Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 111 Enak Bukan Kepalang
Sella Ye harus membalikan badan dan berjalan menuju ke pintu untuk membukakan pintu.
Begitu pintu dibuka, berdirilah Caroline Ji dengan busana rumahannya dan celemek di luar.
Caroline Ji berdiri di luar pintu, menatap Sella Ye, tersenyum dan berkata, "Sella, malam ini aku memasak sendiri, aku memasak banyak macam masakan, aku juga membuat pizza aku seorang diri tidak mungkin menghabiskan semua itu. Apa kalian mau makan malam bersamaku?"
Sella Ye mendengarnya, merasa senang, hari ini dia sudah kelaparan seharian, dia baru saja pulang, dan di kamarnya dia tidak punya apa-apa untuk di makan. Ditambah lagi, dia sehabis melakukan 'olahraga' dengan Bobby Shen di atas meja. Dia baru saja selesai mandi, dia merasakan lapar sekali, ketika dia akan menyetujui tawaran itu, tangan Bobby Shen melingkar dari belakangnya, lalu dia dengan mesra memeluk pinggang Sella Ye, kemudian sambil menyandarkan dagunya di bahu Sella Ye, dia berkata dengan nada manja, "Malam ini tidak dulu. Dia hari ini sudah berjalan-jalan seharian, dia sudah sangat kelelahan, aku sendiri juga berniat beristirahat segera. Lagipula aku baru saja memasakan spageti untuknya. Kami berencana selesai makan, akan segera tidur, dengan demikian kami tidak akan mengganggu Nona Ji."
Sella Ye mendengar perkataan itu, menyeritkan dahi, di mana spageti yang dimasakannya untuk dirinya? Bahkan mie instan saja tidak?
Namun kali ini ada seseorang di depannya, Sella Ye juga tidak mungkin membuat keributan, dia hanya bisa mengikuti akting Bobby Shen, berkata, "Betul, betul. Dia sudah memasakan spageti untuku, Nona Ji, terima kasih atas perhatianmu, tapi kami sudah benar-benar tidak bisa makan lagi. Lain kali kamui akan pergi bertamu ke tempatmu."
Menanggapi perkataan Sella Ye itu, Caroline Ji hanya bisa tertawa kemudian berkata, "Tidak apa-apa. Kalau begitu sampai lain waktu. Toh aku sendiri juga sering membuat pizza. Kapan saja kalian ingin makan pizza, datanglah ke tempatku! Semakin banyak orang makan bersama bukankah semakin seru!"
Sella Ye berkata dengan sungkan, "Benar juga. Kalau saja dia tidak memasakan spageti untuku, aku sekarang tentu sudah mengganggumu...."
Bobby Shen melihat kedua wanita itu sedang mengobrol dengan seru, kehilangan gairahnya dan melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Sella Ye, kemudian berjalan masuk. Dia tidak begitu suka momen berduanya dengan Sella Ye diganggu oleh orang lain. Kedatangannya ke kamar kos Sella Ye adalah untuk mencari ketenangan. Jika masih harus berurusan lagi dengan orang lain, dia tidak tahu kenapa dia harus datang mencari Sella ye ke situ.
Dia tidak bisa dibilang membenci Caroline Ji, hanya saja Bobby Shen sedikit merasa wanita ini merepotkan. Kalau Sella Ye selalu menghabiskan waktunya untuk meladeni wanita itu, ini berarti perhatian Sella Ye terhadapnya akan berkurang drastis, dan ini bukan sesuatu yang dia mau.
Setelah Bobby Shen kembali ke kamar, Sella Ye masih juga berbincang dengan Caroline Ji di depan pintu. Bobby Shen tidak pernah mengerti mengapa selalu ada banyak hal yang bisa diperbincangkan saat seorang wanita bertemu dengan wanita yang lain. Dia pun akhirnya duduk dan memabaca dokumen-dokumen di dalam komputernya.
Saat Caroline Ji akan berpamitan, dia seakan ingin mengucapkan sesuatu lalu mengurungkan niatnya. Ternyata setekah dia mengucapkannya, Sella Ye baru tersadar, Caroline Ji sedang bertanya kepadanya apakah dia sudah menanyakan lowongan pekerjaan ke Bobby Shen.
Berbicara dari pengalamannya sendiri, Sella Ye dapat memahami dorongan hati untuk mencari pekerjaan seperti yang sedang dialami Caroline Ji itu. Dia pun mengangguk, kemudian berkata dengan suara pelan, "Nanti akan aku tanyakan. Nanti akan aku kabari melalui pesan teks." Nada bicaranya tidak mengandung sedikitpun nada tergesa-gesa.
Caroline Ji tertawa, kemudian membalikan badan dan pergi.
Sekembalinya Sella Ye ke kamar, Bobby Shen masih di depan komputernya. Melihat Sella Ye masuk, dia merengut.
Sella Ye tidak menanggapinya, dia berbalik, lalu pergi ke dapur untuk memasak mie.
Bobby Shen dari luar meneriakinya, "Tambahkan telur dan rebung asam."
Sella Ye menjawabnya sembari mengambil telur dari lemari es, "Tidak punya rebung asam."
Tidak tahu sejak kapan, Bobby Shen tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Kedua tangannya sudah melingkar di pinggang mungil Sella Ye. Dia lalu membalikan badan Sella Ye, lalu menghimpitnya ke lemari es, jemarinya perlahan menyentuh paha Sella Ye, merangsangnya, menggoda, membuatnya gemetar, kemudian berbisik dengan nakal ke telinganya, "Kalau tidak ada rebung asam, maka aku akan memakan punyamu sebagai gantinya."
Sella Ye memalingkan muka, dengan lembut mendorongnya menjauh, berkata, "Jangan begitu. Aku akan memasak mie."
"Biarkan aku yang memasak," Bobby Shen membenarkan piyama tidur Sella Ye, kemudian menjulurkan tangannya, mengambil telur ayam dari tangannya, berkata, "Kamu pergilah, tunggu aku di luar, biarkan aku yang memasak."
"Tidak usah, Direktur Shen," Sella Ye berkata dengan sungkan, "Kamu sudah sesibuk ini pastilah lelah, hal-hal semacam ini, biarkan aku yang melakukannya!"
Tapi Bobby Shen bersikeras ingin memasakan mie, dia merebut telur dari tangan Sella Ye, dan mulai sibuk di dalam dapur.
Sella Ye ingin membantunya, tapi setelah diusir tiga kali, dia akhirnya hanya bisa duduk dengan patuh di luar dapur menunggu.
Dia baru saja keluar dari dapur, ketika dia mendengar ponsel Bobby Shen yang diletakannya di atas meja berdering. Sella Ye berjalan tanpa sadar ke arahnya, dilihatnya di layar ponsel itu. Sebuah pesan dari Airin Jiang, berbunyi: 【Seberapa cepat kamu bisa pergi ke Shanghai? Keadaan di sini sangatlah kacau.】
Sella Ye kali ini baru tahu, ternyata Bobby Shen sekarang sedang mengkhawatirkan keadaan di Shanghai, sebenarnya apa yang terjadi di Shanghai?
......
Tidak sampai beberapa menit kemudian, Bobby Shen sudah membawa dua mangkuk mie telur keluar, lalu menaruhnya di meja. Seorang semangkuk. Walaupun bahan-bahannya sederhana, tapi dua mangkuk mie telur ini enak bukan kepalang.
Telur ayam ditambah dengan daun bawang, kemudian sayuran hijau, Sella Ye bahkan tidak tahu di lemari es dia punya sayuran hijau itu.
"Ini sayuran hijau dari mana?" Sella Ye tersenyum bertanya kepadanya, lalu mengambil sumpit, dan mulai makan.
"Di laci paling bawah lemari es kamu." Bobby Shen berkata sambil menatap Sella Ye dengan muka tidak senang, "Kamu ini biasanya tidak makan buah dan sayuran? Dasar wanita."
Sella Ye baru mulai makan beberapa suap, dia berseru, "Enak!"
Bobby Shen masih menatapnya dengan pandangan tidak suka, "Teryata ada wanita yang sangat suka makan sepertimu!"
Sella Ye kali ini baru makan perlahan, dia menyeka mulutnya, berkata, "Maaf, aku sudah benar-benar kelaparan."
Bobby Shen mengambil selembar tissue menyeka sisa makanan di mulut Sella Ye, "Makan perlahan." Sambil menyeka dia seakan teringat sesuatu, kemudian berkata, "Bukankah aku tadi baru saja menjejalkan ke mulutmu sampai penuh? Bagaimana kamu bisa kelaparan? Masih belum kenyang?"
Wajah Sella Ye memerah, dia dengan segera menjawab, "Sudah kenyang sudah kenyang, Direktur Shen kamu sekuat itu......eh, jangan membahas hal seperti itu di meja makan."
Bobby Shen tertawa, dia kemudian menjulurkan tangannya untuk mengambil ponsel di atas meja, pesan pertama adalah pesan dari Airin Jiang yang bertanya kapan dia bisa segera ke Shanghai. Dia meletakan sumpitnya, lau dengan cepat mengirim balasan. Setelah itu dia meletakan kembali ponselnya, kemudian meneruskan makan dalam diam.
Sella Ye bertanya kepadanya, "Apakah kamu akan bertugas ke luar kota lagi?"
Bobby Shen yang sedang makan, mendengarnya, memperlambat makannya, kemudian meneruskan makannya, menjawab dengan samar, "Iya, cepat."
"Kapan?" Sella Ye bertanya dengan terganggu.
Bobby Shen tidak menjawab, dia menyapukan pandangannya ke Sella Ye yang duduk di seberangnya, kemudian menundukan matanya. Dia menatap cincin yang berkilauan yang melingkar di jari manisnya di bawah meja itu. Dia merasa senang. Tidak tahu karena mereka berdua memiliki cincin yang sama, atau karena dia dapat merasakan dengan jelas kepedulian Sella Ye kepadanya.
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaAdore You
ElinaI'm Rich Man
HartantoLelaki Greget
Rudy GoldCinta Di Balik Awan
KellyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang