Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
Sella Ye mendengar sampai disini, hanya bisa membenamkan kepalanya, bergegas turun mobil.
Begitu kakinya menginjak tanah, mobil Bobby Shen bergerak pergi dengan cepat ibarat panah.
Sella Ye sekali lagi melihat mobilnya hilang dari pandangannya, malam hari mulai datang, lampu jalan menyala satu per satu, dia berjalan di jalan raya, dari jauh melihat lampu di perumahan juga mulai menyala satu per satu, di dunia ini ada lampu rumah yang menjadi milik jutaan keluarga, tapi tidak ada satupun yang menjadi miliknya.
Angin malam bertiup, Sella Ye merasa dingin, membungkus dirinya dengan pakaian, tapi masih merasa dingin, hanya saja dingin ini tidak sebanding dengan dingin hatinya saat ini.
Tiga hari berlalu, rumah sakit menelepon berkali-kali menagih biaya pengobatan, Sella Ye menghadapinya sekali dua kali tiga kali, namun tidak berdaya terus menghadapinya.
Setiap hari dia khawatir karena masalah biaya pengobatan ibunya, sampai rekan kerja disampingnya menyadari pandangannya sangat tidak benar.
Hartini melihat dia beberapa hari tidak memesan makanan untuk makan siang, melainkan mengambil mie instant di kantor sebagai makan siang, langsung bertanya padanya: " Apa kamu sedang dalam kesulitan ekonomi? Kalau iya, aku bisa meminjamkan sedikit untukmu, walau tidak banyak, tapi juga cukup untuk kamu makan."
Sella Ye hanya bisa berterima kasih untuk maksud baik Hartini, bagaimana dia bisa enak hati mengambil uang Hartini, latar belakang keluarga Hartini bukan keluarga kaya, ini dia juga tahu, terlebih lagi, walau dia berkeras hati mengambil uang Hartini, juga tidak menyelesaikan akar masalah.
Biaya pengobatan ibunya bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan seribu atau dua ribu dolar.
Karena selisih biaya pengobatan, ditambah belakangan ini Bobby Shen tidak mau membantu dia, Sella Ye baru begitu pusing, dia merasa dirinya sudah tidak menemui jalan lagi.
Saat dia hampir putus asa, dia dengan tebal muka kembali ke keluarga Ye, bermaksud mencari ayahnya meminjam uang.
Tapi saat dia tiba di kediaman keluarga Ye, dia tidak melihat ayahnya, hanya melihat ibu angkatnya Rafika Xu, dan putri ibu angkatnya yang juga adik kandung Fenny Ye, Fiana Ye Ye.
Fiana Ye melihat Sella Ye yang tiba-tiba datang, tertawa dingin: "Yah, aku kira siapa yang datang? Rupanya dia yang tidak tahu malu kembali pulang! Wanita rendahan yang sudah membunuh kakakku dan merebut kakak iparku sudah kembali!"
Fiana Ye berbicara sambil memanggil ibu kandungnya, Rafika Xu.
Rafika Xu melihat Sella Ye, berteriak: "Orang rendahan! Mau apa kamu datang kesini? Apa merasa nyawamu terlalu banyak?!"
Sella Ye awalnya tidak ingin bertengkar dengan ibu dan anak ini, bahkan dia tidak ingin banyak bicara, ibu dan anak ini, mereka berdua tidak ada bedanya dengan tante galak diluar.
Dia tidak bisa tidak menundukkan kepala dibawah atap rumah orang, karena sudah datang, dan masih mau memohon, Sella Ye hanya bisa dengan tebal muka berkata: "Tante Rafika Xu, adik Fiana Ye, kali ini aku datang bukan untuk bertengkar, apa ayah ada dirumah?"
"Kamu masih berani datang mencari ayah!" Rafika Xu berteriak dengan keras: "Kamu putri yang tidak berbakti, mencelakai putri yang paling dicintainya, sekarang kamu masih berani datang mencari ayah! Kamu sungguh tidak tahu malu, orang rendahan!"
Saat Rafika Xu bicara, dia diam-diam meminta pembantu mengambilkan sebatang kayu.
Sella Ye sama sekali tidak tahu bahaya sudah menghampiri, masih mencoba bicara dengan Rafika Xu, "Tante Rafika Xu, anggap aku memohon padamu? Bisa kamu menelepon ayahku? Tolong sampaikan kepada ayah, ibu sekarang ada di rumah sakit, dan aku sekarang tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit, apakah bisa meminta ayah membantu biaya pengobatan bulan ini dulu, nanti aku akan membayarnya dua kali lipat kalau sudah ada uang!"
"Membayar dua kali lipat!? Membayar dua kali lipat apa!" Rafika Xu berkata dengan nada menusuk: "Sella Ye, kamu benar-benar sama seperti ibumu, pelacur menjual diri! Sudah melakukan hal buruk seperti ini kamu masih berani datang meminta uang! Wanita rendahan yang tidak tahu malu! Bukannya Bobby Shen sudah membantu kamu membayar biaya pengobatan? Apa tubuhmu sudah dipermainkannya sampai rusak, jadi sekarang dia tidak lagi memberi biaya pengobatan? Sella Ye, kamu hidup sampai hari ini, juga sudah cukup! Lihat kalau hari ini aku tidak memukul kamu sampai mati! Aku akan memukulmu sampai cacat!"
Rafika Xu terus mengucapkan kata-kata yang jahat, mengambil batang kayu yang diberikan Fiana Ye, ibu dan anak bekerjasama, satunya menarik tangan dan kakinya tidak membiarkan dia bergerak, satunya menggunakan batang kayu memukul Sella Ye, batang kayu yang bercorak itu mengenai punggung, lengan, paha, dan dada Sella Ye.
Sella Ye berusaha berontak sekuat tenaga, Rafika Xu memukul Sella Ye sampai seluruh tubuhnya penuh dengan luka, namun masih belum merasa cukup, masih memerintah Fiana Ye di depannya: "Buka kedua kakinya, lepaskan celananya, aku akan memukul sampai rusak, lihat nanti dia masih berani menggunakan tubuhnya untuk menggoda lelaki atau tidak!"
Fiana Ye mengikuti perintah Rafika Xu, langsung menurunkan celana Sella Ye, Sella Ye berontak kuat, tidak berhenti meminta ampun, mata Rafika Xu tertuju pada tubuhnya, tertawa jahat: "Menurutmu sekarang kalau aku memukul sampai rusak, apa nanti kamu masih bisa pergi menggoda lelaki lagi!?"
"Sakit mental!" Sella Ye berteriak keras, "Rafika Xu, kamu ini sakit mental, aku beritahu kamu, kalau kamu berani berbuat seperti ini, aku pasti tidak akan melepaskan kamu."
Rafika Xu tertawa terbahak-bahak: "Katakan, bagaimana caramu tidak melepaskan aku?"
"Aku! Aku punya rahasiamu!" Sella Ye mengancam dalam hati panik.
Saat ini, pembantu memberitahu, "Ayah sudah pulang!", Rafika Xu meskipun sangat kejam sekalipun tidak berani kurang ajar di depan ayah, Sella Ye yang celananya diturunkan di depannya, meskipun rendahan juga putri kandung ayah, mempermalukannya begini sama saja mempermalukan ayah!
Rafika Xu yang pandai memanfaatkan situasi, sambil satu tangan menyembunyikan batang kayu, sambil menyuruh Fiana Ye memakaikan kembali celana Sella Ye.
Menunggu David Ye masuk, begitu melihat Sella Ye yang rambutnya berantakan dan matanya yang merah berlutut diatas lantai, wajah David Ye langsung berubah, berjalan menghampiri dan berkata: "Putri durhaka! Untuk apa kamu kesini!" Selesai berbicara dia menendang wajah Sella Ye, seluruh tubuh Sella Ye yang dari awal sudah terluka karena dipukul Rafika Xu, tendangan David Ye ini, membuatnya langsung tergeletak diatas lantai.
David Ye melihat dia tergeletak seperti ikan mati diatas lantai, memastikan apa dia pura-pura mati, lalu menjulurkan kaki menendang beberapa kali di atas kepalanya, Sella Ye baru merasa kepalanya pusing, kemudian, dia melihat David Ye berjalan di sampingnya, mau berjalan ke lantai atas.
Sella Ye mengeluarkan tenaga terakhirnya, dengan kuat menarik ujung celana panjang David Ye yang tipis, menangis dengan keras berkata: "Ayah, ayah, aku mohon tolong ibu, dia sekarang ada di rumah sakit, rumah sakit mengatakan kalau aku tidak bisa lagi membayar biaya pengobatannya, mereka akan mengeluarkan ibu dari rumah sakit! Aku mohon tolonglah ibu! Ayah! Aku mohon padamu!"
David Ye mendengar ucapan ini, dengan keras menendang Sella Ye, kepala Sella Ye lebih dulu mengenai lantai, dengan keras terbentur diatas lantai papan kayu.
David Ye berkata dengan dingin: "Tinggalkan aku jauh-jauh! Kalau bukan karena melihat kamu masih bagian dari keluarga Ye, dari awal aku tidak akan membiarkan kamu hidup! Walau ibumu mati juga bukan urusanku! Kalau kamu masih berani kemari, aku akan memukulmu lagi! Sekarang, cepat pergi dari sini! Kalau tidak, aku akan mematahkan kakimu!"
Rafika Xu melihat ayah begitu emosi, berpura-pura menghela nafas, sambil menenangkan David Ye, sambil berkata pada Sella Ye: "Masih tidak cepat pergi? Kamu benar-benar ingin membuat ayahmu emosi sampai mati?"
Sella Ye hanya bisa mengusap air mata, dengan kesulitan berdiri, perlahan berjalan keluar.
Sepuluh tahun yang lalu, saat pertama kali datang kesini, dia mengira tempat ini akan menjadi rumahnya nanti, rumah ini akan memberikan kehangatan yang paling baik diseluruh dunia, dan juga akan menjadi tempat berlindungnya di kemudian hari.
Tapi dia menyadari dia salah, dari awal sudah salah, keluarga Ye bukan tempat dia berlindung, keluarga Ye adalah mimpi buruknya yang paling besar seumur hidup!
Hidup sederhana yang dilewatinya bersama ibunya, setelah datang ke keluarga ini kemudian semuanya berubah!
Kematian Fenny Ye merusak semuanya, hidupnya, masih merusak ibunya, sekarang dia tidak memiliki apa-apa lagi, di sisinya hanya tersisa ibunya seorang, tidak ada seorangpun yang mau membantunya.
Dia membenci dirinya yang tidak cukup berusaha! Juga membenci semua anggota keluarga Ye! Terlebih lagi membenci Bobby Shen yang tidak membantu padahal tahu betul dia sedang dalam kesulitan! Jelas-jelas sudah sepakat, dia malah berubah ditengah jalan, kalau ibunya sungguh karena ini tidak bisa hidup lagi, Sella Ye pasti tidak akan memaafkan dia!
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaMy Lifetime
DevinaThis Isn't Love
YuyuUnplanned Marriage
MargeryYou're My Savior
Shella NaviHis Soft Side
RisePergilah Suamiku
DanisAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang