Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
Sella Ye mengerutkan kening. "Aku tidak bermaksud begitu."
Tubuh bagian atas Bobby Shen dekat dengannya, dan bibirnya dekat dengan telinganya
Sella Ye mencium aroma tubuhnya lagi dan bergumam, "Aku tidak memilikinya. Datang ke sini jika kau mau, atau tidak. Aku toh tidak akan memaksamu."
Bobby Shen tersenyum, tetapi kata-katanya ketus, "Aku tidak mengatakan kamu memaksaku, aku sendiri yang ingin datang untuk melihatmu, oke?"
Sella Ye merasakan detak jantungnya tak karuan, ia tersipu, dan tergagap ketika dia berbicara. "Ka, katakan sekali lagi?"
"Apa?" Bobby Shen pura-pura tidak mendengar.
Sella Ye mengulangi, "Aku bilang, ulangi perkataanmu barusan."
Bobby Shen tersenyum, matanya menyala, dan dia tidak berniat untuk mematuhinya.
Dia membuka anggur, pergi ke tempat Sella Ye duduk, dan mengisi gelasnya dengan anggur.
Sella Ye berkata, "Aku tidak meminumnya. Aku membelinya untukmu."
"Kamu tidak meminumnya?" Bobby Shen mengangkat gelasnya dan bertanya.
"Hm!"
"Baiklah, kalau begitu mulutmu tak perlu menikmati anggur ini." Bobby Shen tersenyum. "Kita sisakan anggur ini untuk tempat lain."
Otak Sella Ye masih bertanya-tanya, bagaimana Bobby Shen bisa berbicara dengan sangat baik? Dia menuruti perkataannya, tidak memaksanya menum. Detik berikutnya, dia merasakan hawa dingin datang dari dadanya.
Ketika Sella Ye melihat ke bawah, dia melihat Bobby Shen menuangkan segelas anggur merah ke dadanya.
Anggur merah langsung mewarnai pakaian Sella Ye. Dia berteriak kecil, tetapi Bobby Shen sama sekali tidak merasa bersalah. Dia menatapnya dengan tajam, dan berkata, "Tidakkah kamu menyuruhku mengulangi apa yang baru saja aku katakan?"
"Kalau begitu katakan!" Sella Ye sangat marah dan khawatir. "Bisakah kamu berhenti menuangkannya? Pakaianku hancur di tanganmu!"
Bobby Shen terus menuangkan anggur merah ke lehernya, seperti remaja nakal. Sella Ye tidak bisa apa-apa dan hanya berpikir hantu apa yang merasuki pria ini.
"Aku bilang aku ingin datang setiap malam ..." Pada titik ini, Bobby Shen berhenti dan dengan sengaja berkata, "Datang ke sini dan bercinta denganmu."
Sella Ye memberinya dorongan keras, memprotes: "Bukan itu yang kamu katakan barusan!"
Bobby Shen meletakkan gelas anggur merah dan menatap bercak merah di dadanya. Dia merasa seluruh tubuhnya mulai mengalir dengan gairah dan darah. Dia bertanya dengan suara serak, "Apa lagi yang ingin kamu dengar?"
Sella Ye mengerutkan kening dan berhenti bicara. Dia tahu bahwa Bobby Shen tidak akan mengatakan hal-hal baik padanya. Apa yang ia dengar berusan pasti hanya ilusinya sendiri. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan kata-kata semanis itu? Dia bahkan tidak membiarkannya makan enak, dan kini dadanya basah karena anggur, ia benar-benar merasa kesal.
Dalam kekacauan konstan ini, Sella Ye dengan cepat memakan sepiring steak.
Bobby Shen duduk di seberangnya, mengawasinya makan steak, dan tersenyum, "Porsi makanmu lumayan juga, apakah kamu sudah kenyang?"
Ketika Sella Ye melihat bahwa masih ada beberapa piring di atas meja, dia berkata, "Belum."
"Belum kenyang?" Bobby Shen memandangnya dengan senyum di bibirnya. "Apakah kamu babi? Bagaimana mungkin sampai sekarang belum kenyang?"
"Aku tidak suka membuang makanan." Ketika Sella Ye berbicara, dia tidak berhenti menikmati makanannya sedetik pun.
Bobby Shen meliriknya beberapa kali, bangkit, pergi ke sudut meja di depannya, duduk, mengulurkan tangannya dan menarik kerahnya, melirik ke dalam, dan berkata, "Apakah kamu belum kenyang, disini?"
Sella Ye menatapnya, dan tangannya dengan cepat menutupi dadanya. "Apa? Semua basah dengan anggur. Lakukan ini lagi dan aku akan ..."
Di tengah kata-kata Sella Ye, dia telah digendong oleh Bobby Shen yang langsung mendudukkannya di meja makan. Tindakannya cepat dan gesit. Ketika dia mendudukkan dan membaringkannya, dia telah mengangkat roknya dan menutupi matanya.
Sella Ye akhirnya mendorong tangannya dan berkata dengan marah, "Jangan lakukan itu. Kamu harus kembali bekerja besok!"
"Kapan aku tidak akan bekerja? Apakah kamu menggunakan alasan itu untuk menahanku?" Suara pria itu sangat berat, sangat seksi, dan tangannya menyentuh kelembutan di bawah garis lehernya. "Lagipula semuanya sudah basah." Dengan itu, dia menindih dan memeganginya, menggigitnya dengan lembut dan berat.
Sella Ye begitu tergigit sehingga dia menggigil. Dia memarahinya dan mendorongnya. "Bobby Shen, kamu tidak tahu malu!"
Bobby Shen tidak peduli, ia terus bergerak.
Sella Ye menendangnya. "Kalau begitu jangan di sini. Nanti dapur akan kotor."
"Bagian mana yang kotor?" Bobby Shen mencium telinganya dengan penuh gairah. "Aku ingin melakukannya denganmu disini sekarang. Ini menyenangkan."
Sella Ye menendangnya lagi untuk memprotes.
Bobby Shen terluka ketika dia menendangnya. Dia mengancamnya sambil mendengus. "Jika kamu menendangku lagi, aku akan membawamu di ambang jendela. Masih berani?"
Ketika Sella Ye mendengarnya mengucapkan kata-kata tak tahu malu ini, dia marah dan memakinya dengan rendah, "Kamu bajingan."
Mendengar ini, Bobby Shen tiba-tiba menghentikan aksi di tangannya dan mendudukka tubuh Sella Ye yang sedang berbaring di bawah tubuhnya. Kemudian, dalam hitungan detik, ia dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya lalu menggenggam bagian belakang kepala Sella Ye dengan tangannya. "Aku bajingan, namun kamu juga menikmatinya. Mau lagi?"
"Aku tidak menginginkannya," Isak Sella Ye. Ia memberikan tatapan jijik.
Bobby Shen merasakan pandangan itu. Dalam suasana bergairah, terhibur namun kesal, dia ingin membuktikan dirinya sendiri dan berkata, "Jika kamu tidak makan, kamu tidak akan makan. Aku akan memakanmu. Jangan mengeluh ketika aku benar-benar melakukannya, oke?"
Ketika Bobby Shen berbicara, ia menurunkan tubuhnya, meraih kaki Sella Ye, dan menaruhnya di kedua bahunya. Dia pertama meraba pintu masuknya dengan jemarinya, dan ketika ia merasa kedatangannya diterima, ia memasukkan jarinya. Baru saja masuk beberapa detik, Sella Ye langsung menegapkan tubuhnya tanpa bersuara. Dia mengubah postur dan tempatnya, yang membuatnya merasa sangat kaku. Dia merasa seperti belum pernah merasakan sebelumnya. Kesenangan menumpuk dalam tubuh.
Meja itu tergoncang olehnya. Sella Ye khawatir tentang para tamu di lantai bawah, dan terus mengingatkannya: "Pelan-pelan ..."
Bobby Shen menambahkan satu jari dan berkata dengan samar di telinganya, "Tubuhmu tidak berpikir begitu. Dia ingin aku mempercepat gerakanku. Aku seakan tidak bisa memuaskanmu."
Hati Sella Ye serasa ditikam. Dia merasa dibaca seperti buku, tetapi pikirannya dipenuhi oleh alasan. Dia tidak ingin menunggu tetangga di lantai bawah datang dan mengeluh. Memikirkan hal ini, dia harus mencoba memberi nasihat kepada Bobby Shen: "Bobby, mari kita ganti tempat kita?"
"Kamu tidak suka begini?" Tergambar senyum di ujung bibir Bobby Shen. Dalam satu dorongan terakhir, meja itu dihantamnya. Lalu dia cepat-cepat mengambilnya dari meja dan membiarkannya bersandar beristirahat di belakang kursi. Tangannya menggenggam erat kedua sisi kursi. Dadanya menempel di punggung Sella Ye Ye. Jari-jarinya menggosok selah kakinya untuk sementara waktu, seolah-olah sedang mencari pintu masuk, tetapi tidak bisa menemukannya untuk waktu yang lama. Akhirnya, Sella Ye membimbingnyaa. Bobby Shen terjun ke dalamnya, menghantamkan tubuh mereka berdua dan pada saat yang sama mereka berdua mengeluarkan napas kepuasan yang dalam dan panjang.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaPredestined
CarlyMr Huo’s Sweetpie
EllyaLove at First Sight
Laura VanessaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMy Lady Boss
GeorgeAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang