Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 2 Menyiksanya Perlahan
Sella Ye terkejut segera berlari, memasuki sebuah gang kecil di samping jalan besar, tidak tahu berlari berapa jauh, dia berjongkok saat hampir kehabisan nafas, membalikkan tubuh melihat, setelah memastikan mobil itu tidak mengejarnya, dia baru dengan tenang terus berjalan ke depan.
Setelah kembali berjalan dengan tertatih-tatih, akhirnya sampai pada sebuah persimpangan, menemukan sebuah taksi.
Sella Ye seperti menemukan bintang penolong, mengangkat tangan menghentikan taksi, supir juga tahu susah mencari taksi di daerah ini, meminta harga yang sangat tinggi.
Sella Ye menawar harga dengannya sekali, supir seperti mau mengendarai mobil pergi, Sella Ye khawatir dia tidak menemukan taksi lain, hanya bisa dengan sakit hati setuju dengan harga yang lebih tinggi tiga kali lipat dari biasanya.
Berkelok-kelok, tidak mudah bisa kembali ke rumah sewa tempat tinggalnya.
Rumah model lama yang disewanya berada di sebuah desa di tengah kota, ini rumah lama yang sudah bertahun-tahun tidak direnovasi, umur bangunan ini setidaknya ada tujuh sampai delapan puluh tahun.
Kota di daerah selatan sini sering ada angin topan, setiap kali turun hujan badai, bangunan tua ini sedikit bergoyang-goyang.
Saat Sella Ye menyewa rumah ini, dia berpikir mungkin suatu hari akan ada hujan badai dan rumah tua ini akan roboh, kalau benar terjadi, saat itu rumah ini pasti akan menimpa dirinya sampai tulangnya hancur.
Saat ini, mau mati juga begitu sulit.
Ibu pemilik rumah duduk di lantai bawah, dengan bosan mengipaskan kipas, memandang Sella Ye kembali, dengan pakaian yang berantakan, pandangannya tiba-tiba menjadi tidak ramah, Sella Ye semakin cepat melangkah.
Ibu pemilik rumah tiba-tiba memanggilnya, mengingatkannya: "Nona Sella Ye, uang sewa bulan ini belum dibayar!"
Sella Ye dari awal sudah tidak ada uang, sampai uang tiga ratus dolar terakhirnya sudah dihabiskan oleh supir yang tidak berperasaan itu, sekarang dia untuk makan saja jadi masalah.
Ibunya masuk rumah sakit, setiap bulan memerlukan biaya, tahun ini dia baru lulus, belum sampai sebulan bekerja, semua penghasilannya hanya dari dia mengajar les private, tentu saja, ini sama sekali jauh dari cukup, obat ibunya, sebagian besar ada karena Sella Ye meminta pada Bobby Shen.
Ibu pemilik rumah melihat dia merenung, kembali mengingatkannya: "Nona Sella Ye, kamu sudah seharusnya membayar sewa!"
Sella Ye hanya bisa mencari alasan menjelaskan pada ibu pemilik rumah: "Hari ini aku tidak membawa uang tunai, besok aku pergi ke bank mengambilnya, nanti aku langsung berikan padamu."
Ibu pemilik rumah dengan wajah tidak percaya, mendengus dari hidungnya dan berkata dengan sedikit marah: "Cepat! Rumahku tidak bisa sembarangan dihutang orang."
Sella Ye berjalan kembali ke kamarnya dengan langkah besar, dengan kuat menutup pintu kamar, dia bersandar di balik pintu, tubuhnya sedikit demi sedikit meluncur kebawah, akhirnya air matanya jatuh, dia sedih, menangis dengan histeris.
Siapa yang berkata, waktu ibarat roda yang sangat besar, bisa dengan mudah menggilas rasa sakit di masa lalu.
Namun kenyataannya tidak begitu, waktu berlalu sekian lama, rasa sakit yang ada malah menjadi lebih parah!
Segala yang ada disekelilingnya sedang mengingatkannya, hidupnya sekarang sungguh menyedihkan!
Dia yang dulu, seorang yang ceria, suka berteman dengan teman sekolah, suka berjalan-jalan dengan teman, tapi dia yang sekarang, takut keramaian, takut bertemu dengan orang yang dulu dikenalnya, karena semua hal yang sudah dilewati akan mengingatkannya, dia seorang pembunuh!
Empat tahun yang lalu, dia difitnah mendorong kakak kandungnya jatuh ke jurang, ayah kandungnya percaya perkataan ibu kandung kakaknya, mengusir dia dan ibunya keluar dari rumah.
Semua orang berkata, dia adalah penjahat, dia seharusnya ditarik dan dipotong menjadi ribuan bagian, tapi akhirnya, dia yang tidak seharusnya hidup malah masih hidup.
Dan alasan dia masih hidup, karena orang yang seharusnya menikahi kakaknya, Bobby Shen!
Bobby Shen mengatakan masih tidak ingin Sella Ye mati, Bobby Shen mengatakan mau membiarkan Sella Ye disampingnya, menyiksanya perlahan, Bobby Shen mau membiarkan Sella Ye terpotong-potong, sayatan demi sayatan membuatnya tercekik, Bobby Shen mau membuatnya lebih menderita daripada mati.
————
Tidur di malam hari, Sella Ye membalikkan badan dan ragu sekian lama, menuliskan sebuah pesan singkat, ingin mengirimkannya pada Bobby Shen, memberitahukan padanya sekarang dia membutuhkan uang, apakah bisa meminjamkan sedikit uang untuknya.
Saat akan mengirimkannya, dia malah menyesal dan menghapus pesan itu.
Keesokan harinya, demi menghindari ibu pemilik rumah yang sulit dihadapi, Sella Ye sengaja keluar rumah lebih awal, tidak sarapan, sesampainya di kantor, dia mengisi perutnya dengan beberapa gelas besar air putih agar kenyang.
Pagi ini menyelesaikan diagram audit sipil yang belum diselesaikan kemarin, jurusan Sella Ye di perguruan tinggi adalah desain sipil.
Baru lulus bulan lalu, Bobby Shen langsung memerintahkan dia datang bekerja di Walfa Group, bertanggung jawab di departemen konstruksi dan bekerja serabutan, biasanya yang dilakukan adalah pekerjaan yang paling melelahkan, selain menyapu dan membersihkan departemen konstruksi, masih ada pekerjaan lapangan yang tidak ingin dilakukan rekan kerjanya, sering pergi mengantarkan denah ke tempat konstruksi dibawah matahari yang terik.
Dia tidak menggerutu, berusaha menunjukkan kinerja yang baik di depan atasan, dan Bobby Shen selalu tidak membiarkan dia melewati hari dengan baik, semalam menelepon mengatakan ada hal penting, membuat dia kehilangan kesan baik yang sudah dia pertahankan di depan atasan selama satu bulan ini.
Pagi jam sepuluh, atasan departemen konstruksi melemparkan sebuah file ke atas mejanya dengan wajah tidak enak dilihat, dengan nada memerintah, "Antarkan ini ke ruangan direktur Bobby Shen."
Sella Ye melihat sekilas file yang dilemparkan atasan ke hadapannya, ini desain denah periode pertama lokasi bangunan mawar yang baru dibuka.
Dia mengangkat kepala, memandang atasan dengan ragu.
Pandangan atasan merendahkanya, bertanya dengan nada menegur: “Semalam, kamu tiba-tiba meninggalkan tempat konstruksi, dengar-dengar pergi karena dipanggil direktur Bobby Shen kesana?"
Selesai atasan berkata, melihat Sella Ye dengan tatapan yang aneh, pandangannya jatuh ke atas dadanya dengan tidak sopan, seperti akan menantang.
Sama-sama orang dewasa, Sella Ye mengerti maksud pandangannya. Mungkin dia sedang berpikir, bukankah kamu hanya seorang wanita rendahan yang dipermainkan direktur Bobby Shen saja?
Sella Ye segera menundukkan kepala, melihat denah di atas meja dengan bingung.
Atasan tersenyum dingin, tangannya mengetuk permukaan meja, memberi perintah: "Sekarang antar ke dalam, jangan menunda."
Maksudnya sangat jelas, setelah atasan tahu masalah antara dia dan Bobby Shen, bermaksud mencari keuntungan, membantu Bobby Shen menciptakan kesempatan, ini akan lebih menguntungkan dia berkembang di perusahaan ini.
Rekan kerja yang duduk di samping mendengar ucapan atasan barusan, mulai memandang Sella Ye dengan pandangan yang tidak jelas.
Sella Ye menggigit bibirnya, dia tidak ingin berada di ruangan ini lagi, mengambil desain denah diatas meja, dan langsung berjalan pergi ke ruangan kerja dimana Bobby Shen berada.
"Tok tok tok-----"
Sella Ye mengetuk pintu, dari dalam terdengar suara yang datar: "Masuk."
Sella Ye menarik nafas dalam, masuk kedalam ruang kerja Bobby Shen, ini pertama kali dia menginjak masuk ke dalam ruangannya. Sebelumnya dia hanya berada di departemen konstruksi, tidak berani sembarangan kemana-mana, takutnya sekali tidak berhati-hati, bisa membuat Bobby Shen marah.
Ruang kerja Bobby Shen di desain sederhana, bertema hitam putih, melihat Bobby Shen mengenakan kemeja, duduk dengan serius di depan meja kerja, ada sinar matahari yang masuk dari tirai jendela, menyinari seluruh tubuhnya, saat Bobby Shen mengangkat kepala melihat Sella Ye, wajahnya bercahaya, pandangannya tidak bisa ditebak.
Bobby Shen sepertinya sedikit terkejut yang masuk ke dalam Sella Ye, menegakkan punggung bersandar di sandaran kursi dengan pelan, pandangannya yang dingin melihatnya dari atas kepala sampai ujung kaki, terakhir jatuh pada kakinya yang putih, dengan cepat lalu mengalihkan pandangan.
Novel Terkait
My Enchanting Guy
Bryan WuThat Night
Star AngelMy Cute Wife
DessyDiamond Lover
LenaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniEternal Love
Regina WangAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang