Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
"Tidak!" Sella Ye menolak sambil berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
Tangan Bobby Shen menggenggam pinggangnya dengan erat, Sella Ye tidak bisa melarikan diri.
Sella Ye meringis singkat dan bertanya kepadanya dengan wajah merah: "Direktur Shen, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu menyuruhku menghabiskan sarang burung itu. Apakah masih ada yang tersisa? Kamu ingin melihat lukaku. Tidak bisakah kamu melihatnya nanti ketika kamu ke tempatku? "
"Aku tidak akan ke tempatmu malam ini." Nada suara Bobby Shen ringan. Seakan teringat sesuatu, dia menjelaskan, "Ada acara. Mungkin sampai tengah malam, jadi aku tidak akan pergi ke tempatmu."
Sella Ye merasa bahwa Bobby Shen tidak perlu menjelaskan ini pada dirinya. Dia menunduk dan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan sang direktur hari ini.
Tangan Bobby Shen masih di pinggangnya, dan ujung-ujung jarinya menyelip kedalam roknya, tanpa nafsu birahi. Stella Ye berusaha menahan namun kekuatannya kalah dan ia didominasi Bobby Shen. Dalam sekejap stoking sutranya turun hingga ke ujung kaki.
Ada teriakan kecil dari Sella Ye, dengan rasa malu yang terdengar jelas.
Bobby Shen tersenyum untuk mengingatkannya, "Aku tidak melakukan apa-apa, hanya ingin melihat lukamu. Kamu berteriak begitu keras, hati-hati jangan sampai ada yang salah paham."
Sella Ye tidak percaya dia begitu baik, tetapi dia tampaknya benar-benar hanya melihat lukanya
Ketika Bobby Shen melepas stokingnya, dia tidak melakukan hal lain. Dia membawanya ke sofa dan duduk. Dia mengeluarkan sebotol salep dari lemari dan memberi obat pada luka di pahanya.
Sella Ye menghentikannya. "Aku akan kembali bekerja nanti. Bagaimana aku bisa memakai stoking setelah kamu mengoleskan obat?"
Bobby Shen menunjuk ke kantong Dior putih dengan jarinya. "Aku membelikanmu celana. Kedepannya kamu tak perlu menggunakan rok ke kantor. Memangnya kepada siapa kamu ingin memamerkan pahamu?"
"Sudah menjadi peraturan perusahaan bahwa karyawan wanita harus mengenakan rok, dengan stoking sutra dan sepatu hak tinggi ketika mereka pergi bekerja," kata Sella Ye
Bobby Shen mencubit pahanya, membuatnya terkejut, dan memperingatkannya, "Itu persyaratan orang lain. Kamu adalah kamu, orang lain adalah orang lain. Untuk apa kamu pedulikan orang lain?"
Sella Ye berpikir bahwa ini tidak masuk akal, tetapi masih ada beberapa bekas luka yang menyakitkan. Sekarang, setelah diolesi dengan salep dingin, dia benar-benar merasa lebih baik.
Bobby Shen melihat alisnya terentang, tersenyum dan berkata dengan puas, "Ini adalah obat lokal dari kota kelahiran bibi Anik, ia mengatakan bahwa tidak akan ada bekas luka yang tertinggal setelah menggunakan obat ini."
Sella Ye tidak tertarik. "Bahkan jika ada bekas luka, aku tidak akan bersedih. Lagi pula, aku tidak peduli."
Bobby Shen mengangguk. "Kamu tidak peduli. Aku peduli, oke? Aku tidak ingin melihat bekas luka di kedua kaki setiap kali bercinta denganmu!"
"Maka kamu tidak harus bercin..." Untuk sesaat, Sella Ye begitu cepat sehingga dia ingin mengatakannya. Ketika kata-kata itu sampai di ujung bibirnya, dia terkejut dan merasa itu tidak pantas. Dia dengan cepat berhenti.
Bobby Shen memandangi wajahnya yang menggeliat dan tersenyum, "Lanjut perkataanmu ..." Dia mengulurkan tangan dan mencubit wajahnya, masih tersenyum, "Bodoh."
Sella Ye membenci kenyataan bahwa dia mencubit wajahnya ketika dia tidak bisa bergerak. Dia menjauh dan bergumam, "Jangan cubit wajahku."
"Oh? Itu tidak diizinkan, ini juga tidak diizinkan?" Bobby Shen terkekeh, menyeka salepnya, menggenggam rahangnya dan menatap matanya. "Katamu kamu sedang menstruasi? Apakah kamu bohong? Coba kulihat." Lalu dia mengulurkan tangan untuk mengangkat roknya.
"Tidak!" Sella Ye berpegangan pada roknya.
Bobby Shen tampaknya ingin menantangnya dengan sengaja, "Kamu tidak mengizinkanku bercinta dan juga mencubitmu, kini kamu bahkan tidak akan mengizinkan aku melihatnya? Untuk apa aku memeliharamu?"
Apapun yang ia katakan, dia tidak akan membiarkan Bobby Shen membuka roknya dan melihatnya. Itu terlalu berlebihan!
Untuk menipunya, Sella Ye sengaja menunjuk ke luar jendela dan berkata, "Lihat, apa itu?"
Selesai mengatakan, la langsung berlari membawa kantong kertas putih itu lalu mengambil celana di dalamnya dan mengganti rok yang ia kenakan.
Dia berbalik membelakangi Bobby Shen. Baru saja menaikkan setengah celananya, dia dipeluk dari belakang dan ditahan di dinding. Suara rendah Bobby Shen, bersamaan dengan hawa hangat dari bibirnya menyembur telinga Sella Ye. "Jangan bergerak, aku akan memeriksa apakah kamu berbohong. Jika aku tahu kamu berbohong, aku akan menidurimu sekarang. Aku akan memberimu kenangan panjang dan melihat apakah kamu berani berbohong di masa depan!"
"Sialan! Bisakah kamu hentikan itu!"
Sella Ye menekan suaranya, ia mendorong dengan tangannya, berusaha melepaskan diri tetapi kekuatannya tidak bisa bersaing dengan kekuatan Bobby Shen. Segera, dia ditelanjangi olehnya, dan bahkan helai benang terakhir yang membungkus tubuh Sella Ye ditarik olehnya, semua terbuka di bawah matanya.
Bobby Shen melihatnya, tertawa keras dan bercanda, "Sella, apa yang kamu katakan? Aku tahu kamu berbohong kepadaku." Ketika dia berbicara, dia sengaja mengulurkan tangan dan menggosok tangannya ke bawah, yang membuat kaki Sella Ye limbung dan tidak bisa berhenti gemetar.
Melihatnya gemetar seperti ini, Bobby Shen masih menolak untuk membiarkannya pergi. Dia meraih,
memegang, dan menghirup nafas yang menindas di telinganya. "Tidak ada darah. Sella, tubuhmu menunjukkan bahwa kamu sangat menginginkannya?"
Sella Ye memutar bola matanya, menjijikkan.
Bobby Shen tersenyum, menepuk wajahnya, dan berkata sambil tersenyum, "Jangan lihat aku seperti ini. Jika kamu tidak menginginkannya ya tidak perlu. Aku tidak punya energi untuk melakukannya bersamamu hari ini. Tadi malam, energiku nyaris diperas habis olehmu. Aku hanya ingin mengungkap kebohongan wanitamu. "
Selesai berbicara, dia dengan serius menundukkan kepalanya, mengambil pakaian dan celana Sella Ye dan membantunya mengatur rambutnya. Setelah selesai, dia berbisik di telinganya, "Masih berani menipuku setelah ini? Uh ya?" Kata terakhir mengandung makna yang menggoda.
Sella Ye merasa jantungnya dikelitik. Dia mengulurkan tangan dan mendorongnya.
Bobby Shen memegangi telapak tangannya, dia tidak melepaskannya. "Mengapa wajahmu semerah itu? Apakah kamu benar-benar ingin bercinta denganku?"
"Tidak!" Sella Ye sangat marah hingga air matanya hampir jatuh. Dia berkata dengan gugup, "Aku akan pergi. Jika kamu memperlakukan aku seperti ini lagi, seluruh perusahaan akan tahu tentang kita. Di mana aku harus menaruh wajahku? Dan kamu adalah seorang direktur. Menurutmu apa yang akan mereka katakan tentangmu di belakang jika kamu memberi tahu orang lain bahwa kamu bercinta dengan bawahanmu? "
"Oh?" Bobby Shen mengangkat alisnya. "Apakah kamu khawatir tentangku?" sudut bibirnya terangkat, rautnya terlihat sangat bahagia.
Sella Ye memasukkan rok dan stokingnya kedalam kantong kertas, pergi ke pintu belakang kantor dan berkata, "Jika kamu benar-benar baik untukku, jangan panggil aku masuk."
"Bodoh." Bobby Shen tersenyum, memandang tangannya dan membuka gagang pintu belakang, tidak menghalangi dia untuk pergi, hanya berkata, "Aku memanggilmu lagi besok. Perawat yang merawatmu terakhir kali mengatakan bahwa kamu perlu makan lebih banyak sarang burung dalam situasi ini. "
"Aku tidak percaya." Sella Ye mengangkat kantong kertasnya. "Aku akan membayarmu secepatnya."
"Membayar dengan apa? Tubuh? Atau sesuatu yang lebih suci?" Bobby Shen tertawa. "Kamu tidak memiliki keduanya lagi. Selain aku, tidak ada orang lain yang menginginkanmu."
Bobby Shen bergurau santai dalam suasana hati yang bahagia. Sella Ye melihat ke belakang dan menatapnya, takut akan balas dendamnya, dan segera mengambil kembali matanya.
Ketika dia pergi, dia menggenggam erat kantong pakaiannya dan berpikir dengan marah bahwa tubuh dan kesuciannya telah diberikan kepada Bobby Shen, Bajingan itu! Berani-beraninya mengancam seperti itu?
Tetapi pada pemikiran bahwa ia membawa sarang burung untuk dimakan untuk dirinya sendiri, Sella Ye merasa hangat sekaligus, dan sedikit tergerak.
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Superhero
JessiBehind The Lie
Fiona LeeHanya Kamu Hidupku
RenataAir Mata Cinta
Bella CiaoTen Years
VivianSee You Next Time
Cherry BlossomUntouchable Love
Devil BuddyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang