Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
Walaupun Hartini Shi menyemangati diri diam-diam, tapi saat dirinya benar-benar tiba di kepolisian dan berhadapan dengan orang-orang yang memperkosanya itu, dia kehilangan kendali.
Melihat wajah-wajah para penjahat itu, Hartini Shi teringat kembali dengan kamar gelap yang lembab itu, semua kepedihan yang dia rasakan kembali membanjiri dirinya, sekejap ketakutan menyerangnya, air matanya tak kuasa mulai membanjiri wajahnya, tubuhnya juga mulai gemetar, akhirnya dia tidak bisa berdiri tegak.
Polisi merasa keadaannya sekarang tidak memungkinkan dia untuk menjadi saksi. Maka mereka menyuruhnya untuk datang lagi lain waktu. Tapi Rio Lu merasa segalanya sudah tidak bisa ditunda lagi. Kalau ditunda lagi, dia khawatir mereka akan mencari cara untuk melepaskan diri, dan tidak akan ada orang yang memperdulikannya lagi.
Rio Lu berjalan mendekati Hartini Shi lalu memeluknya, kemudian dengan lembut menenangkannya: "Hartini, jangan takut, jangan takut, aku ada di sini, tidak akan ada orang yang bisa menyakitimu. Beranilah, tunjuk para pelaki kejahatan itu, setelah itu kamu akan bisa hidup dengan tenang......"
Hartini Shi menatap Rio Lu yang berada di hadapannya itu, dirinya perlahan menjadi tenang, walaupun masih merasa takut, namun perasaan ketakutan yang tadi perlahan menghilang.
Setelah suasana hatinya sedikit lebih baik, dengan semangat dari Rio Lu, Hartini Shi menunjuk para pelaku yang memerkosa dirinya.
Kemudian Hartini Shi bertanya kepada polisi, "Apa mereka akan mendapat hukuman yang setimpal? Apa mereka akan masuk penjara?"
Polisi itu sedikit kesusahan untuk menanggapinya, "Menurut teori, itu yang akan terjadi, tapi secara praktek, tetap harus menunggu keputusan pengadilan. Dan lagi mereka berkata mereka hanya menjalankan perintah seseorang."
Rio Lu menyeritkan dahi, "Mereka hanya melaksanakan perintah seseorang?"
Polisi itu tertawa, "Ini masih dalam penyelidikan, masih belum bisa disebarkan ke khalayak umum, tunggu ada hasil yang jelas dari penyelidikan, kami akan memberitahu kalian."
......
Menemani Hartini Shi berjalan keluar dari kantor polisi, Sella Ye mendongak menatap langit biru, dia menghela nafas panjang sambil melihat ke arah Hartini Shi dan Rio Lu, suasana hatinya juga semakin membaik.
Walaupun kali ini Hartini Shi mengalami kejadian seburuk itu, selain luka fisik, dia juga terluka secara mental, ini susah disembuhkan, namun untung saja ada Rio Lu di sisinya.
Sella Ye dapat melihat dengan jelas, hati Rio Lu sudah tergerak untuk Hartini Shi. Hanya saja setelah mengalami bencana seperti itu, Hartini Shi menutup diri, maka dia sedikit memberik Rio Lu penolakan.
Mungkin semua ini hanya waktu yang bisa menyembuhkan.
Setelah mengantar Hartini Shi kembali ke rumah sakit, Rio Lu secara khusus ijin sehari untuk menemani Hartini Shi. Sella Ye awalnya juga sampai ke kamar rawat Hartini Shi, namun dirinya semakin merasa seperti obat nyamuk di situ. Akhirnya setelah menemukan kesempatan, dia berpamitan lalu pulang. Memberi awaktu sebanyak mungkin bagi kedua insan itu untuk bermesraan.
Sella Ye tahu, Rio Lu lebih bisa mengobati luka yang sedang dialami Hartini Shi.
......
Sepulangnya dari rumah sakit, Sella Ye naik taksi kembali ke apartemennya.
Di dalam mobil dia menelpon Bobby Shen, "Aih, Hartini Shi akhirnya sudah menunjukan kepada polisi para pelaku kejahatan. Terima kasih, semua sudah berjalan dengan lancar."
Bobby Shen tertawa, "Aku juga tidak berbuat apa-apa, berterimakasih untuk apa?"
Sella Ye berpikir sejenak baru berkata, "Terima kasih kamu sudah menyiapkan mobil untuk mengantar jemput kami. Dan juga...... Terima kasih kamu dulu sudah memberitahuku, akan membuat Tanu si gendut membayar semuanya."
Bobby Shen batuk kecil kemudian berkata, "Aku hanya berbuat apa yang harus aku perbuat, Tanu sudah melakukan kesalahan, maka dia harus menerima hukuman."
"Tapi, "Sella Ye ragu untuk mengatakan, "Hari ini aky bertanya kepada seorang polisi, dia berkata sekarang mereka masih tidak memiliki bukti yang cukup, dan lagi......"
"Jangan khawatir, "Bobby Shen menenangkannya, "Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Dia sepandai-pandainya bersembunyi, kita juga harus pandai-pandai menemukannya."
"Apa kamu sudah menemukan caranya?" Sella Ye seketika merasa bersemangat.
Dia sekarang sedang bermimpi ingin mengerjai para pelaku pemerkosaan itu, termasuk Tanu si gendut. Dia hanya belum menemukan bukti yang kuat saja, dengan rekaman telepon antara salah seorang dari mereka dengan Tanu si gendut saja tidak cukup untuk membuat Tanu ditangkap. Untuk menangkap Tanu si gendut, hanya bisa bergantung kepada para penjahat itu buka mulut dan mengatakan kalau Tanu si gendut lah yang memberi mereka perintah. Namun yang jadi masalahn adalah, sampai sekarang mereka masih tidak ada yang mau buka mulut.
Bobby Shen menebak, "Mereka tidak berani buka mulut sekiranya karena Tanu si gendut menawan sesuatu milik mereka. Kamu tidak usah khawatir, orang suruhanku sudah mulai mencari, percayalah aku akan segera mendapatkan hasil."
"Bagus sekali! Benar-benar bagus!" Sella Ye berkata, "Bobby, terima kasih."
Bobby Shen tertawa kemudian bergumam: "Saat aku memuaskanmu sampai kamu menangis pun aku tidak pernah mendengarmu berterimakasih kepadaku."
Sella Ye, "Bukankah belakangan ini sedang ada masalah?"
Bobby Shen terbatuk kecil, kemudian meluruskan, "Tidak peduli ada masalah apa, malam ini aku akan membuatmu puas!"
Membahas hal ini, Bobby Shen jadi bersemangat. Sella Ye karena masalah Hartini Shi, dua minggu ini tidak bersetubuh dengannya. Bobby Shen sudah berpuasa dua minggu, dia merasa tidak orgasme selama itu bisa membuatnya mati!
"Oh?" Sella Ye sengaja berkata, "Belakangan ini bukannya kamu perlu meminum obat kuat?"
"Tidak perlu minum!" Bobby Shen berkata dengan suara berat, "Malam ini aku akan membuatmu meminumnya sampai kenyang!"
......
Bobby Shen menutup telepon, tiba-tiba dia merasa sangat kepanasan, dia melihat keluar jendela. Cuaca hari ini hangat, suhu udara perlahan naik, dia menaik kerah bajunya, bersandar ke sandaran kursinya, matanya berkedip-kedip, tidak tahu sedang memikirkan apa.
Sesaat kemudian, dia menelepon Tanu si gendut, memanggilnya datang.
Tanu si gendut dengan segera muncul di dalam kantor Bobby Shen, wajahnya penuh dengan senyuman, "Direktur Shen memanggilku kemari ada keperluan apa?"
Bobby Shen mendongak, dia memperhatikan wajah Tanu si gendut. Dia dari dulu tahu Tanu orang ini senang bermain wanita. Namun Tanu si gendut ini licik, walaupun dia tidak punya keahlian apa-apa, tapi dalam urusan mengatur bawahannya, dia menunjukan prestasi yang luar biasa, dia selalu bisa menunjukan hasil yang memuaskan.
Bobby Shen menyukai orang yang berbakat, maka dia hanya memandangnya sebelah mata, setelah kejadian Sella Ye yang lalu, hanya karena permintaan Sella Ye, dia melepaskan Tanu si gendut.
Awalnya dia mengira Tanu akan jera dengan perbuatannya, namun tak disangka, dirinya malah berbuat kejahatan yang lebih parah.
Tanu sekarang semakin parah, dia bahkan sekarang berani menyuruh orang untuk melakukan perbuatan jahatnya. Yang paling parah adalah, dia menyuruh orang untuk memperkosa Hartini Shi.
Walaupun Bobby Shen tahu masalah ini tidak luput dari Airin Jiang, beberapa hari ini Bobby Shen mendapati, anak buah Tanu si gendut berhubungan dengan Airin Jiang, dan lagi beberapa hari yang lalu Airin Jiang sendiri mengajukan Tanu si gendut untuk naik pangkat, ini tentunya bukan suatu kebetulan.
Bobby Shen susah untuk tidak mempercayai Airin Jiang dan Tanu tidak berkomplot, hanya saja sekarang dia tidak mempunyai bukti. Ditambah lagi dengan status Airin Jiang, dia merupakan pemegang saham perusahaan, dan juga putri tunggal keluarga besar Jiang, dan lagi adalah calon istri kakaknya. Tidak peduli seperti apa, dia tidak akan bisa memalingkan mukanya dari Airin Jiang. Maka dari itu, dia sekarang ini hanya bisa menghukum seseorang sebagai contoh. Memberi Tanu si gendut pelajaran.
Bobby Shen menatap Tanu si gendut, dia menunjuk kursi di depan meja kantornya, tersenyum sambil berkata, "Silahkan duduk."
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangAku bukan menantu sampah
Stiw boySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Tapi Diam-Diam
RossieUntouchable Love
Devil BuddyHusband Deeply Love
NaomiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang