Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
Maria Zhou berhasil membuat Chloe Zhou semakin marah, melihat Sella Ye dan berkata: "Tinggalkan kotak makanmu, pulang saja dulu."
Sella Ye mendengar ucapannya, juga tidak berani melawan lagi, meletakkan kotak makan yang berisi penuh bubur daging sapi di atas meja makan, dengan hormat permisi dengan Chloe Zhou kemudian bergegas pergi dengan cepat dari kediaman keluarga Shen.
Setelah Sella Ye pergi, Chloe Zhou tidak suka dan melihat sekilas kotak makan yang ditinggalkan Sella Ye, dengan tidak senang berkata pada bibi Anik: "Buang!"
Bibi Anik ragu sesaat, kemudian membujuk Chloe Zhou, "Nyonya, anda bukan tidak tahu sifat tuan kedua, kalau nanti pulang dia tidak melihat nona Sella Ye ya sudahlah, tapi kalau sampai tidak melihat kotak makan ini juga, mungkin akan marah besar."
Chloe Zhou mendengar ucapan itu, merasa ucapan bibi Anik ada benarnya, menganggukan kepala setuju, "Biarkan saja." Lalu melihat pelayan yang ada disekeliling, "Kalau nanti tuan muda kembali kalian tahu harus berkata apa kan?"
Bibi Anik mewakili berkata: "Nyonya jangan khawatir, kalau nanti tuan muda kedua pulang, aku akan berkata padanya, nona Sella Ye barusan mengantarkan bubur kemari, tidak lama dia pulang!"
Chloe Zhou menganggukan kepala puas, alisnya yang mengerut masih belum menghilang.
Terhadap putranya ini, Chloe Zhou sebagai ibu kandungnya, sama sekali tidak bisa mengontrolnya, ada kalanya masih takut membuat putranya tidak senang!
Kalau Bobby Shen memberontak, bahkan Chloe Zhou juga bisa ketakutan.
Empat tahun yang lalu, demi menyelamatkan Sella Ye dia bersedia melawan seluruh dunia, sampai mau pergi meninggalkan rumah, bahkan ribut dengan ayahnya sampai hubungannya tidak harmonis, kalau bukan Chloe Zhou yang menengahi, Bobby Shen sendiri juga punya sedikit kemampuan, saham perusahaan property yang dibangunnya terus naik, tuan mungkin sampai sekarang masih tidak bersedia memaafkan Bobby Shen.
Saat itu Bobby Shen tidak menginginkan apapun demi Sella Ye, mengatakan dia tidak ada perasaan pada Sella Ye, mengatakan dia menyelamatkan Sella Ye demi membalas dendam Fenny Ye yang meninggal, meskipun seluruh orang di dunia ini percaya, tapi Chloe Zhou tidak percaya.
Bobby Shen mencintai Sella Ye, sangat mencintai, cinta sampai dirinya tidak tahu ini namanya cinta.
Juga mungkin, cinta, dari awal tidak memerlukan alasan.
Dibandingkan dengan saat Chloe Zhou muda, pertama kali melihat ayah Bobby Shen, hanya dengan satu pandangan membuat dia seakan langsung kiamat, walaupun saat itu ayah Bobby Shen dari awal sudah beristri, dia juga bermain api, bersedia tenggelam.
Ayah sering berkata pada Chloe Zhou, cantik itu berbahaya.
Dan Sella Ye adalah musibah bagi Bobby Shen!
Chloe Zhou sungguh takut pada wanita yang bernama Sella Ye ini, jelas-jelas statusnya rendahan, sampai tidak sebanding dengan pelacur, tapi dia punya kemampuan, sampai membuat putranya terpikat, masih berpura-pura seakan tidak bersalah!
Berpikir sampai disini, Chloe Zhou merasa ada sebuah batu mengganjal didalam hatinya, tidak bisa mengambil nafas!
Maria Zhou menyenangkan Chloe Zhou dan pergi merangkul lengannya, suaranya lembut, "Tante, ayo ke atas aku bantu pijat tante, tante jangan emosi karena wanita rendahan itu lagi!"
Chloe Zhou menghela nafas, berkata pada Maria Zhou: "Masih ada Maria Zhou keluargaku yang begitu pengertian, masih bisa menyenangkan tante!"
Maria Zhou tertawa dengan maksud, menopang Chloe Zhou naik ke atas, berjalan sampai setengah tangga, membalikkan kepala melihat kotak makan yang menusuk mata masih tertinggal di atas meja, kemudian memelototi bibi Anik sekilas, pandangan yang beracun itu seperti sedang berkata: Sudah tua masih tidak mati, masih mengurusi urusan orang!
Bibi anik menerima pandangan Maria Zhou yang menusuk, hanya bisa menghela nafas tidak berdaya.
......
Malam hari ini Bobby Shen selesai menemani tamu langsung mengendarai mobil pulang, minum sedikit, tidak perduli bujukan asistennya, langsung mengendarai mobil kembali ke keluarga Shen.
Saat dia mengemudikan mobil pulang, suasana hatinya masih lumayan bagus, tidak tahu apakah karena reaksi dari minum bir, beberapa kali membayangkan sanggul yang lucu dibelakang kepala Sella Ye.
Dia mengemudikan mobil sambil berpikir, nanti saat kembali melihat Sella Ye, harus menertawakan dia baik-baik, sanggul dibelakang kepala itu seperti model rambut nenek tua.
Dia memarkirkan mobil, membuka pintu dan kalimat pertamanya pada bibi Anik: "Sella Ye dimana?"
Bobby Shen tahu Sella Ye pasti sama seperti dulu, menunggu tenang di dalam kamarnya, tidak menunggu jawaban bibi Anik, mengganti sepatu mau berjalan keatas, tidak disangka, dia baru menginjakkan kaki ke atas tangga, suara bibi Anik terdengar dari belakang badannya---
"Tuan kedua, nona Sella Ye tadi baru kemari, tapi karena sudah terlalu larut, dia pulang terlebih dulu."
Langkah kaki Bobby Shen yang menaiki tangga langsung berhenti, alisnya tertahan, membalikkan kepala melihat bibi Anik, "Sella Ye sudah pergi?"
Bibi Anik mengambil kotak makan yang baru dibawa Sella Ye kemari, maju ke depan dan memberikan ke Bobby Shen, "Tuan muda kedua, ini bubur yang barusan dibawa nona Sella Ye kemari, sampai diatas segera makan selagi masih panas."
"Kapan dia pergi?" Bobby Shen menerima kotak makan yang berat, hatinya tidak senang.
Bibi Anik jujur berkata: "Barusan saja, belum lama setelah anda kembali." Takut tuan muda kedua marah pada Sella Ye, bibi Anik masih membela Sella Ye: "Tuan muda kedua, belakangan ini cuaca dingin, sekarang juga sudah larut, nona Sella Ye seorang diri kalau pulang terlalu malam juga tidak aman."
Bobby Shen berkata dengan kesal: "Ini baru jam sepuluh sudah tidak sabar menunggu?" Bobby Shen masih ingin berkata: Dulu dia bukan tidak pernah menungguku sampai jam tiga subuh!
Tapi ucapan ini tidak dikeluarkan.
Bobby Shen merasa hatinya kalut, tidak ingin berbicara dengan siapapun, mengambil kotak makan, membalikkan badan naik keatas.
Kembali ke kamar, Bobby Shen menendang lepas sepatu, meletakkan kotak makan dengan keras, kaki yang panjang diletakkan diatas meja, dengan penat menarik dasi sambil menghisap beberapa batang rokok, hati yang galau masih tidak menjadi lebih baik, kebalikannya makin terasa kosong.
Dia menjulurkan tangan membuka kotak makan Sella Ye, aromanya sangat sedap, aroma yang dia sukai.
Tapi tidak tahu kenapa, dia yang semalaman tidak makan apa-apa, malah sama sekali tidak ada selera makan.
Bobby Shen duduk tenang sebentar kemudian menelepon Sella Ye, dia ingin mendengar alasan kenapa pergi begitu awal, kalau tidak bisa mengatakan alasannya, dia akan membuat Sella Ye mati!
Telepon berbunyi beberapa kali, Sella Ye menerimanya, suara yang terbata-bata terdengar dari dalam telepon: "Halo, direktur Bobby Shen......"
Sella Ye dari awal tahu Bobby Shen pasti akan menelepon dan bertanya pada dirinya, sampai di rumah sewaan, dia terduduk hening di hadapan telepon.
Bobby Shen mendengar suaranya, berdehem dingin, bertanya dengan tidak senang: "Baru jam sepuluh, kamu sudah ingin pulang? Siapa yang sedang menunggumu?"
Sella Ye menjawab dengan menyedihkan: "Tidak ada......"
Bobby Shen langsung menghiraukan jawabannya, berkata lagi: "Apa yang bernama Rio Lu itu sedang menunggumu? Ah?!"
Kata terakhirnya sangat menusuk, sepertinya kalau dia tidak bicara jujur, maka akan mati mengenaskan.
Sella Ye gemetar, menjelaskan dengan panik: "Tidak ada......"
"Sungguh tidak ada atau bagaimana?" Nada Bobby Shen menakutkan, "Kamu dan yang bernama Rio Lu itu, sampai sudah saling mengatakan selamat malam!"
Sella Ye menjelaskan dengan cepat: "Direktur Bobby Shen, sungguh tidak ada, Rio Lu hanya teman sekolahku dulu."
Bobby Shen tidak perduli penjelasannya, terus berkata dengan nada menyindir: "Teman sekolah, saat kamu menyebut namanya begitu akrab, kenapa dari dulu aku tidak pernah mendengar kamu memanggil namaku seperti ini?"
Sella Ye berkata dengan terbata-bata: "Direktur Bobby Shen, aku tidak akrab dengan dia......"
Masih bagus dia tidak berkata "Direktur Bobby Shen", sekali berkata begitu Bobby Shen langsung emosi, berkata dengan dingin: "Sella Ye, sepertinya dulu aku masih belum membuatmu ingat, kamu benar-benar mau memaksa aku mengirimkan video kepadanya? Membuat dia tahu kamu adalah wanita yang pernah ditiduri aku Bobby Shen?"
Novel Terkait
Get Back To You
LexyMore Than Words
HannyAir Mata Cinta
Bella CiaoDon't say goodbye
Dessy PutriMr. Ceo's Woman
Rebecca WangLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAwesome Husband
EdisonAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang