Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 60 Confessing Baloon

Foto yang dikirimkan oleh Bobby Shen adalah foto dirinya yang sedang menyetubuhi Sella Ye di atas ranjang, dengan pose yang memalukan, dia berkata ingin menyimpannya sebagai kenangan ulang tahunnya, maka dia mengambil foto itu.

Setelah lewat satu tahun, melihat foto itu lagi, Sella Ye merasa dirinya bukan orang baik-baik.

Khawatir nanti Hartini Shi akan meminjam ponselnya, Sella Ye dengan segera menghapus foto itu dari Whatsappnya.

Jarinya terhenti di kalimat yang dikirimkan Bobby Shen itu, dia ragu untuk menghapusnya, tapi sesungguhnya itu sangat.....memalukan.

Belum sempat dia menghapusnya, Bobby Shen mengirimkan pesan lain, bunyinya: Peralatan dan baju tahun lalu itu masih ada? Tahun ini akan kita lanjutkan? Aku tahu kamu sangat menyukainya.

Hanya setan yang menyukai apa yang Bobby Shen siapkan untuknya tahun lalu; borgol, ikat pinggang, dan juga pakaian yang membuatnya tidak nyaman itu.....

Setiap kali di membereskan lemarinya, dia selalu ingin mengambil lalu membuang baju itu ke tong sampah, tapi dia juga takut Bobby Shen akan membalasnya, maka dia hanya bisa membiarkannya di situ.

Sella Ye ragu ingin membalas apa. diketiknya, lalu dihapusnya lagi, setelah itu diketiknya lagi lalu dihapusnya.

Dalam sekejap, mobil sudah sampai ke tempat pesta.

Hartini Shi yang sudah lebih dulu turun dari mobil, melihat Sella Ye masih duduk di mobil masih asik dengan ponselnya, "Sella, kita sudah sampai! Cepat turun dari mobil!"

Sella buru-buru membalasnya: 【Aku tidak mau berbicara lagi denganmu, aku sekarang akan pergi makan dengan teman-teman.】

Kemudian, saat makan suki beramai-ramai dengan rekan kantornya, Sella Ye dari awal sampai selesai tidak lagi berani mengeluarkan ponselnya, terlalu banyak orang di situ, pesan yang dikirimkan Bobby Shen biasanya berisikan hal-hal di luar pesan-pesan pada umumnya. Dia khawatir kalau-kalau Bobby Shen mengirimnya video permainan mereka berdua di atas ranjang, lalu dirinya tidak sengaja membukanya, dia bisa benar-benar kehilangan mukanya.

Untuk berjaga-jaga, Sella Ye pergi ke kamar mandi, untuk akhirnya melihat ponselnya, memeriksa Whatsappnya. Setelah mendapati Bobby Shen tidak lagi mengirimnya pesan, dia mematikan ponselnya.

Sesudah mereka selesai makan suki, acara berikutnya adalah pergi ke bar yang baru saja buka milik teman Tuna gendut.

Hartini Shi dan Sella Ye turun dari mobil bersamaan, lalu dibawah arahan Tuna gendut, dibawanya mereka memasuki bar dengan suara musik menggelegar membelah langit itu.

Teman Tuna gendut adalah pemilik bar itu, dia sendiri datang menyambut mereka. Saat matanya melihat Sella Ye, Tuna gendut batuk sekali, bertukar pandang dengan pemilik bar itu.

Pemilik hotel itu mengerti, dia tertawa tanpa mengeluarkan suara, kemudian membawa mereka bertiga ke ruang karaoke yang memang sejak awal sudah disiapkan untuk mereka.

Warna lampu menari-nari di sepanjang jalan, di atas panggung bar itu ada seorang penari wanita yang sedang menarikan tarian seksi, ditambah lagi sebuah grup musik rock. Tempat menari yang disediakan, penuh sesak dengan orang-orang yang menari. Sella Ye dan Hartini Shi yang jarang datang ke tempat seperti itu, merasa tidak terbiasa.

Untungnya, sesampainya di dalam ruang karaoke, wajah-wajah yang hadir di situ adalah wajah-wajah yang akrab dengan mereka. Hartini Shi adalah orang yang gampang girang ketika bertemu dengan orang banyak, dia pun langsung bermain dengan teman-temannya itu. Minum bir, bermain, Semua orang yang hadir di dalam ruangan itu bersenang-senang. Tinggalah Sella Ye seorang diri, yang dari awal hanya duduk, tidak minum bir, hanya minum minuman biasa.

Tuna gendut sering memperhatikan Sella Ye, setelah acara pemotongan kue ulang tahun, orang-orang mulai berpesta lagi, pemilik hotel itu dengan niatan khusus menyodorkan koktail, dia berkata, "Seorang satu, tidak boleh saling berebut!"

Setelah itu satu demi satu orang yang hadir menerima koktail, yang diberikan Tuna gendut adalah koktail berwarna biru yang disebut Blue Lagoon, menggunakan sebuah gelas berkaki tinggi yang bening, memperlihatkan margarita biru di dalamnya. Di bawah terpaan sinar lampu, warna biru itu terlihat memukau, seakan bisa menunjukan keindahan suasana lautan.

Koktail Hartini Shi disebut Pink Lady, warnanya sesuai dengan namanya, merah muda transparan, di tengahnya ada sesuatu berbentuk hati, warna hatinya puga merah muda, benar-benar sesuai dengan namanya.

Koktail yang diberikan ke Sella Ye disebut Confessing Baloon, warnanya putih dengan puff warna-warni seperti balon menghiasinya, sangat simpel tapi imut, tertampang dengan jelas, orang yang menyiapkannya sudah mencurahkan kesungguhannya.

Pemilik bar itu sendiri yang menyerahkan koktail 'Confessing Baloon' itu kepada Sella Ye. Mengetahui Sella Ye tidak minum minuman beralkohol, dia menegaskan dengan berkata, "Minuman yang aku berikan kepadmu ini tidak mengandung alkohol, kamu sebaiknya meminumnya habis."

Sella Ye menerimanya dengan ragu, mencium aromanya, yang memang tidak ada aroma alkohol sama sekali, hanya ada aroma-aroma manis, dan aromanya pun......sangat menggoda.

Sella Ye sedikit rakus, dengan sedotan yang ada, dia meneguk satu teguk besar, lalu sambil menunjukan aura puas, dia berkata kepada bos bar itu, "Terima kasih. Ini sangat enak."

Mendengarnya bos pemilik bar itu tersebyum senang, lalu mulai membagikan koktail lagi ke orang-orang. Saat dia akan beranjak pergi, dia bertukar pandang lagi dengan Tuna gendut.

Melihat pemandangan itu, Hartini Shi bertanya dengan bingung kepada Tuna gendut, "Ihh, bos bar itu menyukaimu? Kamu dan dia berbagi rasa?"

Ditanyai seperti itu oleh Hartini Shi, Tuna gendut mulai gugup, dia khawatir Hartini Shi terus mengomel, dengan segera Hartini Shi disuruhnya tutup mulut, "Jangan keras-keras, nanti akan ada orang bertanya-tanya, Bisakah kamu tidak berbicara sekeras itu? Ini adalah wilayah kekuasaannya. Apa kamu tidak takut dia akan mengusirmu dari sini?"

Hartini Shi menanggapinya dengan malas, kemudian tidak lagi membicarakan hal itu dengan Tuna gendut, dia lalu berbalik, berbincang dengan Sella Ye dengan suara pelan, "Kalau memang homo mau bagaimana lagi? Takut diketahui orang? Apa yang anak muda jaman sekarang belum pernah temui? Iya kan Sel?"

Perhatian Sella Ye sedang tertuju pada minuman di depannya itu, dia hanya mendengar Hartini Shi sedang berbicara kepada Tuna gendut, tapi sudah tidak mendengar dengan jelas, dan juga tidak ikut dalam perbincangan, dia hanya meminum koktailnya itu.

Melihat Sella Ye yang sepertinya tidak curiga dengannya, dia menghela nafas lega, kemudian dengan sedikit kesal menatap Hartini Shi.

Dia dan pemilik bar itu sudah susah-susah membuat rencana, yang hampir saja digagalkan oleh mulut ember Hartini! Dia bisa santai saja kah?

Untungnya Sella Ye tidak menaruh curiga, kalau dia sampai curiga, apa yang harus diperbuatnya untuk tetap membuat agar rencananya bisa terus berjalan?

Setelah pesta berjalan sampai tengah-tengah, teman-teman yang hadir sudah mulai mabuk, bahkan beberapa dari mereka sudah tidak bisa berdiri tegak.

Tuna gendut yang melihat Hartini Shi sudah terlihat aneh, dengan sengaja memberinya minuman beralkohol agar dia mabuk.

Tuna gendut tahu Hartini Shi dan Sella Ye sudah seperti saudaranya sendiri, tapi sekarang dia sedang mengemban misi penting, bukan waktunya untuk membicarakan urusan kakak adik. Maka, untuk membuat rencana yang dibuatnya terbebas dari gangguan Hartini Shi, dia diam-diam memberinya beberapa seloki arak putih ke minuman Hartini Shi. Hartini Shi yang memang tidak punya toleransi terhadap alkohol, setelah minum beberapa seloki itu, mulai kehilangan kesadaran.

Tuna gendut sengaja meletakan jari tangannya di depan matanya lalu bertanya padanya, ada berapa yang dia lihat. Hartini Shi tertawa terbahak-bahak lalu berkata tidak ada satu jari pun di situ.

Kali ini Tuna gendut merasa lega. Dia melepas jaketnya lalu menyelimutkannya ke tubuh Hartini Shi, kemudian pergi melihat keadaan Sella Ye.

Sejak Sella Ye meminum setengah gelas koktailnya tadi, juga mulai merasa aneh, dia sedikit pusing. Selain pusing dia juga merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya! Dia pun mulai mneggaruknya, hanya saja semakin digaruk, kulitnya jadi semakin memerah, dan semakin gatal!

Kali ini Sella Ye merasa ada yang tidak beres dengan dirinya, kepalanya tiba-tiba pusing, tapi kesadarannya masih penuh. Dia bangkit berdiri, untuk pergi ke toilet.

Siapa sangka, saat dia baru saja berdiri, dari belakangnya tiba-tiba ada sebuah tangan merangkul pinggangnya, jemari yang kuat itu bersentuhan dengan kulitnya, lalu dengan kuat menariknya turun. Saat kesadaran Sella Ye kembali, dia merasakan dirinya sedang duduk di atas pangkuan seorang lelaki, kali ini dia merasakan sekujur tubuhnya mulai panas, ketika dia menengok, dilihatnya seorang lelaki dengan wajah putih——

Ternyata......

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu