Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
Bobby Shen mendengar pembelaan dari Sella Ye, mengangkat alisnya, tapi dapat terlihat sebuah senyum mulai merekah dari sudut bibirnya, dia tertawa.
Sesaat kemudian dia baru membuka mulut lalu membuat kesimpulan, "Maka dari itu, kamu ini masih terlalu bocah."
Sella Ye memutar matanya, "Apa maksudmu? Aku mana ada masih seorang bocah?"
"Kamu empuk di mana-mananya!" Bobby Shen berkata sambil membuka baju Sella Ye, kemudian membuka mulutnya akan menggigitnya di sana, membuat Sella Ye tambah masuk ke dalam pelukannya, digigitinya sampai dia tak kuasa lagi menahannya, kemudian tertawa sambil terus menggoda Sella Ye, "Kamu empuk di bagian mana pun. Empuk di luar, empuk di dalam."
"Apaa......" Sella Ye tersiksa, semua tempat yang diciumnya, digigitnya, seakan dialiri listrik, membuat seluruh tubuhnya bergetar lembut, suaranya bergetar berkata, "Jangan, jangan seperti ini!"
"Tidak boleh seperti ini, mau kamu seperti apa?" Bobby Shen berulang-ulang merabanya, seperti seseorang yang sedang memainkan mainannya. Mulutnya berkata seakan dia mau melepasnya, tapi tangannya sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda seperti yang diucapkan mulutnya.
Sella Ye dibuatnya gemetaran lagi, dari ujung kaki mulai bergetar, dia menekan tenggorokannya sendiri, sampai membuatnya mendesah perlahan, dia memakinya pelan: "Bajingan."
"Itu semua karena kamu sendiri." Bobby Shen akhirnya menggosoknya keras-keras, mulutnya menciumi lehernya dengan kuat, kepalana dibenamkannya ke lehernya, menghembusi nafas. Saat dia mendongak, dilihatnya wajah Sella Ye memerah, dia kemudian berkata, "Aku memang jahat, tapi ada orang yang jahat di luar, ada orang yang jahat di dalam."
"Kalau begitu kamu ini adalah orang yang jahat di luarnya!" Sella Ye berkata dengan susah payah.
"Kamu kalau tidak bisa menghargaiku, aku juga hanya bisa terdiam Sella Ye." Bobby Shen merapikan baju Sella Ye, kemudian berkata dengan sabar, "Wanita seperti Caroline Ji bukan tandinganmu, lain kali jaga jarakmu dengannya."
Sella Ye berkata, "Dia tidak seburuk yang kamu katakan."
Berkata sampai di situ, Bobby Shen tidak berniat mengatakan apa pun, perkataan yang terlalu jujur tidak menarik lagi. Dia kemudian membenarkan selimut Sella Ye, berkata: " Aku ini hanya khawatir kamu akan ditipu orang, dasar anak bodoh, cepat tidur."
Sella Ye memberinya 'hm', kemudian membalikan badannya memunggunggi Bobby Shen. Dia lalu meraih ponselnya, mengirim pesan ke Caroline Ji, meminta maaf padanya, dirinya tidak bisa membantunya, karena Bobby Shen sudah jelas-jelas tidak akan membuat pengecualian terhadap Caroline Ji.
Setelah mengirimnya, Sella Ye meletakan ponselnya ke samping. Saat dia membalikan badan untuk melihat Bobby Shen, dia mendenagar Bobby Shen sudah mengeluarkan suara nafas yang pelan dan teratur. Sepertinya dia kelelahan. Saat Sella Ye melihat Bobby Shen mengerutkan kening, dia merasa kasihan. Kadang, dia tidak mengerti, Bobby Shen adalah anak orang kaya, apa yang dia inginkan sudah dia miliki, kenapa dia masih harus bekerja sekeras itu? Misalnya dia tidak bekerja sama sekalipun, bukankah dia masih bisa makan, masih bisa minum dan memiliki wanita di sebelahnya?
Bobby Shen yang jelas-jelas sudah memiliki segalanya, namun dia tidak peduli sedikit pun dengan apa yang sudah dimilikinya itu, dia masih saja tekun bekerja, masih tidak henti-hentinya memborong gedung. Sekarang dia salah satu dari sedikit pengembang real estate lokal yang membuatnya masuk ke daftar yang terkaya. Di luar sana tidak tahu ada berapa wanita yang menginginkan raja berlian ini, siapa yang mengira raja berlian ini sekarang sedang berbaring di sebelahnya.
Tetapi dirinya masih tidak bisa menjadi sesosok wanita besar yang bersinar di sisinya.
Kadang Sella Ye berpikir, kalau bisa, dia sangat berharap Bobby Shen hanyalah seorang lelaki yang biasa-biasa saja, seperti Rio yang hanya seorang karyawan biasa, yang bekerja di sebuah kota besar, sama dengan dirinya, bergaji kecil. Dengan demikian, walaupun keduanya akan menjalani hari-hari dengan penuh kesulitan, tapi siang hari mereka sama-sama bekerja, malam hari berke saling berbagi kehangatan. Pastinya dengan begitu mereka akan sangat bahagia.
......
Keesokan paginya pukul 6, Bobby Shen membuka matanya tepat waktu, pagi ini pukul 10 dia harus pergi ke Shanghai tepat waktu. Sekarang masih ada 4 jam untuk bersiap.
Dia membalikan badannya, mendapati wajah Sella Ye yang masih tertidur dengan tenang, lehernya yang seputih salju, pahanya yang putih terpapar keluar dari dalam selimut. Awalnya dia berniat untuk memasukan paha Sella Ye ke dalam selimut. Tapi saat dia menyentuhnya, Sella Ye mendesah.
Suara itu membuat Bobby Shen bergetar. Saat dilihatnya lagi, Sella Ye mengeluarkan pahanya lagi dari selimut. Dia pun kembali memasukannya, kemudian dia kembali mempertontonkan paha seputih saljunya itu. Paha yang putih itu bergerak-gerak seperti seekor merak, kadang menunjukan ekornya yang indah, seakan dengan sengaja menggodanya.
Bobby Shen menarik nafas dalam-dalam, dia merasa dirinya sudah tidak sanggup lagi menahan, pagi hari aliran darah memang sedang baik. Kali ini dia memandangi paha putih itu, dari matanya dapat terpancar nafsu birahi. Sekarang dia hanya ingin menyetubuhinya, dengan secepatnya, toh dia masih punya waktu.
Bobby Shen duduk di tepian ranjang sambil terus mengawasi kaki yang putih itu. Tangannya dengan lembut menegelus masuk ke pangkal pahanya, mencari-cari sesuatu, kemudian merabanya berulang kali.
Sella Ye awalnya tidak bereaksi, tapi tidak lama kemudian, gerakan Bobby Shen bertambah kuat, kedalaman gerakannya ke bagian itunya pun bertambah. Sella Ye mulai sadar, kemudian mulai melolong dari dalam tenggorokannya....
Saat sedang setengah sadar, Sella Ye merasakan badannya seperti di masuki sesuatu. Dia merasa penuh dan sakit, kemudian mengeluarkan suara kesakitan, dia perlahan merasa dirinya mungkin sedang bermimpi, tapi dia sangat kesal, bagaimana mungkin dia bisa bermimpi seperti itu tanpa sebab? Dalam mimpinya sebuah tangan lelaki sedang...... Dia merasa malu dengan dirinya sendiri, saat tersadar dia berharap semua ini cepat selesai.
Tapi tangan lelali itu masuk ke dalam sana, dari awal seperti tidak ada niatan untuk mengeluarkannya. Sella Ye bisa merasakan dengan jelas bagian itunya bertambah tebal, rasa seperti itu bukanlah tangan seorang lelaki lagi, melainkan.....
Dia terkejut, kemudian membelalakan matanya dengan cepat. Dilihatnya Bobby Shen sedang berada di atas tubuhnya, sudah siap menyetubuhinya.
Sella Ye berteriak di bawah sadar, "Apa yang mau kamu lakukan?" Belum lengkap kalimatnya, lelaki itu sudah menggunakan gerakannya yang luar biasa untuk memperangkap sisa kalimat Sella Ye di dalam tenggorokannya, Sella Ye dibuatnya tidak mampu lagi menyelesaikan sepatah kata pun.
Saat dia mulai memelankan gerakannya, Sella Ye baru mendorongnya, "Bukankah kamu akan pergi ke Shanghai? Pagi-pagi seperti ini, aku belum melakukan persiapan......sakit!"
Lelaki di atas tubuhnya itu dengan sengaja mendorongnya masuk dengan kuat, saat dia masih merasa belum cukup, dia menjulurkan tangannya meraba bagian tubuh paling sensitif Sella Ye, menggigit daun telinganya, kemudian bergumam: "Kamu yakin kamu belum bersiap? Tadi kamu mengira kamu sedang bermimpi basah? Semua itu aku lakukan untuk membuatmu nikmat......."
Sella Ye memberinya sebuah 'hm', suara itu dengan halus masuk ke dalam telinga si lelaki, seakan menggaitnya. Bobby Shen kemudian dengan kuat maju, kemudian memasukannya lagi, kemudian keluar, setiap kalinya dia melakukannya dalam frekuensi yang besar.
Sella Ye mencengkram seprei ranjangnya, saat tubuhnya sedang diserang oleh Bobby Shen, tubuhnya merekah, perlahan merekah, sampai pada akhirnya kakinya melingkar di pinggang Bobby Shen, tapi malah olehnya dikibaskan, dia menempelkan mulutnya ke telinganya, kemudian berkata, "Jangan bergerak, biar aku saja."
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyCantik Terlihat Jelek
SherinCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThe Richest man
AfradenSi Menantu Buta
DeddyUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang