kemudian membujuknya lagi, "Tapi kamu disini juga tidak bisa membantu apa-apa kan."
Bobby Shen tidak mendengarkan nada cemburu dari perkataan Airin Jiang itu, dia berkata dengan datar, "Tidak apa-apa, aku akan melihat bagaimana perawat itu mengoleskan obat, mempelajarinya, supaya besok aku bisa mengoleskan obatnya sendiri. Rin, kamu pergilah dulu."
Perkataan Bobby Shen yang terakhir itu sangat dingin, sedingin es yang langsung menancap ke hati Airin Jiang.
Raut wajah Airin Jiang seketika berubah menjadi muram.
Perawat itu gemetaran dibuatnya, dia merasa seakan dirinya terpental keluar dari ruang dan waktu, dia sudah tanpa sengaja mengetahui rahasia memalukan Nona Airin Jiang, seketika dia merasa tidak aman. Tidak mungkin kan Nona Airin Jiang membencinya karena ini?
Airin Jiang melangkah maju, sembari menatap Sella Ye yang terbaring di ranjang dengan sengit, tanpa berpamitan, dia membanting pintu dan beranjak pergi. Meninggalkan perawat itu dalam syok.
Nona perawat menatap wajah Bobby Shen lagi, matanya berbinar, tapi sinar matanya itu cuma ditujukan kepada sesosok wanita yang terbaring di hadapannya itu. Sepertinya wanita ini punya hubungan spesial dengan calon suami Nona Jiang....
Ketika nona perawat mulai menanggalkan baju Sella Ye, Bobby Shen tanpa ragu maju dan membantunya menanggalkan baju Sella Ye, bahkan perawat itu pun merasa tidak nyaman, mukanya memerah lalu berkata, "Tuan Shen, saya bisa melakukannya sendiri."
Bobby Shen tetap membantunya melepaskan baju Sella Ye, sampai akhirnya dia merasa sorotan mata nona perawat itu, dia baru berkata sambil menjelaskan, "Oh, kamu jangan salah sangka, dia pacarku."
Nona perawat memandangnya dengan bingung dan terkejut, "Hah? Pacar!?" Lalu bagaimana dengan Nona Airin Jiang?
Perawat itu tidak berani mengucapkan kalimat terakhirnya itu.
Bobby Shen sebenarnya tidak pernah menjelaskan demikian detail mengenai statusnya dengan Sella Ye. Hanya ketika dia ada sesuatu yang sangat mendesak, seperti suatu ketika dia mengenalkan Sella Ye sebagai calon istrinya kepada pembantunya di rumah karena dia tidak menghormati Sella Ye. Para pembantunya tentu setelah mengetahui status Sella Ye, tidak lagi berani berlaku tidak sopan dengannya.
Kali ini perawat itu menatap Bobby Shen dengan kaget. Sedangkan Bobby Shen, merasa tidak ada yang aneh, meneruskan apa yang dilakukannya, dia meletakan tangannya ke atas bahu Sella Ye lalu bertanya dengan serius kepada perawat itu, "Apa ini juga perlu dilepaskan?"
Wajah perawat itu memerah mendengar pertanyaan Bobby Shen, dia benar-benar tidak menyangka ksatria setampan Bobby Shen bisa menunjuk ke pakaian dalam seorang wanita, lalu bertanya apakah dia perlu membukanya. Perawat itu merasa ada yang tidak beres dengan semua itu.
Nona perawat tidak berani menatap wajah tampan Bobby Shen lagi, dia kembali memperhatikan tubuh Sella Ye, mendapati di situ tidak terluka, dia menggelengkan kepala dengan ringan, lalu berkata, "Tidak perlu, di situ tidak ada luka."
Kemudian, perawat itu dengan penuh perhatian mulai mengolesi kulit Sella Ye dengan obat, paha, lengan, punggung, perut, hampir tidak ada bagian tubuhnya yang bebas dari luka lebam, seakan tiap senti tubuhnya adalah korban amukan tongkat rotan. Walaupun luka-lukanya tidak begitu jelas, tapi masih bisa terlihat dengan mata telanjang.
Kali ini, perhatian nona perawat itu sudah bukan lagi ke seorang lelaki jantan canggung yang berdiri di sampingnya, melainkan perhatiannya terarah seluruhnya ke luka-luka pasien di hadapannya, dengan penuh simpati dia berkata, "Siapa yang sekejam ini? Setiap senti dari tubuhnya babak belur seperti ini. Untung saja dia masih muda, kulitnya juga bagus, dengan perawatan yang benar, luka-luka ini akan hilang tanpa bekas, cuma mungkin di waktu dekat ini sepertinya tidak bisa mengenakan rok mini." Setelah berkata demikian, perawat itu sampai ke bagian bawah paha Sella Ye, "Luka di sini sedikit lebih parah, mungkin akan susah sekali hilang. Wanita mana yang tidak menyukai kecantikan, Nona ini nanti ketika terbangun dan mendapati luka-lukanya, pasti sangat sedih...."
Bobby Shen menyimak dengan seksama, dia lalu bertanya, "Apa yang harus dia makan agar mempercepat proses pemulihannya?"
Perawat itu menjawab, "Tunggu setelah lukanya menutup, banyak-banyak makan makanan yang mengandung banyak protein kolagen, misalnya kaki babi, sarang walet dan lain-lain."
Bobby Shen berusaha mengingat semuanya itu.
Setelah perawat itu selesai mengoleskan obat pada Sella Ye lalu membalutnya dengan perban, dan hendak pergi, dia bertanya kepada Bobby Shen, "Tuan, apakah malam ini anda akan bermalam di sini?"
Bobby Shen mengangguk, "Betul."
"Apakah anda ingin menambah kasur?" Perawat itu bertanya.
Bobby Shen menggeleng, "Tidak perlu. Pergilah."
Nona perawat itu beranjak keluar dari ruang rawat inap, dia terkejut mendapati Airin Jiang masih berdiri menunggu di luar.
Airin Jiang yang bermuka muram itu bertanya pada perawat, "Sudah beres?"
"Sudah, non." Perawat itu menjawab dengan ketakutan.
"Bagaimana dengan dia?" Airin Jiang mengangkat alis.
Perawat itu langsung paham dengan "dia" di dalam pertanyaan Airin Jiang, pastinya "dia" yang dimaksud adalah Bobby Shen, dia menjawab dengan tergesa, "Dia masih berada di ruang rawat inap, Tuan Shen berkata malam ini dia akan menjaga Nona Sella Ye."
Raut wajah Airin Jiang bertambah kelam, dia bergumam sembari bertanya dengan tidak jelas, "Apakah dia tadi melihatmu mengoleskan obat?"
Nona perawat itu tidak berani berbohong, dia menjawab dengan terbata, "Iya, Tuan Shen berkata Nona Sella Ye adalah kekasihnya."
"Kekasih?" Kerutan di wajah Airin Jiang bertambah tegas, dia menggerutu. "Kekasih....cih"
Airin Jiang membalikan badan dengan cepat, lalu berjalan sambil menundukkan kepalanya sambil terus menggumamkan sesuatu, meninggalkan perawat itu dalam bingung, menyaksikan bayangan Airin Jiang yang dilingkupi api amarah, menghilang dari pandangannya.
Nona perawat itu berpikir, pastinya Nona Jiang sangat marah, kalau tidak dia tidak akan berjalan dengan langkah yang memancarkan kemarahan seperti itu!
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyThat Night
Star AngelThe Revival of the King
ShintaUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaSi Menantu Buta
DeddyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang