Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
Bobby Shen datang sambil membawa kotak makan, berjalan ke tepi tempat tidur Sella Ye, kemudian menyodorkan makanan itu kepadanya sambil berbisik, "Duduklah, jangan bergerak, setelah kamu selesai memaknnya, mau tidur atau mau melakukan apa saja aku tidak peduli."
"Aku tidak lapar." Sella Ye menanggapi dengan ketus.
Bobby Shen tidak mempedulikannya, dia mengambil satu sendok bubur itu dan langsung mendorongnya ke mulut Sella Ye.
Bobby Shen belum pernah melakukan hal seperti itu, hanya saja Sella Ye yang sedang tergolek sakit itu, memaksanya untuk sesekali keluar dari kebiasaannya. Empat tahun yang lalu Sella Ye juga pernah sakit separah ini, saat itu semua disebabkan oleh pukulan-pukulan David, dia kabur dari rumahnya mencari pertolongan, selanjutnya dia demam tinggi sekitar satu minggu. Bobby Shen saat itu setiap harinya merawatnya, mulai dari makan, minum. Tapi saat itu setidaknya Sella Ye menurut, tidak seperti kali ini, setiap hari hanya melawan Bobby Shen, selalu membuat Bobby Shen menelan api amarahnya sendiri.
Karena perasaan ini, suapan-suapan dari Bobby Shen jadi tidak begitu bersahabat lagi.
Sella Ye khawatir kalau ini dilanjutkan, dia akan jadi manusia pertama di muka bumi yang mati karena disuapi orang. Jadi, dia dengan segera meminta mangkuk bubur itu dari tangan Bobby Shen sambil berkata, "Aku makan sendiri saja"
Kali ini Bobby Shen baru terlihat puas, "Ternyata kamu masih bisa menggunakan tanganmu sendiri untuk makan? Kalau begitu kenapa perawat yang merawatmu melapor padaku, kamu tidak mau makan baik-baik? Apa hari-harimu terlalu indah, ingin aku beri sesuatu yang menyusahkanmu?"
"Bukan begitu....." Sella Ye menjawab dengan suara pelan.
"Kalau tidak begitu, makanlah baik-baik!" Bobby Shen memperingatkan dengan suara paraunya. "Kalau kamu melakukan semua ini agar aku mau merawat Ibumu yang sedang berada di rumah sakit, kamu melakukan kesalahan fatal. Kalau kamu berniat mati kelaparan, aku tidak akan semudah itu memaafkanmu."
Sella Ye menundukan kepala mendengar peringatan keras dari Bobby Shen. Sesendok demi sesendok akhirnya habis sudah bubur di hadapannya itu.
Kali ini Bobby Shen sudah melepaskan mantelnya, lalu duduk di bangku, berhadapan langsung dengan tempat tidur Sella Ye. Kakinya yang panjang itu disilangkan satu dengan yang lain, lalu dengan sorot mata yang tidak jelas, menatap Sella Ye.
Menggunakan kesempatan Bobby Shen yang sedang menatapnya itu, Sella Ye menanyakan kondisi mamanya, "Bos Bobby Shen, apakah kamu sudah membayar biaya pengobatan mamaku ke rumah sakit?"
"Apa kamu ingin tahu?" Bobby Shen tersenyum sinis.
Sella Ye mengangguk kuat-kuat.
Bobby Shen bangkit berdiri, lalu berjalan mendekat dengan langkahnya yang lebar itu, setelah dia duduk di tepi tempat tidur, dia merentangkan tangannya sambil berkata kepada Sella Ye, "Kalau kamu ingin tahu, puaskan aku."
Sella Ye menatapnya dengan bingung, dia dan Bobby Shen sudah menjalin hubungan cukup lama, arti dari ungkapan puaskan aku dari Bobby Shen itu memiliki beberapa maksud.
"Bukankah kamu baru saja bersama Airin Jiang?" Sella Ye bertanya sambil mengigit-gigit bibirnya.
"Apa hubunganku denganmu ada hubungannya dengan Airin Jiang?" Bobby Shen meraih tangan Sella Ye, kemudian dengan gerakan mulus menarik tubuhnya juga ke dalam pelukannya, dengan posisi kepala Sella Ye berada di bawah resleting celananya, kemudian dengan nada menggoda dia bertanya, "Jadi kamu mau atau tidak?"
Sella Ye ragu sejenak, pada akhirnya dia menjulurkan tangannya, membuka celana Bobby Shen, dan melakukan seperti yang diminta oleh Bobby Shen. Sella Ye melakukan semua itu seakan kebiasaan dia. Terkadang dia berhenti sejenak, berpikir apakah Airin Jiang juga melakukan seperti yang dia lakukan ini kepada Bobby Shen? Bepikir demikian, dia kehilangan irama gerakannya, yang membuat Bobby Shen kesal. Anehnya, saat melakukannya, setiap kali Bobby Shen terdengar melolong puas, Sella Ye juga merasa senang.
Beberapa saat kemudian, Bobby Shen menekan kepala Sella Ye dengan kuat, lalu dengan suara paraunya berkata, "Hebat sekali kamu Sella Ye, apa kamu juga pernah melakukannya kepada Rio Lu?"
Sella Ye tersadar kembali, melempar tatapan marah ke arah Bobby Shen, kemudian dengan benci mendorongnya menjauh. Yang didorong malah semakin kuat menariknya ke dalam dekapannya. Sella Ye gemetar, kemudian dengan kuat dia menggigitnya, membuat Bobby Shen menghempaskannya, lalu mundur beberapa langkah, kemudian dengan marah berkata, "Sella Ye, kamu ini mau membunuh lelakimu? Kamu tidak takut lelakimu ini tidak bisa memberimu keturunan nantinya?"
Sella Ye karena marahnya, tidak menghiraukan Bobby Shen. Setelah dia cukup tenang, dia berkata, "Kenapa kamu ini selalu menyinggung-nyinggung soal Rio Lu di hadapanku?"
"Kenapa aku di hadapanmu selalu menyinggung-nyinggung soal Rio Lu?" Bobby Shen menatapnya dengan dingin, "Hari itu di kantorku siapa yang berkata Rio Lu lebih jago di ranjang daripadaku, siapa yang berkata dia jauh lebih baik daripadaku? Sella Ye, kamu sudah bersalah masih saja mengkambinghitamkan lelakimu ini, dan sekarang kamu bertanya kenapa aku selalu menyinggung soal Rio Lu di depanmu?"
"Aku, hari itu...." Sella Ye berusaha menjelaskan, "Aku...."
"Kamu apa?" Bobby Shen berkata sambil menyalah-nyalahkan, "Kamu masih mengira aku tidak tahu apapun? Aku baru saja meninggalkanmu sejenak, kamu sudah gatal mencari Rio Lu? Kamu bahkan berusaha meminjam ponsel orang lain untuk memberinya kabar. Apa kamu di sana, apa kamu di sana?! Kamu kenapa tidak pernah mengirim pesan kepadaku seperti itu?!"
Bobby Shen berkata dengan marah, nadanya terdengar murka. Sella Ye menyambungkan titik-titik yang ada, baru menyadari, perawat yang meminjamkan ponsel padanya, melapor kepada Bobby Shen!
Menyadari hal ini, Sella Ye melotot lalu bertanya, "Bagaimana kamu tahu aku meminjam ponsel untuk berkabar dengan Rio Lu? Bobby Shen! Kamu ternyata mengawasiku! Kamu memata-matai aku!"
Bobby Shen tertawa, sebuah tawa yang entah berasal dari mana, "Kenapa kalau memang begitu? Seluruhnya yang kamu punya itu aku yang berikan! Tanpaku, kamu pikir kamu masih bisa punya hari ini?"
"Omong kosong!" Sella Ye marah sampai gemetar, "Kalau begitu akan aku kembalikan, Apa yang kamu kehendaki bagiku untuk mengembalikan semuanya padamu?"
"Kamu tidak akan sanggup mengembalikannya!"
"Kenapa aku tidak mampu mengembalikannya?" Sella Ye bertanya dengan kesal, "Di dunia ini tidak ada yang tidak bisa aku kembalikan! Bobby Shen, kamu kira kamu sudah memberiku segalanya? Yang kamu berikan padaku hanyalah kebusukan-kebusukan! Tanpa kamu memberinya kepadaku, hidupku sudah dipenuhi kebusukan!"
Bobby Shen tidak menyangka reaksi Sella Ye bisa begitu hebat. Dia akhirnya hanya diam sambil menggigit bibirnya.
Sella Ye meraung kemudian berkata, "Sekarang juga akan aku kembalikan semuanya padamu! Misal aku perlu menjual ginjalku untuk membayar semuanya kepadamu pun, detik ini juga akan kujual! Selama aku bisa terbebas dari pengawasanmu, detik ini juga aku akan pergi!"
Sambil berkata demikian, Sella Ye bangkit berdiri dan berjalan menuju ke pintu.
Bobby Shen dengan segera menarik tangan Sella Ye, lalu melemparkan Sella Ye ke tempat tidur, kemudian membungkam muka Sella Ye dengan selimut.
Sella Ye berteriak minta tolong.
Bobby Shen melepas sepatunya, lalu turut naik ke atas tempat tidur, dengan Sella Ye yang masih ditekan dibawah badannya, dia berkata di dekat telinga Sella Ye, "Kamu dengar baik-baik, semua yang ada di tubuhmu ini adalah milikku. Jangan lupa, tanpa campur tanganku, kamu sekarang sudah membusuk di neraka. Kamu kalau berani menghilangkan sedikit saja tubuhmu, aku tidak akan melepaskanmu, dan juga keluargamu!"
Bobby Shen memberikan penekanan khusus di kalimat terakhirnya itu, yang membuat tubuh Sella Ye menjadi lemas. Bobby Shen menggunakan kesempatan ini untuk membalikkan Sella Ye, lalu memeluk tubuh Sella Ye dari belakang, sambil mulai menyetubuhinya. Gerakannya sangat kasar dan cepat, tanpa ada foreplay, dia memompa dan memompa tubuh itu.
"Bajingan!" Sella Ye dengan marah memakinya, tapi suaranya perlahan menjadi lirih, akhirnya kalah oleh suara hentakan tubuh Bobby Shen. Sella Ye tidak lagi bisa mengeluarkan kata-kata yang lengkap, dia hanya bisa mengeluarkan suara erangan lirih, dengan tangannya mencengkram erat seprei, menahan sodokan-demi sodokan dari Bobby Shen.
Ranjang kamar rumah sakit tidak begitu kokoh. Walaupun cukup kuat untuk menopang berat tubuh seseorang di atasnya, tapi sekarang ada dua orang di atas tempat tidur Sella Ye, ditambah lagi dengan gerakan kasar Bobby Shen, ranjang tempat tidur itu terbentur-bentur tembok seiring gerakan Bobby Shen. Sella Ye khawatir suara itu akan didengar oleh orang sebelah, lebih khawatir lagi, saat orang sebelah melaporkannya dan perawat datang untuk mencari penyebabnya. Sella Ye menahan, sambil berbisik pada Bobby Shen, "Pelankan gerakanmu, di sebelah ada orang, di luar ada perawat."
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlHis Second Chance
Derick HoWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Yang Tak Biasa
WennieMenunggumu Kembali
NovanWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang