Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
48 jam kemudian.
Polisi C menemukan Hartini Shi yang terkulai lemas tak berdaya di sebuah rumah sewaan.
Bersamaan dengan Rio Lu.
Yang pertama kali menyadari hilangnya Hartini Shi adalah Rio Lu. Hari ini dia terus menelepon Hartini Shi tanpa satu panggilan pun yang terhubung. Maka dia pergi ke perusahaan tempat Hartini Shi bekerja untuk mencarinya. Namun, semua orang di tempat kerja Hartini Shi berkata mereka tidak melihatnya datang bekerja hari ini.
Tapi sampai siang itu, panggilan telepon Rio Lu tidak juga diangkat Hartini Shi. Dia tanpa sadar merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia kemudian menghubungi Sella Ye untuk menanyakan mengenai hilangnya Hartini Shi. Sella Ye sendiri juga berkata dia sudah lama tidak berhubungan dengan Hartini Shi. Saat Sella Ye bertanya padanya apa ada sesuatu yang menimpa Hartini Shi, Rio Lu memilih untuk mengalihkan pembicaraan agar tidak membuatnya khawatir.
Selewatnya pukul 4 sore, Hartini Shi sudah menghilang selama lebih dari 24 jam!
Rio Lu langsung pergi melapor ke pihak kepolisian, tapi pihak kepolisian tidak menanggapi urusan orang hilang itu dengan serius.
Rio Lu yang sudah kehabisan akal akhirnya hanya bisa mengandalkan keahliannya meretas untuk masuk ke dalam sistem kamera pengawas lalu lintas. Dia mendapati Hartini Shi terakhir kali naik bus kemarin malam pukul 8, kemarin malam sebelum dia meneleponnya.
Dia menebak Hartini Shi mengalami sesuatu setelah percakapan dengannya di telepon. Maka dia meretas sistem keamanan apartemen Hartini Shi. Dia dengan segera mendapati, kemarin malam, saat Hartini Shi sedang berjalan pulang, di belakangnya ada beberapa lelaki yang terus menguntitnya. Melalui rekaman yang tidak begitu jelas itu, dia mendapatkan plat nomor mobil putih yang dikendarai orang-orang itu.
Rio Lu melaporkan apa yang diperolehnya itu ke pihak kepolisian, saat itu Hartini Shi sudah menghilang selama lebih dari 36 jam.
Atas ketekunan pihak kepolisian untuk menyusur mobil itu, mereka akhirnya dapat menemukan keberadaan mobil van putih itu .
Saat polisi C menemukan lokasi sarang penjahat, para penjahat itu sedang berada di dalam rumah makan sambil bermain poker. Merka sama sekali tidak tahu sarangnya sedang dikepung polisi!
Para tersangka saat digerebek, bingung dengan siapa yang membocorkan lokasi persembunyian mereka. Yang jelas mereka telah melakukan banyak sekali tindakan kriminal sebelumnya. Setiap kali aksi mereka berjalan mulus, belum pernah sekali pun tertangkap......
Polisi C menemukan Hartini Shi yang tubuhnya penuh dengan luka terkulai lemas di bagian belakang tempat persembunyian para penjahat itu.
Rio Lu menggunakan bajunya untuk menutupi badan Hartini Shi. Hartini Shi sudah kesusahan membuka matanya, tapi saat dia melihat Rio Lu, dia menangis sedih. Rio Lu memeluknya dengan sayang, kemudian dengan segera mengantarnya ke rumah sakit untuk diperiksa.
Karena kasus ini dipecahkan oleh Detektif Polisi C, maka media masa langsung berebut untuk meliput kasus pemerkosaan ini. Banyak rekan kerja yang mengenal Hartini Shi mengetahui kesusahan yang dialaminya, banyak rekan kerjanya yang datang memberinya simpati. Tapi sesadarnya Hartini Shi, dia menolak untuk menemui orang lain, termasuk Sella Ye.
Hartini Shi sekarang bahkan menolak untuk bertemu dengan Rio Lu, dia merasa dirinya kotor dan jelek. Malam ketika sedang tertidur, sekujur tubuhnya terasa sakit sampai dia perlu meminum obat anti sakit. Orang tuanya yang tinggal di desa, sampai saat ini masih tidak mengetahui kejadian yang dia alami, dia juga tidak ingin orang tuanya mengetahuinya lalu bersedih.
Hartini Shi sekarang setiap harinya hanya merasakan kepedihan dan sakit, tidak sekali pun dia merasa tidak ingin mati, dia merasa dirinya sudah tidak punya lagi semangat hidup......
Satu minggu berlalu, saat Rio Lu menemuinya, dia membawakan sebuah kabar untuknya——"Kepolisian sekarang sudah mengamankan beberapa orang tersangka, apa kamu bisa mengenalinya?"
Hartini Shi menggelengkan kepala, dia tidak ingin pergi. Baginya, setiap kali dia mengingat apa yang terjadi padanya malam itu, digilir oleh beberapa orang, hatinya seperti ditikam dengan sebilah pisau.
Dia takut kalau dia mengalami kepedihan seperti itu lagi, dirinya tidak akan bisa bertahan.
Tapi Rio Lu menyemangatinya, "Har, setiap orang pasti mengalami momen buruk dalam hidupnya, dalam hidup selalu ada baik buruk, kita tidak bisa selamanya melihat ke belakang, kita harus melihat lurus ke depan."
Hartini Shi dulu selalu mematuhi perkataan Rio Lu, namun sejak kejadian itu menimpanya, dia mulai sinis, perkataan siapa pun dia enggan mendengarnya. Dia sekarang merasa di seluruh dunia ini hanya tinggal dia seorang diri.
"Siapa bilang setiap orang pasti mengalami momen buruk? Lihat kamu, apa kamu pernah mengalaminya? Apa Sella Ye pernah mengalaminya? Kamu sebaiknya jangan mengasihani aku lagi, aku tidak membutuhkan rasa simpatimu. tinggalkan aku sendiri, aku sekarang tidak ingin bertemu denganmu, juga tidak ingin bertemu dengan orang lain, bisakah kamu pergi sekarang?"
"Tapi aku bukan bersimpati denganmu, juga tidak mengasihanimu." Rio Lu berkata, "Har, aku tahu kamu sekarang sedang susah, tapi apa kamu pernah berpikir? Kalau kamu begini terus, orang yang bertanggung jawab membuatmu seperti ini apa tidak merasa bahagia melihatmu? Kalau kamu dengan disakiti seperti ini saja kamu tidak berani melawan, apa dia tidak semakin bangga?"
Rio Lu memahami dengan jelas, kalau sudah seperti ini, menenangkan Hartini Shi seperti bagaimana pun juga tidak akan berguna. Baginya, dirinya sudah terluka, bukan luka fisik saja, melainkan juga luka psikis, luka seperti ini bagi seorang wanita, selamanya tidak akan bisa terlupakan, trauma seperti ini tidak bisa dihapuskan oleh kata-kata orang ketiga.
Dan lagi saat ini yang bisa dia lakukan adalah sebisanya mencari tahu siapa otak dibalik kejahatan yang dilakukan terhadap Hartini Shi.
"Apa kamu tahu, Har, orang-orang ini hanyalah suruhan, aku sudah mencari tahu latar belakang orang-orang ini, aku mendapati ketua kelompok ini sering berhubungan dengan seseorang yang kukenal. Orang ini kamu juga mengenalnya, apa kamu tidak ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas semua ini?"
Mendengar perkataan Rio Lu, Hartini Shi ingin tahu tapi di lain sisi juga takut untuk mengetahuinya, dia membenamkan diri ke dalam selimut, kemudian mulai menangis, "Rio, sekarang kamu memberitahuku siapa di balik kejadian itu juga apa fungsinya? Aku semisal mengenalnya, apa aku juga akan bisa menerima keadilan?"
"Pasti bisa!" Rio Lu menyemangatinya, "Tapi kamu pertama-tama harus tegar dulu, sekarang kamu harus menunjuk siapa diantara mereka yang memperkosamu. Apa kamu tahu mereka merekamu? Kalau saja aku tidak menemukan keberadaan mereka tepat waktu, sekarang mereka pasti sudah menyebarkan video itu agar orang-orang di dunia bisa melihatnya! Mereka semenjijikan itu, kenapa kamu bisa tidak bersaksi melawan mereka? Misalnya kamu tidak bersaksi, mereka pasti sudah sepakat untuk mengaku tidak memperkosamu. Dan dengan demikian, mereka selamanya akan terhindar dari keadilan, apa kamu mengerti? Sekarang kamu punya satu kesempatan seperti ini bisa membuat mereka mendekam di penjara, kenapa kamu tidak mau melakukannya?"
Hartini Shi hanya menangis putus asa, dia merasa dirinya sejak awal sudah selesai, secercah sinar harapan dalam hidupnya sudah sirna.
Rio Lu melanjutkan: "Apa pernah terpikirkan olehmu, misalnya mereka telah didakwa menjadi pelaku pemerkosaan, pihak kepolisian akan memaksa mereka untuk membocorkan siapa yang berada di balik layar, yang akhirnya otak kejahatan itu akan bisa tertangkap?"
Hartini Shi menangis sambil berkata: "Semisal sudah tertangkap, lalu bagaimana? Rio, apa kamu masih juga tidak paham? Bagiku, menangkap orang itu tidak berarti apa-apa, aku sekarang hanya ingin mati, hanya ingin mati!"
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaEternal Love
Regina WangGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangThe Revival of the King
ShintaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaSuami Misterius
LauraPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang