Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 4 Berapa Harga Satu Malam

Sella Ye tidak berpikir Bobby Shen akan tiba-tiba datang kemari, biasanya kalau mau bertemu dengannya, langsung menelepon memanggilnya ke tempat tinggalnya.

Dia selalu mengira Bobby Shen tidak tahu dia tinggal dimana, tapi malam ini bagaimana Bobby Shen bisa mencari sampai tempat ini?

Sella Ye turun dari ranjang dengan buru-buru, bergegas berjalan ke depan pintu membuka pintu untuk Bobby Shen.

Tubuh Bobby Shen yang tinggi besar berdiri di depan pintu, satu tangan diletakkan di pinggangnya, satunya diletakkan di samping pintu, matanya terlihat sedikit menyedihkan, saat melihat Sella Ye membuka pintu, langsung berjalan masuk ke dalam rumah.

Ini pertama kalinya Bobby Shen muncul di rumah sewaan Sella Ye sekarang, setelah menutup pintu, Sella Ye berdiri, dia tidak tahu bagaimana melayani kehadiran tuan ini.

Bobby Shen mencari sebuah tempat dan duduk, menundukkan kepala, menyalakan sebatang rokok dan bertanya padanya: "Kenapa teleponmu tidak tersambung?"

Jantung Sella Ye berdegup, yang membuatnya muncul tengah malam begini, apa hanya karena teleponnya tidak tersambung?

"Aku belum isi ulang pulsa, tunggu...... Besok aku pergi mengisi pulsa." Sella Ye menjelaskan dengan terbata-bata.

Bobby Shen melihat wajahnya yang pucat, "Kamu tegang kenapa? Takut aku memakanmu?"

"Aku tidak." Sella Ye menurunkan nada suaranya, sambil menuangkan segelas air kepadanya.

Bobby Shen menerima gelas, meletakkannya diatas meja, jarinya yang lentik mengusap bibir gelas, terdengar suara, "Barusan aku menelepon dan tidak bisa menemukan kamu." Suara terdengar seperti ada sedikit rasa kehilangan.

"Oh." Sella Ye menjawab, "Bukankah besok malam baru pergi mencari kamu lagi?"

Bobby Shen menganggukan kepala, pertanda mau dia kesana, merangkul pinggangnya dan memeluk dia, meminta dia duduk diatas pahanya, menghisap rokok beberapa kali, dan sengaja menghembuskan ke wajahnya, seperti pemuda dalam film kriminal, Sella Ye tersedak karena asapnya dan batuk.

Bobby Shen, orang ini sering membuat Sella Ye tidak bisa menebaknya, banyak hal yang dia lakukan semuanya aneh, seperti misalnya malam ini, dia tiba-tiba datang ke rumah sewaanya, hanya untuk meminta dia duduk diatas pahanya melihat dia merokok.

Selesai dia merokok setengah bungkus, puntung rokok sudah memenuhi setengah dari asbak, saat berdiri, melemparkan sejumlah uang diatas meja.

Sella Ye melihat dia mau pergi, segera mengambil uang diatas meja, mengembalikan kepadanya, "Tidak perlu lagi, kamu ambil kembali uang ini."

Langkah Bobby Shen yang menuju keluar terhenti, melihatnya dari samping, "Kamu sampai tidak punya uang membeli pulsa, yakin tidak perlu?"

Sella Ye menganggukan kepala, "Benar, tidak perlu lagi, kamu ambil saja, uang yang aku hutang juga akan kukembalikan di kemudian hari."

Bobby Shen yang awalnya sudah mau berjalan sampai ke pintu, mendengar ini, raut wajahnya langsung berubah.

Dia kembali masuk ke dalam rumah, menatap wajah Sella Ye, dan tertawa rendah, mengeluarkan tangan menepuk-nepuk pipinya dengan keras, "Katakan, malam ini kamu pergi kemana? Kalau tidak bicara, malam ini jangan tidur."

Selesai bicara, dia duduk kembali ke tempat tadi, sekali lagi menyalakan rokok, matanya terus melihatnya dengan wajah seolah sedang menginterogasi.

Sella Ye memandang wajahnya yang suram, suara yang tegang dan gemetar: "Aku, tidak kemana-mana......"

"Darimana uangmu kalau tidak kemana-mana?" Bobby Shen memelototi dia, matanya bersinar kejam, "Pergi jual diri? Semalam berapa?"

Sella Ye menggelengkan kepala, air matanya hampir jatuh ke bawah.

Bobby Shen tertawa dingin, menyindirnya: "Sella, apa aku masih kurang baik sama kamu? Pergi jual diri, masih tidak merasa dirimu cukup kotor?"

Sella Ye langsung menjawab, "Aku tidak pergi jual diri!"

"Dapat uang darimana kamu?" Suara Bobby Shen dingin menusuk.

Sella Ye berkata dengan terpatah-patah: "Seorang teman meminjamkan uang......"

"Teman yang mana?" Terlihat kemarahan di mata Bobby Shen.

Sella Ye tahu dia akan mampus, kali ini dia sudah membuat Bobby Shen marah.

Mereka berdua hening beberapa menit, Bobby Shen kembali menghisap beberapa batang rokok, masih tidak mendapatkan jawaban Sella Ye, dia meminta Sella Ye mengambil teleponnya.

Sella Ye dengan gemetar memberikan teleponnya.

Setelah Bobby Shen mengisi pulsanya, langsung mencari riwayat teleponnya, riwayat telepon yang terakhir nomornya sendiri.

Bobby Shen juga memeriksa aplikasi pertemanan, kontak Whatsapp Sella Ye hanya ada beberapa orang, chat terakhirnya terlihat "Rio Lu".

Bobby Shen memandang layar telepon, matanya menyipit dan bertanya padanya: "Rio Lu? Namanya Rio Lu? Sella, dia mengucapkan selamat malam padamu, kenapa kamu tidak membalasnya? Ha?"

Hati Sella Ye langsung tenggelam!

Bobby Shen melemparkan teleponnya, tertawa keras, "Sella Ye, kamu hebat, menghabiskan uangku, sekarang masih bersama dengan orang lain diluar? Kamu sungguh hebat......"

Sella Ye memandang wajah Bobby Shen yang tertawa keras, hatinya kembali suram, Bobby Shen dari dulu tidak pernah mengeluarkan ekspresi senang atau sedih, kalau sampai dia tertawa keras itu berarti dia sangat marah!

Sella Ye memohon ampun: "Direktur Shen, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, kamu percaya padaku!"

Tangan Bobby Shen yang besar menekan dagunya keras, "Katakan, kamu dan dia sudah sampai tahap mana? Apa dia sudah memegang kamu? Meniduri kamu?"

Sella Ye menggelengkan kepala sekuat tenaga, dagunya sakit ditekannya, air matanya mengalir ke bawah, di dalam hatinya merasa dipermalukan sekali!

Bobby Shen sama sekali tidak percaya penjelasannya, tangannya meluncur kebawah, sampai ke tenggorokannya, dan menekannya keras, dan melemparkan dia dengan keras ke atas ranjang!

"Buka!" Suara Bobby Shen yang suram memerintahnya.

Sella Ye melihat emosi dalam matanya, air matanya jatuh dengan hebat, dengan menyedihkan melepaskan bajunya satu per satu.

Bobby Shen memandangnya membuka baju dengan jari gemetaran, menekan badannya, menganggap dia sebagai mainan dan bermain dengan kejam, menggulingkannya!

Sella Ye bergerak ingin turun dari ranjang, tangannya yang besar menahan kedua pergelangan tangannya, menekan di atas kepalanya, menahan posisinya yang tadi, tidak membiarkan dia bergerak sedikitpun, tangan satunya lagi mengambil teleponnya, setelah menekan beberapa tombol, kamera menghadap wajah dan badannya, bagian bawahnya terus bergerak, Sella Ye menarik sprei dibawahnya, mengeluarkan suara rintihan.

Sella Ye mengira dia hanya menggunakan telepon memotretnya, ini sudah bukan pertama kali, dia sudah terbiasa, menerimanya dengan diam.

Bobby Shen melihat samping wajahnya yang dipenuhi bekas air mata, tiba-tiba tertawa kejam, "Sella, kamu tebak Rio Lu kamu, melihat tampangmu ini akan bereaksi seperti apa? Sungguh harus membuat dia melihat seberapa puas kamu!"

"Apa yang kamu lakukan?" Sella Ye berkata dengan terkejut, menjulurkan tangan ingin mengambil teleponnya.

"Tidak melihat aku sedang melakukan apa?" Bobby Shen tertawa dingin, menggoyangkan teleponnya berkata: "Aku hanya kebetulan membuka Whatsapp kamu, menekan profil Rio Lu, kemudian merekam video singkat, kamu puas sampai menangis, dan mengirimkannya. Apa kamu puas?"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu