Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
"Bagaimana dengan ibu? Apa rencana ibu? "Airin Jiang akhirnya bertanya.
Agatha Song tersenyum: "Kalau ayahmu sampai mengetahui ini semua, ibu tidak akan pergi ke mana-mana, ibu seumur hidup ibu, hidup di sisi ayahmu, mati pun juga di sisi ayahmu. "
"Ibu kenapa ibu sebodoh itu? "
Agatha Song menjulurkan tangannya untuk membelai wajah Airin Jiang dengan kasih, "Di dunia ini selalu ada yang lebih bodoh, tapi barang siapa yang mencintai lebih dialah yang lebih bodoh. Ibu mencintai ayahmu, tapi ibu juga tahu ibu telah melakukan kesalahan, melakukan kesalahan perlu dihukum. Ibu tidak ada sedikitpun penyesalan, ibu hanya berharap kamu jangan memaki ibu, ibu akan mencintaimu selamanya. "
Airin Jiang akhirnya tidak kuasa menahan air matanya, dia memeluk Agatha Song, hatinya sangat sakit, kalau ini semua tidak terjadi pastilah sangat bagus, kalau dia sampai sekarang tidak mengetahui jati dirinya pastilah indah.
Tapi sekarang, dia sudah mengetahui semuanya, dia tidak lagi bisa berpaling dan berjalan di jalan lain.
Saat dia beranjak pergi, Airin Jiang mengambil beberapa helai rambut Calvin Jiang dari sisir di kamar mandinya lalu memasukannya ke dalam tas punggungnya.
Sesampainya di vilanya yang di pinggir pantai, waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, dia merasa lelah, kelopak matanya terasa berat, dia berusaha membaringkan diri di tempat tidur, tapi bagaimana pun juga dia tidak bisa tertidur.
Pukul 9 lebih pagi itu, dia memanggil asistennya datang, kemudian memberikan 2 lembar tisu dengan beberapa helai rambut kepadanya: "Carilah orang untuk melakukan pemeriksaan DNA secara tersembunyi, ingat, jangan sampai ada orang lain yang tahu, ini semua harus dilakukan secara rahasia! "
Asistennya mengangguk tanda mengerti, setelah dia beranjak pergi, Airin Jiang sepanjang pagi itu bengong.
Sampai, saat anak buahnya yang kemarin dia suruh untuk membereskan Caroline Ji datang mengetuk pintunya, mereka melapor: "Nona Jiang, Caroline Ji sudah kami tangani. "
Airin Jiang mengangguk, dia sekarang dipenuhi pikiran, masalah dengan Caroline Ji sekarang sudah tidak mengganggunya lagi.
Dia lantas mengibaskan tangan, menyuruh anak buahnya itu pergi, tapi mereka tetap berdiri di situ tak bergeming, dia langsung berpikir mereka mungkin menginginkan uang mereka, maka dia berkata: "Bayaran kalian, lewat beberapa hari ini, aku akan menyuruh asistenku untuk mengirimnya langsung pada kalian. "
Beberapa anak buah itu awalnya merasa bersalah, semalam, Caroline Ji sebenarnya belum mati, melainkan berhasil melarikan diri. Mereka membayangkan, kalau sampai lewat beberapa hari Airin Jiang mendapati Caroline Ji hilang, uang yang harusnya bisa mereka dapatkan, kemungkinan akan terbang dari tangan mereka, maka mereka memohon pada Airin Jiang: "Nona Jiang, anda lihat, ini adalah nyawa seseorang, kami bertiga walaupun melakukan banyak hal yang salah, tapi membunuh orang dengan menguburnya hidup-hidup seperti ini adalah kali pertamanya bagi kamu, mohon Nona Jiang dapat memahami, dan memberikan bayaran kami hari ini, kami juga sudah menyiapkan suatu rencana. "
Mendengarnya, Airin Jiang tidak senang, beberapa anak buahnya yang bersedia membantunya membunuh seseorang ini tidak semudah itu dia dapatkan, sekarang mereka baru membantunya melakukan sesuatu mereka sudah ingin kabur, mana bisa sesederhana itu? Awalnya Airin Jiang naik pitam, tapi setelah dia pikir-pikir lagi di jaman seperti ini tidak semudah itu mencari seorang asasin, membuat mereka betah berada di sisinya, mungkin akan berguna baginya nant.
Berpikir demikian, Airin Jiang memaksakan senyumnya, kemudian berkata: "Aku tahu kalian khawatir aku tidak akan memberi kalian uang, begini saja, aku akan menyuruh asistenku untuk mengirimkan 10% dari bayaran kalian, sisanya akan aku kirimkan 20% setiap bulannya. "
Mendengarnya, ketiga orang itu tidak senang, "Nona Jiang, bukan seperti ini yang kamu janjikan di awal! "
Airin Jiang berkelit dengan bertanya: "Oh? Apa yang aku janjikan pada kalian di awal? "
"Anda berjanji, setelah kerjaan kami selesai, anda akan memberi kami bayaran! "
"Maka aku sekarang memberi kalian, hanya saja akan kuberikan setiap bulan. "Nada bicara Airin Jiang datar, sambil berkata demikian, dia memainkan kuku jemari tangannya acuh tak acuh.
Ketiga orang itu saling pandang, tapi mereka hanya berani menggerutu tidak berani mengucap, mereka tidak berani karena cacimaki mereka, uang mereka akan pergi meninggalkan mereka, toh semua uang mereka sekarang masih di tangan Airin Jiang.
Mereka juga tidak berani mengancam si empunya uang, mereka tahu di sekeliling Airin Jiang ada banyak pengawalnya. Semisal sekarang mereka menggunakan kekerasan untuk mengancam Airin Jiang, mereka takut malah akhirnya mereka yang dibereskan.
Berhadapan dengan majikan seperti ini, mereka hanya bisa menurut. Lagipula mereka sekarang juga masih merasa bersalah. Kalau Airin Jiang sampai tahu mereka membiarkan Caroline Ji kabur, mereka juga tidak tahu hukuman apa yang akan mereka terima.
Airin Jiang dengan nada datar berkata dengan mereka, sambil membawa menggurui mereka, "Kalian jangan merasa kalian dirugikan, sebenarnya aku berbuat demikian juga sudah aku pertimbangkan, karena orang seperti kalian tidak mudah ditemukan. Sebenarnya aku berniat untuk mempekerjakan kalian, supaya nanti saat aku memerlukan seseorang untuk melakukan sesuatu untuku, aku tidak perlu mencari-cari lagi. Sekarang kalian anggap saja sedang dalam kontrak kerja jangka panjang denganku, dengan gaji yang stabil. Aku juga akan bertanggung jawab memberi kalian berbagai macam jenis asuransi, dan juga mencarikan tempat tinggal, ditambah dengan identitas lokal. Kebaikan seperti ini mau kalian dapatkan di mana lagi? "
Ketiganya itu dengan heboh dan terbata berkata: "Memberi kami identitas lokal? Tempat tinggal? Asuransi jiwa? Apa ini semua sungguhan? "
Airin Jiang mengangguk, tapi dari sudut matanya dapat terlihat sebuah sorot sinar jahat.
Tapi salah seorang dari mereka, yang terlihat seperti atasan, menyeritkan dahi, dia lebih tua dari mereka, dia juga telah makan lebih banyak garam dunia, dia mengerti dengan jelas orang-orang seperti ini, mereka tidak seharusnya mempunyai identitas lokal. Berkaitan dengan kasus pembunuhan dan memiliki identitas lokal, bukankah itu akan tambah merepotkan? Sewaktu-waktu timbul masalah, mereka bisa langsung kabur, kenapa harus punya identitas lokal.
Maka dia berkata: "Terima kasih atas kebaikan Nona Jiang, tapi kami tidak tinggal di kota ini, identitas lokal dan asuransi tidak perlu bagi kami, kami hanya memerlukan sebuah tempat tinggal saja. "
Raut wajah Airin Jiang berubah muram, tapi nada bicaranya tidak berubah, "Begitu juga boleh, toh semua tergantung pada kalian. "
Bos itu juga berkata: "Mengenai Nona Jiang ingin kami di sini untuk melanjutkan bekerja bagi Nona Jiang, kami bersedia, hanya saja mengenai gaji bulanan, kami berharap Nona Jiang selalu tepat waktu, kami juga susah mendapat uang, di rumah kami punya orang tua dan anak, uang yang kami peroleh ini juga kami kirimkan ke rumah, kami harap Nona Jiang dapat menjaga janji. "
Airin Jiang tertawa sinis, "Itu sudah pasti. "
Ketiganya lantas beranjak pergi, salah seorang dari mereka yang paling muda bertanya kepada bos: "Bos, apa kita akan terus bekerja di sini? Kalau sampai Caroline Ji tiba-tiba muncul kembali...... "
Belum sempat dia menyelsaikan kalimatnya, sebuah tamparan dari bos mendarat di belakang kepalanya, dia mendengus: "Kecilkan suaramu! Apa kamu ingin seluruh dunia mengetahui masalah ini? "
Lelaki yang paling muda itu menaikan alis, kemudian berkata dengan pelan: "Bos, apa bos tidak khawatir? "
"Apa gunanya merasa khawatir? "Bos itu berkata, "Sekarang Airin Jiang berniat untuk mempekerjakan kita untuk membunuh orang bagi dia, dia menyuruh kita untuk melakukan semuanya cuma-cuma! "
"Apa sekarang kita perlu menipunya? "
"Tidak perlu. "Bos itu berpikir sejenak, "Kita di sini satu sampai dua bulan, setelah mendapatkan gaji dua bulan, dan merasa ada yang tidak beres, kita kabur! Airin Jiang, wanita ini jahat, hatinya busuk, kita tidak boleh berada di dekatnya dan dengan bodohnya menanti maut, kita harus mencari cara untuk mendapatkan uang kita, lalu kabur. "
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaIstri ke-7
Sweety GirlMore Than Words
HannyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang