Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
Airin Jiang memandangi wanita itu, beberapa saat kemudian, dia menoleh melihat Bobby Shen, yang ternyata sedang duduk di kursi kantornya sambil menikmati rokoknya.
Dan tak disangka, di hadapannya ada sepasang stoking bekas dipakai seorang wanita!
Airin Jiang mengangkat alis, sekali lagi dia memandangi Sella Ye yang beristirahat di sofa, wanita itu dibalut oleh gaun putih, dan sepasang sepatu putih hak tinggi, hanya satu yang kurang dari penampilan wanita itu... Sepasang stoking!
Melihat suasana dan keadaan di dalam kantor itu, setiap orang dewasa pasti bisa menerka-nerka dan membayangkan dengan jelas apa yang baru saja terjadi di situ.
Seketika udara di ruangan itu menjadi panas. Panas karena api cemburu yang mulai membara, melayang-layang memenuhi ruangan....
Airin Jiang menarik napas dalam-dalam, merasakan seluruh udara di ruangan itu, masih tertinggal di sana udara bekas dua insan yang baru saja memuaskan nafsu berahinya.
Pantas saja dari saat dia melangkah masuk ke kantornya, Bobby Shen tidak menyapanya satu kata pun.
Sebenarnya dia lebih memilih Bobby Shen untuk tidak membukakan pintu baginya, dengan demikian, dia bisa menutup mata terhadap semua ini, terhadap apa yang terjadi di antara Bobby Shen dan wanita itu.
Tapi Bobby Shen malah dengan santai mempersilahkannya masuk, seakan tidak punya niatan sedikit pun untuk menyembunyikan semua ini...
Saat dia menyadari semua ini, hatinya pedih seakan tertusuk duri, sepertinya Bobby Shen tidak pernah bersungguh-sungguh dengannya...
Bobby Shen masih saja asik dengan rokoknya, sedangkan Airin Jiang masih memandang Sella Ye yang terdiam.
Tiga orang itu membuat atmosfir di ruangan kantor Bobby Shen menjadi tegang dan menakutkan.
Suasana itu berlangsung sampai Bobby Shen akhirnya buka mulut, memecah keheningan, "Airin Jiang, kamu ada urusan apa datang ke sini?"
Airin Jiang dibuat terkejut oleh perkataannya itu. Dia datang ke kantor Bobby Shen tentu untuk mencarinya, apa maksud dari pertanyaannya itu? Apalagi ketika ditanyakan kepadanya di hadapan wanita itu.
Ini kali pertama Airin Jiang bertemu dengan wanita idaman lain Bobby Shen, sejak dia mengenalnya hingga sekarang, dia tidak pernah melihat wanita itu. Namun di dalam lubuk hati terdalamnya dia tahu, Bobby Shen punya kekasih, karena dia sering mendapati Bobby Shen asik sendiri dengan ponselnya, seakan sedang bertukar pesan dengan seseorang.
Pada waktu itu Airin Jiang susah untuk membayangkan Bobby Shen bisa bertukar pesan dengan seseorang, karena pesannya tidak pernah dibalas Bobby Shen. Namun suatu kali, saat sedang mabuk-mabukan dengannya, Airin Jiang pernah melihat Bobby Shen sedang asik dengan ponselnya, dia merasa sangat aneh. Saat Bobby Shen sudah tertidur, Airin Jiang memeriksa ponselnya, dia melihat nama "Sella Ye" tertampang di posisi teratas kotak masuknya.
Namun ketika Airin Jiang hendak meneruskan "penyelidikan"nya, Bobby Shen terbangun dan langsung mencari ponselnya, seakan menanti balasan dari "Sella Ye".
Bobby Shen malam itu tidak bisa berkonsentrasi, fisiknya di situ tapi pikirannya entah melayang ke mana. Airin Jiang tidak tahu apakah Bobby Shen akhirnya menerima balasan dari Sella Ye, hanya saja setelah Bobby Shen membaca balasan dari Sella Ye itu, dia langsung berpamitan pada Airin Jiang hendak pulang ke rumahnya makan bubur, lalu meninggalkannya malam itu. Sendiri. Insomnia.
Kali ini, Airin Jiang sudah kembali dari perjalanan singkat ke ingatan masa lalunya, dia lantas tertawa dengan canggung, "Kontrak yang lalu ada sedikit masalah, aku datang ke sini untuk membicarakannya denganmu."
Sambil berkata demikian, dia meraih dokumen itu dari tasnya, lalu berjalan menuju ke meja kantor Bobby Shen, kemudian berbincang dengannya.
......
Sella Ye semenjak Airin Jiang melangkah masuk ke dalam kantor Bobby Shen tidak mengucapkan sepatah kata pun, bahkan untuk bergerak sedikit pun dia tidak berani.
Di hadapan wanita sekelas itu, Sella Ye berkecil hati. Saat dia mendongak untuk melihat wanita itu lagi, dia melihat Airin Jiang sedang terlibat dalam perdebatan seru dengan Bobby Shen.
Airin Jiang menunjuk-nunjuk dokumen itu, sambil berdebat panas dengan Bobby Shen. Airin Jiang tidak mau kalah dia terus mengotot, sambil berjalan mengelilingi meja kantor Bobby Shen, bahkan ketika dia sampai di sebelah Bobby Shen pun dia masih juga berargumentasi.
Bobby Shen masih asik dengan rokoknya, mengawasi Airin Jiang, sesekali membaca dokumen di hadapannya. Dua orang itu terlihat seperti sepasang sejoli, sangat mesra. Bobby Shen tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah mengawasinya, pemandangan itu menorehkan kepedihan di hati Sella Ye.
Sella Ye berhenti mengawasi mereka, tidak lagi ingin melihat perdebatan mesra mereka berdua.
Ini juga kali pertamanya Sella Ye berjumpa langsung dengan Airin Jiang, yang ternyata lebih cantik dari legenda yang beredar, lebih lemah lembut, dan lagi dia terlihat sangat cocok dengan Bobby Shen.
Semua ini bisa dilihat dari waktu yang rela Bobby Shen gunakan untuk melayani perdebatan dengannya.
Iya juga, Airin Jiang merupakan nona besar keluarga Jiang, keluarga dengan kekayaan triliunan, Bobby Shen kalau menikah dengannya, martabatnya pasti naik beberapa level, dia seakan memang diciptakan untuknya.
Sella Ye berpikir, membayangkan, lalu tiba-tiba merasa tubuhnya dingin, tangan kakinya dingin, seakan memasuki musim salju. Pahanya yang terekspos, ditambah dengan Bobby Shen yang menelanjangi tubuhnya begitu lama.
Sella Ye awalnya berencana ingin menggunakan kesempatan mereka berdebat untuk menyelinap keluar, namun kalau dilakukan terlalu tergesa dia juga takut mengundang perhatian.
Perkataan Bobby Shen juga ada benarnya juga, kalau dia sekarang keluar kantor Bobby Shen tanpa stoking, teman kerjanya pasti akan salah paham, lebih baik untuknya menunggu jam pulang kerja di dalam kantor Bobby Shen, setelah semua orang pulang kantor, baru dia keluar lalu pulang, besok ketika teman-temannya menanyakan ke mana dia pergi, besok baru memikirkan alasannya.
Sella Ye bersin beberapa kali, dia meringkuk, bersandar di sofa, lalu dengan cepat terlelap.
Dia bermimpi, dia merasa tubuhnya semakin dingin, lalu merasa seakan tubuhnya bertambah berat, mulutnya kering, sangat menyakitkan, mimpi buruk itu terus berlangsung......
......
Airin Jiang berdiskusi dengan Bobby Shen satu jam lebih, akhirnya setelah masalah kontrak itu selesai, dia bertanya pada Bobby Shen, "Maukah kamu makan malam denganku malam ini?"
Bobby Shen menatap ke arah Sella Ye yang masih duduk menunggu di sofa, tanpa ragu-ragu dia menolak, "Tidak, malam ini aku tidak punya waktu."
Sorot mata Airin Jiang mengikuti pandangan Bobby Shen menuju ke arah sofa, dia baru ingat di kantor itu ada sesosok wanita lain, dia lalu bertanya kepada Bobby Shen, "Malam ini kamu mau makan malam bersamanya?"
Bobby Shen mengiyakan pertanyaan itu, lalu menundukkan kepala, kemudian kembali memeriksa dokumen di tanganya, penolakannya kepada Airin Jiang sudah sangat jelas.
Airin Jiang sedikit terpukul, saat berjalan melewati sofa dan menatap wajah Sella Ye, dia tidak bisa menyembunyikan perasaan gelisahnya.
Saat Airin Jiang membungkukkan badannya, dia menemukan kaki Sella Ye penuh lebam!
Airin Jiang lantas menyambungkan titik-titik yang ada, antara hubungan diam-diam Sella Ye dan Bobby Shen, stoking wanita di kantor Bobby Shen, keberadaan Sella Ye di kantornya. Dia menatap Bobby Shen dengan sorot mata tajam, tapi yang di tatap seakan tidak merasakan tatapan tajam itu.
Airin Jiang menjulurkan tangannya untuk menyibak baju Sella Ye, dia terkejut melihat lebam-lebam Sella Ye tidak hanya berada di pahanya saja!
Hati Airin Jiang semakin tenggelam, sangat sulit baginya untuk memahami situasi di hadapannya ini. Saat dia berusaha membangunkan Sella Ye, dia mendapati Sella Ye tidak sadarkan diri.
Airin Jiang yang dulunya pernah belajar ilmu kedokteran, segera menempelkan tangannya ke kepala Sella Ye guna memeriksanya. Gawat, dia demam tinggi!
Airin Jiang dengan tergesa menatap Bobby Shen lalu bertanya, "Bob, luka-luka di tubuhnya ini kamu yang melukai?"
Bobby Shen mendengar pertanyaannya, matanya menyapu wajah Airin Jiang dengan perlahan, diam tidak memberi jawaban.
Airin Jiang kembali bertanya mendesak, "Dia demam tinggi, keadaannya parah, sepertinya dia perlu segera dilarikan ke rumah sakit!"
"Apa?" Bobby Shen terhenyak bangun dari kursinya, lalu mengitari meja kantornya, dengan langkah yang lebar dia menghampiri tubuh Sella Ye, lalu memukul-mukul wajahnya, "Sel! Sel! Sella Ye! Banguun!"
Saat Airin Jiang mendengar Bobby Shen memanggil Sella Ye dengan akrab, dia mundur beberapa langkah, ternyata wanita di hadapannya itu "Sella Ye" yang ada di kotak masuk ponselnya.
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaCinta Yang Terlarang
MinnieMi Amor
TakashiKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Lifetime
DevinaUnperfect Wedding
Agnes YuAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang