Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 60 Confessing Baloon
Foto yang dikirimkan oleh Bobby Shen adalah foto dirinya yang sedang menyetubuhi Sella Ye di atas ranjang, dengan pose yang memalukan, dia berkata ingin menyimpannya sebagai kenangan ulang tahunnya, maka dia mengambil foto itu.
Setelah lewat satu tahun, melihat foto itu lagi, Sella Ye merasa dirinya bukan orang baik-baik.
Khawatir nanti Hartini Shi akan meminjam ponselnya, Sella Ye dengan segera menghapus foto itu dari Whatsappnya.
Jarinya terhenti di kalimat yang dikirimkan Bobby Shen itu, dia ragu untuk menghapusnya, tapi sesungguhnya itu sangat.....memalukan.
Belum sempat dia menghapusnya, Bobby Shen mengirimkan pesan lain, bunyinya: Peralatan dan baju tahun lalu itu masih ada? Tahun ini akan kita lanjutkan? Aku tahu kamu sangat menyukainya.
Hanya setan yang menyukai apa yang Bobby Shen siapkan untuknya tahun lalu; borgol, ikat pinggang, dan juga pakaian yang membuatnya tidak nyaman itu.....
Setiap kali di membereskan lemarinya, dia selalu ingin mengambil lalu membuang baju itu ke tong sampah, tapi dia juga takut Bobby Shen akan membalasnya, maka dia hanya bisa membiarkannya di situ.
Sella Ye ragu ingin membalas apa. diketiknya, lalu dihapusnya lagi, setelah itu diketiknya lagi lalu dihapusnya.
Dalam sekejap, mobil sudah sampai ke tempat pesta.
Hartini Shi yang sudah lebih dulu turun dari mobil, melihat Sella Ye masih duduk di mobil masih asik dengan ponselnya, "Sella, kita sudah sampai! Cepat turun dari mobil!"
Sella buru-buru membalasnya: 【Aku tidak mau berbicara lagi denganmu, aku sekarang akan pergi makan dengan teman-teman.】
Kemudian, saat makan suki beramai-ramai dengan rekan kantornya, Sella Ye dari awal sampai selesai tidak lagi berani mengeluarkan ponselnya, terlalu banyak orang di situ, pesan yang dikirimkan Bobby Shen biasanya berisikan hal-hal di luar pesan-pesan pada umumnya. Dia khawatir kalau-kalau Bobby Shen mengirimnya video permainan mereka berdua di atas ranjang, lalu dirinya tidak sengaja membukanya, dia bisa benar-benar kehilangan mukanya.
Untuk berjaga-jaga, Sella Ye pergi ke kamar mandi, untuk akhirnya melihat ponselnya, memeriksa Whatsappnya. Setelah mendapati Bobby Shen tidak lagi mengirimnya pesan, dia mematikan ponselnya.
Sesudah mereka selesai makan suki, acara berikutnya adalah pergi ke bar yang baru saja buka milik teman Tuna gendut.
Hartini Shi dan Sella Ye turun dari mobil bersamaan, lalu dibawah arahan Tuna gendut, dibawanya mereka memasuki bar dengan suara musik menggelegar membelah langit itu.
Teman Tuna gendut adalah pemilik bar itu, dia sendiri datang menyambut mereka. Saat matanya melihat Sella Ye, Tuna gendut batuk sekali, bertukar pandang dengan pemilik bar itu.
Pemilik hotel itu mengerti, dia tertawa tanpa mengeluarkan suara, kemudian membawa mereka bertiga ke ruang karaoke yang memang sejak awal sudah disiapkan untuk mereka.
Warna lampu menari-nari di sepanjang jalan, di atas panggung bar itu ada seorang penari wanita yang sedang menarikan tarian seksi, ditambah lagi sebuah grup musik rock. Tempat menari yang disediakan, penuh sesak dengan orang-orang yang menari. Sella Ye dan Hartini Shi yang jarang datang ke tempat seperti itu, merasa tidak terbiasa.
Untungnya, sesampainya di dalam ruang karaoke, wajah-wajah yang hadir di situ adalah wajah-wajah yang akrab dengan mereka. Hartini Shi adalah orang yang gampang girang ketika bertemu dengan orang banyak, dia pun langsung bermain dengan teman-temannya itu. Minum bir, bermain, Semua orang yang hadir di dalam ruangan itu bersenang-senang. Tinggalah Sella Ye seorang diri, yang dari awal hanya duduk, tidak minum bir, hanya minum minuman biasa.
Tuna gendut sering memperhatikan Sella Ye, setelah acara pemotongan kue ulang tahun, orang-orang mulai berpesta lagi, pemilik hotel itu dengan niatan khusus menyodorkan koktail, dia berkata, "Seorang satu, tidak boleh saling berebut!"
Setelah itu satu demi satu orang yang hadir menerima koktail, yang diberikan Tuna gendut adalah koktail berwarna biru yang disebut Blue Lagoon, menggunakan sebuah gelas berkaki tinggi yang bening, memperlihatkan margarita biru di dalamnya. Di bawah terpaan sinar lampu, warna biru itu terlihat memukau, seakan bisa menunjukan keindahan suasana lautan.
Koktail Hartini Shi disebut Pink Lady, warnanya sesuai dengan namanya, merah muda transparan, di tengahnya ada sesuatu berbentuk hati, warna hatinya puga merah muda, benar-benar sesuai dengan namanya.
Koktail yang diberikan ke Sella Ye disebut Confessing Baloon, warnanya putih dengan puff warna-warni seperti balon menghiasinya, sangat simpel tapi imut, tertampang dengan jelas, orang yang menyiapkannya sudah mencurahkan kesungguhannya.
Pemilik bar itu sendiri yang menyerahkan koktail 'Confessing Baloon' itu kepada Sella Ye. Mengetahui Sella Ye tidak minum minuman beralkohol, dia menegaskan dengan berkata, "Minuman yang aku berikan kepadmu ini tidak mengandung alkohol, kamu sebaiknya meminumnya habis."
Sella Ye menerimanya dengan ragu, mencium aromanya, yang memang tidak ada aroma alkohol sama sekali, hanya ada aroma-aroma manis, dan aromanya pun......sangat menggoda.
Sella Ye sedikit rakus, dengan sedotan yang ada, dia meneguk satu teguk besar, lalu sambil menunjukan aura puas, dia berkata kepada bos bar itu, "Terima kasih. Ini sangat enak."
Mendengarnya bos pemilik bar itu tersebyum senang, lalu mulai membagikan koktail lagi ke orang-orang. Saat dia akan beranjak pergi, dia bertukar pandang lagi dengan Tuna gendut.
Melihat pemandangan itu, Hartini Shi bertanya dengan bingung kepada Tuna gendut, "Ihh, bos bar itu menyukaimu? Kamu dan dia berbagi rasa?"
Ditanyai seperti itu oleh Hartini Shi, Tuna gendut mulai gugup, dia khawatir Hartini Shi terus mengomel, dengan segera Hartini Shi disuruhnya tutup mulut, "Jangan keras-keras, nanti akan ada orang bertanya-tanya, Bisakah kamu tidak berbicara sekeras itu? Ini adalah wilayah kekuasaannya. Apa kamu tidak takut dia akan mengusirmu dari sini?"
Hartini Shi menanggapinya dengan malas, kemudian tidak lagi membicarakan hal itu dengan Tuna gendut, dia lalu berbalik, berbincang dengan Sella Ye dengan suara pelan, "Kalau memang homo mau bagaimana lagi? Takut diketahui orang? Apa yang anak muda jaman sekarang belum pernah temui? Iya kan Sel?"
Perhatian Sella Ye sedang tertuju pada minuman di depannya itu, dia hanya mendengar Hartini Shi sedang berbicara kepada Tuna gendut, tapi sudah tidak mendengar dengan jelas, dan juga tidak ikut dalam perbincangan, dia hanya meminum koktailnya itu.
Melihat Sella Ye yang sepertinya tidak curiga dengannya, dia menghela nafas lega, kemudian dengan sedikit kesal menatap Hartini Shi.
Dia dan pemilik bar itu sudah susah-susah membuat rencana, yang hampir saja digagalkan oleh mulut ember Hartini! Dia bisa santai saja kah?
Untungnya Sella Ye tidak menaruh curiga, kalau dia sampai curiga, apa yang harus diperbuatnya untuk tetap membuat agar rencananya bisa terus berjalan?
Setelah pesta berjalan sampai tengah-tengah, teman-teman yang hadir sudah mulai mabuk, bahkan beberapa dari mereka sudah tidak bisa berdiri tegak.
Tuna gendut yang melihat Hartini Shi sudah terlihat aneh, dengan sengaja memberinya minuman beralkohol agar dia mabuk.
Tuna gendut tahu Hartini Shi dan Sella Ye sudah seperti saudaranya sendiri, tapi sekarang dia sedang mengemban misi penting, bukan waktunya untuk membicarakan urusan kakak adik. Maka, untuk membuat rencana yang dibuatnya terbebas dari gangguan Hartini Shi, dia diam-diam memberinya beberapa seloki arak putih ke minuman Hartini Shi. Hartini Shi yang memang tidak punya toleransi terhadap alkohol, setelah minum beberapa seloki itu, mulai kehilangan kesadaran.
Tuna gendut sengaja meletakan jari tangannya di depan matanya lalu bertanya padanya, ada berapa yang dia lihat. Hartini Shi tertawa terbahak-bahak lalu berkata tidak ada satu jari pun di situ.
Kali ini Tuna gendut merasa lega. Dia melepas jaketnya lalu menyelimutkannya ke tubuh Hartini Shi, kemudian pergi melihat keadaan Sella Ye.
Sejak Sella Ye meminum setengah gelas koktailnya tadi, juga mulai merasa aneh, dia sedikit pusing. Selain pusing dia juga merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya! Dia pun mulai mneggaruknya, hanya saja semakin digaruk, kulitnya jadi semakin memerah, dan semakin gatal!
Kali ini Sella Ye merasa ada yang tidak beres dengan dirinya, kepalanya tiba-tiba pusing, tapi kesadarannya masih penuh. Dia bangkit berdiri, untuk pergi ke toilet.
Siapa sangka, saat dia baru saja berdiri, dari belakangnya tiba-tiba ada sebuah tangan merangkul pinggangnya, jemari yang kuat itu bersentuhan dengan kulitnya, lalu dengan kuat menariknya turun. Saat kesadaran Sella Ye kembali, dia merasakan dirinya sedang duduk di atas pangkuan seorang lelaki, kali ini dia merasakan sekujur tubuhnya mulai panas, ketika dia menengok, dilihatnya seorang lelaki dengan wajah putih——
Ternyata......
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPejuang Hati
Marry SuMarriage Journey
Hyon SongEverything i know about love
Shinta CharitySuami Misterius
LauraBeautiful Lady
ElsaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHanya Kamu Hidupku
RenataAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang