Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 161 Cukup Mengangguk
Sella Ye mimpi buruk sepanjang malam. Sudah lama sejak terakhir ia mengalami mimpi buruk. Umumnya, ketika Bobby Shen tidur di sampingnya, hal seperti ini tidak terjadi, tetapi malam ini merupakan pengecualian.
Dia bermimpi bahwa dia diserang oleh sekelompok serigala seperti binatang. Dia berlari dan mencari tempat berlindung, berbalik dan lari ke hutan besar. Dia menghela nafas panjang dan berpikir bahwa dia akhirnya diselamatkan. Ketika dia berbalik, dia menemukan sekelompok makhluk tak dikenal yang lebih mengerikan daripada serigala dan diserang!
Ketika dia bangun dari mimpinya, dia melihat Bobby Shen sedang tidur nyenyak. Dia menghela nafas, untung saja dia tidak pernah berteriak ketika mengalami mimpi buruk. Kalau tidak, ia pastu sudah membangunkan Bobby Shen.
Setelah bangun dari mimpinya, Sella Ye tidak bisa tidur sama sekali. Dia bangkit dan melihat waktu. Jam menunjukkan pukul lima pagi. Daripada berbaring tanpa tujuan, ia memilih untuk bangun dan membuat sarapan. Dulu Bobby Shen yang selalu membuat sarapan, dan dia ingin membalasnya hari ini.
Ilmu memasak Sella Ye tidak buruk, bahkan cukup mahir. Jika keterampilan Bobby Shen cukup untuk memasak makanan, maka keterampilan Sella Ye jauh hingga menyempurnakan tampilan dan aroma.
Dia menggoreng telur, bacon, ham, mengambil susu kedelai, dan akhirnya memasak semangkuk bubur lezat dengan jahe dan daging tanpa lemak.
Ketika Bobby Shen bangun pada pukul enam pagi, dia mencium aroma wangi dari dapur. Setelah mencuci tangan, Sella Ye meletakkan semua sarapan di atas meja, dan mereka duduk berhadap-hadapan. Bobby Shen mengambil iPad untuk membalas email. Sella Ye mengisi mangkuknya dengan bubur dan bertanya, "Apakah kamu datang untuk makan malam nanti?"
"Tidak," kata Bobby Shen, tanpa mengangkat kepalanya, "Aku akan bertemu seseorang malam ini dan kembali setelah makan malam."
Sella Ye mengangguk, awalnya ingin bertanya padanya dengan siapa dia punya janji. Melihat dia menatap tablet itu, ia memutuskan untuk tidak bertanya apa-apa. Dia selalu mengingatkan dirinya untuk memahami identitasnya dan tidak menjadi wanita yang cerewet.
Bobby Shen, yang berkonsentrasi pada buburnya, tiba-tiba menatap Sella Ye dan bertanya, "Apakah kamu ingin pindah?"
Sella Ye berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya. "Aku sudah membayar sewa setengah tahun untuk rumah ini. Bukankah rugi kalau pindah sekarang?"
Bobby Shen meletakkan sendoknya dan memandangnya. "Lebih baik daripada dilecehkan tanpa henti."
Sella Ye sedang minum susu kedelai, hampir tersedak ketika dia mendengarnya. Setelah reaksi sesaat, dia sepertinya makna Bobby Shen, "Bobby Shen?"
Bobby Shen mengangguk, terus memakan bubur dalam mangkuk, menggenggam tangannya di atas meja, seolah-olah ada sesuatu yang sedang ia pikirkan.
"Sebenarnya, Bobby Shen sangat normal pada waktu-waktu biasa. Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba ..." Sella Ye berusaha menjelaskan.
Bobby Shen menyela, "Kamu tidak bisa tidur karena dia tadi malam?"
Sella Ye menatap Bobby Shen dengan sedikit terkejut. "Bagaimana kamu tahu aku tidak bisa tidur?"
Bobby Shen melirik wajahnya. "Kantong matamu."
"Ah ..." Sella Ye menyentuh matanya. "Segelap itukah?"
"Menurutmu?" Bobby Shen tersenyum. "Kurang lebih seperti seekor panda. Bagaimana kalau kamu mengubah namamu jadi panda?"
"Kamu yang mirip panda!" Sella Ye sangat kesal. Ketika dia berpikir untuk membuatkan sarapan untuknya di pagi hari, dia malah membandingkannya dengan seekor panda, "Dasar!"
"Tetapi bukannya panda menggemaskan?" Bobby Shen sudha kenyang. Dia menyeka mulutnya dengan kain, mengangkat kakinya dan berjalan ke sisinya. Dia duduk di tepi meja makan dan menatapnya. "Jika kamu merasa tidak nyaman tinggal di sini, tinggalah bersamaku."
"Tinggal di rumahmu?" Sella Ye mengerutkan kening. "Tidak, ibumu tidak akan menyukainya."
"Kalau begitu aku akan mencari tempat lain untuk tinggal." Bobby Shen mengulurkan tangan dan mencubit wajahnya. "Cukup mengangguk."
Sella Ye mendongak, matanya berkedip rumit dan kusut. Faktanya, dia tidak ingin terlalu sering berpindah-pindah. Sekarang dia sudah mengatur kontrak dan merapikan semua barangnya. Jika harus pindah lagi, harus bergerak lagi, itu sangat merepotkan!
"Biarkan aku memikirkannya dulu," Kata Sella Ye, setelah terdiam beberapa saat
Bobby Shen mengambil nafas, berdiri, berjalan di belakangnya, dan mencium bagian belakang kepalanya. "Oke, jangan terlalu lama."
Sella Ye mengangguk.
Ketika Bobby Shen sampai di pintu dan bersiap untuk membuka pintu dan pergi, Sella Ye tiba-tiba memikirkan sesuatu dan memanggilnya——
"Bobby"
Bobby Shen berhenti, berbalik untuk menatapnya dan tersenyum cerah padanya. "Apa?"
Sella Ye mengerutkan kening. Dia sadar bahwa Bobby Shen tampaknya tidak menyukai Bobby Shen sejak awal. Mengapa?
Ketika Bobby Shen melihat bahwa dia terus merenung sendiri dan terdiam, dia bertanya lagi, "Ada apa? Sudah rindu padaku? Sekarang? Apakah kamu benar-benar menginginkannya?"
Sella Ye tersipu.
Dalam sekejap, Bobby Shen berkata, "Kamu benar-benar menginginkannya sekarang? Baiklah, kamu harus menungguku dulu ..." Dia melepas sepatu dan berjalan kembali ke dalam ruangan. Matanya tertuju pada paha Sella Ye, matanya bersinar dengan keinginan.
Sella Ye tidak bisa menahannya. Bobby Shen selalu saja mengaitkan sesuatu dengan hal semacam itu!
Dia mendorongnya. "Jangan main-main! Aku tidak ingin melakukan itu denganmu sekarang."
Bobby Shen mengabaikan penolakannya dan berkata sambil tersenyum, "Kamu tidak mau melakukannya denganku. Namun aku menginginkannya, oke?" Ketika dia mengatakan ini, tangannya sudah menyelip dibawah gaun tidurnya. Tangan tebal pria itu dengan cepat mengelus kulit pahanya yang lembut. Dia menemukan titik itu dan dengan lembut membelainya. Kecepatan dan kemahirannya sangat gesit sehingga bahkan sebelum Sella Ye sempat merespon, dia sudah mengendalikan tempat yang paling sensitif secara ringan dan mudah.
Sella Ye menemukan bahwa dia bahkan tidak bisa berdiri. Tangan pria itu mengencangkan pinggangnya yang lembut dan menariknya ke dalam pelukannya. Dia benar-benar berencana untuk memakannya di sini.
Sella Ye dengan cepat meraih dan mendorong dadanya, terengah-engah, "Jangan, Lepaskan aku dulu."
Mata Bobby Shen berbinar dan dia tersenyum bercanda, "Lepaskan kamu dulu? Kamu mau aku melepaskan bagian bawah atau atas?"
Pipi Sella Ye langsung menjadi panas dan dia berkata, "Dua-duanya!"
Bobby Shen menatapnya dengan senyum seperti busur di mulutnya. "Aku takut aku tidak bisa melakukannya."
Sella Ye agak kesal. "Kenapa tidak? Tidak bisakah kamu tidak melakukan ini pagi-pagi?"
"Aku sebenarnya tidak masalah, tapi aku khawatir kamu yang tidak bisa." Bobby Shen menyipitkan matanya sedikit, mencubit bagian sensitifnya dengan jari-jarinya, dan berkata di telinganya dengan suara serak, "Mengapa kamu tidak mendorong tanganku lagi?"
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinUntouchable Love
Devil BuddyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThat Night
Star AngelHis Soft Side
RiseAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang