Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
Airin Jiang meledak marah, menutupi wajahnya sambil berteriak marah, "Beraninya kamu menamparku? Kamu benar-benar menamparku! Dari aku kecil sampai besar kamu tidak pernah sekali pun menamparku! "
Wajah Agatha Song dari awal memang sudah dibasahai air mata, dia berkata, "Karena aku tidak pernah sanggup untuk menamparmu, maka aku sekarang baru bisa menamparmu! "
"Kamu sudah keterlaluan! "Airin Jiang mengepalkan tinju dengan emosi, dia ingin memukul Agatha Song, tapi bagaimanapun juga dia adalah ibunya, maka dia mengurungkan niatnya dan beranjak pergi.
Agatha Song mendahului langkahnya, mencegatnya di mulut pintu, dengan nada kencang memohohn: "Jangan pergi! Hari ini sebelum kamu menjelaskan semuannya dengan jelas, kamu tidak boleh pergi! "
"Kamu ingin aku berkata apa lagi? "Amarah Airin Jiang meledak-ledak!
"Aku ingin kamu berkata jujur kepadaku, baru saja, kejahatan apa yang sedang kamu lakukan dengan ponsel ayahmu di kamar! "
Perkataan Agatha Song itu terngiang dalam benak Airin Jiang, membuatnya sakit kepala——Bagaimana ibu bisa tahu?
"Kamu kira ibu tidak tahu apa-apa? "Agatha Song bertanya dengan sedih, "Kalau ibu tidak mendahuluimu masuk, sampai ayahmu mendapati ponselnya bergeser dari tempatnya, kamu dan ibu akan dalam masalah besar! "
"Jadi, ibu.....membantuku mengembalikannya di tempatnya? "
"Itu tidak penting! "Agatha Song berkata, "Kamu kira ayahmu bodoh? Dia tahu lebih jelas apa yang kamu lakukan, semisal dia sekarang tidak merasa ada yang aneh, dia juga akan segera mengetahuinya! Kamu kalau nanti tidak ingin ditangkap basah oleh ayahmu, sekarang juga beritahu ibu! "
Airin Jiang bengong berdiri di tempatnya, dia ragu, apakah dia ingin mengaku kepada ibunya.
Tidak, kalau ibunya tahu dia sedang mengirim seseorang untuk membunuh Sella Ye, dia pasti akan menghentikannya, dan semua usahanya akan sia-sia, dia tidak boleh mengaku kepada ibunya!
"Aku, aku...... "Airin Jiang berkata dengan terbata, "Aku tidak berbuat apa-apa, aku hanya...... Walfa sekarang sedang berebut sebidang tanah dengan perusahaan ayah, aku ingin tahu harga yang ayah ajukan, maka aku diam-diam melihat ponsel ayah, tapi aku tidak menemukan apa-apa di sana......"
Airin Jiang berbohong di dalam kebohongannya, sambil berharap ibunya percaya dengan tipuannya ini.
"Apa ini benar? "Agatha Song menyeritkan dahi, "Hanya seperti ini saja? "
"Iya ibu. "Airin Jiang berkata dengan mantap, "Ibu, aku tidak mendapatkan apa-apa dengan berbohong padamu. Aku berjanji yang aku katakan itu semua adalah benar! Sumpah! "
Walaupun Agatha Song masih tidak begitu mempercayainya, tapi janji Airin Jiang membuat kecurigaannya luluh, dia kemudian melemparkan tangannya untuk memeluk Airin Jiang, "Airin, kamu harus paham, tidak peduli orang luar bersikap apa kepadamu, ibu selalu mencintaimu, ibu tidak akan melukaimu, untukmu, memberikan nyawaku pun ibu sanggup, ibu rela. Maka jangan pernah berbohong lagi pada ibu! "
Airin Jiang mengangguk, kemudian menghela nafas lega, setelah menenangkan ibunya, dia mendengar suara ayahnya berjalan keluar dari kamar.
Airin Jiang berdiri di sebelah tempat tidurnya dan melihat ke bawah, dia melihat mobil ayahnya sedang berjalan keluar, Airin menyeritkan dahi, memandang ke arah Agatha Song, bertanya dengan takut-takut, "Ibu, apa ayah belakangan ini setiap malam selalu keluar? "
Agatha Song mengangguk, sorot matanya penuh misteri, "Betul, dia belakangan ini setiap malam selalu keluar, sangat sibuk. "
"Ibu yakin ayah sibuk dengan urusan kantornya? " Wajah Airin Jiang dipenuhi kecemasan, baru saja setelah dia menggunakan ponsel ayahnya untuk mengirimkan pesan kepada Bobby Shen, dia sengaja memeriksa agenda ayahnya, dia dapat melihat dengan jelas, ayahnya belakangan ini setiap hari sudah tidak mengurus urusan kantor setelah lewat sore hari, setelah itu, jadwalnya kosong!
Agatha Song dapat mendengarkan kecemasan dalam nada bicara Airin Jiang, dia mengangkat alisnya, "Kamu jangan asal menuduh, bagaimanapun juga dia adalah ayahmu, ditambah lagi dengan kedudukannya, semisal dia tidak bekerja pun, kita setiap hari masih dapat nafkah darinya, dia terhadap kita sudah sangat baik, kita tidak bisa meminta terlalu banyak darinya! "
"Ibu! Di dunia ini, karena orang seperti ibulah, yang mencintai tanpa syarat yang memberikan kesempatan bagi para suami untuk memiliki banyak istri simpanan, apa ibu tahu? "
"Kamu tidak boleh mengatai ayahmu seperti itu! "Agatha Song berkata dengan serius kepadanya, dapat terlihat dengan jelas dia tidak menginginkan anak perempuannya membahas topik itu, "Ayahmu satu generasi di atasmu, dia senang melakukan apa, dia bebas melakukannya. "
"Ibu, kenapa ibu sebodoh itu? Ibu telah mengorbankan masa remaja ibu untuk lelaki ini, memberinya dukungan, sekarang, setelah sampai di usia senja, dia malah tidak berada di sisimu, dan tidak henti-hentinya berlari keluar, lelaki yang tidak jelas seperti dia, apa yang sebenarnya sedang ibu coba untuk lakukan? ...... "
Perkataan Airin Jiang semakin ketelaluan, dia mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, Agatha Song tidak tahan untuk mendengarnya lagi, dia membentaknya, "DIAAAAM!! "
"Ibu! "
Agatha Song berkata dengan putus asa, "Tidak peduli apa yang ayahmu lakukan dengan wanita sebanyak apa pun di luar, ibu akan senantiasa berada di sisinya, apa ini cukup bagimu? "
Airin Jiang mencibir, "Ibu sebenarnya di kehidupan sebelumnya berhutang berapa pada ayah sampai di kehidupan ini rela melakukan demikian! "
"Bisa bertemu dengan ayahmu saja itu adalah kebahagiaan terbesar ibu, "Agatha Song berkata sambil menatap Airin Jiang, Airin Jiang dari samping terlihat sangat mirip dengna orang itu, terutama setelah dia bertumbuh menjadi dewasa. Berpikir demikian, hati Agatha Song bergejolak lagi. Apa Calvin Jiang juga sudah mengetahuinya, maka dia belakangan ini dia tidak henti-hentinya kabur keluar, ingin menghindari kebenaran?
"Ibu, aku harap ibu benar. "Nada suara Airin Jiang mengandung ironi.
Dia tidak sanggup melihat depresi Agatha Song, lebih tidak sanggup lagi melihat ketakutan yang dialaminya, lebih tidak sanggup lagi mengetahui kalau kehidupan glamor Airin Jiang semua itu hanyalah ilusi.
Tapi semisal Airin Jiang tidak memiliki sinar itu, nanti dia harus bagaimana menjadi orang?
Berpikir demikian, Agatha Song menjadi melankolis, dari awal dia selalu menginginkan yang terbaik untuk Airin Jiang, sekarang dia baru merasa Airin Jiang, dibawah didikannya, menjadi seorang yang manja. Kalau tiba saatnya dia akan kehilangan semua ini, dia akan selesai, benar begitu bukan?
"Airin, ada sesuatu yang ingin ibu tanyakan kepadamu. "
"Tanyakanlah. "Airin Jiang berkata dengan malas.
"Kalau tiba saatnya, kamu bukan lagi nona besar keluarga Jiang, semisal ayahmu tiba-tiba gulung tikar, segalanya hilang, apa yang akan terjadi padamu? "
Airin Jiang tertawa mencemooh, "Ibu, kenapa ibu sebodoh itu? Usaha ayah sebesar ini, semisal suatu hari, ayah pergi dan bertaruh gila-gilaan, kita juga tidak akan jatuh miskin, apa ibu mengerti? "
"Maka ibu berkata kalau, misalnya, keluarga Jiang sudah tidak punya apa-apa lagi, ayahmu juga demikian, kamu akan melakukan apa untuk menghadapi kehidupan? "
"Kalau begitu aku mati saja! "Setelah berkata demikian Airin Jiang tertawa sombong, "Baiklah, aku sudah mengejutkan ibu, kalau suatu hari nanti, aku sudah tidak punya segalanya, aku akan mencari pekerjaan. "
"Tapi gajinya akan serendah itu, apa kamu bisa menerimanya? "
"Dengan gaji rendah juga harus bisa bertahan hidup, "Airin Jiang tertawa, "Ibu, ibu ini kenapa? Mengkhawatirkan macam-macam, ibu jangan lupa, aku saat berusia belasan tahun sudah menempuh pendidikan di luar negeri, ibu sebaiknya jangan menganggapku remeh, ok? Dan lagi, semisal ayah gulung tikar, bukankah masih ada adik? Merawat dan membesarkannya bukankah dengan tujuan ini? Kalau tidak kalian mengadopsi Charles Jiang untuk apa? "
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraGet Back To You
LexyHanya Kamu Hidupku
RenataCintaku Pada Presdir
NingsiIstri Pengkhianat
SubardiCutie Mom
AlexiaMy Cold Wedding
MevitaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang