Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
Tapi apakah ini sesuatu yang bagus? Apa sesuatu yang buruk?
Kadang, Bobby Shen merasa dia sendiri tidak bisa melihat dirinya dengan jelas, juga tidak bisa melihat Sella Ye dengan jelas.
Semisal, Sella Ye harus bagaimana dirinya menghadapi bagiannya yang tidak bisa diterima oleh dunia, dan masih hidup dalam kegelapan tanpa memungkinkannya bisa mengutarakan perasaannya?
Apa dia mencintai dirinya? Apa dia mencintainya sampai dia bisa melepas segalanya untuk itu? Apakah cintanya lebih dalam?
Terkadang dia bisa merenungkan hal-hal ini, tapi tidak pernah mendapatkan jawaban yang tepat.
Karena bahkan dirinya sendiri, juga tidak mampu menjawab pertanyaan itu, seperti halnya dia tidak bisa menerawang isi hati Sella Ye, yang dia ketahui dengan pasti hanyalah, dirinya sekang ini tidak mampu untuk meninggalkan Sella Ye. dia tidak tahu perasaannya seperti ini akan berlangsung berapa lama.
Empat tahun yang lalu, dia mengira seiring berjalannya waktu, cintanya terhadap Sella Ye akan perlahan berkurang. Tapi belakangan ini dia baru menyadari yang dia rasakan empat tahun lalu itu salah. Misalnya kamu benar-benar menyukai seseorang, perasaannya tidak akan berkurang seiring berjalannya waktu, perasaannya hanya akan bertambah dalam.
Seperti itu pula perasaannya terhadap Sella Ye, sampai dia tidak mampu lagi untuk mundur. Dia bahkan sering kali mengkhawatirkan kalau-kalau suatu hari nanti dia akan mengalami kesukaran dalam hidupnya. Maka sejak beberapa tahun lalu, dia sudah menyimpan uang di Swiss atas nama Sella Ye. Tapi dia tidak pernah ingin Sella Ye mengetahui kepedulian dirinya terhadapnya.
Bagi Bobby Shen, hari depan untuknya dan Sella Ye, tidak baik juga tidak buruk, bisa jadi lebih baik, juga bisa memburuk, tapi semisal keadaan menjadi buruk pun dia tidak akan sanggup melepasnya pergi.
Empat tahun ini sudah banyak sekali hal yang sudah terjadi. Banyak kejadian besar terjadi, tapi bahkan kematian Fenny Ye pun tidak bisa dengan mudah membuatnya melepas Sella Ye pergi.
Kali ini, Bobby Shen menggenggam lembut tangan Sella Ye, ujung jemarinya menyapu lembut cincin yang melingkar di jari manisnya, dia bertanya, "Apakah kamu menyukainya?"
Sella Ye menundukan kepala, "Apa yang kamu berikan kepadaku, tentu aku menyukainya."
"Kenapa tidak kamu lepas?" Bobby Shen berkata, "Bukankah kamu takut akan diketahui oleh orang lain?"
Sella Ye menjawabnya sambil makan mie, "Dibilang seperti itu juga aneh, dari awal aku mengenakannya, tidak seorang pun di kantor yang menyadarinya!"
Bobby Shen tertawa, dia melepaskan genggaman tangannya, "Maka dari itu, bisa dikatakan, semua orang yang kamu kenal adalah orang buta."
Sella ye memainkan bibirnya, "Tapi ada satu orang yang menyadarinya."
Bobby Shen menanggapi dengan acuh tak acuh, "Siapa?"
Sella Ye terdiam, kemudian dia menggumamkan sebuah nama, "Airin Jiang."
"Airin?" Bobby Shen mengulangnya sekali, kemudian tertawa, "Kenapa kamu selalu menyinggung-nyinggung soal dia?"
Sella Ye menanggapi, "Aku hanya saja tiba-tiba teringat akan dia. Kalau kamu tidak suka, aku tidak akan menyinggung-nyinggung soal dia lagi."
Bobby Shen pun terdiam sejenak. Dia menatap Sella Ye dalam-dalam, tidak mengatakan apa pun, sampai mereka selesai makan dan Sella Ye pergi ke dapur untuk mencuci mangkuk.
Air mengalir membasahi kedua mangkuk itu. Bobby Shen berjalan ke belakang Sella Ye. Badannya tinggi, kira-kira lebih tinggi satu kepala dibandingkan Sella Ye, tangannya dia julurkan, merangkul leher Sella Ye, dan menarik seluruh badannya ke dalam peluknya. Dia memeluknya dengan erat, tanpa sedikitpun nafsu beraho, matanya menerawang keluar jendela, ke langit malam yang bertaburkan bintang-bintang, suasana malam itu sangat hangat dan lembut. Ada sebuah perasaan menghangatkan. Kepala Sella Ye bersandar ke bahunya, Sella Ye dapat merasakan hawa panas yang terpancar dari tubuh Bobby Shen. Aroma tubuh yang harum Bobby Shen mengalir memasuki hidungnya. Sella Ye sangat berharap waktu berhenti pada momen itu.
Bobby Shen tiba-tiba bertanya kepada Sella Ye, "Sel, apa kamu menyesal?"
Sella Ye tidak paham dengan apa yang dimaksudnya, tapi dia seakan menangkap apa yang sekiranya ditanyakan. Sekiranya dia ingin bertanya apa dirinya menyesal sudah bersama dengannya selama empat tahun ini.
"Tidak menyesal, "Sella Ye berkata, "Kamu sebaik ini terhadapku, kenapa aku menyesal."
"Aku baik terhadapmu?" Bobby Shen tidak bisa mempercayainya sendiri. Terkadang dia selalu menyiksanya, selanjutnya dia sendiri menyesalinya, tapi saat kejadian dia tidak bisa merubahnya.
Sella Ye bertanya kembali kepadanya, "Bobby, apa kamu masih membenciku?"
"Apa?"
Sella Ye berkata: "Yang aku katakan, saat Fenny Ye, sebenarnya aku......"
Bobby Shen menarik nafas dalam-dalam, "Permasalahan mengenai Fenny Ye aku sendiri sudah lupa."
"Apa kamu benar-benar tidak mengingatnya?" Sella Ye masih khawatir, "Tapi kala itu kamu hampir saja akan bersama dengannya selamanya."
"Yang terjadi waktu itu tidak sesederhana seperti yang terlihat dari luar." Bobby Shen tiba-tiba tidak begitu ingin untuk membicarakan soal itu lagi, "Sella, jangan memikirkan soal itu lagi, kalau dibahas lagi, kamu sendiri juga adalah korban. Kamu tidak perlu seumur hidup merasa bersalah, itu juga tidak bisa dibilang kesalahanmu, ada orang yang memaksakan pandangannya terhadapmu."
"Tetapi tidak ada orang yang bisa mempercayai semua ini."
"Aku percaya." Bobby Shen memeluknya, semakin lama semakin memeluknya dengan erat.
"Tapi apa kamu benar-benar sudah melupakan Fenny Ye?" Sella Ye tiba-tiba bertanya lagi, "Semisal, suatu hari nanti, dia tiba-tiba kembali, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan meninggalkanku?" Sella Ye memandangnya dengan tatapan sungguh-sungguh, "Apa kamu bisa berbicara jujur padaku?"
"Sella, Fenny Ye sudah meninggal, dia tidak akan bisa kembali lagi."
"Semisal. Semisal dia suatu hari nanti kembali, lantas bagaimana?"
Bobby Shen menjulurkan tangannya, membelai wajah Sella Ye, kemudian menjawab, "Sel, aku tidak tahu."
Ada banyak hal yang dia tidak bisa memastikan, yang dia tahu dengan pasti hanyalah dia tidak bisa hidup tanpa Sella Ye.
Semisal, Fenny Ye kembali, lantas kenapa? Hati yang sudah dia berikan dari awal sudah dia berikan, mana mungkin bisa dia ambil setengahnya lalu memberikannya kepada Fenny Ye?
Ditambah lagi, yang sudah meninggal sudah pergi, yang masih hidup harus melihat lurus ke depan, tidak perlu berjalan mundur demi yang sudah mati.
Malam itu, Bobby Shen membiarkan Sella Ye membantunya mengemasi kopernya. Besok pagi, dia akan pergi ke Shanghai dengan pesawat. Sella Ye sedikit tidak rela melepasnya pergi, dia baru saja pulang, lalu sudah ingin pergi lagi.
Bobby Shen berkata: "Kalau ketika malam tiba kamu merasa sendirian dan tidak bisa tidur, aku bisa membawamu pergi bersamaku."
Sella Ye tahu Bobby Shen sedang bercanda, dia dengan malas menjawab, "Jangan sembarangan bercanda, membawaku pergi denganmu ke luar kota, bukankah memberitakan ke seantero dunia hubungan antara kita berdua, ibumu nanti tidak akan bisa memaafkanku."
"Apa hubungannya dengan ibuku?" Bobby Shen berkata dengan serius, "Sejak kapan dia bisa mengaturku? Kalau kamu mau pergi denganku, siang hari aku akan pergi ke tempat proyek, malamnya aku akan pulang......menyetubuhimu."
Sella Ye mendengar kata terakhir itu langsung pusing. Di dunia ini kenapa bisa ada orang yang menggunakan nada seserius itu untuk mengatakan hal semacam itu?
Wajahnya memerah, akhirnya dia menolaknya, tentunya dengan menjaga perasaannya, "Kamu bekerja di luar kota akan lelah sekali, malamnya masih perlu ke hotel memuaskanku, aku hanya bisa di sini berterimakashi padamu, Direktur Shen. Tapi aku sendiri tahu dengan jelas, walaupun aku ini hanya seorang wanita simpanan, teman ranjang, atau apa lah.....wanita jalang yang tidak punya muka, namun, aku tidak akan mau merepotkanmu. Kalau aku akan menjadi seorang wanita simpanan, aku juga akan menjadi wanita simpanan yang bermoral, sebisa mungkin tidak akan merepotkanmu, dan lagi aku ingin memberimu dukungan yang kuat dari balik layar!"
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaPrecious Moment
Louise LeeMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHarmless Lie
BaigeHei Gadis jangan Lari
SandrakoSee You Next Time
Cherry BlossomAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang