Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 148 Alasan Membencinya
Rio Lu mundur beberapa langkah, dengan putus asa menutup matanya.
"Aku tahu."
Dia melangkah menuju ke pintu ruang rawat, saat tangannya meraih gagang pintu, dia membalikan kepalanya menatapnya, "Apa kamu masih ingat aku yang lalu berjanji kencan kita ke taman bermain akhir pekan ini?"
Hartini Shi tidak mendongak menatapnya.
Rio Lu menundukan kepalanya kemudian berkata, "Tunggu kamu nanti sudah siap, kita akan pergi ke sana bersama, ok?"
Hartini Shi berkata dengan suara nyaring, "Aku tidak lagi ingin pergi ke sana."
"Terserah kamu." Rio Lu berkata, "Tapi aku akan menunggumu, Hartini, terima kasih kamu dulu pernah menenangkanku, menolongku, menyukaiku tanpa syarat, aku bukan orang buta, aku melihat semua itu. Kamu sekarang mengalami kesusahan seperti ini, aku berharap aku bisa memberimu kehangatan yang sama, aku harap kamu tahu, aku bukan sesederhana itu bersimpati terhadapmu, aku berharap kamu bisa menjadi dirimu yang dulu lagi, tidak ada yang tidak bisa kamu lalui."
Air mata Hartini Shi kekmbali menetes, "Tapi aku bukan lagi aku yang dulu......"
"Kalau begitu kita berjuang bersama, untuk menjadi diri kita yang dulu lagi, ok?"
Hartini Shi menggelengkan kepalanya.
Rio Lu memaksanya sekali lagi: "Besok pergi denganku untuk menjadi saksi atas kejahatan pemerkosaan itu, ok?"
Hartini Shi membenamkan diri ke dalam selimut, tidak menanggapinya, kecuali dengan diam.
Rio Lu melangkah keluar dari ruang rawat, Sella Ye di luar menunggunya.
Begitu melihatnya keluar, Sella Ye langsung menyambutnya dengan pertanyaan, "Bagaimana? Apakah ada perkembangan?"
Rio Lu menggelengkan kepala, "Masih sama."
"Kalau begitu apa dia sudah menyetujui untuk menjadi saksi pengadilan besok?"
Rio Lu juga menggelengkan kepala, putus asa, "Dia berkata dia sekarang ini hanya ingin mati, semisal dia jadi saksi juga tidak ada gunanya, aku sudah menggunakan berbagai macam cara, dia masih tidak mau mendengarkanku."
Seperginya Rio Lu, Sella Ye masih menunggu di luar ruang rawat. Semenjak Hartini Shi mengalami kejadian itu, dia selalu menolak untuk bertemu dengan dirinya. Sella Ye sudah mencoba berbagai macam cara, tapi dia juga tidak berhasil masuk ke dalam ruang rawat Hartini Shi.
Karena kondisi Hartini Shi spesial, dokter mengawasi keadaannya dengan ketat, maka pihak rumah sakit juga terlihat tegang menjaga kamar rawat Hartini Shi. Selain orang yang benar-bernar berkeperluan, tidak ada orang yang boleh masuk ke ruang rawatnya. Mereka takut hal tersebut bisa berpengaruh terhadap suasana hati Hartini Shi dan memperburuk keadaannya.
Maka sejak Hartini Shi dimasukan ke rumah sakit, selain Rio Lu yang kadang-kadang mendapat ijin dari Hartini Shi untuk masuk ke dalam kamarnya, orang lain hanya bisa menunggu di luar.
Sella Ye sudah kehabisan akal, karena sudah tidak ada cara lain lagi, Sella Ye akhirnya hanya bisa meminta tolong pada Bobby Shen.
Bobby Shen kali ini sedang berada di kantornya memeriksa dokumen, setelah mengetahui Sella Ye ingin masuk dan menemui Hartini Shi, dia memberinya sebuah cara yang bagus.
Bobby Shen meminta tolong kepada pegawai rumah sakit, lalu mencari satu setelan baju doketer untuk dikenakan Sella Ye, kemudian menyuruh Sella Ye berdandan seperti seorang dokter, dan dengan berwibawa masuk ke dalam ruang rawat Hartini Shi.
Setelah mengenakan baju dokter dan berakting dengan baik, Sella Ye berhasil mengelabuhi beberapa orang yang berjaga di depan kamar Hartini Shi. Dia pun dengan gampang masuk ke dalam kamar, dan akhirnya bisa bertemu dengan Hartini Shi setelah sekian lama.
Hartini Shi membenamkan dirinya di dalam selimut. Setelah Sella Ye berada di dalam cukup lama pun, dia juga masih enggan mengeluarkan kepalanya. Mendengar sayup-sayup suara tangisannya, hati Sella Ye seakan teriris. Dia berjalan mendekat ke tempat tidur Hartini Shi, kemudian memanggil-manggil namanya dengan lembut, "Hartini, Hartini? Ini aku Sella."
Mendengar suara Sella Ye, tangisan Hartini Shi semakin menjadi-jadi.
Sella Ye menjulurkan tangannya masuk ke dalam selimut, yang didorongnya menjauh dengan kasar oleh Hartini Shi, kemudian mengusirnya, "Pergi, pergilah."
Sella Ye menarik tangannya, kemudian duduk dalam diam sejenak, Hartini Shi masih di dalam selimutnya, diam tak bersuara.
"Hartini, sampai kapan kamu mau membenamkan kepalamu di dalam selimut seperti seekor kura-kura? Aku tahu kamu sedang tersakiti, sedang bersedih, tapi kamu dengan menutup diri seperti ini, apa adil bagi orang-orang yang peduli denganmu?
Hartini Shi mengambil nafas dalam-dalam, masih bersembunyi di dalam selimut membantahnya, "Tidak ada orang yang peduli denganku."
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Bagaimana dengan Rio Lu? Apa kamu tidak tahu yang pertama kali menemukanmu sedang dalam masalah adalah Rio Lu?"
"Rio Lu?" Hartini Shi mendengus, "Kamu kira dia benar-benar peduli denganku? Dia hanya dekat denganku agar bisa mendekat denganmu saja. Aku sudah cukup menghadapi urusan kalian berdua, bisakah kalian berdua berhenti bergantian berpura-pura berhati baik kepadaku? Aku sekarang sedang tidak ingin berjumpa dengan siapa-siapa, aku hanya ingin menyendiri, bolehkah kamu pergi meninggalkanku?"
Sella Ye menghela nafas tak berdaya, dia sekarang akhirnya bisa merasakan apa yang dirasakan Rio Lu.
"Aku akan meninggalkanmu, tapi kamu paling tidak dengarkan dulu apa yang ingin aku katakan padamu, ok?" Sella Ye berkata dengan tak berdaya.
"Tapi aku tidak ingin mendengarkan perkataanmu!" Hartini Shi berkata, "Sella Ye, aku selama ini menganggapmu sebagai teman, tapi bagaimana denganmu? Kapan kamu juga menganggapku sebagai teman? Urusanmu dengan Bobby Shen, orang di seluruh dunia sudah mengetahuinya, tapi aku yang demikian baiknya terhadapmu, kamu malah menyembunyikan semua itu daripadaku. Sekarang kamu berkata kamu peduli denganku. Aku rasa kamu ini sangat palsu, apa kamu sendiri tidak merasa kamu palsu?"
Sella Ye menarik nafas dalam-dalam, dia ingin berkata sesuatu untuk menjelaskan, tapi pada akhirnya dia merasa itu tidak ada gunanya.
Ternyata, ini adalah alasan mengapa Hartini Shi tidak ingin menjumpai dirinya setelah mengalami kejadian itu. Dia membenci dirinya, karena dirinya dulu tidak pernah bercerita kepadanya mengenai dirinya dan Bobby Shen.
"Siapa yang memberitahumu mengenai hubungan ini?" Sella Ye bertanya, "Mengenai hubunganku dan Bobby Shen?"
"Apa itu penting?" Hartini Shi masih menyembunyikan diri di dalam selimut.
"Penting, "Sella Ye berkata, "Hartini, aku tahu kamu sekrang salah sangka denganku, tapi ada beberapa hal yang aku perlu jelaskan kepadamu. Aku tidak sengaja menyembunyikan hubunganku dengan Bobby Shen. Sebenarnya, aku tidak merasa yakin dengan hubunganku itu, bahkan Bobby Shen sendiri tidak mengakuiku, aku selamanya hanyalah wanita simpananya saja. Kamu mengharapkan aku bercerita seperti apa padamu? Aku, aku juga punya harga diri, aku tidak ingin orang lain meremehkanku. Aku lebih tidak ingin sahabat terbaiku tahu aku sudah menjadi...wanita simpanan!"
Hartini Shi mengiyakan dengan sebuah 'hm'.
"Apa kamu masih ingat aku pernah bercerita kepadamu mengenai ibuku yang terkena strok, setiap hari perlu meminum obat untuk menunjang hidupnya?" Sella Ye berkata, "Obatnya tidak murah, kamu kira aku, dengan apa yang aku punya, membayarnya?"
"Jadi kamu dan Bobby Shen....... Hanya demi ibumu?"
"Aku sudah mengenal Bobby Shen lama sekali, "Sella Ye berkata, "Setelah ibuku seperti itu, dia berkata dia bersedia membantuku, asalkan aku menemaninya......" Berkata sampai di sini Sella Ye merasa kesusahan untuk melanjutkan kata-katanya, "Tapi saat itu Bobby Shen sudah menjelaskan dengan sangat jelas, dia selamanya tidak akan menikahiku, dan selamanya akan menyembunyikan hubungan kita berdua dari orang-orang, aku harus menyembunyikan rahasia ini sendiri."
"Kalau begitu apa kamu menyukai Bobby Shen?" Hartini Shi akhirnya bersedia keluar dari selimutnya, matanya berbinar menatap Sella Ye.
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaHei Gadis jangan Lari
SandrakoUnlimited Love
Ester GohIstri Pengkhianat
SubardiGet Back To You
LexyCutie Mom
AlexiaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang