Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 33 Semua Berasal dari Hati

Bobby Shen melihatnya datang menghampiri, memasukan tangannya ke dalam sakunya, lalu tertawa, "Menerima telepon, ada sedikit masalah."

Airin Jiang mendengar penjelasannya, mengernyitkan dahi, "Masalah apa? Gawat tidak?"

Bobby Shen tidak langsung menatap matanya, dia menjawab, "Aku harus pergi ke rumah sakit."

Airin Jiang mulai curiga, "Apa Nona Sella Ye kambuh lagi?"

"Bukan." Bobby Shen menjawab, "Barusan aku menelpon perawat Sella Ye di rumah sakit, perawat berkata si bodoh itu tidak mau makan, aku akan pergi ke sana melihatnya, malam ini aku tidak bisa menemanimu, besok-besok aku akan menggantinya padamu, maaf."

Airin Jiang mendengar perkataan Bobby Shen itu merasa tidak nyaman, seakan Bobby Shen menganggap semua yang berhubungan dengannya tidak penting, sedangkan hal-hal menyangkut Sella Ye, sekecil dia tidak mau makan seperti itu saja bagi Bobby Shen sebuah masalah penting.

Berpikir sampai di sini, Airin Jiang menjadi sedih, bibir merahnya perlahan gemetar, hatinya seakan tertusuk duri, sebuah perasaan kesal, sedih, marah berkecamuk, mengalir memenuhi hatinya.

Bobby Shen melihat jam dari ponselnya, kemudian berkata, "Dia ini seperti anak kecil, maunya dimanja, hari sudah malam, aku pergi dulu, mohon maaf sekali, Airin Jiang."

Airin Jiang bisa mendengar nada memanjakan di dalam perkataan Bobby Shen itu, namun bukan untuknya, melainkan untuk orang lain. Kemudian Airin Jiang berkata sambil memaksakan sebuah senyum di bibirnya, "Tidak apa-apa, hati-hati di jalan."

Bobby Shen tersenyum lalu mengangguk, kemudian dengan segera beranjak pergi.

Airin Jiang berdiri tak bergeming di tempatnya, bahkan setelah kepergian Bobby Shen cukup lama pun, dia masih belum tersadar.

Sebuah suara lelaki terdengar sayup-sayup dari belakang teliganya, "Ada apa lagi Nona Airin Jiang? Siapa yang membuatmu tidak senang lagi?"

Airin Jiang menjawab tanpa menatapnya, suaranya terdengar sayu, "Kamu sudah melihatnya sendiri, masih bertanya padaku? Apa kamu bermaksud menyebar garam ke atas lukaku?"

Lelaki yang berdiri di belakangnya itu dengan lembut meletakan tangannya ke bahu Airin Jiang, kemudian terdengar suara tawanya, "Kak, jangan membiarkan seorang pria dari mana pun membuat hatimu bersedih, mereka tidak layak!"

"Anak kecil sepertimu itu tahu apa? Jangan kamu mencampuri urusanku!"

Airin Jiang membalikan badan menatap lelaki itu, hari ini dia mengenakan setelan jas, rambutnya disisir rapi, jenggotnya dicukur bersih, sangat berbeda dibandingkan dengan dandanan para lelaki pada umumnya, Airin Jiang menatapnya tak berkedip, kemudian berkomentar, "Charles, hari ini kamu benar-benar tampan, mengenakan setelan jas dan dasi pula, di luar sana sudah membuat berapa wanita jatuh hati padamu hm?"

Charles Jiang adalah anak yang diadopsi oleh keluarga Jiang saat dia masih berusia 8 tahun, dia 3 tahun lebih muda daripada Airin Jiang.

Waktu benar-benar punya dampak yang luar biasa bagi kebanyakan orang, misalnya Charles, waktu sudah merubahnya dari seekor kucing kecil yang kasihan menjadi seorang pria tampan penuh wibawa. Tahun ini dia masuk ke tahun ke empat di universitas. Dia belum lulus, namun sudah memiliki sebuah perusahaan game bersama dengan teman-temannya. Tahun ini bisnis perusahaannya sedang berkembang, walaupun perusahaannya bukan merupakan perusahaan yang terkemuka. Bahkan papa Airin Jiang sudah mulai mengagumi bakat anak angkatnya itu.

Senyum Charles mengembang, menunjukan sederet gigi putihnya. Semangat muda dapat terlihat dengan jelas dari sorot matanya. Dia tidak terlalu memperdulikan pujian yang dilontarkan barusan oleh Airin Jiang, "Kak, kamu hari ini juga sangat cantik, saking cantiknya sampai orang menahan napas dibuatnya. Warna hitam sangat cocok denganmu, misterius, seksi, membuat orang-orang yang melihatmu ingin melihatmu lagi."

Mulut manis Charles membuat suasana hati Airin Jiang membaik.

Siapa yang pernah mengatakan sesuatu seperti ini: Wanita mana yang tidak senang dipuji? Tidak peduli pujian itu datang dari mana asalnya.

"Mulutmu itu manis sekali!" Airin Jiang menjulurkan tangannya untuk mencubit wajah Charles.

Charles menghindarinya, lalu berkata, "Yang aku katakan itu tulus dari hati!"

"Baiklah!" Airin Jiang berkata, "Sekarang kamu boleh saja berkata seperti itu, tapi tunggu saja beberapa tahun lagi ketika kamu sudah memiliki pacar atau istri. Kamu tidak lagi bisa berkata demikian."

Charles mengangkat tangannya lalu bersumpah, "Tidak akan. Aku bersumpah, dengan siapa pun aku menikah, kakak selamanya wanita tercantik bagiku."

Airin Jiang gembira sekali dibuatnya, tiap kali dia sedang dibuat sedih oleh Bobby Shen, tidak peduli separah apa, begitu dia bertemu dan mendengarkan celoteh Charles, suasana hatinya selalu membaik.

Airin Jiang menyeka air mata dari sudut matanya, kemudian tertawa pahit sambil berkata pada Charles, "Kamu lihat, aku tertawa sampai menangis! Kamu ini benar-benar pandai berkata-kata!"

Charles terdiam, terlebih ketika dia mendapati Airin Jiang menyeka air matanya. Dia tahu hati Airin Jiang sedang bersedih, dan yang menyebabkan semua itu adalah seorang lelaki yang bernama Bobby Shen itu.

"Kak, asalkan bisa membuatmu bahagia, aku bersedia melakukan apapun." Charles memandang kakaknya dengan pandangan mantap.

Airin Jiang tertawa mendengarnya, "Aku sekarang sudah bahagia, baiklah, aku akan pergi kesana menemui tamu undangan, papa ada disana."

Sambil berkata demikian, Airin Jiang merapikan rambut dan bajunya, lalu melangkah dengan anggun menuju ke tengah-tengah kerumunan.

Charles yang berdiri di belakangnya, melihat Airin Jiang berjalan menuju ke kerumunan, juga mengangkat kakinya, lalu berjalan mengikuti Airin Jiang.

......

Sesampainya Bobby Shen di rumah sakit, dia langsung menuju ke kamar Sella Ye.

Di perjalanannya menuju ke rumah sakit, Bobby Shen berhenti sejenak di sebuah kedai bubur untuk membeli semangkuk bubur dan apel.

Setelah Bobby Shen memasuki kamar rawat Sella Ye, dia meletakkan makanannya ke atas meja, menyalakan lampu, kemudian membangunkan Sella Ye.

Sella Ye sebenarnya dari awal tidak tidur, dia hanya meringkuk, bersembunyi di dalam selimutnya. Dia bisa mendengar Bobby Shen masuk kamar, hanya saja dia tetap berdiam diri di dalam selimutnya, berpura-pura tidak mendengarnya datang.

Bobby Shen berdiri sejenak di samping tempat tidur Sella Ye. Dia tahu Sella Ye Sedang berpura-pura tidur. Dia tahu Sella Ye tidak pernah bisa tertidur dengan sesuatu menutupi wajahnya, dia merasa tidak bisa bernafas sehingga sulit tertidur.

Bobby Shen kemudian memanggil-manggil Sella Ye dengan sabar, "Sella Ye."

Sella Ye tidak menjawabnya, dia kemudian memanggilnya lagi dengan sabar, "Sella Ye, bangun."

Sella Ye belum juga memberinya tanggapan, kemudian Bobby Shen berkata lagi dengan nada yang tergesa-gesa, "Aku akan menghitung sampai 3, kalau kamu tidak bangun juga, aku akan mendudukanmu dengan paksa!"

Sella Ye yang mendengar dari dalam selimut, tetap saja tidak bergeming. Toh dia sekarang sedang sakit, Bobby Shen tidak akan tega melakukannya,, lalu dia tetap diam disana.

Bobby Shen kemudian berkata, "Jangan kamu pikir karena kamu sedang sakit, aku tidak akan tega melakukan hal seperti itu kepadamu. Aku hitung mulai sekarang 3, 2, ...."

Bobby Shen melakukan persis seperti apa yang dia katakan, setelah dia menghitung sampai 1, dan Sella Ye belum juga keluar dari selimutnya, tangannya yang besar itu meraih lalu menarik selimut Sella Ye dengan kuat. Begitu selimut itu terlontar dari tempat tidur, Bobby Shen langsung naik ke tempat tidur dan mendekap Sella Ye.

Sella Ye memelototinya, "Aku sedang tidur, kenapa kamu membangunkanku dengan paksa?"

"Kamu sedang tidur?" Bobby Shen tertawa dingin, "Kalau kamu sedang tidur, kenapa kamu bisa tahu aku berteriak-teriak membangunkanmu? Sella Ye, kamu ini kalau mau berbohong sebaiknya dipikir dan direcanakan baik-baik."

"Aku!...." Perkataan Sella Ye berhenti, dia tidak tahu mau mengatakan apa lagi.

Saat Sella Ye mendongak lagi, dia mendapati Bobby Shen sedang membuka sebuah bingkisan, dari dalam tas plastik itu, dia mengeluarkan sebuah kotak makan. Saat kotak makan dibuka, aroma bubur semerbak memenuhi ruangan, Sella Ye menghirup napas dalam-dalam, mencium aroma itu, baru menyadari dirinya sedikit lapar.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu