Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
Bobby Shen menyudahi semuanya, kemudian masuk ke kamar mandi untuk mandi. Selesainya dia mandi dan mengenakan kemejanya, dia melambaikan tangan untuk menyuruh Sella Ye membantunya mengenakan dasi.
Sella Ye yang pagi-pagi sudah disiksanya, dalam hati berharap ingin membalas dendam. Ketika mengikatkan dasi, dia dengan sengaja menjulurkan kakinya, menarik celana panjang yang telah dipakainya, lalu dengan bibir merahnya dia dengan sengaja menciumi leher Bobby Shen.
Awalnya dia hanya ingin balas dendam karena Bobby Shen sudah menyetubuhinya dengan kuat, tapi dia tidak menyangka, lelaki yang pada pukul 10 mau pergi ke Shanghai itu, setelah digodanya sesaat, tidak mampu menahan nafsu, lalu menelanjanginya, dan dengan sekuta tenaga melemparkannya ke atas ranjang!
Tangan Bobby Shen bergerak secepat kilat, tidak sampai sedetik, pakaian yang dikenakan Sella Ye seluruhnya sudah dibukanya sampai di tubuhnya tidak tersisa sehelai kain pun. Dirinya sendiri hanya membuka celananya, lalu tangannya merentangkan kaki Sella Ye, kemudian mulai menyetubuhinya. Keduanya hampir bersamaan mengeluarkan desahan tertahan, Bobby Shen berkata di telinga Sella Ye, "Ini semua karenamu, jangan salahkan aku."
Setelah berkata demikian, hentakan demi hentakan, melayang ke tubuh Sella Ye, di sela-selanya, dia bahkan menerima sebuah telepon, tapi itu juga tidak membuatnya menghentikan gerakannya.
Selesai menutup telepon, Sella Ye bertanya siapa yang menelepon, dia berkata asistennya menelepon, bertanya apa dia memerlukan mobil untuk menjemputnya. Sella Ye kemudian tertawa dan berkata, "Asistenmu sudah datang, kamu masih juga menyetubuhiku, kenapa kamu ini sangat hebat?"
Bobby Shen mengusap hidung Sella Ye, terus menyetubuhinya dengan buas, kemudian berkata, "Aku khawatir kalau-kalau kamu belum pernah bertemu dengan seorang lelaki yang benar-benar kuat, maka hari ini aku tunjukan kepadamu." Benar saja, hentakan demi hentakan yang kuat melayang ke tubuh Sella.
Hentakannya yang terakhir, diikuti dengan nafas yang terengah-engah di badan Sella Ye, dia merasa Bobby Shen sepertinya sudah sangat kelelahan. Keduanya berdiam di situ dengan bagian tubuh Bobby Shen masih menancap di dalam tubuh Sella Ye.
Sella Ye tahu, kepergiannya kali ini, akan memakan waktu lama, sehingga dia dengan sekuat tenaga memeluk pinggangnya, seakan ini adalah usahanya yang terakhir untuk membujuknya tidak pergi.
Bobby Shen membenamkan diri ke tubuh Sella Ye sejenak, setelah beristirahat cukup, ketika akan mencabutnyam dia mendapati, kedua tangan Sella Ye tengah memeluknya erat-erat, keduanya seperti amplop dan perangko. Maksud Sella Ye sudah jelas, dia tidak ingin Bobby Shen pergi.
Bobby Shen kemudian bergerak-gerak perlahan, sengaja mengganggunya di bagian tubuhnya itu. Sella Ye mengira Bobby Shen menginginkannya lagi, dia kemudian mememeluknya, dan dengan kuat mulai menggerakan pinggulnya. Lelaki yang berada di atas tubuhnya tertawa, dia dengan lembut tertawa nakal kemudian berkata, "Aku sudah harus pergi."
"Oh." Sella Ye bergumam tidak jelas, tapi tangannya yang melingkar di pinggangnya tidak mengendurkan pelukannya, seakan sedikit pun tidak berniat melepasnya.
Bobby Shen dapat memahami maksud hatinya, dia memeluknya erat, kemudian bergerak sedikit, lalu sedikit, lalu mendaratkan sebuah ciuman ke keningnya, kemudian menggunakan nada yang manja berkata, "Aku pergi dulu."
Sella Ye menggigit bibirnya, melihat dengan pandangan tidak sudi dia pergi. Kali ini dia baru melepaskan pelukannya. Bobby Shen menatapnya dalam-dalam, setelah mencabut penisnya, dia tidak kuasa menahan tawa, "Sella Ye, aku benar-benar harus memfotomu saat ini, kamu dengan wajah yang penuh nafsu, memohonku untuk tidak meninggalkanmu."
Sella Ye merasa malu, sedikit canggung, tapi tidak merasa bersalah. Dia tidak ingin Bobby Shen pergi, hanya tidak ingin dia pergi, bukan karena dia masih belum terpuaskan.
Tapi dia juga tidak repot-repot menjelaskannya, dia melihat waktu sudah menunjukan pukul 7:30, keduanya sudah bergumur selama satu jam lebih. Bobby Shen memerlukan waktu satu jam berkendara menuju ke bandara, pergi ke gerbang boarding juga perlu waktu satu jam, dia harus segera pergi.
Saat dia membantu memeriksa koper Bobby Shen dengan tergesa-gesa, rambutnya masih berantakan, Bobby Shen sendiri malah dengan santai berkata, "Apa yang kamu gugupkan? Tidak akan terlambat, semisal terlambat, tinggal ganti penerbangan, toh penerbangan ke Shanghai ada begitu banyak."
"Baiklah kalau begitu." Mendegarnya, Sella Ye juga sudah terlihat tidak setergesa itu lagi. Bobby Shen tiba-tiba melihat di paha Sella Ye mengalir suatu cairan putih, setelah dia pikir lagi, tentu itu bekas dari permainannya tadi pagi. Melihatnya, nafsunya dengan segera mulai bangkit lagi, dia sangat tidak tahan dengan wanita ini, sewaktu-waktu bisa membuatnya bergairah. Terutama sebulan terakhir ini dia sudah tidak bertemu dengannya, dia mendapati dirinya sangat rindu dengan tubuh itu, dia sangat ingin menyetubuhinya gila-gilaan.
Bobby Shen menarik nafas dalam, dia melirik jam tangannya, kemudian berjalan mendekati Sella Ye, dan membopongnya masuk ke dalam kamar mandi, lalu membuka air panas, menyiraminya, menepuk pinggangnya, berkata, "Bersihkan badanmu."
Sella Ye mecibir berkata, "Tidak perlu madni pun aku sudah bersih."
Dia menjulurkan tangannya ke pangkal paha Sella Ye, setelah menyekanya, ditunjukannya padanya, kemudian tertawa dan berkata, "Ini yang kamu sebut bersih? Iya juga, kamu ingin menyimpan aroma kita berdua sebagai kenangan boleh juga, Sella Ye, jangan terlalu mencintaiku."
Sella Ye mengawasi tangan Bobby Shen, wajahnya memerah, kemudian dengan segera memalingkan badannya, kemudian bergumam, "Baiklah, baiklah, cepatlah pergi."
Bobby Shen membalikan badan kemudian beranjak pergi, baru berjalan sampai pintu, dia berbalik lagi, kemudian dari belakang dia merangkul leher Sella Ye, mendekapnya ke dalam pelukan, memeluknya erat-erat, berkata, "Jangan mandi terlalu lama, hati-hati masuk angin."
Sella Ye menanggapinya dengan 'hm', kemudian mendengar suara pintu kamar mandi ditutup, Bobby Shen sudah berjalan keluar kamar mandi, lalu mengambil kopernya dan pergi meinggalkan kamar kos Sella Ye.
Sella Ye membenamkan kepalanya ke dalam air, berpura-pura tidak merasa kehilangan dengan kepergiannya.
......
Bobby Shen berjalan dengan cepat keluar kamar dengan menjinjing kopernya. Saat sedang menunggu lift, tiba-tiba dia mendengar dari belakangnya ada suara langkah kaki yang tergesa, suara sepatu berhak tinggi yang memukul-mukul lantai batu. Dia tidak melihat ke belakang, tapi dengan cepat, terdengar suara wanita yang tidak asing——
"Tuan Shen, kebetulan sekali, apa anda sekarang sedang akan pergi bekerja?"
Ini adalah suara tetangga baru Sella Ye, suara Caroline Ji.
Tubuh Caroline Ji dibalut dengan pakaian putih, bahkan tas yang dibawanya pun juga berwarna putih, berdiri berdampingan dengan Bobby Shen, bersama-sama menanti lift.
Bobby Shen tidak sadar baju putih yang dikenakannya itu terlihat familiar, tapi dia tidak juga teringat, dia tersenyum kemudian menanggapi sapaannya tadi, "Halo Nona Ji, selamat pagi."
"Selamat pagi, Tuan Shen, "Caroline Ji dengan lembut merapikan rambutnya yang terkeriting seksi, kemudian tersenyum berkata, "Tuan Shen sekiranya lebih tua dariku ya? Nanti anda dengan Sella Ye cukup memanggil saya Caroline."
Bobby Shen tertawa, tapi tidak menanggapinya.
Saat ini pintu lif terbuka, Bobby Shen mempersilahkan wanita itu masuk duluan. Caroline Ji pun masuk ke lift terlebih dahulu, diikuti oleh Bobby Shen di belakangnya, tiba-tiba dia teringat kenapa dirinya bisa sangat familiar dengan busana yang dikenakan Caroline Ji, kemarin malam, dia baru saja melihat Sella Ye mencoba baju ayng sama, waktu itu, dia merasa baju itu sangatlah putih, sangat cocok dengan warna kulit Sella Ye.
Seperti yang dikenakan Caroline Ji hari ini, Bobby Shen merasa dia terlihat aneh.
Tapi dia tetap saja acuh tak acuh menekan tombol lift.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiHalf a Heart
Romansa UniverseAir Mata Cinta
Bella CiaoHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaHis Second Chance
Derick HoAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang