Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 74 Mengikatkan Dasi
Sella Ye melihat ke belakang dan menatapnya, lalu teringat kembali bahwa pria itu sedang mengeringkan rambutnya. Jarang diperlakukan sehangat ini membuatnya tidak berani merusak suasana, jadi dia hanya mendengar kata-kata Bobby Shen.
Setelah mengeringkan rambutnya, dia memeluknya sambil berbaring, dan ponselnya berdering lagi. Bobby Shen meraih ponselnya, mengambilnya tanpa melihat ID penelepon, dan mendengus marah. Ia membayangkan orang gila macam apa yang menelponnya selarut ini.
Tiba-tiba terdengar suara lembut Airin Jiang yang prihatin: "Bobby, kamu sudah tidur?"
Bobby Shen tertegun sejenak dan melirik Sella Ye di lengannya. Sella Ye menatapnya dengan mata cerah. Dia berbalik dan bangkit dari tempat tidur untuk menjawab Airin Jiang. Dia pergi ke arah jendela kamar dan berkata, "Tidak, ada apa?"
Airin Jiang berkata, "Tidak, aku hanya ingin bertanya tentang Sella. Apakah dia baik-baik saja?"
Bobby Shen mendongak ke arah Sella Ye, melihatnya terkubur di dalam selimut, dan berkata, "Dia lumayan baik. Dia sudah tidur, dan kamu sudah istirahat lebih awal. Terima kasih atas perhatianmu."
"Sama-sama." Airin Jiang tertawa singkat, tetapi suaranya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. "Kalau begitu sampai disini saja, selamat malam."
Bobby Shen sama sekali tidak bisa menyadari kesedihannya. Setelah mengucapkan "Selamat malam" padanya, dia langsung menutup telepon dan mematikan ponselnya.
Ketika dia kembali ke tempat tidur, Sella Ye berbalik kembali kepadanya dan sengaja menarik diri darinya.
Bobby Shen meraih untuk memeluk tubuhnya. Dia berkelit. Semakin Bobby shen berusaha memeluk lagi, dia semakin menghindar.
Bobby Shen menduga bahwa dia hanya kesal karena panggilan dari Airin Jiang. "Apa yang kamu lakukan di tengah malam? Bukankah itu hanya sebuah panggilan? Rio Lu baru saja mengungkapkan perasaanya dengan beribu-ribu kata padamu. Apakah aku marah akan itu?"
Sella Ye merasa ini tidak adil. "Ketika Rio Lu menelepon, aku membiarkanmu mendengarkan seluruh percakapan secara terbuka, tetapi bagaimana denganmu? Begitu Airin Jiang memanggil, kamu sengaja menghindari aku. Apakah ada yang harus kamu sembunyikan dariku?"
Bobby Shen merasa sakit kepala, tetapi mencoba menjelaskan kepadanya, "Aku hanya tidak ingin membuat kebisingan di dekatmu. Bagaimana mungkin kamu tidak memikirkan kemungkinan ini?"
Sella Ye tidak berani terlalu lancang ketika dia melihat penjelasannya, tapi dia hanya tidak senang dan terus diam sepanjang waktu.
Yang paling ditakuti Bobby Shen adalah sikap yang seperti ini. Jika dia tidak bisa melawan, dia tidak bisa memarahi. Dia tidak bisa melakukan apa pun dengan seluruh kekuatannya. Dia membujuknya dengan beberapa kata lagi. Masih tidak bisa mendapatkan jawaban, Bobby Shen tidak berbicara lagi, hanya memeluknya dari belakang.
Saat Sella Ye berjuang melepaskan diri, pelukan itu semakin erat sampai dia tidak bisa menyingkirkan kekuatannya sendiri. Dia menggosok tempat terlembutnya. Kekuatannya tidak sekeras sebelumnya, tetapi dengan kekuatan yang lembut. Itu tidak seperti emosi yang intens antara pria dan wanita, melainkan seperti pijatan yang penuh perasaan. Lambat laun, Sella Ye juga lupa bahwa tangannya memainkannya dan mulai menikmati sentuhannya.
Bobby Shen sangat jarang bertingkah seperti ini kepadanya. Sella Ye dapat melihat bahwa dia tulus dan membuatnya nyaman. Dia merasa terjebak dalam kapas lembut dan tak lama kemudian tertidup lelap.
Keesokan harinya, ketika ia bangun dan membuka mata, ia melihat wajah tampan Bobby Shen. Hotel telah membawa sarapan. Sella Ye menggerakkan hidungnya, mencium aroma roti lapis, menarik napas panjang, dan merasa lapar.
Bobby Shen menggosok ujung hidungnya dan berkata, "Kamu mendengkur."
"Mustahil." Sella Ye benar-benar yakin.
Bobby Shen merentangkan tangannya dan tidak berencana memintanya untuk mengakui, "Apa yang kamu mimpikan semalam?"
"Apa?" "Aku tidak memimpikan apa pun," kata Sella Ye
"Tapi kudengar kau memanggil namaku."
"Mustahil ..." Kali ini, suara Sella Ye sedikit gemetar. Dia ingat dia baru saja bermimpi dikejar oleh sekelompok UFO. Dia melarikan diri ke laut dan harus melompat turun. Pada saat dia tenggelam ke laut, dia memanggil nama Bobby Shen. Dalam mimpinya, dia juga berpikir bahwa Bobby shen akan muncul bergitu ia memanggil namanya. Tetapi belum sempat menunggu kehadirannya, dia terbangun dan melihat Bobby Shen begitu ia membuka mata.
"Apa yang aku teriakkan?" Sella Ye bertanya
"Kamu memintaku untuk menyelamatkanmu." Ujung jari panjang Bobby Shen memainkan rambutnya, ia tersenyum dan berkata, "Mimpi buruk lagi?"
Alih-alih menunggu jawaban dari Sella Ye, dia memeluknya dan mencium rambutnya, alis dan matanya dalam-dalam.
Dia menariknya sedikit dan berkata dengan nada meyakinkan, "Jangan takut, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu di masa depan." Dia menambahkan, "Walaupun aku mengatakan hal yang sama terakhir kali, aku serius kali ini. Kedepannya, hal-hal seperti tadi malam tidak akan terjadi lagi. Percayalah, oke?"
Sella Ye mengangguk. Ia masih sedikit linglung dan hanya mengangguk.
Setelah sarapan, Bobby Shen meminta Sella Ye untuk mengikatkan dasi untuknya.
Sella Ye mengambil dasinya dan mengikatnya dengan teliti. Bobby Shen memandangi cermin dari kiri ke kanan, menunjukkan sedikit ekspresi tidak puas, tetapi dia tidak melepaskannya.
"Kenapa kamu tidak mengikatnya sendiri? Kamu tahu aku tidak terlalu pandai," kata Sella Ye
Bobby Shen tersenyum, "Itu karena kamu tidak mau belajar. Aku akan menyuruhmu setiap hari." Setelah jeda, ia mengingatkannya, "Aku akan menemukan seseorang untuk membantumu membersihkan barang-barang di rumah sewaan dan membawanya ke sini nanti. Jangan kembali setelah bekerja hari ini, tunggu saja di sini."
"Sini?" Sella Ye berada dalam sedikit dilema. "Apakah kamu akan membuka kamar di sini lagi malam ini?"
"Ada masalah?" Bobby Shen meliriknya dan berkata, "Sebelum kamu menemukan rumah, kamu akan tinggal di sini sebentar. Aku akan datang ke sini untuk menemanimu ketika aku menyelesaikan pekerjaanku setiap malam. Jika kamu takut sendirian ..." Bobby Shen berdehem dan berkata, "Aku bisa ikut denganmu lebih awal."
Sella Ye merespons, terpana, dan tiba-tiba merasa hangat di hatinya. "Aku tidak bermaksud begitu."
"Maksud kamu apa?"
Melihat matanya yang bersinar, Sella Ye tersipu sejenak. Dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan itu. Dia merasa seperti gadis remaja yang tidak mampu mengendalikan perasaannya. Dia menghela nafas dan menjelaskan, "Maksudku, aku telah menemukan rumah baru."
"Dimana itu?"
"Tidak jauh dari perusahaan. Apartemen biasa. Apartemen kecil, sangat nyaman, aman, dan ..."
"Apa lagi?"
"Dan kamar itu memiliki jendela Prancis yang besar," kata Sella Ye. "Kamu akan menyukainya."
Bobby Shen meliriknya beberapa kali, tiba-tiba tersenyum lalu meletakkan tangannya di saku celananya, dengan sengaja membuat gerakan bangga, "Kamu ingin bersamaku setiap malam sehingga kamu mencari jendela Prancis?"
Pikiran Sella Ye terbaca layaknya buku, dan dia langsung mengelak, "Aku, aku tidak ..."
"Kamu tidak mau bersamaku?" Bobby Shen, dengan senyum bercanda, sengaja mencoba mengolok-oloknya. "Kamu hanya berpikir aku tidak bisa membuatmu tak sanggup turun dari tempat tidur setiap malam?"
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyMy Only One
Alice SongTen Years
VivianPernikahan Kontrak
JennyMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Tough Bodyguard
Crystal SongAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang