Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
Bobby Shen mendengar peringatan dari Sella Ye, dia tersenyum kecil, dia meraba wajah Sella Ye, lalu dengan gemas mencubitnya, "Apa kamu tidak merasa dengan begini lebih merangsang? Sudah berapa lama kita tidak melakukannya sepanas ini? Bukankah kamu meyukainya? Hm?"
Sambil berkata demikian, Bobby Shen memasukan lidahnya ke telinga Sella Ye, yang membuatnya menggeliat merasa terangsang. Tubuh Sella Ye gemetar, menahan kenikmatan. Bobby Shen memeluknya dari belakang, kemudian Bobby Shen menghembuskan napasnya yang hangat sambil berkata, "Terlihat dengan jelas kamu sedang menikmatinya, iya kan?"
Sella Ye tidak menanggapinya. Dia hanya berharap Bobby Shen segera cepat selesai.
Saat Bobby Shen mempercepat gerakannya tanda dia akan segera menyelesaikannya, Sella Ye mendorongnya, "Jangan keluar di dalam......."
Sejak kapan Bobby Shen mau mendengar permintaan Sella Ye? Dia mencengkramnya erat-erat, membalikan badan Sella Ye, dan meneruskan gerakannya.
Setelah selesai, Bobby Shen memeluk Sella Ye dari belakang, lalu berbaring sejenak di tempat tidur, sambil masih terengah-engah. Sella Ye juga berbaring sejenak, lalu dengan panik masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sella Ye tidak ingin mengandung anak Bobby Shen, membayangkan pun tidak pernah. Tapi sekarang dia tidak punya obat kontrasepsi, Bobby Shen sekarang juga tidak akan memberinya ijin untuk membelinya di luar, dia hanya bisa membersihkan diri sebisanya, untuk merendahkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Namun belum sampai air di kamar mandi dibukanya besar-besar, Bobby Shen masuk ke kamar mandi, lalu langsung memanggulnya keluar dari kamar mandi, kemudian menghempaskannya ke lantai, dan menyetubuhinya lagi.
Sella Ye tidak tahu apa yang terjadi pada Bobby Shen hari ini, dia menyetubuhi Sella Ye beberapa kali. Setelah melakukannya di lantai, seakan dia tiba-tiba takut akan membuat Sella Ye demam lagi, dia membopong Sella Ye ke atas tempat tidur, lalu menyetubuhinya lagi disana, menghimpit tubuh Sella Ye yang kecil itu di atas tempat tidur, kemudian melakukannya lagi.
Walaupun Sella Ye sudah sembuh, tetapi dia juga tidak sanggup menerima hentakan demi hentakan dari Bobby Shen itu. Nafas Sella Ye mulai tak beraturan, dia berusaha meyuruh Bobby Shen berhenti. Bobby Shen tidak mendengarkannya, akhirnya Sella Ye hanya bisa meminta lagi agar dia tidak keluar di dalam.
Mendengar Sella Ye berkata demikian, Bobby Shen dengan marah mencekik leher Sella Ye sambil berkata, "Sella Ye, aku juga bukan pertama kalinya berbuat denganmu, bisakah kamu berhenti berpura-pura di hadapanku? Apakah kamu sedang menyalahkanku tidak memberimu sebuah status yang jelas? Jadi kamu selalu berkata demikian. Kalau kamu benar-benar menginginkan status yang jelas, bagaimana kalau sekarang juga kita pergi ke KUA, berani?"
Sella Ye menatapnya dengan dingin, "Kamu jelas-jelas tahu aku tidak berani, kamu malah memaksaku, kamu jelas-jelas tahu, bahkan ketika kamu menikahiku, juga tidak ada orang yang akan mengakuiku!"
Tubuh Bobby Shen menegang di atas Sella Ye, dia dengan kasar berkata, "Ini urusanmu! Aku tidak pernah peduli hal-hal seperti ini!"
Sella Ye memukulnya, "Jangan merasa dirimu itu orang suci. Hal yang paling membuatmu bahagia hanyalah menyiksaku! Aku sudah cukup dengan semua ini! Dasar munafik!"
Bobby Shen mencengkram tangan Sella Ye, lalu memelototinya, "Ternyata aku seperti itu di matamu."
"Kamu mengirimkan video seperti itu ke Rio Lu, kamu berharap bagaimana aku bersikap padamu?"
"Rio Lu?" Suara Bobby Shen terdengar frustasi, "Kamu benar-benar menyukainya? Apa yang kamu sukai darinya?"
"Aku menyukai banyak hal darinya! Puas?" Sella Ye berkata dengan marah sampai gemetar, "Tapi semua itu tidak penting lagi, semuanya ini sudah kamu rusak! Puaskan kamu?"
Sebuah urat biru mulai nampak di dahi Bobby Shen, dia kemudian berkata, "Kejamnya dirimu. Kalau kamu mau, kamu boleh menemuinya lagi. Asalkan kamu bisa mempertahankan kemampuanmu di ranjang sehebat ketika kamu denganku, aku jamin, tidak ada seorang lelaki pun yang menolakmu!"
Sella Ye tertawa pahit, ternyata dirinya di hadapan seorang lelaki seperti Bobby Shen hanya bernilai segitu, dia kemudian dengan sinis berkata, "Baiklah, terima kasih atas saranmu."
"Kamu ini benar-benar keterlaluan kejamnya!" Bobby Shen kemudian sekali lagi menggunakan ponselnya untuk merekam apa yang sedang mereka lakukan.
Sella Ye melihat Bobby Shen memegang ponselnya lagi, menjulurkan tangannya untuk merebut ponsel itu dari tangannya, tapi Bobby Shen melemparnya ke atas lantai, sambil pinggangnya terus bergoyang, menusukkan senjatanya.
Setelah dia puas, Bobby Shen mencengkram dagu Sella Ye sambil berkata, "Tadi aku baru saja mengirimkan video mesum kita berdua ke Rio Lu, lelaki yang paling berarti bagimu itu. Apakah kamu senang dengan apa yang aku lakukan ini? Aku ingin memperlihatkan ke Rio Lu betapa rendahnya kamu. Aku ingin menutup semua jalanmu."
Sella Ye mencibir, dari awal Bobby Shen merekamnya itu, dia sudah tahu Bobby Shen akan menggunakan trik itu lagi, Sella Ye tidak terkejut, dia tertawa, "Kamu terus saja mengirim video-video seperti itu kepadanya, aku masih akan bertemu dengannya...."
Sella Ye tidak menyangka, perkataannya barusan membuat libido Bobby Shen turun. Bobby Shen turun dari tempat tidur, lalu menendang lemari di sebelah tempat tidur Sella Ye dengan marah, "Apa yang harus aku lakukan agar dirinya bisa memandang rendah dirimu? Sella Ye, kamu ternyata sungguh peduli dengannya! Sangat perhatian dengannya! Kamu benar-benar jahat!"
Bobby Shen menendang jatuh barang-barang di situ, dia beranjak pergi dari situ dengan marah, saat dia meninggalkan kamar rawat Sella Ye dia bahkan menendang pintu kamar dengan kuat.
Saat para perawat mendengar keributan itu, dengan segera mendatangi kamar Sella Ye, di dalam kamar hanya tersisa Sella Ye seorang diri.
Perawat yang merawat Sella Ye melihat keadaan di dalam kamar Sella Ye, mengernyitkan dahi dan bertanya, "Nona Sella Ye, apa nona sedang bertengkar dengan Tuan Bobby Shen?"
Sella Ye menggeleng, air matanya tiba-tiba mulai berjatuhan.
Setelah perawat itu membereskan kamarnya dan meninggalkannya seorang diri, Sella Ye terbengong kemudian mengambil ponsel yang tadi dilemparkan ke lantai oleh Bobby Shen.
Dia membuka Whatsapp, lalu melihat percakapan antara Bobby Shen dan Rio Lu, Bobby Shen ternyata tidak mengirimkan videonya tadi kepada Rio Lu.
Sella Ye baru mengetahuinya, baru saja Bobby Shen hanya melakukan sandiwara itu untuk menakut-nakuti Sella Ye. Sella Ye pun diam-diam menghela nafas lega.
Setelah dikerjai Bobby Shen sekian kali malam itu, sepasang insan itu berpisah tanpa merasakan bahagia. Hati Sella Ye kacau, tapi kelelahan yang dia rasakan mengalahkan kebingungannya, dia dengan segera terlelap.
Keesokan harinya, Sella Ye bangun pagi sekali untuk beres-beres.
Demamnya sudah turun, hanya saja luka-luka di tubuhnya masih perlu diobati. Setelah membeli obat yang diresepkan dokter, Sella Ye berencana ingin segera keluar dari rumah sakit.
Anehnya, ketika Pak Toni melihatnya pergi, dia tidak menghalanginya, dia malah bertanya Sella Ye mau pergi ke mana.
Sella Ye terkejut bukan main, awalnya dia mengira untuk keluar dari rumah sakit itu dia harus melawan Pak Toni dulu, tapi tak disangka, Pak Toni malah tidak menghalanginya.
Setelah duduk di dalam mobil, Sella Ye memberi tahu Pak Toni alamat kosnya.
Pak Toni dengan segera menjalankan mobil menuju ke alamat yang diberikan Sella Ye kepadanya.
Sella Ye bertanya kepada Pak Toni, "Apa Bos Bobby Shen tahu aku akan keluar dari rumah sakit hari in?"
Pak Toni menyetir sambil dengan hormat menjawab, "Nona Sella Ye, Bos Bobby Shen yang menyuruhku hari ini mengantarmu pulang." Setelah diam sejenak, dia melanjutkan, "Apa kemarin malam kalian bertengkar? Bos Bobby Shen saat pergi terlihat tidak senang."
"Iyakah?" Sella Ye bergumam menanggapi, "Sejak kapan aku berani bertengkar dengannya dan membuatnya tidak senang....."
"Betul juga." Pak Toni berkata, Bos Bobby Shen juga jarang sekali bertengkar dengan orang lain, pertengkaran seperti kemarin malam yang begitu hebatnya, aku baru pertama kali melihatnya, dan aku sudah ikut dengan beliau cukup lama."
Ketika Pak Toni berkata demikian, perkataannya seakan mengandung nada mengejek, kemudian agar tidak membuat Sella Ye gugup, dia berkata lagi, "Nona Sella Ye, besok-besok mengalahlah sedikit dengan Bos Bobby Shen, ada sebuah pepatah yang aku rasa sangat benar, pertengkaran antara suami istri itu hal yang wajar, tetapi jangan sampai dilihat oleh orang lain. Bos Bobby Shen itu orang dengan harga tinggi selangit, kamu sebaiknya mengalahlah sedikit, biarkan dia, biarkan dia menang, dengan begitu perlakuan dia kepadamu akan bertambah baik seratus kali lipat, dia juga akan mau mendengarkanmu, apa kamu percaya?"
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroHusband Deeply Love
NaomiAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove Is A War Zone
Qing QingIstri Yang Sombong
JessicaBeautiful Lady
ElsaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang