Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
"Walaupun demikian, "Agatha Song masih cemas, "Namun Charles Jiang bukan anak kandung dari keluarga kita, dan lagi Charles nanti juga akan berkeluarga sendiri, dia tidak mungkin selalu merawat kakak perempuannya seumur hidup! "
"Bagaimana kalau dia bisa? "Airin Jiang teringat dengan tatapan CHarles Jiang kepada dirinya yang penuh dengan rasa kagum, lalu dengan penuh percaya diri berkata, "Dia adalah penggemarku, seumur hidupnya dia akan mengikutiku. "
"Kamu berpikiran terlalu positif. "Agatha Song menghela nafas, "Tunggu sampai dia menikah dan memiliki seseorang untuk dicintainya, maka kamu bukan siapa-siapa lagi untuknya. "
"Tidak mungkin! "Airin Jiang bersumpah, "Semisal dia sudah memiliki istri pun, aku selamanya adalah orang yang terpenting di hatinya! "
Mengenai hal ini Airin Jiang punya sebuah perasaan percaya diri yang tak terungkapkan.
"Kalau kamu benar-benar adalah seseorang yang paling penting di hatinya, kenapa saat dia sedang keluar negeri, dia tidak menghubungimu. Semisal sesuai dengan perkataanmu, kamu adalah orang terpenting di hatinya, dia pasti tidak akan tahan untuk tidak menghubungimu. "Agatha Song berkata, "Perilaku seseorang mencerminkan perasaannya, dalam hati merasakan apa baru akan berbuat apa. "
Perkataan Agatha Song itu tiba-tiba menyadarkan Airin Jiang......
Tidak tahu kenapa, Airin Jiang tiba-tiba merasa kehilangan.
Ternyata perasaan dilupakan adalah sebuah perasaan yang kacau, terutama kalau orang yang melupakan, adalah seseorang yang sedari awal tidak kamu pedulikan, dan hanya memainkan perasaannya saja seperti segumpal lumpur.
Bahkan sebongkah lumpur saja melupakannya, Airin Jiang tiba-tiba merasa frustasi.
Saat sendirian menyetir mobilnya meninggalkan kediaman keluarga Jiang dan pulang, hati Airin Jiang terasa kosong, dia mencoba menelepon Charles Jiang, yang ponselnya masih dalam keadaan mati, dia tiba-tiba merasa sebal dan kosong.
Dalam hati dia memaki ibunya, kenapa baru saja membicarakan hal tersebut dengannya? Suasana hatinya yang tadinya bagus, dibuatnya kacau berantakan, sedikitpun perasaan senang pun tidak tersisa!
Sesampainya di villanya di tepi laut, Airin Jiang menerima pesan dari Caroline Ji lagi, pesannya berisi dia sudah menunggu beberapa jam namun Sella Ye tak kunjung datang. Airin Jiang memerintahkan Caroline Ji untuk bersabar.
Kabar dari sudut Bobby Shen, seorang antek-anteknya melaporkan, Bobby Shen malam ini akan pergi ke gedung pertunjukan Sinar Bintang, dari pukul 9 malam masuk, sampai sekarang belum juga keluar.
Mendapat laporan itu, Airin Jiang tersenyum senang, sepertinya Bobby Shen sudah masuk jebakan.
Selanjutnya tinggal menunggu apakah Caroline Ji berhasil menjalankan bagiannya.
Airin Jiang berdiri di dekat jendela, memandang luasnya lautan, seketika dia merasa dunia berada di bawah kakinya, perasaan ini sangat menyenangkan, oran-orang diseluruh dunia sudah dimanfaatkannya, dan dengan cepat, saingan dia dalam hal percintaan, wanita yang paling menyebalkan, akan segera mati di tangan wanita lain! Dan dia, Airin Jiang, menggapai tujuannya tanpa mengotori tangannya sedikit pun, dia hanya perlu merencanakan semuanya, dan lalu dengan santai menunggu oran-orang bodoh yang menjadi kaki tangannya ini mengerjakannya. Benar-benar sangat enak!
......
Sella Ye awalnya malam ini berencana akan makan malam bersama dengan Bobby Shen, namun Bobby Shen tidak tahu mengapa, mendadak ada suatu urusan penting, dan tidak bisa menemaninya makan malam.
Bobby Shen sudah mengingkari janjinya pada Sella Ye, tapi Sella Ye sendiri juga sudah terbiasa, Bobby Shen juga sudah meminta maaf dengan tulus padanya, dan berjanji besok akan menemaninya makan malam. Sebenarnya Sella Ye tidak peduli, makan malam sendiri baginya juga tidak apa-apa, dan juga sederhana.
Dia tidak terlalu memilih dalam soal makanan, asalkan bisa membuatnya kenyang, itu sudah ok.
Sepulangnya dari kantor, dia seorang diri pergi makan semangkuk mie sapi, kemudian dia merasa hari masih sore, maka dia di tengah perjalanan pulang, dia mampir untuk menjenguk ibunya di rumah sakit.
Dia tiba di rumah sakit tepat pukul 9 malam, begitu berjalan masuk ke ruang rawat ibunya, dia mendapati bunga lily yang sama seperti waktu itu.
Lagi-lagi 11 batang.
Sella Ye bingung.
Dia bertanya pada bibi perawat, "Apakah tuan itu datang lagi? "
Bibi perawat tersenyum menjawab, "Betul, dia baru saja pergi setelah duduk di sini selama satu jam lamanya, kali ini aku akhirnya bertanya namanya. "
"Siapa namanya? "
"Jiang. "Bibi perawat itu berkata, "Tuan Jiang baru saja pergi, Nona Ye kalau kamu sekarang mengejarnya, kamu pasti akan bertemu dengannya! "
"Iyakah? "Sella Ye bingung sesaat, dia kemudian menyambar tasnya dan berlari keluar.
Sesampainya di luar rumah sakit, kebetulan Sella Ye melihat sebuah mobil Mercedes berwarna putih sedang berjalan menjauh, di kursi belakang dapat terlihat seorang lelaki paruh baya yang mengenakan sebuah baju kasual berkelas, yang terlihat mahal.
Secara tidak sadar Sella Ye merasa, lelaki yang duduk di dalam mobil Mercedes putih itu adalah Tuan Jiang, lelaki yang memberikan bunga lily untuk ibunya. Sella Ye melambaikan tangan kepada orang itu, tapi yang diberinya lambaian tangan tidak merasakan keberadaannya. Mobil itu pun dengan cepat mulai menghilang dari pandangan, terus melaju ke depan.
Mobil itu terus melaju ke depan, tanpa disadari, Sella Ye mengejar mengikuti mobil itu, tapi Mercedes putih itu menambah kecepatan, dan membuat Sella Ye tidak mampu mengejarnya lagi.
Calvin Jiang yang duduk di kursi belakang itu saat diberitahu oleh supirnya, menengok ke belakang, didapatinya seorang wanita muda dengan beju terusan, mengejar mobilnya dari belakang.
Supirnya bertanya: "Apa Tuan Jiang mengenal gadis itu? Dia telah mengikuti kita cukup lama. "
Calvin Jiang menanggapi selang beberapa saat, matanya berbinar, kemudian tiba-tiba berkata: "Mungkin dia adalah anak perempuan sahabat lamaku, mundurkan mobil, lalu ikuti gadis itu, lihat kemana dia akan pergi. "Kemudian menambahkan, "Jangan sampai dia tahu kita memgikutinya. "
Supir itu mengiyakan, dalam hati dia bimbang, Direktur Jiang kenapa belakangan ini tindakannya aneh, setiap hari dia mengirimkan sebuket bunga lily untuk seorang pasien, sekarang dia ingin dirinya membantunya menguntit seorang gadis, ini benar-benar memalukan!
Tapi bosnya sudah bertitah demikian, maka dia juga harus mematuhinya.
Mercedes putih itu dengan cepat memutar balik, dan dengan segera kembali ke rumah sakit. Kali ini, Sella Ye melihat hari sudah larut, maka dirinya tidak lagi kembali ke rumah sakit, melainkan langsung berjalan pulang ke tempat tinggalnya.
Rasa penasaran di dalam hatinya masih belum terobati, dia sambil berjalan sambil melamun, sehingga dia sedikitpun tidak merasa ada sebuah Mercedes putih yang menguntitnya dari belakang.
Mercedes putih itu tidak menyalakan lampu, saat dia berjalan juga tidak mengeluarkan suara, dan menjaga jarak dengan Sella Ye. Sella Ye sama sekali tidak merasakan kehadirannya, dengan santainya terus berjalan ke depan. Dia berpikir hubungan apa yang sekiranya Tuan Jiang itu dan ibunya miliki, terkadang dia juga berpikir mengapa Tuan Jiang itu mengirimkan 11 kuntum bunga lily kepada ibunya, apa jangan-jangan itu sebuah kode? Atau ungkapan cinta? Namun ibunya sekarang tidak bisa merasakan apa pun, mana mungkin ada orang yang masih bersedia mengungkapkan cintanya padanya? Dipikir-pikir, ini semua benar-benar tidak masuk akal.
Sella Ye tidak mampu memahaminya, semakin dirinya memikirkannya, semakin dia merasa tidak mampu memahaminya.
Berpikir dan berpikir, akhirnya sampailah dia di area tempat tinggalnya, saat dirinya tinggal berjarak tak jauh dari apartemennya, di tengah redupnya cahaya lampu jalanan, dia tiba-tiba mendengar suara dari belakangnya, meneriakan namanya——"Sella, kebetulan sekali! "
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang