Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
Tapi Sella Ye tidak mengindahkan permintaan Bi Anik.
Sesungguhnya, berbicara mengenai "pasangan hidup Bobby Shen", topik ini, Sella Ye tidak bisa sembarang melakukan apa yang dia ingin lakukan, masih ada banyak sekali faktor yang perlu di pertimbangkan secara objektif.
Sekarang Bobby Shen seorang lelaki lajang, belum menikah, Sella Ye menjadi sekedar teman bercintanya itu bukan sebuah masalah yang besar, hal ini sama sekali tidak melewati batas moral Sella Ye.
Tapi kalau suatu hari nanti, Bobby Shen sudah mengenalkan seorang wanita lain sebagai pacarnya atau bahkan istrinya ke khalayak umum, maka Sella Ye tidak lagi demi seinci hati Bobby Shen, merendahkan diri sendiri dengan menjadi seorang wanita simpanan.
Hal semacam ini, tidak bisa diselesaikan dengan kecerdasan emosi, hanya dengan logika.
Belum lagi, satu inci hati Bobby Shen itu milik siapa, masih perlu didiskusikan lagi.
Bobby Shen, semisal di dalam hatinya betul-betul ada Sella Ye, dia tidak mungkin merekam lalu menyebarkan video tidak senonoh Sella Ye itu! Bagi Sella Ye, ini adalah sebuah bencana yang parah di hidupnya.
Mencintai orang tidak bisa ditunjukkan dengan cara seperti ini.
Yang paling dikhawatirkan Sella Ye adalah biaya pengobatan Ibunya, apakah dia masih bisa mendapatkan bantuan dari Bobby Shen atau tidak.
Sepanjang malam Sella Ye memikirkan jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapinya itu, dia tidak bisa tidur dibuatnya.
Malam itu, walaupun dia sudah menyalakan pemanas kamarnya, dia masih juga merasa kedinginan, mungkin karena dia berada di lingkungan baru, membuatnya tak betah, sehingga dia tidak bisa tidur. Kira-kira setelah lewat tengah malam, dia baru merasakan rasa kantuk.
——
Di bandara, Bobby Shen baru saja turun dari pesawat. Sopir yang menjemputnya bertanya padanya mau diantar ke mana.
Bobby Shen menggosok-gosok dahinya, kemudian berkata, "Ke rumah sakit."
Sopir itu bertanya dengan heran, "Bos, kenapa tidak bermalam dulu di Shanghai, lalu pulang naik pesawat besok? Pagi tadi baru sampai di Shanghai, malam ini sudah pulang, pasti sangat lelah."
Bobby Shen hanya menanggapinya dengan sebuah "hm".
......
Sesampainya Bobby Shen di rumah sakit di mana Sella Ye dirawat, perawat yang sedang bertugas langsung melaporkan keadaan Sella Ye kepadanya, "Tuan Bobby Shen, demam Nona Sella Ye sudah turun, kalau sekarang mau keluar rumah sakit tidak masalah."
Bobby Shen mengangguk mendengar laporan itu, dia kemudian berkata, "Biarkan dia tinggal di rumah sakit ini sehari lagi, untuk diperiksa lebih lanjut lagi." Lalu bertanya, "Apakah dia sudah tertidur?"
Nona Perawat itu terkekeh sambil menjawab, "Nona Sella Ye sudah tertidur dari tadi."
Bobby Shen mengangguk sambil berterimakasih kepadanya, kemudian berjalan menuju ke ruang rawat Sella Ye.
......
Sorot mata perawat itu mengantar kepergian bayangan Bobby Shen yang pergi berjalan menjauh, malam itu dia bercerita dari hati ke hati kepada perawat-perawat lain tentang apa yang dilihatnya, "Ketampanannya bahkan terlihat dari bayangannya."
Perawat-perawat yang lain mendengarnya berkata, "Sudahlah, jangan sampai kamu jatuh hati kepadanya. Tahun depan dia akan menikah dengan Nona Airin Jiang! Dia akan menjadi bos besar kita!"
Perawat yang ditugasi merawat Sella Ye itu bercerita dengan rekan kerjanya, "Aku rasa hal ini sebenarnya tidak pantas diceritakan, tapi apa kalian tidak melihatnya? Sorot mata Tuan Bobby Shen yang begitu hangat ketika dia sedang menatap Nona Sella Ye, sepertinya Tuan Bobby Shen benar-benar menyayangi Nona Sella Ye!"
Perawat yang lain dengan panik menyuruhnya menutup mulut, "Kamu berkata hal seperti itu di dalam rumah sakit apa sudah bosan bekerja di sini? Kalau sampai perkataanmu itu tadi terdengar oleh Nona Airin Jiang, berakhir sudah karirmu sebagai seorang perawat!"
Perawat itu menutup mulutnya dengan segera, tidak berani bersuara lagi.
......
Bobby Shen tiba di depan kamar rawat Sella Ye, dia mendorong pintu kamar itu dengan pelan, takut membangunkannya, langkahnya pun lebih senyap dari biasanya.
Bobby Shen kemudian melepas jasnya, lalu menyalakan lampu kecil di sebelah tempat tidur Sella Ye, dia menarik kursi dan duduk di sebelah Sella Ye, matanya tertuju pada kotak makan di meja sebelah, dilihatnya masih ada sarang walet di dalamnya, sepertinya Sella Ye hanya memakannya sedikit.
Bobby Shen merapikan selimut Sella Ye, melihat tangannya terjulur keluar selimut, Bobby Shen memasukkan tangan Sella Ye ke dalam selimut dengan sangat hati-hati. Dia sedih menatap luka-luka di tangan Sella Ye.
Hari ini karena sibuknya dia hampir saja lupa dengan masalah ini.
Bobby Shen membuka pintu kamar rawat, keluar dari sana, kemudian merogoh sakunya, mengambil ponselnya.
Dari teleponnya terdengar suara seorang lelaki——
"Bos Bobby Shen, bos kemarin menyuruh saya mencari tahu jejak Nona Sella Ye beberapa hari yang lalu, kami menemukan, belakangan ini hubungan dia dengan seseorang yang bernama Rio Lu sedikit lebih dekat......"
Bobby Shen memotong laporan itu dengan tidak sabar, "Baiklah, aku sudah mengetahui hal itu, yang ingin aku ketahui adalah hubungannya dengan orang lain."
"Baiklah, baiklah." Suara lelaki di seberang telepon itu meneruskan, "Nona Sella Ye belakangan ini juga pulang ke rumah papa mamanya sekali, malam itu semua anggota keluarga Ye, berikut adik perempuannya, lengkap ada disana....."
"Selain orang-orang ini apa ada orang lain?" Bobby Shen bertanya, "Ataukah dia ada menemui bahaya?"
"Tidak ada." Lelaki itu meneruskan, "Nona Sella Ye belakangan ini selain berkunjung ke mamanya di rumah sakit, dia hanya sesekali berjalan di komplek kantor, hanya sekali itu saja dia keluar pulang ke rumah papa mamanya."
"Kediaman keluarga Ye..."
Bobby Shen memijat-mijat pelipisnya, setelah menutup telepon, dia mendongak menatap ke tirai awan mendung yang menyelimuti langit malam itu. Sepertinya luka-luka di tubuh Sella Ye dilakukan oleh keluarganya sendiri.....
Sebenarnya dia seharusnya ingat akan hal itu. Empat tahun lalu bukannya Sella Ye kabur keluar dari rumahnya karena dipukuli hingga babak belur? Setelah dipikir-pikir, luka dia kali ini sama dengan luka-luka empat tahun yang lalu.
David, hanya kamu, yang berani menyentuh wanitaku!
Bobby Shen mengepalkan telapak tangannya sambil berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
......
Saat dia kembali ke ruang rawatnya, tubuh Sella Ye bergerak sedikit, sepertinya kedinginan, sehingga dia memeluk erat selimutnya dan badannya sedikit meringkuk.
Menatap Sella Ye yang tertidur begitu pulasnya, tak terasa, Bobby Shen juga merasa lelah.
Dia khawatir membangunkan Sella Ye, maka dia berbaring di sofa, baru berbaring sebentar, dia mendapati tubuh Sella Ye sedikit gemetaran, sepertinya dia kedinginan.
Bobby Shen kembali bangkit dari sofa, kemudian berjalan mendekati Sella Ye, lalu memegang tangannya. Dingin bagai es...
Dengan segera dia melepas ikat pinggangnya, kemudian dia naik ke tempat tidur Sella Ye, masuk ke dalam selimut, lalu memeluknya dengan lembut dari belakang.
Sella Ye diberi obat tidur, sehingga dia tidak menyadari Bobby Shen sedang memeluknya dari belakang.
Bobby Shen melihat Sella Ye yang tertidur sangat pulas, membelai-belai rambutnya, menciumi leher belakangnya, daun telinganya.....dia cium, lalu cium lagi dan lagi, dia mendapati dirinya seakan kecanduan, dia mulai merasa lepas kontrol, khawatir lepas kontrol kemudian membangunkan Sella Ye, dia segera berusaha memandamkan api berahinya, lalu memeluk Sella Ye dalam diam, hanya sesekali saja mencium lembut kepalanya.
......
Sella Ye bermimpi, di dalam mimpinya dia tiba-tiba merasa hangat, seakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang, menciuminya perlahan. Di setiap ciumannya itu dia dapat merasakan kelembutan, dia merasakan kehangatan, ada sebuah perasaan seperti sedang diberi cinta, diam-diam mengalir dengan perlahan ke seluruh tubuhnya. Rasa dingin itu perlahan meninggalkannya, digantikan dengan sebuah kehangatan, kehangatan sebuah cinta tanpa syarat.
Dia sangat menyukai perasaan ini, entah kenapa dia tidak ingin orang itu menghentikan ciumannya.
Keesokan harinya, Sella Ye membuka perlahan matanya, ada sebuah perasaan yang membuatnya nyaman, sehingga dia enggan beranjak dari tempat tidur, seakan begitu dia beranjak bangun, perasaan yang ada di mimpinya itu akan sirna.
Akan tetapi ada sebuah suara wanita di telinganya, Sella Ye menyadari sudah saatnya dia bangun dari tidurnya.
Begitu dia membuka mata, tak disangka yang dilihatnya pertama kali adalah senyum menawan Airin Jiang yang duduk di kursi di depannya!
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaPengantin Baruku
FebiBaby, You are so cute
Callie WangThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPria Misteriusku
LylyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang