Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
Sella Ye merasa yang dibicarakan Bobby Shen semakin lama semakin jauh, dia dan Rio Lu hanya pernah bertemu sekali itu saja, tidak seperti yang dia katakan?
Sedikit tidak berdaya, dan sedikit panik, hanya bisa menjelaskan: "Direktur Bobby Shen, aku dan dia sungguh tidak ada hubungan apapun."
"Bagaimana kamu membuktikan?" Bobby Shen menarik nafas berkata, "Sekarang kamu kembali kesini, aku akan minta supir pergi menjemputmu, aku mau bertemu denganmu sekarang!"
Biasanya, Sella Ye tidak akan berani, tapi yang barusan terjadi malam ini di keluarga Shen itu, nyonya Shen jelas-jelas tidak mengizinkan dia berhubungan dengan Bobby Shen.
Sella Ye menolak dengan terbata-bata: "Direktur Bobby Shen, bagaimana kalau lain hari? Hari ini aku sedikit tidak enak badan."
"Mana yang tidak enak?" Bobby Shen ragu, "Beberapa hari dalam setiap bulan kamu?"
"Bukan." Sella Ye tidak terbiasa berbohong, ada sedikit meracau, "Aku...... Aku bukan tidak enak badan."
Bobby Shen melihat dia berkata terbata-bata lama sekali masih tidak mengatakan apa-apa, ingin tahu apa Sella Ye sedang mempermainkan dirinya, berbicara dengan tidak sungkan lagi, berkata menantang: "Sella Ye, aku lihat sepertinya kamu bukan tidak enak badan, kamu masih kurang ditiduri olehku!"
Terpisah oleh jarak telepon, Sella Ye yang mendengar perkataan Bobby Shen, langsung pipinya memerah.
Dia panik dan emosi, tapi masih tidak menemukan alasan menjawab Bobby Shen.
Suara Bobby Shen yang serak kembali terdengar di telinganya: "Kesini atau tidak?"
Sella Ye hanya bisa menolak: "Tidak."
Bobby Shen yang ditolak, awalnya sedikit sedih, kemudian seperti anak kecil yang membujuknya: "Aku minta kamu kemari jadi kamu harus kemari."
Tidak mendapat reaksi, Bobby Shen menakuti dia: "Sella Ye, kalau kamu seperti ini lagi, hati-hatilah besok aku membuatmu mati!"
Masih belum mendapat jawaban, lalu berganti cara membujuknya, "Sella Ye kamu sebenarnya kemari atau tidak? Apakah karena semalam aku menyakiti kamu? Malam ini aku akan lembut, dengan gaya kemarin itu bagaimana? Yang kamu menangis keenakan itu......"
Bobby Shen berkata banyak perkataan yang tidak cocok didengar anak-anak di dalam telepon kepadanya, tapi masih tidak bisa membuatnya merubah pemikirannya.
Pada akhirnya, Bobby Shen tidak mau lagi!
Dia berkata dengan kejam pada Sella Ye: "Sella, kamu sudah cukup! Selama ini aku tidak pernah membujuk orang lain seperti ini, aku beritahu kamu, kamu mau datang ya datang, kalau tidak kamu tanggung akibatnya nanti!" Selesai berbicara langsung sekuat tenaga melempar telepon.
Duduk dengan emosi beberapa menit kemudian, memungut kembali teleponnya, memasangnya, dengan hati penuh harapan saat membuka telepon nanti akan mendapat pesan dari Sella Ye, akhirnya tidak ada apapun dilayar teleponnya!
Bobby Shen melihat kotak makan yang berisi bubur daging sapi diatas meja, dan merasa sedih, memakan beberapa suap dengan sekenanya, merasa ada sesuatu yang kurang.
Berpikir sekian lama dia baru ingat bagian mana yang kurang.
Dulu Sella Ye yang menyuapinya, walaupun dia sering bilang masakannya tidak enak, tapi hari ini dia makan sendiri, merasa lebih tidak enak lagi dibanding dulu!
Berpikir sampai disini, Bobby Shen membiarkan bibi Anik masuk mengambil sekotak bubur daging sapi dan membuangnya keluar!
Bibi Anik menerima bubur daging sapi, bertanya padanya: "Tuan muda kedua, sungguh mau dibuang?"
Bobby Shen teringat, kotak makan ini sepertinya Sella Ye yang memilihnya sendiri di supermaket, hari itu dia memilih kotak makan ini dengan sangat lama di supermaket, Bobby Shen menunggunya sampai sangat tidak sabar, bertanya kenapa membeli kotak makan sampai begitu lama, dia menjawab dengan nada seperti anak kecil, sebenarnya Bobby Shen bisa tidak perlu menemani dia pergi membeli kotak makan.
Saat itu Bobby Shen berpikir, sial, kamu benar-benar mengira aku ingin menemani kamu?
Menemani Sella Ye berjalan-jalan di supermaket adalah hal yang paling menyiksa orang, dia memilih sebuah gelas bisa membandingkan setengah jam, melihat semua gelas yang dipajang di rak, setelah membandingkan baru memilih dia ingin membeli yang mana.
Setiap kali Bobby Shen melihat dia begitu pelan, langsung tidak bisa menahan ingin menyerangnya: Saat melakukan denganku kenapa tidak merasa kamu begitu pelan?
Sella Ye sangat pemalu, setiap Bobby Shen berkata begitu, selalu membuat wajahnya merah dan hatinya berdegup lama sekali, Bobby Shen suka melihat ekspresinya, semakin dia tidak bisa digoda, Bobby Shen makin sengaja mencari kelemahannya dan mempermalukannya!
Bobby Shen memikirkannya sampai pikirannya melayang, suara bibi Anik terdengar di telinganya---
"Tuan muda kedua, jadi aku buang kotak makan ini keluar?"
Bobby Shen mengiyakan, lalu mengubah keputusannya, "Buang saja buburnya dan cuci bersih, lalu antarkan kotak makan itu kemari."
Dia berpikir, lebih baik jangan membuang kotak makan Sella Ye, harus mengantarkan kotak makan Sella Ye kembali, kalau tidak walaupun dia diam tidak berkata apa-apa, kelak pasti akan mengomel ditelinganya.
Dulu Bobby Shen terlalu banyak minum, merusak rok brokatnya, Sella Ye selau mengingat masalah ini, sekarang saat berduaan bersamanya, Sella Ye tidak lagi memakai rok.
Mengingat hal ini, Bobby Shen menjilat gigi depannya sekuat tenaga dengan geram menarik nafas, hatinya sangat penat. Dia tidak tahu dirinya penat karena Sella Ye tidak memakai rok dan memperlihatkan padanya, atau penat karena Sella Ye selalu memakai rok dan dilihat oleh sekelompok lelaki dikantor, selalu membuatnya merasa pusing!
Setelah bibi Anik mengambil kotak makan keluar dan membersihkannya, Bobby Shen kembali melihat telepon beberapa kali, masih tidak ada telepon ataupun pesan dari Sella Ye.
Dia berpikir: "Sella Ye, kamu hebat, sekarang berani tidak mendengar ucapanku lagi, rupanya sudah menemukan pacar lama." Sella Ye tidak pernah begitu berani tidak patuh padanya, mungkin saat dia tidur dan membuka matanya, akan bisa melihat Sella Ye si bodoh muncul dihadapannya.
Setelah berpikir seperti ini, Bobby Shen yang mabuk karena tadi minum-minum, dengan cepat tertidur.
Dia bermimpi aneh sekali, mimpinya seperti nyata, di dalam mimpi dia memakai seragam SMA, Sella Ye dan kakaknya Fenny Ye yang sudah meninggal, juga memakai seragam SMA, mereka bertiga sebenarnya umurnya hanya berjarak dua tahun, saat Bobby Shen SMA 3, Sella Ye SMA 1.
Didalam mimpi dia melihat kaki Sella Ye terluka, dia jelas-jelas melihat Sella Ye sengaja melukai dirinya sendiri, maksudnya hanya demi mendapat perhatian dia, tapi dia masih dengan panik, sampai saat bermimpi dia juga dapat merasakan jelas, dirinya panik karenanya dan juga sedih padanya, dia tidak berkata apa-apa langsung menggendongnya berlari dengan cepat, dia tidak tahu dirinya mau menggendongnya berjalan ke arah mana, hanya saat berlari keluar sampai sudah sangat jauh, dia membalikkan kepala menyadari Fenny Ye terjatuh jauh dibelakang badannya, dan Sella Ye yang digendongnya tertawa terkekeh, masih menggunakan tangan menggambarkan sebuah huruf dipunggungnya, dia dengan serius memikirkan huruf yang ditulisnya, berpikir lama, merasa dia seperti menulis sebuah huruf "Kamu", tapi juga merasa dia seperti menulis sebuah huruf "Hati". Dia tidak sabar ingin tahu sebenarnya Sella Ye menulis huruf apa dipunggungnya, dan saat membalikkan badan ingin bertanya pada Sella Ye---
Tapi begitu membalikkan badan, dia terbangun.
Rupanya benar kata sebuah pepatah, saat bermimpi jangan sampai membalikkan badan.
Begitu membalikkan badan semuanya akan hilang.
Tapi Bobby Shen masih mengingat jelas, mimpi ini nyata, terjadi pada enam atau tujuh tahun lalu, hari itu Sella Ye benar-benar terluka, dan digendongnya pergi kerumah sakit, Sella Ye juga menggunakan tangan menggambar sebuah huruf dibelakang punggungnya. Tapi karena sudah sekian tahun berlalu, Bobby Shen masih tidak tahu, sebenarnya huruf apa yang digambar diatas punggungnya.
Setelah terbangun, Bobby Shen tidak bisa kembali tidur.
Dia masih menunggu Sella Ye kemari, tapi Sella Ye tidak datang. Dia merasa dirinya harus marah, tapi dia menyadari, kesedihan didalam hatinya melebihi emosinya.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThis Isn't Love
YuyuThe Great Guy
Vivi HuangBretta’s Diary
DanielleUntouchable Love
Devil BuddyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAfter Met You
AmardaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang