Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 122 Bersiap Berkorban
Hal pertama yang dilakukan oleh Tanu si gendut, sepulangnya dari luar adalah memanggil Sella Ye ke kantornya.
Sella Ye berjalan masuk ke kantor dengan gugup, raut wajah Tanu muram, alisnya berkerut, begitu melihat Sella Ye, nada bicaranya bukannya nada bicara menyalahkan, melainkan khawatir——
"Sella, siapa yang bertanggung jawab atas semua ini?"
Sella Ye juga ingin tahu siapa yang bertanggung jawab di balik kejadian ini, tapi setelah berpikir cukup lama, dia tidak juga terpikirkan.
Dia menggeleng, kemudian dengan kesal memberitahu Tanu dia sendiri juga tidak mengetahuinya.
Tanu si gendut menghela nafas panjang, kemudian menenangkan Sella Ye: "Kamu jangan khawatir, hal seperti ini tidak sesederhana itu. Aku tahu bukan kamu yang menyebarkannya, aku baru saja mengutus orang untuk menyelidikinya, menurut alamat IP nya, postingan itu berasal dari luar negeri. Sekiranya semua ini sudah dipersiapkan dengan matang, mungkin maksud orang ini bukan menyerangmu, melainkan menyerang Yogi Zhou dan Airin Jiang. Sekarang mereka berdua sedang dicacimaki di dalam dunia maya, terutama Airin Jiang. Dia sudah dimaki sampai membawa-bawa keluarganya."
Setelah berkata demikian, Tanu si gendut menghela nafas lagi, "Sella, mengenai masalah ini, kamu nantinya harus menyiapkan hati. Walaupun opini publik sekarang sedang ada pada pihakmu, tapi opini publik tidak berhubungan sama sekali dengan kita. Dengan permasalahan antara kamu, Yogi Zhou, dan Airin Jiang sampai separah ini, aku khawatir, perusahaan tidak akan mampu bertahan."
Sella Ye tidak begitu yakin. Walaupun dari awal dia sudah tahu masalah ini sudah jadi topik hangat perbincangan orang sekota, dirinya hanya bisa menerima getahnya saja, tetapi di bawah sadar, dia masih berusaha membela diri sendiri: "Tapi aku tidak berbuat kesalahan, kesalahan ada pada mereka, kenapa aku yang harus mengalah?"
Tanu si gendut menggelengkan kepala, tak berdaya, "Sella, apa kamu sampai sekarang masih juga tidak mengerti? Di dunia tidak semudah itu mengategorikan segala sesuatu hitam dan putih, di dunia ada juga warna abu-abu. Kamu tidak menyalahi siapa-siapa, tapuiyang kamu salahi adalah Yogi Zhou, menyalahinya mungkin tidak apa-apa, tapi kamu juga sudah menyalahi Airin Jiang. Apa kamu masih tidak menyadari derajat Airin Jiang? Aku tahu hubunganmu dengan DIrektur Shen, tapi kamu juga harus memahami derajatmu. Airin Jiang barulah calon istri Direktur Shen. Semisal terjadi sesuatu, kamu rasa Direktur Shen akan membela pihak Airin Jiang atau berpindah pihak untuk membela dan melindungimu? Coba kamu pikir baik-baik. Ada beberapa hal yang aku sendiri tidak bisa memahaminya dengan jelas. Besok kamu tidak perlu datang ke kantor dulu, tunggu sampai keadaan membaik baru kamu boleh kembali bekerja."
Sella Ye mendengarkan perkataan Tanu si gendut, sesekali dia merasa dirinya akan menangis, dia sudah sekuat tenaga tidak membiarkan setetes pun air matanya menetes, dia mengepalkan tangan. Ternyata, dari awal Tanu si gendut sudah mengetahui hubungannya dengan Bobby Shen, dan juga sudah memahami Bobby Shen hanya menjadikannya teman ranjang, sama sekali tidak memiliki rencana untuk menikah dengan dirinya. Tapi Tanu si gendut dari awal berpura-pura tidak mengetahui apa pun, kalau tidak terjadi hal seperti ini, sepertinya dia akan terus bersembunyi dalam kemunafikan.
"Ternyata kamu sudah mengetahui hubunganku denga Bobby Shen dari awal." Sella Ye tertawa dingin da berkata, "Tidak kusangka kamu juga bisa berakting. Sejak kapan kamu mengetahuinya?"
"Aku dari awal sudah mencurigai adanya skandal antara kamu dan Direktur Shen." Tanu si gendut bangkit berdiri sambil berkata, "Aku masih ingat sewaktu kamu baru datang bekerja ke sini, kamu beberapa kali pergi ke lapangan golf? Selanjutnya aku mendengar cerita dari klien lain, berkata kalau kamu dipanggil Direktur Shen ke sana, berdua menghabiskan waktu di kamar tamu gedung golf, sekalinya satu sore. Aku bukan orang bodoh, tidak bisa menebak hal seperti itu. Tapi kemudian aku mendengar kabar bahwa kamu memiliki pacar, aku mengira kabar itu salah. Lalu...... Direktur Shen sendiri yang mengakuinya."
"Iya kah?" Nada bicara Sella Ye ringan.
"Iya." Tanu si gendur berkata, "Direktur Shen sangat baik terhadapmu, Sella, tapi kamu tidak bisa menerima hati masih meminta jantung. Aku berkata demikian untuk kebaikanmu, mulai besok, kamu tidak usah datang ke kantor dulu, tunggu kabar dariku kamu baru kembali datang ke kantor. Serahkan pekerjaanmu pada Hartini Shi dulu."
"Kalau aku menolaknya?"
"Jangan membuatku berbuat sesuatu yang akan membuatmu menyesal." Tanu berkata dengan nada serius, "Aku masih mengepalai departemen teknik. Sella, kamu harus bisa memprioritaskan, dengan adanya kejadian seperti ini, kamu harus bersiap untuk berkorban."
"Tapi bukan aku yang salah!" Sella Ye menuntut, "Kamu kira aku tidak tahu apa yang kamu perbuat di hari pesta ulang tahunku? Kamu kira aku tidak tahu kamu sudah menyiapkan koktail dengan obat tidur? Kamu benar-benar mengira hanya Tuhan dan dirimu sendiri yang tahu tentang apa yang kamu perbuat? Aku awalnya tidak membiarkan Bobby Shen tidak membalasmu, tapi kamu sekarang malah berbuat seperti ini kepadaku?"
Tanu si gendut tidak terpancing dengan apa yang dikatakan Sella Ye itu, dia masih dengan kepala dingin berkata, "Jangan terus mengancamku, aku bisa mencapai apa yang kucapai hari ini bukan aku peroleh dari ancaman segampang itu. Yang sudah berlalu, sudah berlalu, jangan kamu singgung-singgung lagi, dan lagi tidak akan ada orang yang mempercayaimu! Keluar! Mulai hari ini kamu diskrors! Tunggu sampai keadaan membaik baru kita lihat lagi!"
Sella Ye gemetar saking marahnya, sebelum melangkah keluar, dia berkata, "Tanu, aku akhirnya tahu kenapa Hartini Shi memutuskanmu, karena kamu menjijikan! Tidak hanya penampilanmu yang menjijikan, tapi hatimu juga!"
Sambil berkata demikian, dia melangkah pergi tanpa menoleh lagi.
Sekembalinya ke meja kerjanya, dia melihat sekelilingnya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dengan sesekali melihat ponselnya, mengamati perkembangan headline tentang Sella Ye itu.
Seorang rekan kerja berteriak dengan emosi: "Tidak kusangka, Airin Jiang menjadi kambing hitam wakil Direktur Zhou. Sekarang seluruh warganet sedang memaki Airin Jiang sebagai wanita jalang licik. Sekarang ada banyak stikernya, ternyata ada banyak sekali waganet!"
Kemudian ada rekan yang lain melanjutkan: "Siapa suruh Airin Jiang adalah seorang anak orang kaya? Dirinya sendiri sudah mengundang orang lain untuk membicarakannya, kalau orang tidak mengikuti kabarnya, apa mereka harus mengikuti kabar Sella Ye? Tapi sekarang ini Sella Ye lebih ke takut daripada tersakiti, karena dia sudah menyalahi banyak orang........"
Seorang rekan yang lain berkata, "Kalian ini jangan sembarangan, kalian benar-benar menyangka Airin Jiang semudah itu diserang? Siapa tahu dia sekarang sedang berpikir bagaimana cara untuk menyerang balik Sella Ye. Sella, kamu harus mulai berpikir matang, jangan takut dengan segala macam cobaan yang akan kamu hadapi, kami semua akan mendukungmu."
Suasana hati Sella Ye semakin buruk, tapi begitu mendengar dukungan dari rekan kerjanya, hatinya merasakan sedikit angin hangat.
Dibandingkan dengan rekan-rekan kerja yang ribut, Hartini Shi terlihat sangat diam, sepanjang pagi, dia tidak henti-hentinya diam-diam keluar dari kantor untuk menerima telepon.
Sella Ye awalnya tidak menyadarinya, tapi kemudian dia mengawasi frekuensi Hartini Shi keluar masuk kantor semakin banyak, dia merasa ada yang aneh. Dia lalu menarik Hartini Shi di meja resepsionis dan bertanya.
"Apa yang terjadi padamu hari ini? Sepanjang hari terlihat gugup sekali, kamu sedang berbicara dengan siapa?"
Hartini Shi awalnya ingin menyembunyikannya, tapi dengan tatapan tajam Sella Ye yang menerawang ke dalam hatinya, dia akhirnya berkata dengan jujur, "Aku tidak sedang berbicara dengan siapa-siapa, hanya dengan Rio Lu."
"Rio Lu?" Sinar mulai muncul dari dasar mata Sella Ye. "Kamu sudah jadian dengan Rio Lu?"
"Bukan begitu." Hartini Shi menjawab, "Dia sangat menyukaimu, kamu juga bukannya tidak tahu, bagaimana mungkin dia mau jadian denganku? Tapi demi kamu dia melakukan........"
"Melakukan apa?"
"Melakukan....." Hartini Shi seakan mau bicara tapi mengurungkannya, "Sella, dia......."
Sella Ye melihat gelagat Hartini Shi, dapat menebaknya, dia kemudian bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Ada hubungannya denganmu." Hartini Shi akhirnya berkata jujur. Dia kemudian berbisik ke telinga Sella Ye, "Sell, aku katakan kepadamu, berita yang ramai pagi ini, sebenarnya adalah kerjaanku dan Rio Lu."
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyPerjalanan Selingkuh
LindaLoving Handsome
Glen ValoraBlooming at that time
White RoseUntouchable Love
Devil BuddyMy Enchanting Guy
Bryan WuAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang