Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 36 Punggung yang Indah

Pak Toni masih terus berceloteh.

Sella Ye hanya bergumam, "Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Ah! Aku ini orang yang berpengalaman!" Pak Toni tersenyum sambil memainkan alisnya, "Kamu jangan lupa, umurku masih lebih besar daripada umur kalian berdua kalau ditambahkan, istriku juga seperti itu kepadaku, alhasil, aku sekarang menyerahkan semua gajiku kepadanya."

Sella Ye mendengar itu, tak kuasa menahan tawanya.

Pak Toni berkata lagi, "Jangan tertawakan aku, aku menyerahkan gajiku kepadanya dengan senang hati, siapa yang menyuruhnya bergantung semuanya padaku? Diluar, aku kena marah orang lain, waktu aku pulang ke rumah kena marah istri, aku tidak perlu hidup lagi kalau seperti ini, tapi dia bergantung padaku seutuhnya, sebenarnya aku tahu dia menurut denganku, jadi kalau aku memberinya semua gajiku itu hal yang pantas aku lakukan."

Sella Ye mengangguk, "Pak Toni benar-benar berpandangan luas!"

"Jadi aku beritahu kamu, bersikap lembutlah kepada Bos Bobby Shen." Pak Toni berkata, "Bos Bobby Shen itu hatinya baik, kalau kamu baik dengannya, dia akan selamanya mengingatmu."

Sella Ye tertawa, lalu menundukkan kepalanya, menatap jemarinya, jari-jarinya itu, tidak ada ornamen apapun, dulu saat dia masih kecil, dia selalu senang menghiasi jemarinya dengan berbagai macam pernak-pernik yang dijadikannya cincin, seakan dia sudah milik seseorang.

Dan sebelum semuanya ini, dia selalu berimajinasi Bobby Shen yang memasang cincin di jari manisnya.

Tapi tidak tahu sejak kapan, dia menyadari dengan jelas, imajinasinya itu selamanya hanya sebuah imajinasi belaka.

Semisal Bobby Shen bersikap lebih baik lagi padanya, dia selamanya tidak akan bisa memberinya sebuah keluarga, sebuah janji, atau pun sebuah cincin.

Tapi ini semua, Pak Toni tidak tahu. Yang mereka lihat hanya segala sesuatu akan indah pada waktunya, tapi orang-orang itu tidak pernah melihat apa yang terjadi di balik layar.

Setelah Pak Toni mengantar Sella Ye sampai ke kosnya, setelah melihatnya masuk ke kos dengan selamat, Pak Toni baru beranjak pergi, sambil melapor ke Bobby Shen, "Bos Bobby Shen, Nona Sella Ye sudah sampai ke kosnya."

Bobby Shen mengiyakan, dia sedang merokok, suasana hatinya sedang tidak baik.

Pak Toni berkata lagi, "Raut wajah Nona Sella Ye tadi sedikit muram. Kalau Bos Shen ada waktu luang, jenguklah dia."

Bobby Shen mendengus lagi, kemudian menutup telepon, Dia berkata dalam hati: Sella Ye, kemarin malam bukannya kamu merasa senang? Begitu aku pergi kamu langsung muram?

Ponselnya berdering, Bobby Shen melihat sepintas layar ponselnya, lalu meletakan rokoknya ke asbak, dan berjalan ke arah jendela untuk mengangkat telepon itu.

Suara rendah seorang lelaki terdengar dari telepon itu, dia melapor, "Bos Bobby Shen, anda sudah menyuruh kami untuk berinvestasi di Ye Enterprise tanpa nama, hari ini semuanya sudah selesai. Sampai sekarang, kami sudah menginvestasikan saham sebesar 1,3%, tunggu nanti David menawarkan sahamnya lagi, kami akan membelinya."

Bobby Shen tersenyum puas, "Baiklah. Lanjutkan."

Lelaki di telepon itu kembali berbicara, "David benar-benar tidak menyangka, kekalahannya taruhan di Macau adalah ulah kami, hutang-hutangnya yang terlalu banyak, memaksanya diam-diam menjual saham perusahaannya ke pasar saham. Kami siap di pasar saham untuk membelinya."

Bobby Shen tertawa senang.

Lelaki itu bertanya dengan bingung, "Tapi Bos Bobby Shen, kenapa anda rela menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mengerjainya sampai demikian parah?"

Bobby Shen menyeringai sambil tangannya memainkan kotak cincin merah, lalu menjawab, "Tidak ada apa-apa."

Kira-kira..... Dia hanya ingin membalaskan dendam Sella Ye.

Wanita yang pernah dipukul David, tidak boleh kena pukul olehnya lagi, lalu kenapa dia masih memukul Sella Ye? Begitu teringat tubuh Sella Ye yang dipenuhi luka-luka itu, dia merasa...... Marah!

Bobby Shen benar-benar tidak tahu cara membahagiakan seorang wanita, dari dia kecil dulu tidak pernah ada orang yang mengajarinya, kemarin setelah berbincang dengan sekertarisnya, dia baru terpikir ingin membelikan Sella Ye cincin.

Tapi setelah sekretarisnya membantunya membelikan cincin, dia dengan wajah bingung mengingatkan bosnya itu, "Bos, cincin hanya diberikan kepada seorang wanita ketika anda akan melamarnya. Anda harus memikirkannya baik-baik, cincin untuk pertunangan itu seumur hidup hanya ada sekali. Apa anda yakin menyuruh saya untuk memilihkan cincin untuk orang yang anda sukai?"

Bobby Shen memikirkan yang dikatakan sekretarisnya kepadanya, dia merasa yang dikatakannya itu ada benarnya. Kalau dia ingin memberi cincin kepada Sella Ye yang akan dikenakannya seumur hidupnya, Bobby Shen harus yang memilih cincin itu sendiri, bukan cincin ditangannya yang dipilihkan sembarangan oleh sekretarisnya itu.

Berpikir sampai disini, Bobby Shen kemudian melemparkan cincin itu ke atas meja kantornya, lalu pergi ke ruang pertemuan untuk mengikuti rapat.

Seusai rapat, saat Bobby Shen berjalan kembali ke kantornya, dia mendapati Airin Jiang sedang duduk di luar menunggunya.

Bobby Shen tiba-tiba terigat dengan kejadian semalam, dia berkata dengan nada meminta maaf, "Airin Jiang, masalah yang kemarin, aku sungguh minta maaf, lain kali aku berjanji akan menggantinya."

Airin Jiang cemberut, lalu berkata dengan manja, "Bos Bobby Shen, kamu ini mau meminta maaf kepadaku berapa kali? Bisakah kamu melakukan sesuatu saja sebagai gantinya?"

Bobby Shen mengusap-usap rambutnya, tidak tahu mau menjawab apa.

Kebetulan saat Airin Jiang melihat ke arah meja Bobby Shen, pandangannya terhenti ke kotak cincin di meja itu. Dia mengahampirinya, lalu mengambilnya dengan penasaran, kemudian membukanya, dilihatnya sebuah cincin bermahkotakan mawar di dalamnya, walaupun ornamennya sederhana, tapi cincin emas itu masih terlihat mempesona.

Airin Jiang melihatnya sampai matanya hampir lepas, dia menggenggam cincin itu lalu bertanya kepadanya, "Ini untuk siapa?"

Bobby Shen yang awalnya mau memberikan cincin itu kepada Sella Ye, tapi mendengar penjelasan dari sekretarisnya tadi, dia jadi berpikiran untuk memilih cincin untuk Sella Ye sendiri. Sedangkan cincin yang dipegang Airin Jiang itu, dia berencana akan mengutus sekretarisnya lagi untuk mengembalikan ke tokonya.

"Tidak mau aku berikan ke siapa-siapa, aku akan menyuruh sekretarisku untuk mengembalikannya ke toko." Bobby Shen menjelaskan dengan sembarangan.

"Mau dikembalikan?" Airin Jiang mengernyitkan dahi, "Kenapa mau dikembalikan? Warna dan modelnya bagus."

Airin Jiang berkata demikian sambil mencoba cincin itu di jemari tangannya, ternyata pas seolah memang dibuat untuknya, dia jadi enggan melepasnya, kemudian dia sambil menggerutu ke Bobby Shen, "Daripada kamu kembalikan ke toko, lebih baik kamu berikan kepadaku. Aku sangat menyukainya."

Bobby Shen awalnya mau menolaknya, tapi Airin Jiang terlihat tidak rela melepasnya yang kemudian berkata, "Bukankah kamu masih berhutang padaku? Berikan cincin ini kepadaku, maka akan kuanggap hutangmu lunas."

"Hmm... Baiklah kalau begitu." Bobby Shen merasa dia tidak punya pilihan lain kecuali menyetujuinya.

Di dalam hatinya dia diam-diam berpikir, mau memilihkan cincin yang seperti apa supaya dia bisa melihat ekspresi Sella Ye seperti ekspresi Airin Jiang ketika melihat cincin itu?

Bukankah semakin peduli terhadap seseorang, seolah kita jadi lebih susah memandang senyumannya?

Bobby Shen menatap wajah Airin Jiang, tak terasa dia tiba-tiba terpikir sesuatu.

Airin Jiang bertanya dengan nada bercanda, "Kamu ini sedang melihat apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak." Bobby Shen tertawa, lalu menunduk, di dalam otaknya terbayang wajah Sella Ye, kemarin malam dia begitu kejam terhadapnya, mengatakan perkataan sekejam itu, apa dia tidak tahu dirinya juga punya hati? Bisa senang juga bisa tersakiti?

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu