Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran

Setelah menyeka sudut mulutnya menggunakan serbet makan, Airin Jiang meletakannya ke atas meja, memainkan bibirnya, sambil tersenyum tanpa cela kepada Caroline Ji: "Sudah membuat Nona Ji menunggu lama, aku jadi merasa tidak enak."

Caroline Ji yang awalnya terbengong menatap Airin Jiang, mendengarnya langsung buru-buru mengayunkan tangannya sambil berkata: "Tidak tidak, aku menunggu berapa lama pun itu memang sudah seharusnya." Beberapa saat kemudian, Caroline Ji akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian yang cukup untuk membahas pokok pertemuan mereka, "Aku dengar, Nona Jiang ada keinginan untuk membeli bahan bangunan dari perusahaan kami?"

Bola mata Airin Jiang berputar sedikit, kemudian tersenyum, menjawab: "Benar sekali, memang aku ada niatan seperti itu, tapi......"

Caroline Ji mendengar jawaban Airin Jiang bersuka hati, namun begitu dia mendengar kata 'tapi', seketika dia merasa kacaulah semuanya, yang paling dibencinya sekarang adalah kata tapi! Kata itu memberi orang harapan, lalu mengambilnya lagi, seakan ini adalah kebiasaan para orang kaya!

Otot wajah Caroline Ji sedikit menegang, seketika dia mendengar Airin Jiang masih meneruskan perkataannya: "Masalah pekerjaan mari kita kesampingkan dulu, nanti asistenku akan memberimu proposal, sekarang kita perbincangkan hal lain dulu."

Proposal?

Memangnya ada sesuatu seperti itu?

Caroline Ji tertawa kering, kemudian menjawab dengan tergesa: "Baiklah, maaf sudah merepotkan Nona Jiang." Kemudian dia bertanya lagi, "Nona Jiang, ingin mengetahui apa dariku?"

Airin Jiang yang sedang meminum teh, mendengarnya, di wajahnya langsung sebuah senyuman puas, "Kamu ini sangat pandai." Menaruh cangkirnya, menatap Caroline Ji, kemudian bertanya, "Aku dengar Sella Ye adalah tetanggamu?"

Caroline Ji dari awal sudah punya firasat, Airin Jiang nona sekaya dia tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ingin bertemu dengannya, jangan-jangan ada hubungannya dengan Sellla Ye, dan ternyata benar.

Dia menutupi bibirnya kemudian tersenyum, lalu bertanya: "Nona Jiang, anda ini ingin mengetahui segala sesuatu tentang Sella Ye kan?"

Airin Jiang tersenyum sambil mengangguk.

"Aku adalah tetangga Sella Ye, hubunganku dan dia tergolong baik. Tapi akhir-akhir ini......" Caroline Ji teringat perkataan Sella Ye kepadanya yang sedikit tajam, dia menyeritkan dahi, "Tapi belakangan ini sepertinya dia sedang ada sesuatu denganku."

"Oh? Kenapa bisa begitu?" Airin Jiang menebak pasti berhubungan dengan Bobby Shen, namun dia tertawa dingin, tetap bertanya walaupun dia mengerti jawabannya.

Caroline Ji awalnya ingin menjawab semua itu berhubungan dengan Bobby Shen, tapi dia mengingat pernah mendengar kabar mengenai rencana pernikahan Airin Jiang dan Bobby Shen, sehingga dia mengurungkan niatnya, khawatir kalau-kalau jawabannya itu akan membuat suasana hati Airin Jiang menjadi buruk. Kalau dia sampai menyalahi tuan puteri ini, bukankah uang yang didambakannya juga ikut pergi?

Caroline Ji berbohong: "Mungkin masalah kecil antara dua orang wanita."

"Apa dia merasa iri denganmu?" Airin Jiang menaikan nada bicaranya, dari nada bicaranya dapat terdengar nada tidak percaya. Seakan sedang berkata: Mana mungkin seorang Sella Ye iri denganmu? Sella Ye adalah seorang wanita yang bahkan bisa membuat seorang Airin Jiang merasa iri dengannya, mana mungkin Sella Ye bisa merasa iri dengan Caroline yang cuma seperti itu saja? Sedang bermimpi?

Caroline Ji dapat melihat Airin Jiang memandang rendah dirinya. Dia dengan suara pelan berkata, "Mungkin aku yang terlalu curiga?"

Airin Jiang tersenyum di luar garis pandang Caroline Ji, dia bertanya lagi, "Oh iya, barusan aku ingin bertanya kepadamu, apa yang terjadi pada wajahmu?'

Caroline Ji menyeka wajahnya sendiri, kemudian berkata dengan canggung: "Aku terjatuh karena tidak berhati-hati."

"Jatuh sendiri?" Airin Jiang bertanya dengan curiga, "Kenapa bisa jatuh sendiri sampai seperti itu?"

Caroline Ji hanya bisa menjawab dengan jujur, "Sebenarnya ini semua karena seorang supir taksi. Saat aku sedang turun dari mobil, dia tidak memperhatikan aku yang mengenakan sepatu berhak tinggi, sebelum aku benar-benar turun dan berdiri, dia sudah menjalankan mobilnya, begitu mobilnya jalan, aku terjatuh ke tanah."

"Iya kah?" Airin Jiang memicingkan matanya, bertanya kepadanya: "Aku lihat sepertinya si supir ini memang sengaja berniat menyelakaimu."

Caroline Ji menghela nafas, akhirnya dia mengakui, "Aku juga bersalah, karena kurang berhati-hati."

"Ini juga bukan kesalahanmu, "Airin Jiang bertanya lagi, "Apa kamu masih ingat plat nomor mobil itu?"

Caroline Ji teringat dia memanggil mobil itu dengan aplikasi online, tidak hanya dia memiliki nomor mobil yang dikendarainya itu, dia juga punya nama dan nomor telepon sopir dari mobil itu.

"Berikan nama dan nomor teleponnya kepadaku. Orang seperti ini harus diberi pelajaran. Sudah jelas-jelas dengan sengaja mencelakaimu, aku akan membantumu mencari orang ini, agar dia meminta maaf padamu." Airin Jiang berkata dengan nada datar.

Caroline Ji terkejut dengan sikap Airin Jiang, dia buru-buru melambaikan tangan, "Tidak usah, ini hanya luka ringan. Terima kasih atas perhatian Nona Jiang."

"Aku suruh kamu berbuat apa, sebaiknya kamu menurutinya."

Caroline Ji tak berdaya lagi, dia mau tidak mau harus memberikan nama dan nomor telepon supir yang barusan mengantarnya kepada Airin Jiang. Kemudian, Airin Jiang berjalan seorang diri ke jendela untuk menelepon. Saat dia kembali, wajahnya dipenuhi senyuman berkata kepada Caroline Ji: "Tunggu dengan sabar, orang itu dengan cepat akan ditemukan."

Caroline Ji diam-diam mulai berkeringat dingin, dia tidak mengerti kenapa Airin Jiang bersikeras untuk mencari supir itu, apa dia juga akan membuat wajah supir itu bengkak?

Setelah sekitar satu jam kemudian, asisten Airin Jiang dan beberapa bodyguard membawa seorang lelaki paruh baya masuk ke dalam. Mata Caroline Ji menyapu ruangan, dilihatnya di hadapannya berdiri seorang lelaki paruh baya yang pagi tadi menyebabkan dirinya terjatuh.

Wajah lelaki paruh baya itu pucat pasi, saat dia dibawa masuk ke dalam ruangan, dia tidak hentinya berteriak-teriak, "Apa yang kalian mau? Tanpa alasan yang jelas membawaku ke sini? Apa mau kalian? Awas saja aku akan melaporkan kalian kepada polisi......"

Supir itu terus mengoceh sampai matanya tertuju dan berhenti pada wajah Caroline Ji, dia langsung teringat, lalu berteriak: "Kamu! Kamu! Kamu itu kan......."

Caroline Ji melotot, dia memelototi supir itu dengan kebencian. Ini adalah supir yang membuatnya terjatuh dan terluka.

Supir itu berkata dengan tertekan: "Aku bertanya siapa yang membawaku ke sini? Ternyata kamu! Ada apa? Pagi ini aku tidak hanya melihatmu sekilas, kenapa kamu sekarang memelototiku, kamu sekarang masih punya malu untuk memanggilku datang ke sini? Apa yang sebenarnya mau kamu lakukan? Jangan kira aku orang tua ini takut padamu......"

Mendengar celoteh supir itu, Airin Jiang merasa sedikit sebal, dia menyuruh bodyguardnya untuk menyumpal mulut supir itu dengan sesuatu. Begitu mendengar perintah darinya, beberapa bodyguard itu langsung melakukan seperti yang diperintahkan. Supir itu yang sedari tadi mengomel, begitu mulutnya tersumpal sesuatu, dunia langsung senyap.

Airin Jiang berjalan perlahan ke hadapan supir itu, "Karena dia memelototimu, maka kamu sengaja membuatnya terjatuh?"

Mendengar pertanyaannya itu, supir itu menggeleng dengan sekuat tenaga.

Airin Jiang menarik nafas dalam-dalam, "Apa kamu dapat melihat wajahnya bengkak karena jatuh? Apa rencanamu untuk menebusnya?"

Supir itu tidak menanggapi, dia hanya menggeleng dengan sekuat tenaga, sambil menggerak-gerakan badannya yang gemuk. Memang pagi itu untuk membalas dendam kepadanya, dia memang sengaja membuat Caroline Ji terjatuh. Tapi dia tidak menyangka, Caroline Ji ternyata punya atasan seperti itu. Dia bahkan menyuruh orang sebanyak ini untuk mencari dirinya! Yang lebih diluar dugaannya, sekarang seluruh badannya disekap, dia bahkan tidak diijinkan untuk berbicara.

Airin Jiang melihat supir itu merasa sebal, dia dengan dingin berkata: "Apa kamu tahu? Menyakiti seorang wanita bukanlah hal yang terpuji? Sekarang kamu ingin melakukan apa sebagai ganti rugi kepada Nona Ji?"

Setelah berkata demikian, dia memerintahkan bodyguarnya untuk melepas sumbat mulut supir itu.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu