Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 30 Kencan Malam Ini
Sella Ye dengan segera bangkit dari tempat tidurnya, dengan terburu-buru menjulurkan tangannya untuk merapikan rambutnya. Dia merasa penampilannya sekarang pasti seperti gelandangan, kalau dibandingkan dengan penampilan Airin Jiang, seperti langit dan bumi. Airin Jiang mengenakan baju wool bulu domba, dengan sepatu kecil berhak tingginya, membuatnya terlihat tidak hanya anggun tapi juga mahal. Rambut panjangnya yang dikeriting bergelombang, disemir dengan warna madu, dia terlihat semakin cantik, bahkan kuku-kuku mungil di setiap ujung jemarinya pun tak ketinggalan, dipolesnya juga, secara keseluruhan, dia benar-benar terlihat sempurna.
Sebenarnya wanita berpenampilan seanggun dan secantik Airin Jiang, Sella Ye bukannya tidak pernah menjumpai, hanya saja bagi Sella Ye, Airin Jiang selain memiliki aura wanita mahal, kehadirannya juga seakan memberi tekanan yang kentara bagi Sella Ye.
Sella Ye setiap kali berjumpa dengan Airin Jiang, merasakan dirinya seolah semakin kotor dan tidak pantas.
Airin Jiang melihat Sella Ye terbangun, tersenyum lalu menyapanya lebih dahulu, "Nona Sella Ye, kamu barusan bangun? Bagaimana? Apa sudah merasa membaik?"
Sella Ye mengangguk sambil memberinya senyum canggung.
Dibandingkan dengan Sella Ye yang merasa tidak nyaman, Airin Jiang justru merasa seperti berada di rumahnya sendiri. dia berjalan mendekat ke tempat tidur Sella Ye, kemudian berkata sambil tersenyum kepada Sella Ye, "Apa kamu sudah lupa? Kita hari itu bertemu di kantor Bobby Shen."
Sella Ye buru-buru menjawab, "Tentu aku tidak lupa. Nona Airin Jiang, terima kasih sudah mengantarku ke rumah sakit. Kemarin perawat memberitahuku.... Biaya pengobatan rumah sakitku, akan segera aku lunasi."
Airin Jiang mendengarkan dengan seksama, tiba-tiba tertawa, "Kenapa tiba-tiba berbicara mengenai biaya pengobatan rumah sakit? Semisal perlu, juga bukan kamu yang perlu melunasinya. Bukannya masih ada Bobby Shen?" Airin Jiang berkata dengan nada bercanda kepada Sella Ye.
Sella Ye merasakan bulu kuduknya berdiri mendengar candaan dan suara tawa Airin Jiang.
Airin Jiang menggulung poninya, kemudian bertanya, "Bobby Shen sudah berapa hari ini tidak kemari?"
Sella Ye menggelengkan kepalanya, "Tidak." Lalu menambahkan, "Aku dan Bos Bobby Shen tidak punya hubungan apa-apa, Nona Airin Jiang, nona sudah salah paham."
"Aku salah paham apa?" Airin Jiang menanggapinya dengan ringan. Setelah berkata demikian, pandangannya jatuh ke jas hitam yang ada di atas sofa. seketika raut mukanya menjadi suram.
Jas ini pernah dilihatnya dikenakan oleh Bobby Shen.
Airin Jiang kemudian mengalihkan pandangannya ke Sella Ye, saat dia akan membuka mulut untuk mengatakan sesuatu pada Sella Ye, pintu kamar mengayun terbuka, dan seseorang berjalan masuk.
Ternyata itu Bobby Shen.
Bobby Shen yang hanya mengenakan satu lapis baju wool, membawa sebuah tempat makan thermal di tangannya.
Pemandangan ini, hanya ada satu cerita yang pas, Bobby Shen sedang mengambilkan makan pagi untuk Sella Ye.
Sorot mata Airin Jiang ke Sella Ye mendadak berubah menjadi kacau tidak menentu, seakan sedang mengutarakan kerumitan perasaannya.
Sella Ye bisa merasakan apa yang dirasakan Airin Jiang kepadanya melalui sorot mata itu, Sella Ye merasa bersalah. Saat dia akan membuka mulut untuk memberi penjelasan kepada Airin Jiang, Bobby Shen sudah lebih dulu bertanya kepada Airin Jiang——
"Rin, kenapa kamu datang kemari?"
Airin Jiang bangkit berdiri dari sebelah tempat tidur Sella Ye, dia tertawa sambil berjalan menuju ke Bobby Shen, "Jadi aku tidak boleh menjenguknya? Jangan lupa, aku juga yang ikut membantumu membawanya ke rumah sakit."
"Benar juga." Bobby Shen tertawa, "Yang lalu aku sudah berjanji akan berterima kasih dengan mentraktirmu makan. Tapi aku kemarin baru saja pulang dari luar kota, belum ada waktu luang."
"Kamu pergi ke Shanghai, pagi pergi, malam pulang?" Airin Jiang bertanya dengan ringan, seakan semua yang dia katakan tidak memiliki niat terselubung, "Kamu ingin cepat-cepat pulang karena takut Nona Sella Ye ini akan diganggu di rumah sakit kami ya?"
Bobby Shen tertawa pelan, dia meletakan kotak makannya, lalu berkata, "Kamu ini sedang berbicara apa? Aku tentu saja bukan karena hal sesepele itu cepat-cepat pulang dari Shanghai." Melirik Sella Ye yang menundukan kepalanya, dia dengan cepat menambahkan, "Aku hanya... Kebetulan ada urusan di kantor...hari ini kantor kebetulan ada urusan."
"Aku lihat kamu sepertinya sibuk hari ini?" Mata Airin Jiang berbinar menatapnya, "Aku sebenarnya berniat memintamu untuk menemaniku makan malam, kebetulan hari ini ada pertemuan keluarga besar Heru, papaku menyuruhku mengundangmu datang."
"Jadi begitu." Bobby Shen berkata demikian sambil menuangkan bubur dari kotak makannya, "Kebetulan hari ini aku sangat sibuk."
"Lihat saja, kamu ternyata tidak bisa menepati janjimu kepadaku....." Airin Jiang berkata dengan nada manja.
"Bukan begitu." Bobby Shen melirik ke arah Sella Ye lagi, pilihan terbaik baginya sekarang adalah menyetujui permintaan Airin Jiang, "Baiklah, kalau begitu aku akan menjemputmu nanti sore." Setelah berkata demikian, dia menyerahkan bubur yang baru saja dituangnya kepada Sella Ye.
Sella Ye menerima bubur yang disodorkan Bobby Shen kepadanya, bubur putih yang masih mengepul itu, menebarkan aroma sedap. Bubur itu masih sangat panas, Sella Ye menatapnya, tak terasa, suasana di ruang rawatnya itu seperti bubur di tangannya, panas, penuh sesak.
Dia yang dulu pernah memiliki hubungan dekat dengan pria ini, pria yang di depannya baru saja menyetujui untuk pergi kencan dengan calon istrinya, yang untuk memberinya perasaan aman, menyodorkan semangkuk bubur yang masih panas, seakan itu bisa membuatnya merasa aman.
Sella Ye bengong memandangi bubur di tangannya itu, Bobby Shen menatap Sella Ye, dia juga bengong.
Airin Jiang berdiri di sudut kamar rawat, memandang Bobby Shen dan Sella Ye yang menunduk terdiam, walaupun mereka tak bertukar pandang, Airin Jiang dapat merasakan ada aura kekompakan yang terasa dari Bobby Shen dan Sella Ye, seakan mereka berdua sedang masuk ke dalam dunia mereka sendiri, meninggalkan Airin Jiang berdiri di situ seorang diri.
Bobby Shen tiba-tiba menyentuh Sella Ye, "Kenapa belum juga kamu makan buburnya?" Nada suaranya mengandung nada rayu. Mungkin tidak akan terdengar oleh telinga orang lain, tapi bagi Airin Jiang, itu sejelas seekor gagak di tengah kumpulan bangau. Bobby Shen selamanya belum pernah menggunakan nada seperti itu padanya.
Sella Ye hanya mengaduk-aduk bubur itu, menggeleng dan berkata, "Aku tidak nafsu makan."
"Kamu sekarang sedang sakit." Bobby Shen merebut mangkuk itu dari Sella Ye, kemudian menyuapinya sendok demi sendok sambil memperingatkannya, "Lihat kamu ini, tidak nafsu makan, lalu tidak mau makan, kalau begitu, seorang pekerja sedang tidak mood bekerja, dia juga tidak perlu pergi bekerja, rubahlah kebiasaan puteri raja kamu ini."
Mulut Sella Ye penuh dengan suapan besar dari Bobby Shen, dia tidak berani memuntahkannya, dia hanya sebisa mungkin menelannya, dia juga tidak berani menggerutu.
Airin Jiang yang menyaksikan dari samping, tidak tahan lagi melihatnya, dia kemudian berkata, "Kamu dengan menyuapinya seperti itu, akan membuatnya muntah."
Kali ini Bobby Shen baru memberinya suapan yang lebih kecil.
Tiba-tiba ponsel Bobby Shen berdering, berdering cukup lama, tapi Bobby Shen sepertinya tidak ada niatan untuk mengangkatnya.
Pastinya ada sesuatu yang sangat penting, orang itu terus menelpon Bobby Shen.
Airin Jiang merebut mangkuk itu dari tangan Bobby Shen sambil berkata, "Sibuklah dulu, aku akan membantumu menyuapinya."
Bobby Shen kemudian berjalan keluar untuk menerima panggilan itu. Saat dia kembali, dia mendapati Sella Ye sedang memakan buburnya sendiri, dia menghela napas lega.
Sella Ye tidak berani membiarkan Nona Airin Jiang menyuapinya. Lebih baik dia sendiri berusaha makan bubur itu.
Airin Jiang melihat muka masam Bobby Shen yang baru saja kembali, bertanya, "Apa ada masalah?"
Bobby Shen mengangguk, matanya masih tertuju pada Sella Ye, dia kemudian berkata, "Masalah pekerjaan kemarin, belum benar-benar terselesaikan, muncul masalah di rumah."
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensUnlimited Love
Ester GohWahai Hati
JavAliusMy Superhero
JessiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCinta Yang Tak Biasa
WennieAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang