Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 226 Kebahagiaan Awam
Airin Jiang merasa, ingin melenyapkan Calvin Jiang dari muka bumi bukanlah hal yang mudah. Semua pengawal dan pembantunya melawan antek-antek Calvin Jiang pasti akan kesusahan. kecuali....dia memanfaatkan Agatha Song?
Tapi Agatha Song sangat mencintai Calvin Jiang, dia tidak mungkin setuju untuk membantunya membunuh Calvin Jiang!
Airin Jiang berpikir lama sekali, tapi dia tidak juga menemukan cara yang akan berhasil. Akhirnya dia meraih ponselnya lalu menelepon asisten Calvin Jiang. Darinya, dia dapat mengetahui, Calvin Jiang sekarang sedang terluka, dan sedang berada di rumah sakit tentara beristirahat, dirinya lantas langsung menuju ke rumah sakit itu dengan mobilnya.
Dia diam-diam berkata dengan dirinya sendiri, apa pun yang terjadi, dia harus berhasil mendapatkan kepercayaan Calvin Jiang. Paling tidak, sebelum dia punya rencana yang kongkrit, dia harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah Calvin Jiang melakukan pemeriksaan terhadap dirinya!
Sesampainya di rumah sakit di mana Calvin Jiang dirawat, Airin Jiang menemukan ruang rawatnya, sebelum dia mendorong terbuka pintu ruang rawat itu, dia menarik nafas panjang, dan memberanikan diri.
Calvin Jiang masih belum tertidur, dia dengan segera bangkit duduk di atas tempat tidur, wajahnya terlihat murka. Melihat Airin jiang muncul di hadapannya, muncul sebuah ekspresi suka cita, namun dengan segera tersapu pergi.
Airin Jiang dapat menangkap momen itu, ini membuat hatinya senang, paling tidak, dia merasa, Calvin Jiang sekarang masih menyayangi dirinya, itu juga berarti dia belum mencari tahu mengenai dirinya, perkataannya di dalam telepon tadi itu semua hanya perkataan penuh emosi.
Berpikir demikian, hati Airin Jiang merasa lega.
Dia terbatuk ringan, lalu dengan canggung berjalan ke tempat tidur Calvin Jiang, dia menarik kursi, duduk di situ, kemudian meraih tangan Calvin Jiang dan menggenggamnya, kemudian dengan lembut bertanya: "Ayah, ayah terluka, kenapa ayah tidak memanggil ibu agar dia datang merawatmu? "
Mendengarnya, Calvin Jiang mencibir, tapi dia tidak menyingkirkan tangan Airin Jiang, dia malah menggenggamnya erat, "Kamu ternyata masih peduli dengan ayahmu? Ibumu sekarang sudah tidur, tidurnya selama ini tidak begitu baik, besok aku baru akan memanggilnya ke sini, kamu jangan beri tahu dia terlebih dahulu. "
"Ayah, ayah sangat baik terhadap ibu. "Airin Jiang kemudian memeluk pinggang Calvin Jiang, wajahnya dia tempelkan di belakang pinggangnya. Tanpa sepengetahuan Calvin Jiang, sorot matanya memancarkan sesuatu yang kacau, perkataannya juga ambigu: "Ayah dan ibu saling cinta seperti itu, ibu selalu memikirkan ayah, dan ayah juga selalu memikirkan ibu. Ayah, aku harap kita bertiga bisa selamanya hidup rukun dan bahagia sebagai keluarga, selamanya tidak perlu timbul pertikaian. Apakah itu baik menurutmu? "
Calvin Jiang menarik nafas dalam, kehidupan seperti itu, siapa yang tidak ingin? Bahkan saat dirinya dikelilingi jutaan hutang dan musuh, hidup bahagia adalah keinginan semua orang normal.
Tapi kebahagiaan seperti ini dia sering merasa semakin menjauh dari dirinya.
Airin Jiang selalu melakukan hal yang kelewatan, membuat Calvin Jiang selalu merasa kecewa, maka perkataan dia bukan anak kandungnya seperti itu baru terucap keluar dari bibirnya. Sebenarnya Calvin Jiang tidak pernah mencurigai kalau Airin Jiang bukan anak kandungnya, dia melihatnya bertumbuh dari kecil sampai dewasa, di dalam hatinya, Airin Jiang adalah nyawanya. Hanya saja, nyawanya itu sering kali ingin membunuhnya!
"Kalau kamu ingin kita bertiga hidup bahagia sebagai satu keluarga, maka kamu jangan aneh-aneh! "Calvin Jiang berkata: "Apakah kamu tahu, yang kamu lakukan belakangan ini sungguh keterlaluan? Ayah menyayangimu baru bisa mengingatkanmu, kalau ayah tidak sayang denganmu, dan ingin kamu berjalan di jalan sesat, ayah tidak akan peduli dengan yang kamu lakukan. Airin, anak kesayangan ayah, kamu harus paham! Kalau suatu hari nanti ayah sudah tiada, menurutmu siapa di dunia ini yang akan mengingatkanmu? Salah melangkah sedikit, akan fatal akibatnya. Ayah ini hanya orang yang melintas, kamu harus mengingat pesan ayah ini! "
"Ayah, aku mengerti, aku sekarang sudah paham aku telah salah! "Airin Jiang sekarang tidak keberatan untuk mengakui kesalahannya lagi, semisal dia sekarang harus berlutut memohon pun tidak masalah. Satu-satunya yang dia khawatirkan adalah kalau Calvin Jiang mencari tahu mengenai masa lalunya, kalau benar seperti kata ibunya, dia bukan anak kandung Calvin Jiang, hidupnya di dunia ini selesai sudah.
Calvin Jiang melihat perubahan sikap Airin Jiang yang demikian drastis, sedikit ragu, "Apa kamu benar-benar mengakui kesalahanmu? "
"Aku tahu, ayah, aku benar-benar sudah tahu, maafkan aku, lain kali aku tidak akan lagi berani melakukan hal seperti ini lagi. "Airin Jiang kemudian mengedip-kedipkan matanya, kemudian dengan sekuat tenaga meneteskan air mata buaya, "Tapi, ayah, aku bersumpah, semua ini bukan aku yang mendalanginya, aku bersumpah, kalau aku ada sangkut pautnya dengan ini semua, saat aku keluar nanti, aku akan mati ditabrak mobil, kemudian masuk ke neraka...... "
"Baiklah baiklah! Jangan bersumpah...... "Calvin Jiang melihat Airin Jiang bersumpah seperti itu, membuat hatinya tidak tega, Airin Jiang tidak pernah bersumpah serapah seperti itu, apa jangan-jangan sebagai ayah, dirinya benar-benar telah berburuk sangka pada anak perempuannya?
Calvin Jiang menghela nafas dengan berat hati, kemudian bertanya: "Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Beritahu ayah, kenapa sebelum kejadian itu, kamu sengaja menggunakan ponsel ayah untuk mengirim sebuah pesan pada Bobby Shen, dan berbohong ingin bertemu dengannya? "
Airin Jiang dari awal sudah memikirkan alibi, dia dengan datar menjawab kecurigaan Calvin Jiang: "Ayah, aku tahu ayah pasti merasa semua ini aku yang melakukan, tapi hanya berdasarkan sebuah pesan singkat, ayah tidak bisa menuduhku mendalangi semua ini, aku.......aku hanya dimanfaatkan oleh orang lain! "
Mendengarnya Calvin Jiang bingung, "Siapa yang memanfaatkanmu?"
"Caroline Ji! "Airin Jiang berkata dengan marah dan penuh kebencian, "Ayah, Caroline Ji lah yang menyuruhku berbuat demikian, sekarang setelah aku pikir-pikir lagi, dia lah yang memanfaatkanku, dia memanfaatkan fakta kalau aku juga menyukai Bobby Shen, dan menyuruhku untuk membantunya sekali melenyapkan Sella Ye. "
"Maka kamu setuju untuk membantu Caroline Ji? "
Airin Jiang mengangguk, "Ayah, aku juga tidak ingin berbuat demikian, tapi aku bingung, saat terjadi demikian, aku baru tersadar. Ternyata Caroline Ji ingin membunuh Sella Ye, untung saja, ayah datang tepat waktu untuk menyelamatkan Sella Ye, kalau tidak hati nuraniku selamanya tidak akan tenang. "Airin Jiang berkata demikian lalu menitikan air mata. Dia dapat melihat hati Calvin Jiang sudah tergerak olehnya.
Calvin Jiang dalam hati berpikir, anak perempuannya ini ternyata masih punya hati juga, dia masih bisa menyesal, setelah terjadi sesuatu seperti ini, sebenarnya dia juga menyesal, dia juga tidak dengan sengaja berniat mencelakai Sella Ye, dia hanya percaya pada Caroline Ji saja.
"Kalau begitu, di mana Caroline Ji sekarang? "Calvin Jiang beratanya lagi.
Airin Jiang menaikan alisnya, "Ayah, aku juga tidak tahu, mungkin dia sudah melarikan diri, anak buahku ingin mencarinya, tapi tidak juga menemukannya! "Airin Jiang menyembunyikan fakta bahwa dirinya bertemu dengan Caroline Ji setelah kejadian, dan menyuruh anak buahnya untuk membereskan Caroline Ji.
Bagi Airin Jiang, hanya orang mati yang paling tidak bisa membocorkan rahasianya. Caroline Ji sekarang sudah dibereskan, konsekuensi darinya sudah dieliminasi dari awal, selanjutnya, dia ingin mengatakan apa saja, bisa dia katakan, semuanya tergantung padanya.
Novel Terkait
The Richest man
AfradenTen Years
VivianThick Wallet
TessaMy Charming Lady Boss
AndikaAwesome Husband
EdisonMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang