Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
Sella Ye memandangnya sejenak, tiba-tiba tertawa, "Mimpi!"
Pandangan mata Bobby Shen mendadak gelap, suaranya bertambah berat, "Kalau kamu memang tidak mencintaiku, kenapa kamu begitu peduli terhadap hubunganku dengan Airin Jiang?"
"Itu karena aku juga merasa kamu sungguh menjijikan!" Sella Ye meninggikan suaranya, "Bobby Shen, kamu kira hanya kamu yang bisa jijik? Kamu sudah menggunakan barangmu itu untuk bersetubuh dengan Airin, lalu menyetubuhiku! Kamu kira aku sendiri tidak merasa jijik?"
Sella Ye belum selesai bicara, mulutnya sudah ditutup oleh bibir Bobby Shen. Dia dengan sekuat tenaga menekan bibir Sella Ye dengan bibirnya, dia sangat jarang mencium Sella Ye, namu kali ini ciumannya seakan ingin menelan Sella Ye bulat-bulat.
Ponsel Sella Ye berdering, tidak perlu melihatnya, dia tahu itu pasti Rio Lu. Rio Lu pasti sudah menerima pesan dan video tidak senonohnya itu. Dia pastinya tidak lagi bisa melihatnya seperti sebelumnya.
Saat Sella Ye meraih ponselnya, Bobby Shen sekali lagi menyerangnya.
Dia menjepit tubuh Sella Ye di bawahnya, dia mencibir melihat Sella Ye meraih ponselnya, dia tidak berhenti, malah menunggu Sella Ye mengangkat ponselnya, lalu menambah kecepatannya, kemudian berbisik di telinganya, "Sella Ye, kamu angkat teleponnya, biarkan dia mendengar secara langsung, punyaku atau punyanya yang lebih bisa membuatmu nikmat!"
Sella Ye berniat melawan, tapi Bobby Shen sungguh terlalu kuat, Sella Ye hanya bisa menjerit mendesah, tidak sanggup berkata-kata lagi, bahkan tangannya mulai lemas tak bertenaga.
Bobby Shen akhirnya mengakhiri aksinya. Dia berbaring sambil menatap lengan dan kaki Sella Ye yang lebam itu, kemudian bertanya lagi, "Sebenarnya siapa yang menyakitimu?"
Sella Ye memalingkan wajahnya, pura-pura tertidur.
Bobby Shen sebenarnya masih ingin mengerjainya sekali lagi, tapi Sella Ye sekarang terjepit bagian bawah tubuhnya, nafasnya masih tak beraturan, wajahnya pucat, ditambah lagi lebam-lebam di seluruh tubuhnya..... Sella Ye seperti seekor ikan yang hampir mati karena luka-luka.
Bobby Shen akhirnya bangkit berdiri dari tubuh Sella Ye, mengeratkan sabuk, merapikan kemejanya, dan kembali menjelma menjadi sesosok ksatria rupawan.
Sella Ye mengawasinya berjalan menuju ke meja kantornya dan duduk di kursi kerjanya, lalu menyalakan sebatang rokok, mengayunkan kepala lalu menghisap dalam-dalam asap rokoknya, tiba-tiba saja Sella Ye merasa dirinya lucu.
Dia datang ke kantor atas panggilan Bobby Shen, dan setelah Bobby Shen memuaskan nafsunya, dia sekarang sudah berpakaian rapi lagi seakan tidak ada yang terjadi. Semisal sekarang ada orang masuk ke dalam kantornya, siapa yang bakal mengira Bobby Shen baru saja melakukan kelakuan kotor?
Sedangkan Sella Ye? Sekarang bajunya berserakan di sekitar sofa, rambutnya acak-acakan, stokingnya sobek-sobek, semisal ada orang tiba-tiba masuk ke kantor, lalu melihat penampilan dia seperti itu, pasti mengira dia ini bukan wanita baik-baik, atau bahkan hanya seorang wanita panggilan.
Sella Ye bangkit duduk di sofa, dia merapikan rambutnya dulu, lalu mengancingkan kembali kemejanya, kemudian rok bawahannya. Stoking yang sudah tidak berwujud itu tidak bisa dia kenakan lagi, atau akan mengundang tanya orang-orang yang melihatnya.
Berpikir sampai di sini, Sella Ye menggenggam erat stokingnya, tidak dibuangnya, tidak juga dikenakannya.
Bobby Shen semenjak Sella Ye mulai merapikan rambutnya, sudah mengawasinya. Dia merasa Sella Ye mengerjakan segala sesuatunya dengan lambat, bahkan ketika dia mengancingkan bajunya juga sangat lambat.
Jelas-jelas Bobby Shen bisa melepaskan tiga kancingnya dengan cepat, Sella Ye sekarang membutuhkan setidaknya 5 menit untuk mengancingkannya kembali. Bobby Shen benar-benar penasaran apakah yang dilakukannya itu semata-mata bertujuan untuk mempertontonkan kemolekan tubuhnya padanya.
Saat Sella Ye mengangkat kepalanya, Bobby Shen menemukan tangan Sella Ye masih menggenggam stoking yang disobeknya tadi, dia bertanya, "Kenapa tidak kamu pakai? Sengaja tidak kamu pakai untuk menggodaku?"
Bobby Shen sengaja menggodanya, sangat ingin membuatnya tersipu malu.
Tidak disangka, kali ini bak sehabis memakan hati beruang, tak tahu dari mana asal keberaniannya, Sella Ye mengenakan sepatu hak tingginya, melangkah perlahan ke arah meja kantor Bobby Shen lalu melemparkan stoking sobeknya itu ke Bobby Shen.
Kemudian Sella Ye menghela nafas dengan sebal, mau melangkah keluar dari kantor Bobby Shen.
Bobby Shen benar-benar tak menyangka Sella Ye berani melemparkan stoking sobek itu ke wajahnya! Tanpa ragu!
Bobby Shen tertawa sinis lalu mengingatkannya, "Apa kamu tidak khawatir nanti kalau rekan kerjaku masuk ke kantor dan melihat stoking sobekmu ini mereka akan berpikir seperti apa?"
Tangan Sella Ye yang sudah meraih gagang pintu, menarik tangannya kembali, membalikan badannya, lalu menatap Bobby Shen.
Saat kedua orang itu sedang saling bertatapan dan masuk dunianya sendiri, terdengar suara ketukan pintu dari luar!
Sella Ye mundur beberapa langkah ragu, Bobby Shen melihat gerak-geriknya, tak kuasa menahan tawa, dengan segera, telepon dari sekretaris diangkatnya, telepon itu memberinya sebuah kabar......
"Bos, Nona Airin akan segera datang. Dia berkata ada sesuatu yang ingin dia bicarakan denganmu. Aku tidak berhasil menghalaunya, dia sekarang sudah di depan pintu kantor anda, kalau anda sedang sibuk aku....."
Bobby Shen mendengar laporan sekretarisnya itu sambil bertatap-tatapan dengan sorot mata Sella Ye, akhirnya dia tersenyum kecil lalu berkata pada sekretarisnya, "Aku tahu." Kemudian dia menutup telepon.
Sella Ye melihatnya menutup teleponnya. Suara ketukan pintu itu semakin bertambah kencang, sembari beberapa kali memanggil, "Bobby Shen... Bob.. Apa kamu di dalam situ?"
Suara orang yang memanggil itu terdengar sangat jernih, suara seorang perempuan, Sella Ye merasa sedikit bersalah. Sebenarnya siapa wanita itu, yang tiba-tiba datang mengunjungi Bobby Shen di kantornya? Kalau perempuan itu bertemu dengan dirinya disini, lantas apa yang akan terjadi?
Sella Ye menghela napas, tak berdaya, memalingkan pandangannya melihat Bobby Shen berjalan menuju ke pintu.
Sella Ye menggelengkan kepala, tergesa dia berbisik, "Aku... Apa aku perlu bersembunyi?"
Bobby Shen tanpa berpikir panjang menjawab, "Tidak perlu."
"Tapi aku...."
"Pergi bukakan dia pintu." Bobby Shen menyuruhnya untuk membuka pintu.
Sella Ye menggeleng, lalu menggeleng lagi, bergeming tidak mau membukakan pintu, khawatir dia akan berjumpa dengan orang yang mengenalinya, dia merasa sekarang lompat ke laut untuk mandi pun tidak akan membersihkannya.
Sella Ye meringkuk bersembunyi di sudut sofa.
Bobby Shen akhirnya bangkit berdiri dan membukakan pintu sendiri, saat dia berjalan melewati Sella Ye, dia dengan sengaja menendang betis Sella Ye, seakan memanggilnya, kemudian berjalan ke pintu untuk membukakan Airin.
Airin begitu memasuki kantor, langsung berkata dengan suara manja yang dibuat-buat, "Bobby Shen, kamu kenapa lama sekali baru membukakan pintu buatku? Aku kira kamu sedang tertidur, aku hampir saja pulang...."
Airin berbicara sambil berjalan menuju ke sofa. Saat dia akan duduk, tiba-tiba menemukan, di sudut sofa itu ada seorang wanita yang sedang berjongkok!
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraInnocent Kid
FellaDemanding Husband
MarshallCinta Tak Biasa
SusantiCinta Di Balik Awan
KellyYour Ignorance
YayaPengantin Baruku
FebiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang