Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 56 Sepasang Cincin
Airin Jiang yang sedari tadi hanya diam tidak peduli, mendengarnya, terkejut lalu menengok menatap Bobby Shen dan bertanya, "Kamu beli sepasang?"
Nona penjaga toko itu kali ini sudah mengeluarkan cincin untuk pengantin prianya, mendengar pertanyaan Airin Jiang, dia menjawab dengan nada memperingatkan, "Dalam sebuah pernikahan tentu perlu membeli sepasang cincin! Satu untuk sang suami dan satu untuk sang istri, begini baru akan membuat pernikahannya langgeng!"
Selesai berkata demikian, Airin Jiang memelototinya dengan kesal.
Suara nona penjaga toko itu bungkam seketika, bahkan senyuman di wajahnya pun membeku, dia telah dikejutkan dengan tatapan galak Airin Jiang, tapi dia tidak mengerti dia sudah salah berbuat apa.....
Dia menundukan kepala dengan takut, dia sekarang hanya mendorong cincin pengantin pria ke depan Bobby Shen, tanpa berani bersuara lagi.
Airin Jiang tertawa kering, dia memalingkan muka ke arah Bobby Shen lalu berkata, sambil seakan dengan serius mengingatkan, "Bob, perihal memilih cincin, jangan sembarangan memberikan ke seseorang, kamu harus memikirkannya matang-matang terlebih dahulu."
Akan tetapi Bobby Shen seperti tidak mendengarkan peringatan Airin Jiang sungguh-sungguh, dia kemudian mengambil cincin yang disodorkan kepadanya itu lalu mengenakannya di jari manisnya, dia merasa cincin itu terlalu kencang, setelah melepasnya, dia berkata kepada nona penjaga toko itu, "Terlalu kecil, tolong ambilkan yang lebih besar satu nomor."
Melihat Bobby Shen masih kebingungan, tapi seakan sudah memutuskan dengan pasti akan membeli sepasang cincin nikah, hati Airin Jiang separuhnya terasa seperti jatuh tenggelam. Bobby Shen bahkan sudah membeli sepasang cincin, selanjutnya apa? Apa setelah ini dia akan mengumumkan bahwa dia akan menikahi Sella Ye? Dia benar-benar akan menikahi wanita simpanannya?
Sembari menunggu nona penjaga toko itu mengambilkan cincin, Bobby Shen akhirnya punya waktu untuk menjawab pertanyaan Airin Jiang barusan, "Aku tahu perihal cincin yang tidak boleh sembarangan diberikan ke seseorang. Sebenarnya, mengenai hal ini.... Aku sudah memikirkannya cukup lama.
Airin Jiang menatap mata hitamnya yang tulus, dengan hati terluka dia kemudian bertanya, "Kamu sudah ingin menikah?"
"Tidak sesegera itu," Bobby Shen memainkan bibirnya lalu berkata, "Beli sekarang, menikah nanti kan juga tidak masalah."
"Iya kah?" Airin Jiang perlahan menggerak-gerakan cincin emas putih itu. Dia sangat berharap, cincin yang dibeli Bobby Shen itu dibelikannya untuknya, tapi melihat segala sesuatu yang terjadi hari ini, itu hanyalah sebuah mimpi di siang bolong.
Bobby Shen tidak hanya membelikan Sella Ye sebuah cincin, dia membeli sepasang cincin.
Setelah ona penjaga toko itu memberikan cincin yang lebih besar satu nomor itu, dia bertanya, "Apakah cincin bagi mempelai perempuannya sudah pas?"
Bobby Shen mengambil cincin untuk pihak perempuan itu, kemudian memutarnya di tangannya, kemudian dia mengira-ngira, "Mungkin perlu yang lebih kecil satu nomor." Tapi dia juga tidak begitu yakin, akhirnya dia meminta pendapat Airin Jiang, "Bagaimana menurutmu? Bisakah Sella mengenakan cincin dengan ukuran ini?"
Airin Jiang berpura-pura sedang melihat perhiasan yang lain, kemudian menjawab dengan ogah-ogahan, "Sepertinya bisa."
Melihat raut wajah Airin Jiang, nona penjaga toko itu buru-buru berkata, "Tidak masalah, semisal nanti cincinnya terlalu besar atau terlalu kecil, bisa dibawa ke franchise toko kami untuk mengajukan penukaran."
Bobby Shen merasa hal itu sangat merepotkan, setelah berpikir sejenak dia berkata, "Ganti dengan yang lebih kecil satu nomor deh."
Nona penjaga itu memberi isyarat mengerti, kemudian dengan segera mengambilkan cincin yang berukuran satu nomor lebih kecil dan menyodorkannya ke Bobby Shen.
Bobby Shen meraih cincin itu, menaruhnya di tangannya, kemudian merabanya, dia rasa ukuran segitu seharusnya tidak terpaut terlalu banyak dengan ukuran jari Sella Ye. Jari Sella Ye sangatlah kecil, mungil, setiap kali Bobby Shen menggandeng tangannya, dia selalu ingin bertanya kepadanya, kenapa tangannya seperti sesiung bawang. Membayangkan sampai di situ, dia tidak kuasa tertawa.
Tawa itu meledak di hadapan nona penjaga toko, membuatnya terkikih kemudian berkata, "Tuan, anda tentunya sangat mencintai istri anda."
Bobby Shen kali ini tertawa lebih cerah lagi, kemudian menyaut, "Sekarang belum menjadi istri."
Nona penjaga itu langsung menambung, "Sekarang memang belum, tapi tidak lama lagi akan menjadi istri anda kan," kemudian tertawa lagi sambil menyarankan, "Tuan, apakah anda ingin memberi ukiran di bagian belakang cincin? Kami di sini akan dengan segera mengerjakannya jika anda menghendaki."
Bobby Shen baru pertama kali ini mendengar mengenai hal tersebut, dia penasaran, lalu setelah bertanya-tanya, dia rasa tidak ada ruginya. Tapi dia hanya ingin cincin untuk mempelai prianya saja yang diberi ukiran, yang untuk mempelai wanita tidak perlu, toh dia juga tidak tahu apakah Sella Ye akan senang dengan ukirannya atau tidak.
Ketika nona penjaga toko bertanya padanya, mau diberi ukiran apa di balik cincinnya, Bobby Shen dengan entengnya mengatakan tiga huruf, "s.y."
Airin Jiang yang berdiri di belakangnya, mendengar Bobby Shen mengucapkan tiga huruf itu, seketika sekujur tubuhnya gemetar dengan hebat, dia akhirnya sadar, kenapa di setiap awalan kata sandi yang ditetapkan oleh Bobby Shen selalu mengandung tiga huruf itu.
Ternyata, itu adalah singkatan nama Sella Ye.
Dulu karena Airin Jiang pernah mendirikan sebuah perusahaan bersama dengan Bobby Shen, keduanya berbagi sebuah akun email dan username, dan di setiap akun yang mereka buat, selalu Bobby Shen yang menetapkan kata sandinya. Mungkin karena Bobby Shen malas untuk mengingat terlalu banyak kata sandi, maka di setiap kata sandi yang dia tetapkan selalu mengandung serangkaian huruf, ditambah serangkaian angka. Pernah sekali Airin Jiang melihat Bobby Shen login ke akun QQ dan juga MSNnya, kata sandinya adalah ketiga huruf itu.
Airin Jiang dulunya tidak pernah paham apa arti dari tiga huruf itu, bahkan ketika dia menghubung-hubungkannya dengan singkatan nama-nama orang di sekitar Bobby Shen, tidak ada satu pun yang cocok. Perlahan, Airin Jiang merasa tiga huruf itu hanyalah karangan Bobby Shen, pada akhirnya, setelah melewati waktu yang lama, dia juga lupa akan hal itu.
Hari ini Airin Jiang begitu mendengar Bobby Shen mengucapkannya sekali lagi, dan juga dengan spontan, dia baru menyadarinya, ternyata, semua kata sandi Bobby Shen diawali dengan singkatan nama Sella Ye.
Sejak kapan Bobby Shen menggunakan singkatan nama Sella Ye? Apa sejak dia menyukainya lalu mulai menggunakannya? Seorang lelaki bisa menyukai seorang wanita sampai ke tingkatan seperti apa baru bisa menggunakan singkatan nama wanita yang disukainya itu?
Bobby Shen sudah menggunakan QQ sejak beberapa tahun yang lalu, sejak beberapa tahun yang lalu pula dia sudah menggunakan singkatan nama Sella Ye jadi kata sandinya. Kalau begitu dia sudah sejak beberapa tahun yang lalu mulai menyukai Sella Ye? Tapi kalau memang seperti itu kejadiannya, bukankah menurut desas-desus yang beredar empat tahun lalu Bobby Shen sudah mengikat janji akan menikah dengan kakak Sella Ye, Fenny Ye, yang sudah meninggal itu? Belasan tahun yang lalu bagaimana Bobby Shen bisa terus menjalin hubungan dengan Fenny Ye, sedangkan hatinya menyukai Sella Ye? Di antara Bobby Shen, Sella Ye dan juga Fenny Ye mereka bertiga sebenarnya ada apa? Bagaimana dengan kematian Fenny Ye?
Semua ini semakin dipikirkan semakin terasa aneh......
Di dalam perjalanan pulang, Airin Jiang bertanya tanpa tujuan, "Semua kata sandimu diawali dengan sy, tidak berubah selama itu, apa kamu tidak takut akunmu dibobol orang?"
Bobby Shen tertawa, lalu dengan entengnya menjawab, "Sudah terbiasa, tidak ingin mengubahnya."
"Kamu sudah menggunakannya berapa lama?"
"Sejak pertama kali aku menggunakan QQ." Bobby Shen tertawa sambil menatap Airin Jiang.
Airin Jiang memperhatikannya, dia merasa wajah Bobby Shen ketika sedang tertawa sangatlah tampan, dalam ketampanannya menyimpan sebuah kesan dan senyum yang jahat, dengan mudahnya dapat membuat hati wanita mana pun berdebar.
Tapi dalam hati dia tahu dengan jelas, tawa yang terlukis di wajah Bobby Shen itu bukanlah untuknya, melainkan karena dia sedang teringat oleh Sella Ye, itu saja.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeHidden Son-in-Law
Andy LeeCEO Daddy
TantoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMarriage Journey
Hyon SongAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang