Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 106 Semua Pria Sama
Sella Ye mengangguk dan menatap pantulan Caroline Ji yang sedang berlapiskan mantel duffle putih dari cermin. Dia dengan tulus berkata, "Terlihat bagus, kamu terlihat jauh lebih baik dariku!"
"Betulkah?" Caroline Ji mengatakan ini, tapi ada sedikit kebanggaan yang tak terlihat di matanya.
Sella Ye tersenyum dan hanya bisa mengulangi, "Benar-benar cantik, Caroline. Lekuk tubuhmu sangat baik. Aku sangat iri padamu." Itu semua adalah perkataan tulus.
Caroline Ji tidak memperhatikan pujian itu, hanya bertanya, "Apakah terlihat muda? Apakah masih ada aura mahasiswi?"
Pegawai toko melihat bahwa ia akan menjual mantel yang mahal dan mencoba menyanjungnya. "Tentu saja, kamu terlihat sangat muda. Ketika kamu memakainya, kamu pasti merasa seperti mahasiswi."
Pegawai toko tidak peduli pada kenyataan bahwa Caroline Ji hanya memancarkan aura intelektual dan profesional, bukan aura mahasiswi yang ia inginkan. Tentu saja, Caroline Ji tidak jelek, hanya saja cahaya matanya dipenuhi dengan tatapan dewasa. Tidak seperti Sella Ye, matanya hitam dan putih jelas terlihat tidak berbahaya dan tidak bersalah, seperti para siswi yang baru saja keluar dari kampus.
Sella Ye hanya tersenyum dan berkata, "Itu cocok untukmu. Kamu bisa memakainya untuk bekerja."
Caroline Ji terdiam dalam kegembiraan, dan kemudian memandang Sella Ye dengan sedikit gugup. Dia bertanya, "Sella, apakah kamu keberatan jika aku membeli pakaian yang persis sama denganmu?"
Sella Ye menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tentu saja, aku tidak keberatan. aku sering membeli pakaian yang sama dengan rekan-rekan di perusahaan. Selain itu, kami membeli pakaian yang sama kali ini dan memakainya bersama-sama lain kali ketika kami pergi berbelanja. Bukankah ini sangat bagus? Pada pandangan pertama, ini adalah pakaian persaudaraan. "
Setelah mendengar kata-kata Sella Ye, Caroline Ji membeli mantel duffle putih ukuran sedang itu.
Setelah memilih mantel, mereka mulai memilih rok lapisan. Sella Ye menyukai rok selutut dengan warna yang sama. Panjang rok itu lebih panjang dari mantel, sesuai dengan tren fashion tahun ini. Caroline Ji juga berpikir bahwa rok selutut itusangat cocok dengan mantel jubahnya. Dia meminta pegawai untuk mengambil dua nomor dan membiarkan mereka mencoba di kamar pas bersama.
Pegawai toko mengambil rok itu, dan Sella Ye serta Caroline Ji masuk ke kamar pas yang sama. Sella Ye memimpin dalam melepas dan menggantri roknya.
Caroline Ji melihat tubuhnya, yang jauh lebih kurus dari miliknya, dan dengan mata yang penuh kebanggaan, dia melepas pakaiannya dan menunjukkan tubuhnya.
Sella Ye meliriknya secara tak sengaja dan berkata dengan iri, "Caroline, lekuk tubuhmu bagus sekali." Memperhatikan pakaian dalam berenda hitam, sangat seksi dan menggoda. Ia tidak bisa tidak memikirkan apa yang dikatakan Bobby Shen di telinganya ketika dia baru saja pergi. Ketika Caroline Ji mengganti rok tengahnya, Sella Ye bertanya padanya dengan wajah merah: "Caroline, di mana kamu membeli pakaian dalammu?"
Caroline Ji sibuk menatap diri sendri di cermin. Setelah mendengar kata-katanya, dia kembali sadar, menoleh ke arah Sella Ye, dan tersenyum, "Apakah kamu mau membelinya?"
Sella Ye mengangguk, wajahnya semakin memerah.
Caroline Ji bertanya, "Membelinya untuk pacarmu?" Dia berkata sambil tersenyum, seperti godaan, "Dia tidak suka gadis polos?"
Sela menjadi semakin malu, dan berkata dengan malu, "Kadang-kadang, aku perlu mengubah gaya dan suasana..."
Caroline Ji tersenyum, tetapi senyum itu tidak mencapai dasar matanya. "Benar juga. Aku akan mengajakmu untuk membelinya nanti."
"Baik."
Keduanya membeli rok yang sama, dan membayar secara terpisah. Apa yang diambil Sella Ye adalah kartu hitam, yang identitasnya satu tingkat lebih tinggi dari kartu biasa Caroline Ji, dan sikap pegawai yang terkait dengan memeriksa jelas-jelas bertolak belakang. Caroline Ji merasa sangat dipermalukan.
Sella Ye awalnya bermaksud untuk membantu Caroline Ji untuk membayar bersama, tetapi ketika dia ingat bahwa kartu ini adalah kartu Bobby Shen, dia tidak terlalu berani untuk menggunakannya secara teledor.
Hanya ketika mereka minum teh sore bersama, Sella Ye membayarkan Caroline Ji sekali. Caroline Ji mengatakan bahwa dia akan mentraktirnya kembali kali berikutnya.
Setelah minum teh sore hari, Caroline Ji membawa Sella Ye ke toko pakaian dalam yang mereka bicarakan barusan. Sella Ye melihat area luas berisikan lingerie seksi. Gantungan ini ditutupi dengan semua jenis renda hitam, seksi, gaya pakaian tembus cahaya dan provokatif. Dia merasa terpesona dan malu.
Caroline Ji baru saja melihat sosoknya dan menyarankan beberapa gaya renda hitam dengan cup yang kecil untuknya. Ketika dia mencobanya, dia juga pergi bersamanya untuk memberikan bimbingan.
Sella Ye merasa malu, terutama atas dalaman yang tipis. Caroline Ji tertawa dan mengeluarkan kata-kata emasnya. "Gadis konyol, pria itu sama. Mereka suka wanita berpakaian sederhana dan polos di luar, namun seksi di dalam. Semakin provokatif semakin menarik..."
Sella Ye berpikir bahwa Bobby Shen benar-benar memiliki jalan pikir seperti itu. Tanpa berpikir panjang, ia mengakui bahwa Caroline Ji benar. Dia menambahkan: "Pria di seluruh dunia itu sama, mengatakan bahwa mereka hanya mencintai satu orang namun memiliki pelacur di hati mereka. Begitu seorang wanita cantik telanjang di depannya, mana mereka bisa tahan?"
Sella Ye ingat keberadaan airin Jiang, cincin di jari manisnya, dan fakta bahwa ia telah tinggal di kamar yang sama dengan Bobby Shen selama beberapa kali. Dia menjadi semakin tegas dalam ide ini dan menghela nafas tanpa daya.
Caroline Ji melihat lamunan sesaat Sella Ye di bawah matanya. Ia berpura-pura tersenyum pelan dan bertanya, "Apakah maksudmu pacarmu juga seperti itu?"
Sella Ye menundukkan kepalanya. Dia diam. Caroline Ji sangat senang. Darahnya mendidih. Jika Bobby Shen adalah tipe pria yang dikatakan Sella Ye, akan lebih mudah baginya untuk menjadi dekat dengannya.
Tidak ada kesalahan dalam mengatakan bahwa semua pria di dunia suka pelacur.
Tetapi Caroline Ji selalu merasa bahwa Bobby Shen adalah pengecualian bagi pria seperti ini.
Sekarang sepertinya ia harus mempertimbangkan lagi pandangannya.
Caroline Ji terus menguji: "Dia berselingkuh?"
Dalam sekejap, tampilan hanyut Sella Ye menghilang. Dia tidak ingin membicarakan topik ini dengan Caroline Ji, tetapi berkata dengan suara yang hilang, "Bagaimana aku bisa menjadi yang satu-satunya bagi orang dengan identitas seperti itu?"
Mata Caroline Ji, yang samar-samar bersinar, tiba-tiba meledak menjadi cahaya, dan secercah harapan naik diam-diam di dalam hatinya!
Dengan kata-kata Sella Ye, dia setidaknya masih bisa berharap. Selama dia menemukan waktu dan kesempatan yang tepat, dia pasti bisa mendapatkan Bobby Shen. Bagaimanapun, akan ada waktu kedua, ketiga, keempat dan kelima bagi pria untuk berselingkuh.
Hal semacam ini membuat ketagihan!
Akhirnya, Sella Ye membeli satu set pakaian dalam renda hitam cup kecil atas saran Caroline Ji. Ketika dia membayar, dia merasa sangat takut. Dia tidak ingin bertemu dengan seorang kenalan di sini. Untungnya, petugas itu mengemas belanjaan dalam kantong tiga lapis, yang membuatnya merasa lebih tenang.
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleHei Gadis jangan Lari
SandrakoBlooming at that time
White RoseHis Second Chance
Derick HoMeet By Chance
Lena TanThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove Is A War Zone
Qing QingAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang