Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
Bobby Shen berkata: "Bagaimana mungkin kamu tidak mengikuti perkataanmu sendiri? Baru saja kamu mengatakan kamu mau berterima kasih padaku. Jadi aku meminta kamu menggunakan tubuhmu untuk membalas budi."
"Bobby Shen! Apakah kamu tidak punya harga diri?" Teriak Sella Ye.
"Tentu saja punya." kata Bobby Shen, dengan tawa yang licik, "Jika tidak, bagaimana kamu bisa melihatku ditengah-tengah orang biasa?"
"Apakah kamu tidak takut didengar orang?" Sella Ye terdiam. "Yah, aku di rumah sakit. Aku akan meneleponmu kembali malam ini."
Bobby Shen tersenyum dan menekankan, "Tunggu aku dengan pakaian dalam renda tembus pandang. Aku ingin melihat kamu mengenakan yang itu. Jika kamu tidak mengubahnya, kamu akan bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Sella Ye sangat kesal, namun ketika dia menekan tombol telepon, dia memiliki senyum di wajahnya.
Dia tidak tahu berapa lama lagi hari-hari penuh pertarungan seperti ini akan terus berjalan. Dia menantikan hari yang akan berlangsung selamanya, tetapi dia menyadari dengan sangat jelas bahwa dia akan kehilangan pria itu sepenuhnya suatu hari.
Masih ada berapa lama sebelum hari itu datang?
Terkadang dia iri pada cinta antara Hartini Shi dan Rio Lu. Tidak peduli seberapa sakitnya mereka, setidaknya mereka bisa tetap bersama selamanya. Tapi bagaimana dengan dia dan Bobby Shen? Apa masa depan mereka? Sella Ye bahkan tidak bisa memikirkannya.
...
Sella Ye sudah datang ke rumah sakit untuk menemui ibunya selama dua hari berturut-turut. Perawat rumah sakit bahkan merasa aneh karenanya. Dia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Sella Ye: "Bukankah kamu baru saja bekerja?"
Sella Ye terdiam. Tidak mungkin ia menjelaskan bahwa dia hanya datang ke rumah sakit hanya untuk menghabiskan waktu guna menghindari Caroline Ji.
Padahal, penyakit ibu selalu seperti ini. Tidak ada kemungkinan untuk menjadi lebih baik, tetapi belum memburuk. Seperti ni dari hari ke hari. Sella Ye biasanya berkunjung satu atau dua kali seminggu. Bagaimanapun, ibu tidak mampu bereaksi sekarang, dan lebih sering mengunjunginya tidak akan menyembuhkannya.
Tetapi hari ini, perawat mengatakan kabar baik kepada Sella Ye: "Jari ibumu bergerak sore ini. Aku tidak tahu apakah aku salah liat, tapi aku benar-benar melihat jari-jarinya bergerak."
"Apa yang dikatakan dokter?" Sella Ye bertanya sambil tersenyum
Perawat itu tersenyum, "Dokter mengatakan itu normal untuk sesekali bergerak, tetapi mungkin aku salah lihat." Perawat berkata dan menghela nafas.
Sella Ye mengulurkan tangannya dan membelai wajah ibunya. Bahkan ketika dia sakit, wajahnya masih cerah. Ketika ibunya masih muda, dia benar-benar cantik. Itu adalah tahun tanpa belas kasihan yang membuatnya terlihat seperti ini. Terkadang Sella Ye selalu merasa bahwa Tuhan tidak adil baginya. Kapan Tuhan bisa membangunkannya dan memberinya usia lanjut yang bahagia? Seorang ibu yang telah menderita begitu banyak pantas mendapatkan segalanya.
Dalam sekejap, Sella Ye melihat seikat bunga di kabinet ranjang, seikat bunga lili baru, masih sebelas tangkai. Sella Ye mengerutkan kening dan bertanya kepada perawat, "Siapa yang mengirim bunga lagi?"
Ditanya oleh Sella Ye, perawat itu langsung bereaksi dan berkata: "Bunga ini sudah ada disana ketika aku datang di pagi hari. Kemudian aku bertanya kepada perawat yang bertugas. Mereka mengatakan bahwa pria yang datang kemarin membawanya, jadi aku tidak bertemu dengan orang yang mengirim bunga. Aku hanya tahu bahwa orang ini sama dengan yang mengirim bunga kemarin . "
"Oh begitu?" Kebingungan yang tersembunyi di hati Sella Ye semakin dalam.
"Aku akan datang lebih pagi besok," Kata perawat. "Jika kamu bisa bertemu pria ini, akan kutanya namanya."
Sella Ye mengangguk dan menatap sebelas bunga lili. Dia pikir itu sangat aneh. Jika menurut pernyataan keperawatan kemarin, pria itu mengirim bunga karena dia pikir dia ditakdirkan untuk ibunya, lalu mengapa dia mengirim bunga berulang kali?
Semua kebetulan ini tidak seperti kebetulan.
Siapa pria ini? Hubungan seperti apa yang ia miliki dengan ibu?
Sella Ye pulang dengan pikiran penuh. Ketika dia berjalan ke rumahnya, dia khawatir akan bertemu dengan Caroline Ji. Untungnya, Tuhan memberkati dia hari ini, Caroline Ji tidak muncul sama sekali.
Ketika sampai di pintu, ia membuka dan menyelip masuk kedalam dalam sekejap sebelum akhirnya bisa bernafas legah di belakang pintu.
Setelah mandi air hangat, waktu menunjukkan pukul 10:30 malam, dan telepon Bobby Shen datang tepat waktu.
"Sudah tidur?" Tanya Bobby Shen dengan suara yang dalam.
"Belum."
"Mandi?"
"Ya."
"Oke, video." Bobby Shen tidak menunggu Sella Ye untuk merespons, jadi dia segera menutup telepon.
Sebelum Sella Ye bisa menanggapi, panggilan video datang.
Sella Ye tidak lupa bahwa Bobby Shen mengatakan bahwa dia harus mengenakan pakaian dalam renda dan menunggunya, tetapi dia memikirkan masalah ibunya saat mandi. Bagaimana mungkin dia bisa menyisihkan pemikiran untuk memikirkan pakaian renda tembus pandang?
Setelah video terhubung, Sella Ye dapat melihat tubuh bagian atas Bobby Shen telanjang, menunjukkan garis pinggang yang kuat. Otot-ototnya sangat menonjol. Garis-garis seksi tubuh bagian atasnya hanya terlihat melalui layar ponsel, tetiap wanita yang pernah memiliki pengalaman di bidang itu pasti memiliki reaksi ketika dia melihat sosok seperti itu. Tubuhnya penuh dengan kekuatan dan gairah seksualitas di mana-mana, yang membuat orang tidak bisa tidak membayangkan perasaan dipeluk olehnya.
Sella Ye menatap perutnya, matanya bergerak ke bawah tak terkendali.
Tatapan itu ditangkap oleh Bobby Shen di ujung lain layar.
Bobby Shen bercanda, tersenyum dan mengungkap tanpa ampun: "Sella Ye, apakah kamu seorang maniak seks? Kamu sudah bereaksi, kan?"
Sella Ye memalingkan muka. "Tidak."
"Tidak? Jadi mengapa mulutmu ternganga?"
Sella Ye mendengar balasannya dan langsung menutup mulutnya. Ia mendengus, "Kamu terlalu percaya diri." Lalu dia menggigit bibir bawahnya.
Ketika Bobby Shen melihatnya menggigit bibirnya, matanya dipenuhi gairah. di seberang layar, Sella Ye bisa merasakan nafsu di matanya. Matanya yang penuh keinginan seakan memakannya perlahan sampai mati.
Sella Ye tersipu ketika melihatnya. Dia tidak berbicara. Dia hanya menatapnya. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Lepaskan bajumu."
"Tidak." Wajah Sella Ye memerah. Menundukkan kepalanya, ia malu. "Aku belum mengganti pakaian, tidak usah melihatku."
"Aku akan melihatmu, tak masalah jika kamu tidak mengganti pakaian." Bobby Shen menggodanya. Suaranya ringan, yang membuat Sella Ye terasa seperti mengambang di awan. "Buka kerah bajumu, aku ingin melihatnya..." Suara Bobby Shen lembut dan rendah.
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaAfter Met You
AmardaMarriage Journey
Hyon SongDiamond Lover
LenaBeautiful Love
Stefen LeeUnplanned Marriage
MargeryAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang