Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
Bobby Shen tertawa nakal di telinganya, menekan tombol tutup lift.
Lift tertutup, Bobby Shen memperkuat tenaga tangannya, membuatnya berada diantara dirinya dan dinding lift, menundukkan kepala dengan ganas mencium bibirnya.
Sella Ye mengambil nafas dengan susah payah, mendorong badannya yang menekan dadanya, menolak dengan berontak: "Direktur Bobby Shen, ini kantor."
Bobby Shen berkata dengan menantang: "Lift khususku ini tidak ada kamera, kamu takut apa?"
Nada Sella Ye terbata-bata: "Walaupun tidak ada kamera...... Juga tidak boleh, orang kantor berjalan kesana kemari, mereka akan salah paham pada kita."
Bobby Shen mendengar ucapannya dan mendorongnya, menyalakan rokok dan menghisapnya, memandangnya dari samping: "Kamu masih takut orang kantor salah paham? Apa aku membuatmu malu?"
"Tidak, tidak," Sella Ye berkata, "Direktur Bobby Shen punya uang punya kekuasaan, aku yang membuat anda malu."
Bobby Shen menghisap rokok beberapa kali dengan dalam, sengaja mengepulkan asap ke wajahnya, pandangannya perlahan jatuh ke atas roknya, sepasang kaki yang putih, tersenyum dingin, sengaja bertanya: "Siapa yang menyuruh kamu keluar memakai seperti ini? Hm?"
Sella Ye hanya bisa menjelaskan jujur: "Direktur Bobby Shen, ini peraturan kantor, karyawan perempuan diminta memakai pakaian resmi, Hartini Shi mereka juga memakai rok."
"Mereka ya mereka, kamu ya kamu." Nada Bobby Shen galak, "Kamu bisa memilih memakai celana, kenapa harus memakai rok?"
Hati Sella Ye pedih: Aku hanya punya dua set pakaian kerja, pergi membeli celana kerja lagi, bukannya itu pemborosan? Darimana aku punya begitu banyak uang membeli pakaian......
Bobby Shen sepertinya menebak pikiran didalam hatinya, ujung jari yang menjepit rokok menekan dagunya, memaksanya memandang matanya, "Kalau kamu tidak ada uang, aku bisa menemani kamu pergi beli."
"Bagaimana bisa." Sella Ye berkata, "Aku pergi beli sendiri saja, kalau orang lain melihat kamu menemani aku pergi membeli pakaian, mereka akan membicarakan di belakang."
"Sella Ye!" Nada Bobby Shen tegas dan kaku, "Kamu begitu takut orang lain melihat kamu bersamaku?"
Sella Ye terkejut oleh nada suara Bobby Shen, sampai suaranya sedikit gemetar, "Aku tidak."
"Kalau tidak, kenapa banyak sekali kata-kata omong kosong?" Bobby Shen terbiasa mencubit ringan pipinya, lalu bertanya, "Rio Lu itu, apa masih mencari kamu?"
Hati Sella Ye tersendat, menggelengkan kepala dengan cepat.
"Baguslah kalau tidak cari kamu lagi," Bobby Shen mengingatkan dia, "Lebih baik kamu jangan tertangkap olehku, kalau tidak kamu tebak aku akan bagaimana terhadapmu?" Tangannya perlahan menyentuh roknya dan meluncur kebawah.
Kaki Sella Ye dengan cepat langsung lemas, tangannya langsung memeluk erat pundaknya, berusaha memeluk badannya yang kekar, agar tidak terjatuh.
Dia memohon: "Direktur Bobby Shen, jangan begitu, nanti masih harus bekerja. Aku mohon jangan begini."
Semakin dia memohon, Bobby Shen makin tidak mau melepaskannya, masih berkata: "Tidak seharusnya memohon, sangat tidak berarti, jelas-jelas kamu juga mau. Berpura-pura menjadi gadis murni apa?"
Sella Ye malu sekali, tapi tidak berdaya menghadapi gerakan lelaki ini, emosi sampai tubuhnya gemetar, sampai suaranya tidak bernada, "Aku tidak......"
"Tidak apa?" Bobby Shen dengan tidak segan, "Baru disentuh ringan sudah seperti ini, orang yang tidak tahu akan mengira aku sudah lama tidak menyentuhmu!"
Sella Ye emosi sampai hatinya sesak, dia berusaha sekuat tenaga mendorongnya.
Meskipun Sella Ye marah tapi dia tidak berani berkata, walaupun Bobby Shen memalukan dia dengan perkataan apapun, dia juga hanya bisa menahannya dalam diam, ibunya tinggal di rumah sakit memerlukan banyak biaya, selain Bobby Shen, tidak ada lagi orang yang bisa membantunya.
Ini alasan utama Sella Ye selama ini menahan diri dipermalukan Bobby Shen sampai yang paling rendah sekalipun.
Bobby Shen sudah tahu kalau Sella Ye harus mengandalkan dirinya, Bobby Shen semakin menjadi-jadi, menginjak harga dirinya dengan berbagai cara, Bobby Shen dengan jelas tahu Sella Ye tidak berani tidak patuh padanya, lebih lagi tidak berdaya meninggalkan dirinya.
Karena dia butuh uang! Uang yang sangat sangat banyak! Di dunia ini selain dirinya, tidak ada satupun laki-laki yang bersedia membantunya!
Sella Ye ingin keluar, namun tangan Bobby Shen memegang pinggangnya, dengan kuat menekannya kembali.
Saat tangan Bobby Shen jatuh ke samping batas roknya, tanpa ragu Sella Ye mendorong lepas tangannya, segera merapikan diri, tidak lagi membiarkan Bobby Shen bersikap agresif padanya.
Ini pertama kalinya Bobby Shen ditolak oleh wanita, raut wajahnya tidak enak dilihat, tapi dia juga bukan orang yang kotor, melihat Sella Ye menolak berontak dengan hebat, juga tidak lagi ingin memaksanya.
Tapi tidak memaksa, dia juga tidak bisa membiarkan wanita ini menginjak kepalanya, harus memberikan sedikit pelajaran padanya.
Bobby Shen tiba-tiba melepaskan tangan diatas pinggangnya, membalikkan badannya, membiarkan dia menghadap ke dinding, punggungnya menghadap dirinya.
Sella Ye terkejut berteriak kencang: "Apa yang mau kamu lakukan?"
Bibir Bobby Shen yang sexy mengingatkannya dengan suara yang serak ditelinganya: "Kalau kamu mau semua orang di bangunan ini datang melihat keadaanmu, kamu teruslah berteriak."
Sella Ye mendengar ucapannya, tidak lagi berani bersuara keras, hatinya kacau, merasa kedua kakinya sedang gemetar.
Dia mengira Bobby Shen akan melakukan apa padanya disini, terkejut sampai hampir menangis, tapi, Bobby Shen malah tidak melakukan apapun, hanya menjulurkan tangan melepaskan sanggul dibelakang kepalanya dengan ringan, kemudian, dengan ringan mengeraikan rambutnya, tidak berhenti mengacak, mencari-cari......Tidak tahu mencari berapa lama, dia baru akhirnya menemukan sesuatu yang ada didalam helaian rambutnya---Sehelai uban.
Bobby Shen dengan sekuat tenaga mencabut sehelai uban dari belakang kepalanya, tenaganya kuat, sakit sampai Sella Ye meneteskan air mata, sambil meringis.
Bobby Shen memandangnya dengan tidak puas, "Berteriak seperti diperkosa saja, Sella Ye, kalau kamu berani berteriak di depan lelaki lain seperti ini, aku akan lebih dulu membuat kamu mati!"
"Brengsek......" Sella Ye mengusap air mata terakhir di sudut matanya, memakinya dengan suara rendah.
Bobby Shen mendengar tidak jelas, bertanya padanya: "Kamu sedang mengumpat aku?"
"Tidak!" Sella Ye menyangkal, membalikkan kepala melihat tangannya yang memegang sehelai uban yang dicabut dari rambut diatas kepalanya.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkMy Cute Wife
DessyCinta Yang Berpaling
NajokurataThick Wallet
TessaYou're My Savior
Shella NaviJalan Kembali Hidupku
Devan HardiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang