Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 232 Ini Adalah Balasannya
Agatha Song tidak tahu dirinya harus merasa senang atau khawatir, saingan dalam percintaan terbesarnya adalah Nadia, sekarang ini Nadia telah kalah sebelum berperang, dengan sebelah kakinya sudah masuk ke dalam peti mati, sedangkan Agatha Song sekarang ini masih hidup dengan tenang di muka bumi ini.
Calvin Jiang melihat raut wajahnya yang tidak begitu enak, tersenyum kemudian berkata: "Tenang saja, aku menyelamatkan Sella Ye bukan karena dia. "
Agatha Song menurunkan matanya, "Aku tahu, Calvin, kamu tidak perlu menjelaskan padaku sebanyak itu...... "
Calvin Jiang berkata: "Sebenarnya alasan aku menyelamatkan Sella Ye adalah karena anak perempuan kita......anak kita benar-benar telah mencelakai orang lain, "dia menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Lupakan, masalah yang sudah berlalu biarlah berlalu, asalkan dia mengerti kesalahannya, dia selamanya adalah anak perempuan kita, gadis kecil kita. "
"Calvin, terima kasih. "Agatha Song berkata dengan tulus, menjulurkan tangannya lalu memeluk Calvin Jiang. "Aku pasti akan mengajar Airin baik-baik, dan tidak lagi melakukan hal bodoh seperti ini lagi. "
Calvin Jiang masih terlihat sedih dan muram, berkata dengan pasrah, "Aku harap demikian. "
.......
Kepergian Bobby Shen hari ini, adalah ke sebuah tempat tersembunyi di luar batas kota.
Mobilnya baru berhenti, beberapa lelaki berpakaian setelan jas hitam menghampirinya, dan membukakan pintu untuknya. Selanjutnya, Yoana Chen juga berjalan keluar, wajahnya serius, melapor: "Direktur Shen, kami sudah membawa orang itu kemari, sekarang dia di bawah pengawasan kami. "
Bobby Shen melirik, kemudian berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan.
Yoana Chen menyuruh beberapa lelaki itu untuk membawa orang itu keluar, Bobby Shen lantas menyapukan pandangannya padanya. Dia kemudian bertatap muka dengan Caroline Ji yang terikat, di dorong masuk.
Teringat kejadian semalam, dia hampir menghilangkan nyawa Sella Ye, sorot mata Bobby Shen saat melihatnya dipenuhi dengan kebencian.
Melihat Bobby Shen, Caroline Ji jatuh tersungkut, memohon, "Tuan Shen, Tuan Shen, aku mohon selamatkanlah aku, selamatkanlah aku. Kenapa aku bisa sampai di sini? Tolong lepaskanlah aku...... "
Bobby Shen merasa tidak nyaman dengan rengekannya, dia mengangkat tangan, menyuruhnya diam, kemudian berkata, "Kamu sebaiknya jangan membuka mulut lagi, orangku yang menangkapmu, kamu beraninya mau membunuh orangku, dan sekarang kamu rasa aku akan semudah itu mengampuni dan melepasmu? "
Mata Caroline Ji berkedip, "Jadi kamu? Tuan Shen, tidak ada dendam di antara kamu dan aku, kenapa kamu menangkapku? Aku tidak membunuh Sella Ye, semua ini adalah perbuatan Airin Jiang, aku benar-benar tidak berniat untuk membunuh Sella Ye, tolong percayai saya! "
"Kamu berkata semua ini dalangnya adalah Airin Jiang, apa kamu punya bukti? "
"Bukti? "Caroline Ji kemudian tenggelam dalam pikirnya.
Yoana Chen mengingatkan Caroline Ji, "Apa kamu memiliki sesuatu untuk membuktikannya, atau mungkin kaki tangannya yang kamu kenal? "
Caroline Ji berpikir keras, kemudian berkata: "Ada 3 orang kaki tangannya, 3 orang lelaki. Saat Airin Jiang menyuruhku untuk membunuh orang, ketiga orang itu yang mengantarku pergi ke lokasi, dan mereka juga yang ingin membunuhku, untung saja aku menyadarinya, dan berhasil kabur. "
Yoana Chen bertanya lagi: "Kalau menunjukan padamu foto ketiga orang itu, apa kamu bisa mengenalinya? "
Caroline Ji mengangguk.
Yoana Chen kemudian mengeluarkan beberapa foto yang telah dipersiapkannya, dan menyodorkannya ke Caroline Ji yang dengan cepat menunjuk 3 orang bersaudara.
Yoana Chen menunjukan foto ketiga bersaudara itu pada Bobby Shen dan menjelaskan, "Ketiga orang ini sekiranya adalah pembunuh bayaran yang baru saja direkrut oleh Airin Jiang, aku beberapa hari yang lalu melihat mereka pergi untuk mencari Airin Jiang lagi, tidak tahu siapa target Airin Jiang selanjutnya. "
Bobby Shen menghisap rokoknya, dia mengamati foto ketiga lelaki itu, kemudian berkata, "Cari cara untuk mencari keluarga ketiga orang itu. "
"Kalau begitu apa perlu menangkap ketiga lelaki itu? "
"Kita sebaiknya jangan membangunkan ularnya terlebih dahulu, Airin Jiang bukan seorang yang bodoh, kalau dia mendapat firasat buruk, segala sesuatunya akan lebih rumit untuk diselesaikan. "
Yoana Chen mengangguk, "Baiklah, Direktur Shen, aku akan menyuruh seseorang untuk mengurusnya. "
Caroline Ji yang sedang tenggelam dalam pikirnya, tiba-tiba membuka mulutnya lagi: "Tuan Shen, tolong, tolonglah aku, lepaskalah aku! Aku sudah memberitahumu apa yang aku tahu, kenapa kamu masih juga tidak melepaskanku? Tolong tolong! "
Bobby Shen sekarang muak melihat Caroline Ji, juga muak mendengarnya, dia bangkit berdiri dan memerintahkan Yoana Chen, "Kamu berbicaralah baik-baik dengannya. "
Yoana Chen mengangguk, setelah melihat Bobby Shen beranjak pergi, Caroline Ji mengira kesatria berkuda putihnya dengan demikian menghilang sudah, saat dia masih berteriak minta ampun, sebuah tamparan mendarat di wajahnya.
Caroline Ji terkena tamparan seperti itu, merasa marah, ketika dia baru akan membuka mulutnya untuk memaki, Yoana Chen menamparnya lagi.
"PLAK PLAK PLAK! "
Ditampar beberapa kali, Caroline Ji baru tersadar, dia kemudian seperti anjing memohon pada Yoana Chen untuk mengampuni dirinya, "Nona Chen, jangan pukul lagi, jangan pukul aku lagi, aku tahu aku sudah menyalahimu, maaf, maafkan aku. "
Yoana Chen melihat dia akhirnya mengakui kesalahannya, amarahnya baru menghilang setengahnya, dia menunjuk wajah Caroline Ji, berkata dengan penuh kebencian: "Kalau kamu tidak memanfaatkan orang lain, tidak pernah terpikirkan olehku untuk memukulmu! Menjijikan! Bajingan! Anjing! "
Ini semua karena awalnya dia membantu Caroline Ji, yang pada akhirnya malah balik menyerangnya. Ini semua mengakibatkan suami Yoana Chen tersiksa di rumah sakit, untung saja Bobby Shen bersedia untuk mengulurinya tangan. Kebaikan hatinya, tidak akan Yoana Chen lupakan selamanya, tapi dendamnya terhada Caroline Ji ini, dia juga tidak akan semudah itu dia lupakan!
Yoana Chen memalingkan muka, saat dilihatnya lagi, dia terkejut melihat Caroline Ji memohon ampun lagi padanya——
"Maafkan aku, maafkan aku, Nona Chen, aku waktu itu tidak sengaja menjualmu, aku benar-benar terdesak, tanpa ada jalan lain, apa kamu tidak tahu itu? Waktu itu kalau aku tidak mengatakan apa pun, Airin Jiang sungguh akan menghajarku sampai mati. Anggap saja waktu itu kamu sedang berbuat baik, sedang menolongku, ok? Ampuni aku...... "
"Tarik kembali semua kata-kata itu, "Yoana Chen membantahnya, "Aku sekarang mendengar perkataanmu, ingin muntah, aku tidak pernah bertemu dengan wanita yang tidak punya muka sepertimu! "
Caroline Ji ingin mengatakan sesuatu, tapi tamparan Yoana Chen membuat wajahnya berpaling, kali ini dia baru mendapati luka besar di kanan wajahnya. Yoana Chen tertawa, dia akhirnya merasakan ketenangan dalam hati, "Lihat, ini adalah karma, berbuat jahat akan ada balasannya, lihat wajahmu! "
Caroline Ji dikatai sesuatu yang paling menyakitkan buatnya, mengaum marah, "Dengan dasar apa kamu mengataiku? Kamu kira kamu tidak pernah melakukan kejahatan, siapa orang-orang di sekitar Airin Jiang yang tidak pernah melakukan sesuatu yang jahat? Yoana Chen, kamu kira kejahatan yang kamu lakukan lebih sedikit dari yang aku lakukan? Kamu kira kamu sekarang tidak akan mendapatkan balasannya? Bukannya sekarang ini hanya belum tiba saatnya kamu mendapatkan balasan! "
Yoana Chen malah tertawa terbahak-bahak, "Terima kasih atas peringatanmu, aku tahu aku akan mendapatkan balasan, hanya saja yang menyadihkan, sekarang ini yang menerima balasan adalah kamu dan bukan aku. "Dia terdiam sejenak lalu melanjutkan, "Dan lagi, apa kamu tidak lihat sekarang aku sudah tidak lagi berhubungan dengan Airin Jiang? Aku sekarang ingin berbuat baik, aku sekarang ingin menebus kesalahanku, paling tidak aku akan mendapatkan penebusan, tapi kamu, hanya bisa masuk neraka! "
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaPria Misteriusku
LylyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCintaku Pada Presdir
NingsiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang