Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 3 Rumah Bocor
Sella Ye berjalan dengan tidak mantap ke arah meja kerjanya, menjulurkan tangan pelan meletakkan desain denah itu, dengan profesional berkata: "Direktur Shen, ini desain denah kebun mawar perio Lude pertama."
"Letakkan dan keluar." Bobby Shen memerintah dengan pendek.
Setelah Sella Ye mendengar ucapannya, masih tidak segera pergi, berdiri di tempatnya, menekan tangannya dengan tidak tenang.
"Masih ada apa?" Suara laki-laki yang dingin dan tegas.
Sella Ye menelan ludah, berkata dengan pahit: "Direktur Shen, aku, ada satu hal, hari ini aku harus menyerahkan uang sewa rumah, tapi sekarang aku tidak memiliki uang, apa kamu bisa meminjamkan sedikit kepadaku? Aku akan segera mengembalikannya padamu setelah menerima gaji."
"Kamu sangat kekurangan uang?" Bobby Shen mendengar ucapannya, mengangkat kepalanya dan memelototi wajahnya, tertawa menantang, "Kamu ini kekurangan uang atau ingin aku meniduri kamu? Semalam masih tidak membuatmu cukup puas?"
Sella Ye menggengam erat telapak tangannya, kakinya mundur selangkah, kalau tahu dia akan mempermalukannya seperti ini, walau malam ini diusir oleh ibu pemilik rumah, dia juga pasti tidak akan buka mulut!
Bobby Shen melihat wajahnya langsung memerah, alisnya naik, matanya sengaja memandang kejauhan, nada suaranya datar: "Malam ini ada perjamuan, besok malam kamu cari aku lagi."
Sella Ye berusaha tidak menjawabnya, membalikkan badan, mendorong pintu berlari keluar dari ruangan, dengan menyedihkan duduk di meja kerjanya sendiri.
Sudah hampir pulang kerja, Sella Ye masih tidak tahu mau meminjam uang siapa.
Sejak tadi pagi keluar dari ruangan Bobby Shen, dia merasa setiap rekan kerja di sekelilingnya, sedang melihatnya dengan pandangan yang aneh, dia tidak bisa duduk dengan tenang, badannya tidak nyaman, hatinya lebih menderita.
Setelah pulang kerja, Sella Ye langsung berjalan kaki sampai ke rumah sakit dimana ibunya berada.
Ibunya terkena stroke tiga tahun yang lalu dan masih belum terbangun, tinggal di rumah sakit, dulu Sella Ye mencelakai kakaknya sampai meninggal, karena kematian kakaknya ayahnya jadi ikut membenci istrinya sendiri, setelah ibu Sella Ye sakit, Bobby Shen tidak berhenti memberikan uang pengobatan, semua uang pengobatan itu, karena Sella Ye berlutut meminta di hadapan Bobby Shen.
Malam jam delapan, Sella Ye pergi dari rumah sakit, ibu masih tidak tersadar seperti dulu, tidak menyadari kehadirannya.
Berjalan menyusuri sebuah jalan, Sella Ye membuka teleponnya, dia melihat teleponnya tidak ada koneksi internet, sampai tidak ada signal, juga tidak bisa menelepon. Dia baru tersadar, dia lupa mengisi pulsa
Sungguh ibarat rumah yang bocor dan masih kehujanan.
Dia terus berjalan ke depan tanpa tujuan, tidak disadari berjalan sampai ke tempat dia dulu bersekolah, dia berdiri di depan sebuah kedai mie, melihat uap panas yang mengepul dari panci di dalam toko, membuatnya menelan ludah.
Sella Ye berjalan masuk ke dalam kedai mie, memesan seporsi mie pangsit, dengan cepat mie yang panas dan harum diantarkan, dia membenamkan kepala dan makan dengan lahap.
Saat mau membayar, dia menggunakan Wifi di dalam kedai.
Setelah makan kenyang, dia membalikkan badan saat mau meninggalkan kedai mie, ada suara laki-laki yang dikenalinya memanggil --- "Sella Ye?"
Sella Ye menoleh melihat, ternyata yang memanggilnya teman sekolahnya dulu, Rio Lu.
Rio Lu memakai jas yang rapi, sepertinya baru pulang kerja.
Dia memandang Sella Ye, masih tidak percaya, matanya berbinar: "Sella, tidak disangka benar kamu Sella Ye."
Sella Ye memandang dan tertawa, dia ingat saat sekolah dulu, keluarga Rio Lu termasuk keluarga yang cukup berada, dia memiliki banyak teman, dia seorang yang tidak banyak bicara. Terkadang Sella Ye bertemu dengannya saat akan masuk ruang kelas, dia berjalan dengan tenang, tidak berbicara dengan dirinya. Karena dari dulu tidak pernah berbicara dengannya, setelah lulus keduanya tidak lagi berhubungan, bahkan di aplikasi pertemanan saja tidak ada kontak satu sama lain.
Tidak mudah bertemu teman lama, mereka berdua duduk mengobrol di dalam kedai mie, setelah saling menanyakan situasi pekerjaan masing-masing, Rio Lu berkata ingin meminta kontak Whatsapp Sella Ye dan Sella Ye menyetujuinya.
Setelah mereka berdua keluar dari kedai mie, Rio Lu bermaksud mau mengantar Sella Ye pulang, awalnya Sella Ye menolak, kemudian karena tidak berhasil, akhirnya dia naik mobil Rio Lu.
Mobil Rio Lu berhenti di dekat sana, dia mengendarai mobil Volkswagen CC, Sella Ye naik keatas mobil, Rio Lu mengantarkan dia pulang sesuai lokasi yang diberitahukannya.
Sella Ye meminta Rio Lu menghentikan mobil di depan rumah sewanya, setelah berpisah dengannya, dia berjalan memasuki koridor.
Kaki depannya baru menginjak batas pintu rumah sewanya, langsung terdengar suara ibu pemilik rumah yang nyaring: "Nona Sella, hari ini seharusnya kamu sudah punya uang membayar sewa kan?"
Sella Ye sama sekali tidak punya sepersen uang pun, awalnya berpikir kembali jam segini, ibu pemilik rumah seharusnya sudah keluar jalan-jalan, tidak disangka, dia duduk di dalam rumah menunggunya!
"Nyonya pemilik rumah, begini, hari ini aku lembur, masih belum ada waktu mengambil uang di bank."
"Benarkah?" Nyonya pemilik rumah tertawa dingin, "Kalau begitu, sekarang kamu pergi ambil, kalau kamu merasa repot, aku menemani kamu pergi ambil! Kalau tidak ada, malam ini kamu pindah keluar!"
Suara nyonya pemilik rumah tajam dan keras, langsung mengejutkan tetangga disebelah, sampai yang tinggal di lantai atas membuka jendela mengeluarkan kepala melihat ke bawah.
Sella Ye tidak tahu harus berbuat apa, hatinya sungguh menderita, dia tidak tahu harus bagaimana berbohong.
Saat ini, suara dalam yang dikenalinya sekali lagi terdengar dari belakangnya, "Sella Ye, telepon dan dompetmu tertinggal diatas mobil."
Sella Ye memalingkan kepala, melihat Rio Lu berjalan masuk dari luar, tangannya membawa telepon Sella Ye tapi tidak terlihat ada dompet.
Setelah Rio Lu berjalan memasuki rumah, memberikan telepon pada Sella Ye, menepuk pundaknya pelan, lalu berjalan sampai ke hadapan nyonya pemilik rumah, mengeluarkan dompet berkata: "Dompetnya ada ditempatku, dia berhutang uang sewa berapa banyak?"
Nyonya pemilik rumah mengatakan sebuah angka, Rio Lu menjepit mengeluarkan sepuluh lembar nominal 100 dollar, dia sekaligus membayar untuk bulan berikutnya.
Nyonya pemilik rumah mengambil uang, dan pergi dengan puas.
Sella Ye berdiri di tempat melihat kemunculan Rio Lu seperti bintang penolong, berterima kasih berkata, "Rio, terima kasih, aku akan segera mengembalikan uangmu."
Rio Lu hanya tertawa, tidak berkata apa-apa, sebelum pergi, masih memberikan sejumlah uang pada Sella Ye, "Siapapun juga pernah kekurangan uang, kamu ambil saja dulu."
Sella Ye ragu sesaat, Rio Lu masih tidak memberikan kesempatan dia menolak, setelah memberikan uang, langsung pergi.
Sella Ye melihat punggung Rio Lu yang berjalan menjauh, di dalam hatinya merasa sangat terharu, bantuan Rio Lu membuatnya merasa dia masih punya sedikit harga diri menjadi orang, di dalam hatinya diam-diam berterima kasih untuk bantuan Rio Lu.
Malam hari, Sella Ye bisa tidur nyenyak, dia tidak lagi memimpikan dirinya dikejar hutang oleh nyonya pemilik rumah, juga tidak memimpikan barang-barangnya dilempar keluar oleh nyonya pemilik rumah.
Dia memimpikan sebuah mimpi indah, tapi, mimpi indah ini tidak bertahan lama.
Tertidur sampai setengah, Sella Ye tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu yang keras, suara ketukan pintu sangat bising, sangat mengganggu sekali.
Lalu mendengar sebuah suara laki-laki yang membuatnya gemetar--- "Sella Ye! Buka pintu!"
Rupanya Bobby Shen!
Novel Terkait
Unplanned Marriage
MargeryLoving Handsome
Glen ValoraBack To You
CC LennyHarmless Lie
BaigeGet Back To You
LexyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniKing Of Red Sea
Hideo TakashiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang