Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
Caroline Ji menatap senyum jahat Airin Jiang, dirinya masih merasa sedikit trauma, "Nona Jiang, pertama-tama kamu harus mencari cara untuk menjauhkan Bobby Shen darinya, di saat yang sama juga menyingkirkan para pengawal yang Bobby Shen sediakan untuk Sella Ye, ini semua harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak orang mengetahuinya, dengan begini, aku akan dapat melakukannya dengan leluasa. "
Airin Jiang menundukan kepala, memutar matanya, masalah yang lain itu mudah dilakukan, tapi memikirkan cara untuk menjauhkan Bobby Shen dari Sella Ye itu barulah susah.
Airin Jiang menyeritkan dahi, dalam hati memikirkan cara bagaimana agar Bobby Shen menjauh dari Sella Ye.
Dia mendongakan kepalanya, menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, tiba-tiba matanya tertuju pada foto dia bersama dengan ayahnya di atas meja, Bobby Shen selama ini sangat menghormati Calvin Jiang, kalau dia menggunakan nama Calvin Jiang untuk bertemu dengan Bobby Shen, seharusnya akan berhasil memancingnya keluar.
Ketika sampai saatnya, Caroline Ji benar-benar akan membunuh Sella Ye, semisal setelah itu terjadi, dan Bobby Shen menututnya pun, Sella Ye sudah masuk ke dalam peti mati. Apa Bobby Shen juga akan balas dendam untuk seseorang yang sudah mati? Bobby Shen adalah seorang pebisnis, dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, kalau posisinya dibalik, dia sebagai seorang anak perempuan dari seseorang yang paling kaya di kota Beijing, Bobby Shen juga pasti tahu dia harus bagaimana menghadapinya.
Berpikir begitu, Airin Jiang menyetujuinya, "Aku bisa melakukan apa yang kamu minta, dua hal yang kamu ingin aku lakukan, aku bisa melakukannya, apa ada hal lain yang kamu ingin aku lakukan?"
Caroline Ji menggeleng, "Tidak ada lagi, sisanya Nona Jiang tinggal menyiapkan sebuah belati untuku, sebaiknya sangat tajam, sehingga bisa membunuhnya dengan sekali gerakan. "
Airin Jiang menyeringai, "Jangan khawatir, aku pasti akan membantumu mempersiapkan belati yang bisa membunuh Sella Ye!"
Caroline Ji mengepalkan tinjunya diam-diam, kali ini dirinya harus berhasil, tidak boleh gagal!
Saat akan beranjak pergi, Airin Jiang menepuk bahu Caroline Ji, "Lakukanlah dengan baik, aku akan menunggu kabar baik darimu."
"Nona Jiang, aku tidak akan mengecewakanmu."
Kemudian Caroline Ji berjalan meninggalkan ruangan Airin Jiang, pembantunya membawanya pergi makan dulu, makan malam malam itu dipersiapkan dengan mewah.
Setelah makan malam, Caroline Ji bertukar pakaian dengan baju baru, lalu membawa belati yang sudah disiapkan Airin Jiang, dan berniat untuk berangkat.
Sebuah sedan hitam mengantarnya sampai ke dekat daerah tempat tinggal Sella Ye, Caroline Ji kemudian menunggu di dalam sedan hitam itu, menanti saat yang tepat untuk melaksanakan rencananya, dia berniat menunggu kepulangan Sella Ye, lalu langsung menjalankan aksinya.
......
Saat Caroline Ji sedang bersiap untuk berperang, Airin Jiang di belahan lain kota Beijing juga tidak berdiam diri.
Malam ini dia ingin segera pulang ke kediaman Jiang, dan setelah makan malam, menggunakan kesempatan Calvin Jiang mandi, dia berniat untuk mencuri ponsel Calvin Jiang untuk mengirim sebuah pesan ke Bobby Shen, intinya, dia ingin Bobby Shen menemuinya di luar sebentar, ada sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang ingin dia bicarakan dengannya.
Airin Jiang tahu, begitu melihat pesan ini, Bobby Shen pasti akan menurutinya, dia adalah seseorang yang sangat menghormati generasi yang lebih tua darinya, terutama Calvin Jiang, maka undangan Calvin Jiang pastilah tidak mungkin dia abaikan.
Setelah mengirim pesan itu, Airin Jiang sengaja menghapusnya, lalu berpura-pura seakan tidak ada yang terjadi dan berjalan keluar dari kamar Calvin Jiang.
Namun saat dia baru akan melangkah keluar, dia berpapasan dengan Agatha Song yang tengah berjalan ke arahnya.
Agatha Song sedang membawakan handuk untuk Calvin Jiang, melihat anak perempuannya keluar dari kamar, dia merasa ada yang aneh, saat dilihatnya lagi wajah Airin Jiang, dia dapat melihat ketidaktenangannya, dan itu menambah kecurigaannya.
Airin Jiang berpura-pura seakan tidak ada yang terjadi dan berniat untuk turun.
Agatha Song meneriakinya, nada bicaranya sangat serius, "Airin, tunggu! "
Airin Jiang menghela nafas, kemudian berkata dengan tidak santai: "Tunggu apa? Aku masih ada urusan! "
"Tunggu aku sebentar! Ibu akan memberikan handuk ini ke ayahmu, kamu pergilah ke kamarmu, dan tunggu ibu di sana! "Agatha Song memelototonya, sorot matanya tajam.
Agatha Song jarang sekali menggunakan nada seperti itu saat berbicara dengan Airin Jiang. Sesaat, Airin Jiang merasa bersalah, awalnya dia ingin melarikan diri, tapi dirinya juga khawatir ibunya nanti akan berkata sembarangan dengan ayahnya, sebagai gantinya, dirinya akan kembali ke kamarnya dengan patuh menunggu Agatha Song.
Sesaat kemudian, Agatha Song sudah mengantarkan handuk untuk Calvin Jiang, dia kemudian mengetuk pintu dan masuk ke kamar Airin Jiang.
Airin Jiang baru saja mengirimkan sebuah pesan ke Caroline Ji dengan ponselnya, menanyakan perkembangan seituasinya. Caroline Ji membalas pesannya, dia berkata dirinya sudah sampai ke lokasi. Para pengawal yang ditugaskan Bobby Shen untuk mengawal Sella Ye sudah disingkirkan semua, sekarang dirinya sedang menuggu kepulangan Sella Ye, kalau sudah sampai saatnya, Caroline Ji berencana untuk berpura-pura berpapasan dengannya. Saat Sella Ye lengah, dia akan menyerangnya.
Membaca pesan itu, darah Airin Jiang mulai mendidih, di dalam benaknya, Sella Ye akan segera mati di tangan Caroline Ji, dia merasa tidak pernah seheboh ini. Bahkan saat Agatha Song sudah melangkah masuk ke dalam kamarnya dan berjalan ke hadapannya, dia tidak juga menyadarinya.
"Apa yang sedang kamu lihat? Kenapa begitu serius? "Agatha Song menyeritkan dahi, wajahnya penuh kebingungan melihat Airin Jiang. Dia kemudian duduk di tepian tempat tidur Airin Jiang, "Airin, jujur pada ibu, apa benar kamu sedang merencanakan sesuatu yang jahat lagi? "
Mendengar kecurigaan di nada ibunya, Airin Jiang merasa tidak senang, dia tiba-tiba melompat dari tempat tidurnya, kemudian memelototi Agatha Song dan berkata, "Ibu, apa ibu tidak bisa mengatakan sesuatu yang lebih enak didengar? Apa aku sebusuk itu dalam hatimu? "
"Ibu tidak bermaksud begitu. "Agatha Song menghela nafas, alisnya yang tadinya terangkat sudah kembali turun, "Kalau begitu, apa yang tadi kamu lakukan di kamar ayah saat beliau sedang mandi? "
Airin Jiang sedikit merasa bersalah, dia memalingkan muka, sengaja tidak menatap Agatha Song, lalu berbohong, "Aku tidak melakukan apa-apa, hanya saja...... Awalnya ada sesuatu yang ingin aku perbincangkan dengan ayah, tapi melihat beliau sedang mandi, aku langsung pergi. Ibu kenapa kamu begitu curiga padaku? Aku ini anak perempuanmu! Aku bukan seorang kriminal! Kenapa kamu begitu tidak percaya padaku? "
Agatha Song menghela nafas, "Jadi kamu mengira ibu curiga denganmu? Tapi selama kamu sudah hidup di bawah atap rumah ini selama 20 tahun lebih, kamu tidak pernah sekali pun mencari ayahmu di waktu-waktu ini, kamu tahu lebih jelas, di waktu-waktu sekarang ini, beliau sedang mandi! "
"Ibu! "Airin Jiang membalikan badannya, berjalan ke arah jendela, nada bicaranya tidak enak, "Apa ibu ini harus memaksaku sampai mati baru ibu merasa puas? Apa yang harus aku lakukan supaya ibu puas? Aku hanya berniat mencari ayah untuk membicarakan sesuatu dengannya. Aku sebenarnya sudah menyalahimu apa? Aku sudah tidak tahan lagi tinggal di rumah ini! "
Setelah mengatakan demikian, Airin Jiang berjalan keluar dari kamar.
Reaksi Agatha Song sangat cepat, melihat Airin Jiang akan beranjak pergi, dia segera bangkit berdiri, lalu meraih tangan Airin Jiang, nadanya penuh kesedihan, "Ibu baru saja mendapati! "
"Apa yang kamu dapati? "Airin Jiang menyeritkan dahi dengan sebal, "Ibu tidak tahu apa-apa, jadi apa yang ibu khawatirkan? Yang tidak perlu ibu khawatirkan, jangan ibu khawatirkan, yang malah harus ibu khawatirkan malah tidak ibu urus! Ayah punya wanita simpanan di luar kenapa tidak ibu urus? "
"Jangan bicara sembarangan! "jantung Agatha Song berdegup kencang, "Urusan seperti ini jangan sembarangan, ayahmu di luar punya reputasi yang harus dijaga, kamu tidak boleh sembarangan mengucapkan hal seperti itu! "
"OH! "Airin Jiang berkata dengan tidak sabar, "Kalau begitu teruskan saja mimpi indahmu bersama dengan suamimu itu, kamu masih mengira ayah seumur hidupnya hanya mencintaimu seorang! "
Belum sampai dia menyelesaikan kalimatnya, dia mendengar suara 'pak', sebuah tamparan Agatha Song mendarat di wajah Airin Jiang.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoCinta Yang Berpaling
NajokurataBeautiful Love
Stefen LeeUangku Ya Milikku
Raditya DikaIstri Yang Sombong
JessicaYama's Wife
ClarkMy Cute Wife
DessyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang