Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah

Setelah Airin Jiang terbenam di dalam pikirannya sejenak, dia menarik nafas panjang lalu berkata, "Dia itu sedang menakutimu saja, apa kamu tahu? Hanya menakutimu supaya kamu gugup dan bertindak gegabah, dan akhirnya mengucapkan namaku secara tidak sengaja!"

Caroline Ji mendengar penjelasan Airin Jiang, dalam hati tertawa dingin, ternyata begitu ada masalah, Airin Jiang tidak lagi memperdulikan keselamatan dirinya, Airin Jiang hanya memperdulikan dirinya sendiri!

Airin Jiang berkata lagi, "Aku jelaskan kepadamu, tidak peduli polisi bertanya apa, kamu tidak boleh mengucapkan namaku, kalau tidak, semua yang pernah aku janjikan kepadamu, kontrak dan rumah di pesisir pantai itu akan hangus!"

Caroline Ji tertawa terpaksa, lalu dengan pelan berkata: "Tapi kamu rasa kalau aku masuk penjara, apa gunanya semua yang kamu janjikan itu?"

Nada bicara Airin Jiang berubah seketika, "Kalau begitu apa yang ingin kamu lakukan?"

Caroline Ji sekarang juga kebingungan, dia tidak ada ide apa pun, setelah diam sejenak, dia berkata: "Tenang, aku tidak akan semudah itu membocorkan namamu, tapi kalau kamu menendangku menjauh, aku juga tidak akan mengampunimu. Aku pasti akan menyeretmu masuk ke dalam penjara juga."

"Apa kamu ini sekarang sedang mengancamku?" Airin Jiang bertanya dengan terkejut, "Kamu pikir kamu punya apa, berani mengancamku? Kamu kira aku takut padamu?"

Caroline Ji mendengar pertanyaan di telepon itu, sekarang merasa dia tidak ingin bertengkar dengan Airin Jiang, karena selanjutnya dia tahu, dia masih harus menghadapi sebuah peperangan yang susah, dia dengan tergesa-gesa berkata, "Aku tidak akan membantah lagi, aku pergi dulu, kamu takut atau tidak itu bukan masalahku, selanjutnya, kalau aku menemui masalah apapun aku akan memberimu kabar, ingin mendengarnya atau tidak itu semua terserah kamu."

"Apa maksud perkataanmu ini!" Airin Jiang marah sampai ingin muntah darah, tidak selang beberapa lama, sikap Caroline Ji terhadapnya tiba-tiba berubah drastis!

Atas dasar apa, si wanita jalang ini!

Airin Jiang marah sampai giginya ngilu, belum sempat menunjukan kalau dirinya tidak puas, Caroline Ji sudah menutup teleponnya!

Airin Jiang membanting teleponnya dengan kesal, akhirnya, asistennya Yoana Chen berjalan masuk, dan membantunya memunguti bagian-bagian teleponnya yang tersebar di lantai, dan merakitnya kembali lalu dengan hormat memberikan telepon itu ke tangan Airin Jiang, sambil dengan terbata berkata: "Nona Jiang, postingan di internet itu sekarang sudah dibagikan ke puluhan ribu orang. Aku sudah mencari orang untuk menghapusnya, tapi dihapus pun, kembali ada orang yang mengunggahnya, sekarang laju penyebaran postingan itu sangatlah cepat, dan juga semakin bertambah, menurutmu apa yang harus dilaku......"

Airin Jiang begitu mendengarkan laporan dari asistennya, tanpa diduga bertanya dengan dirinya sendiri harus bagaimana menyelesaikan permasalahan ini, dia mengerutkan giginya dengan marah, "Aku mengeluarkan uang agar kamu bia membantuku menyelesaikan masalah seperti ini. Sekarang, kamu malah bertanya kepadaku bagaimana menyelesaikannya? Kalau aku tahu, kenapa aku masih membutuhkanmu?"

"Tapi Nona Jiang, aku, aku sudah berusaha mati-matian, "Lingkar mata Yoana Chen memerah, "Begitu postingan itu muncul di internet, aku langsung mnecari orang untuk segera menghapusnya, tapi dengan menghapusnya saja, sekarang sudah tidak berguna, karena semakin sering dihapus, semakin banyak netizen yang membagikan tautan baru!"

"Kalau begitu jangan dihapus lagi!" Airin Jiang berpikir keras, "Kalau aku tahu dari awal kamu tidak berguna seperti ini, maka aku tidak akan menyuruhmu untuk membantuku!" Dengan emosi memarahinya, "Keluar, jangan masuk lagi!"

Yoana Chen dengan terpaksa keluar dalam diam dari kamar Airin Jiang.

Airin Jiang mondar-mandir di dalam kamarnya dengan cemas, akhirnya, setelah dia tidak terpikir sebuah cara untuk menyelesaikan masalahnya, dia secara tidak sadar langsung menuduh Sella Ye. Namun para teknisinya tidak menemukan hubungan apa pun antara Sella Ye dengan postingan itu, mungkin juga benar apa yang dikatakan di postingan itu, kalau yang mengunggahnya adalah orang-orang suruhan Yogi Zhou. Karena Yogi Zhou tidak memberi mereka cukup uang, mereka sekarang ingin membalas dendam kepadanya, sambil menyeret Airin Jiang ke kubangan juga.

Airin Jiang berpikir keras sampai kulit kepalanya terasa mengeras, satu-satunya yang terpikir olehnya adalah meminta tolong kepada adiknya, Charles Jiang. Charles Jiang memiliki koneksi yang luas, dia juga mengenal banyak orang, dia seharusnya bisa mencari tahu siapa otak di balik postingan ini. Kalau saja berhasil menemukan sumbernya dan memotongnya, maka semua ini bisa diatasi.

Tapi setelah meneleponnya cukup lama, Charles Jiang tidak kunjung mengangkat telepon. Airin Jiang sudah meneleponnya beberapa kali pun, tidak bisa menghubungi Charles Jiang. Akhirnya Airin Jiang hanya bisa menelepon asisten Charles Jiang, yang ternyata juga tidak ada yang mengangkat.

Bahkan satunya-satunya benang meas terakhirnya tidak bisa dihubungi, membuat Airin Jiang kali ini benar-benar tenggelam dalam lautan ketakutan yang luar biasa dalam. Kalau sampai Yogi Zhou menyebutkan namanya, lantas bagaimana? Dalam sekejap mata, di dalam pikiran Airin Jiang melayang-layang sejuta skenario, jemari tangannya menari dengan cepat di atas layar ponsel, tapi tidak juga ditemukannya seorang pun yang bisa membantunya menyelesaikan semua ini.

Airin Jiang merasakan sebuah keputus-asaan yang selamanya belum pernah dia rasakan.

......

Sesampainya di kantor, Caroline Ji mendapati serombongan polisi berdiri di depan pintu kantor. Melihat pemandangan seperti itu, seketika Caroline Ji dalam hati menyesal. Dia menyesal dirinya tidak seharusnya semudah itu menyerahkan diri. Secara tidak sadar dia ingin balik badan dan melarikan diri, namun seorang polisi wanita terus mengawasinya, dan memanggilnya sekali, Caroline Ji balik badan lagi dengan tak berdaya dan melangkah maju.

Polisi itu berjalan di belakang Caroline Ji, di hadapan seluruh rekan kerjanya, walaupun tangannya tidak terborgol, tapi para rekannya tahu dengan jelas, Caroline Ji sudah melakukan sebuah tindakan kriminal, setiap orang menatapnya dengan tatapan penuh simpati, sampai dia akhirnya digiring masuk ke dalam mobil polisi.

Atasannya segera menghela nafas lega, kemudian berpaling kepada para pegawai kantornya dan berkata, "Aku dari awal sudah merasakan ada yang aneh dengan Caroline Ji, seorang wanita yang tidak punya apa-apa, tidak didukung keluarga yang hebat, tanpa gelar sarjana, mana mungkin bisa mendapatkan sebuah kontrak proyek demikian besar. Kontrak sebesar itu, begitu dilihat langsung kentara ada seseorang yang berbelas kasih yang membantunya. Kalian lihat dia, sekarang kena batunya, bukan? Pastinya dia dijadikan kambing hitam oleh seseorang, uang juga tidak diterimanya, dan masa depannya dengan semudah itu dirampas darinya! Kalian, terutama para pegawai wanita yang baru, jangan pernah sekalipun mengikuti jejaknya, kalau tidak nanti ketika kalian tertimpa masalah, perusahaan ini tidak akan bisa melindungi kalian!"

Perkataan atasannya itu menunjukan dengan jelas, kali ini Caroline dijebloskan ke penjara, dia tidak akan menolongnya, walaupun dia hanyalah kambing hitam. Apalagi, Caroline Ji dari awal memang kotor, atasannya tambah tidak ingin memperdulikannya.

Setelah Caroline Ji digiring pergi, atasannya dalam hati berkata dengan riang: "Untung saja karena dia tidak punya gelar sarjana, aku tidak mengurus kontrak dengannya. Sekarang dia ada masalah seperti itu, aku bisa tetap bersih!"

Rekan kerja di sebelahnya melihat pemandangan ini, tidak kuasa merasa: Dunia ini dipenuhi dengan hipokritisme!

Di dunia ini tidak ada seorang pun yang layak untuk dipercayai, satu-satunya yang bisa dipercayai pun, suatu hari nanti juga akan mengkhianatinya, maka kamu hanya bisa percaya pada dirimu sendiri.

......

Sesampainya di kantor polisi, Caroline Ji mengunci mulutnya rapat-rapat, dan dalam 10 menit tidak peduli mereka bertanya apa, dia menolak untuk membuka mulutnya.

Kantor polisi jama sekarang juga tidak bisa sembarangan menerima pengakuan setelah menyiksa terdakwa, ada banyak kamera pengawas di sekitar mereka. Para polisi juga merasa tak berdaya.

Akhirnya, Caroline Ji membuka mulut dan berkata: "Aku ingin menghubungi pengacaraku."

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu