Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
Airin Jiang terkejut dan kecewa, sesampainya di kamar hotel, dengan benci membanting cincin yang lalu didapatnya dari kantor Bobby Shen ke lantai, lalu mengubur diri ke dalam selimut, setelah menangis sejadi-jadinya, merasa sayang dengan cincin yang dibuangnya tadi, diambilnya lagi cincin itu lalu mengenakannya lagi di jemarinya.
Setelah itu Airin Jiang memutuskan, dia tidak akan kalah dengan Sella Ye wanita ini. Siapa dia? Seorang perempuan jalang yang mamanya juga hanyalah wanita simpanan? Atas dasar apa dia boleh mendapatkan Bobby Shen, yang bahkan seorang Airin Jiang saja tidak bisa memiliki? Atas dasar apa?
Sampai saat ini belum pernah terpikirkan Airin Jiang, tidak ada kalah atau menang dalam hal percintaan, tidak ada pula suatu yang disebut keadilan di dalamnya.
Dalam masalah percintaan, siapa yang lebih mencintai, dia yang akan kehilangan lebih banyak. Dan sejak Airin Jiang sudah memberikan sebongkah hatinya, dia sudah diputuskan masuk ke pihak yang mana. Dia bahkan sudah memberikan jiwanyanya untuk lelaki itu, lalu lelaki itu tidak membalas cintanya, maka dia hanya akan terjatuh ke dalam jurang kegagalan.
Di dalam susana patah hatinya itu, Airin Jiang ingin mencari seseorang untuk dicurhatinya, tapi saat melihat ponselnya, waktu sudah menunjukan dini hari. Ditelusurinya kontak-kontak ponselnya, dia baru menyadari temannya sangatlah banyak, namun tidak satu pun yang bisa diganggu selarut itu.
Akhirnya Airin Jiang hanya bisa menelepon Charles Jiang, anak adopsi keluarga Jiang, adik lelakinya.
Charles Jiang sepertinya sudah tertidur, mendengar suaranya yang mengantuk itu, dia berseru, "kak, kamu belum juga tidur?"
Suara Airin Jiang karena baru saja menangis, terdengar parau, "Aku tidak bisa tidur, tiba-tiba teringat sesuatu, ingin meminta tolong kepadamu."
"Ada masalah apa?" Suara Charles Jiang mulai terdengar menjadi segar, "kak, apa kamu habis menangis?"
"Bukan," Airin Jiang berusaha menahan tangis, "Saat aku tertidur, aku tiba-tiba teringat sesuatu, kamu dulu sekolah di Universitas Beijing kan?"
Charles terdiam dibuatnya, lalu berkata sambil tertawa, "kak, adikmu ini sudah sekolah di sana 4 tahun, kamu hari ini baru sadar aku bersekolah di sana? Aku saja sudah hampir lulus!"
Airin Jiang menyipitkan matanya, "Kamu tahun ini juga kelas empat kan?"
"Iyaa!" Charles Jiang menjawab dengan terpaksa.
Airin Jiang melembutkan nada bicaranya, berkata, "Aku ingin kamu membantuku mencari tahu tentang seseorang yang bersekolah di sekolah yang sama denganmu."
Charles Jiang memberinya 'hm', supaya Airin Jiang bisa melanjutkan permintaannya.
Airin Jiang kemudian berkata, "Sella Ye."
Charles Jiang terdiam sejenak, merasa tidak asing dengan nama itu, tapi dia tidak mengingat di mana mendengar nama itu, akhirnya dia berkata, "Sepertinya tidak ada orang yang bernama Sella Ye di antara teman-temanku."
"Kalau begitu tolonglah aku cari tahu mengenai wanita ini," Airin Jiang berkata, "Tahun ini dia juga kelas 4, beberapa hari lagi aku akan kembali ke ibukota, aku ingin kamu segera menggali informasi mengenainya, semakin lengkap semakin bagus, semakin tidak diketahui orang lain semakin bagus, bukankah perusahaanmu punya sebuah departemen yang khusus mencari-cari rahasia orang-orang? Tolonglah aku!"
Terhadap semua permintaan Airin Jiang, Charles Jiang tidak pernah sekalipun menolaknya. permintaannya kali ini pun juga tidak. Hanya saja, kali ini dia bertanya, "kak, apakah kamu ini sangat membenci wanita bernama Sella Ye ini?"
"Jika saja aku benar-benar membencinya sih lebih baik." Airin Jiang menghela nafas, "Sayangnya tidak."
"Kenapa bisa begitu?"
Mood Airin Jiang sekarang sedang tidak baik, tapi dia masih menanggapi Charles Jiang, "Aku dan dia, sekarang ini adalah rival dalam masalah percintaan! Perasaan Bobby Shen terhadapnya tidak main-main, Bobby Shen ingin menikahinya!"
Mengatakan itu, Airin Jiang mulai tak kuasa menahan tangis, suaranya terdengar terisak. Dia ingin menangis.
Kenapa Bobby Shen bisa demikian terhadapnya? Walaupun pihak orang tua dari keluarga Shen dan keluarga Jiang berharap Airin Jiang menikah dengan kakak Bobby Shen, tapi dari awal hati Airin Jiang sudah menjadi milik Bobby Shen. Tapi bagaimana Bobby Shen si bajingan ini bisa-bisanya memandang keutuhan hati yang diberikannya itu dengan sebelah mata?
Charles Jiang dapat mendengar kekacauan di hati ciciknya itu, dia menenangkannya dengan berkata, "Di dunia ini lelaki kan bukan hanya Bobby Shen, kak, di sekitarmu masih banyak sekali lelaki, setiap dari mereka semua begitu sempurna, yang derajatnya lebih tinggi dari Bobby Shen juga ada banyak, yang lebih kaya darinya juga banyak, yang lebih muda darinya.....juga sangat banyak, kenapa kamu tidak mencoba membuka hati untuk lelaki lain?"
Perkataan Charles Jiang itu seperti mengandung niat lain, setelah mengatakannya, bahkan dia sendiri juga merasa dia terlalu terang-terangan dengan isi hatinya, dia pun menutup rapat mulutnya.
Airin Jiang sama sekali tidak mendengarkan perkataan Charles Jiang, dia menggertakan giginya sambil berkata, "Lelaki yang seratus kali atau bahkan seribu kali lebih baik dari dirinya aku tidak mau, aku hanya mau dia!" Setelah berkata demikian, suasana hatinya kacau lagi, "Tapi kenapa dia tidak pernah benar-benar memperhatikanku? Charles, menurutmu apa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku telah melakukan kesalahan apa?"
"Kak, kesalahannya bukan di kakak." Charles Jiang menghela nafas, yang mau diucapkannya setelah itu sebenarnya adalah: Yang bersalah yaitu lelaki yang sedikit pun tidak mencintaimu.
Namun, dia tidak mengucapkan kata-kata itu, dia khawatir perkataannya itu akan membuat Airin Jiang menjadi tambah bersedih.
Tapi dia adalah seorang laki-laki, seorang lelaki lebih mengetahui hati lelaki lain, terhadap seorang lelaki yang tidak mencintai seorang wanita, tidak peduli wanita itu berbuat apa pun juga, lelaki itu tidak akan tergerak hatinya.
Setelah berusaha menenangkan Airin Jiang di telepon beberapa saat kemudian, Charles Jiang menutup telepon. Kemudian di otaknya mulai berputar, mencari ingatan mengenai seseorang bernama Sella Ye itu. Dia merasa nama itu tidak asing, sepertinya itu berhubungan dengan sebuah berita saat dia pertama kali masuk ke sekolah itu, tapi tentang apa dia masih juga tidak bisa mengingatnya. Charles Jiang berencana besok dia akan menghubungi bala bantuan untuk membantunya mengemban misi dari Airin Jiang. Bantuan yang diminta juga dari Universitas Beijing, sudah berada di sekolah lebih lama dari dirinya, sekiranya akan lebih mengenal orang-orang di kampus.
Setelah menutup teleponnya, Airin Jiang tidak bisa tidur sampai lewat tengah malam. Dia sepanjang malam mengawatirkan apa yang akan terjadi besok, agar Yogi Zhou berhasil meniduri Sella Ye, dirinya harus memikirkan cara untuk membuat Bobby Shen tinggal di Shanghai lebih lama.
Tapi setelah memutar otak cukup lama, Airin Jiang tidak juga mendapat ide yang bagus, akhirnya, hanya ada satu cara, menyakiti diri.
Berat, memang berat, tapi semisal Airin Jiang perlu menghancurkan tubuhnya sendiri pun, asalkan ada kesempatan, sekecil apa pun, Bobby Shen bisa membenci Sella Ye, dirinya akan melakukannya dengan senang hati.
Berpikir sampai di situ, dia meraih telepon kamar, menelepon room service untuk meminta secangkir teh hijau dan setengah gelas penuh es.
Room service di hotel sangat cekatan, dengan segera mereka mengantar pesanan Airin Jiang ke kamarnya.
Airin Jiang punya penyakit lambung, dua hal yang paling dipantangnya adalah teh hijau dan makanan yang dingin. Setiap kali mengonsumsi dua makanan ini, hasilnya selalu sama, keesokan harinya penyakit lambungnya pasti kambuh, dan ketika sangat parah kadang bahkan bisa membuatnya terkena serangan shock.
Sekarang jika dia melahap dua barang di depannya ini, Airin Jiang keesokan harinya akan kesakitan hingga perlu dibawa ke rumah sakit.
Pertama-tama dia meminum setengah gelas teh hijau dingin itu, saat terbangun keesokan harinya, dia mulai merasakan bagian perutnya tidak nyaman. Saat akan keluar kamar, dia menenggak sisa teh hijau dingin tadi malam, baru keluar kamar.
Bobby Shen sudah berada di restoran di bawah, sarapan sambil menunggu Airin Jiang.
Rencana hari ini sudah mereka susun kemarin malam. Karena ada masalah di kantor cabang di Shanghai, maka mereka selaku kepala kantor cabang pusat, perlu menghadiri rapat di Shanghai.
Bobby Shen melihat Airin Jiang berjalan dari kejauhan, merasa raut wajahnya sedikit aneh, gerakannya juga tidak seperti biasanya, dia bertanya, "Apa kamu sedang tidak enak badan? Wajahmu pucat sekali."
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieTakdir Raja Perang
Brama aditioVillain's Giving Up
Axe AshciellyMore Than Words
HannyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinThis Isn't Love
YuyuAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang