Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
Bobby Shen mencubit kakinya, "Coba katakan sekali lagi! Orang lain saja belum tentu melakukannya tiga hari sekali, kamu 3 menit tidak melakukannya saja sudah gatal?"
Sella Ye kesal mendengarnya, "Kamu yang kegatelan, semua keluargamu juga kegatelan!"
"Bukankah itu juga termasuk kamu?" Bobby Shen mendorongnya, lalu menyulut rokoknya, menenangkan diri, "Dasar bodoh, memaki orang lain juga tanpa sengaja memaki dirimu sendiri, bodoh kan?"
Sella Ye mencibir, "Siapa yang masuk keluargamu, namaku juga tidak tertulis di kartu keluargamu."
"Apa kamu berani?" Bobby Shen sambil bertanya, sambil menatap wajahnya berkata, "Apa kamu berani masuk ke dalam kartu keluargaku?"
Sella Ye merasa dia sedang bercanda dengan dirinya, "Jangan bercanda, kalau sampai ibumu tahu, aku bisa dibunuhnya."
"Selain aku, siapa yang berani membunuhmu, kamu suruh dia menemuiku dulu. "Bobby Shen mencubit wajahnya sambil berkata.
"Sudah sudah jangan ribut lagi." Sella Ye mendorong tangannya menjauh. Tenaganya sedikit terlalu kuat, tapi malah tangannya menahan belakang kepala Sella Ye, dan sekejap mata menariknya.
Bobby Shen menggunakan tangan yang ditaruhnya di belakang kepalanya untuk mengendalikannya, kemudian dengan kuat dia mengecup kening Sella Ye, "Siapa yang bertikai denganmu?"
"Kalau kamu tidak bertikai denganku, jangan sembarangan bercanda denganku, aku bisa menganggapnya serius!" Sella Ye berkata.
Dia menatapnya cukup lama, mulutnya bergerak, kemudian tertawa sangat senang, "Siapa juga yang bercanda denganmu? Aku bersungguh-sungguh dengan apa yang aku katakan. Tunggu bulan depan saat pertemuan dengan nenekku, aku akan membawamu menemuinya, setelah itu aku akan memasukan namamu ke dalam kartu keluargaku."
"Ha?" Sella Ye terkejut sampai nada bicaranya gemetar, "Bobby Shen, apa kamu sedang mabuk?'
"Iya, aku sudah minum terlalu banyak, "mata Bobby Shen berbinar-binar menatapnya, "Tapi apa sebanyak minumu?" Jari tangannya tanpa sepengetahuan Sella Ye sudah masuk menusuk ke dalam badannya, "Apa kamu percaya kamu sudah minum lebih banyak daripadaku? Apa aku perlu mengeluarkan sedikit, menunjukannya padamu?"
Sella Ye terkejut sampai merasa rohnya sudah pergi meninggalkan tubuhnya, dirinya berusaha mendorong tangan Bobby Shen menjauh, tapi apa daya, gerakannya jauh lebih kuat.
Sella Ye masih dalam kekagetannya, menatap wajah tampan Bobby Shen, dirinya tidak berani bermain-main lagi dengannya, dia dengan hati-hati bertanya kepadanya, "Tadi kamu bilang akan membawaku menemui nenekmu, apa maksudmu?"
"Apa kamu ingat aku pernah bertanya kepadamu apakah kamu punya waktu kosong di bulan April?"
Sella Ye teringat, "Ha? Bukankah itu sudah lama sekali?'
"Iya, sebenarnya hari itu, neneku sedang berulang tahun, tapi bertepatan dengan hari itu, aku sedang berada di Shanghai mengurus sesuatu. Aku tidak sempat pulang untuk menemuinya. Awalnya aku ingin membawamu menemui neneku waktu itu, tapi karena tidak sempat, maka harus menunggu kesempatan berikutnya. Bulan depan kebetulan neneku mengadakan acara makan-makan bersama, saat tiba waktunya, aku akan membawamu bertemu dengannya."
Sella Ye merasa malu, " Tapi semisal aku pergi, maka aku akan bertemu dengan ibumu. Ibumu pasti tidak berharap menemuiku."
"Apa urusannya?" Bobby Shen berkata, "Di dunia ini ada banyak orang yang tidak ingin bertemu denganmu, apa dengan begitu, karena mereka tidak ingin bertemu denganmu, maka kamu harus bersembunyi dari mereka? Kan mereka yang tidak menyukaimu, jadi merekalah yang harusnya bersembunyi darimu."
Sella Ye dalam hati berpikir, ini logika dari mana? Tapi kalau dipikr-pikir, perkataan Bobby Shen juga ada benarnya, orang lain yang membencinya saja, kenapa dia harus bersembunyi dari mereka? Kalau orang lain membenci dirinya, maka mereka seharusnya memikirkan cara untuk bersembunyi darinya.
Setelah berpikir demikian, Sella Ye dengan mantap mengangguk, "Baiklah, aku akan menemanimu."
Bobby Shen tersenyum puas, dia menjulurkan tangan untuk membelai wajah Sella Ye.
......
Saat Caroline Ji tiba di kamarnya, wajahnya memerah, dia teringat suara yang didengarnya barusan dari kamar tetangganya itu, dia sangat ingin membungkam mulut Sella Ye!
"Benar-benar wanita yang tak tahu malu!" Caroline Ji bergumam, dia berbincang dengan udara kosong di hadapannya, "Apa kamu kira dengan mendapatkan Bobby Shen kamu begitu hebat? Dasar tak tahu malu! Tak tahu malu! Sella Ye, aku sumpahi kamu ketika keluar dari kamarmu akan mati tertabrak mobil!"
Caroline Ji awalnya malam ini ingin menggunakan alasan menonton bersama dengan Sella Ye, berharap mendapatkan kesempatan untuk mendekati Bobby Shen, tapi siapa sangka, Sella Ye berhati kuat! Dia beberapa kali diam-diam memakan habis saus tomat ayam gorengnya, supaya Sella Ye bisa turun ke supermarket di bawah untuk membelinya, tapi Sella Ye tidak pernah mendengarkannya, dia malah terus memakan ayam gorengnya tanpa saus. Malahan akhirnya dia mengambil ponsel Bobby Shen, lalu masuk ke dalam kamar dan tidak keluar lagi. Yang membuat dia kesal, setelah itu dari kamar dapat dia dengar suara erangan dan desahan yang membuat pikiran orang melayang ke mana-mana!
Caroline Ji sekarang baru menyesal tadi tidak merekam suara desahan Sella Ye, kalau saja dia tadi merekamnya dan mem-postingnya di internet, pastilah seru!
Wanita jalang ini!
Caroline Ji saking marahnya, berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Dia merasa dirinya memikirkan cara ampuh untuk menghadapi Sella Ye. Sekarang setiap kali dia terpikirkan Sella Ye, dia merasa sangat marah. Walaupun dia merasa tidak ada ketidakadilan, namun dia merasa iri dengan Sella Ye! Setiap kali dia memikirkan Sella Ye lebih rendah darinya tapi bisa dengan mudah mendapatkan kebahagiaan dan cinta, dia merasa hatinya seakan dihujani ribuan jarum, sangat menyakitkan!
Dia semakin memikirkannya semakin sebal, setelah dengan marah membalikan meja berikut dengan cangkir di atasnya pun, dia masih merasa marah. Akhirnya dia juga membanting vas bunga yang berada di atas meja. Dia masih merasa susah. Dia meringkuk di atas sofa, kemudian sambil memaki Sella Ye, dia mencubit pahanya sendiri. Pikirannya terbang melayang mencari ide, tapi dia tidak menemukan satu cara pun yang cukup ampuh untuk menyingkirkan Sella Ye!
Di saat seperti ini, ponsel yang diletakannya di atas meja tiba-tiba berdering, Caroline Ji menjulurkan tangannya untuk meraihnya. Di layar ponselnya, dia dapat melihat sebuah nomor asing, ketika dia mengangkatnya, dia dapat mendengar sebuah suara wanita yang indah dan ringan, "Halo, apakah ini Nona Ji?"
Caroline Ji tanpa sadar merasa ini adalah panggilan dari para sales, dia sembarangan memberinya sebuah 'hm', kemudian berencana menutupnya. Tak disangka, orang yang berada di sisi telepon lain itu berkata——
"Nona Ji, halo, aku adalah asisten Nona Airin Jiang, aku bermarga Chen. Begini, Nona Jiang ingin bertemu denganmu besok pagi pukul 10 di Cafe Taman Mawar, apa anda punya waktu luang?"
Caroline Ji bangkit duduk dengan cepat, perasaan gembira menyapu otaknya, dia dengan segera menjawab: "Ada ada, aku besok ada waktu, jam 10 pagi di Cafe Taman Mawar? Aku pasti akan datang tepat waktu!"
Setelah menutup telepon, Caroline Ji berjalan mengitari kamarnya dengan heboh, dia bertelanjang kaki tidak sengaja menginjak pecahan kaca. Saking sakitnya dia berteriak, kemudian saat mengobatinya dengan obat merah, sebuah senyum terukir dari sudut bibirnya, Caroline Ji berpikir, ini adalah kesempatan yang bagus. Airin Jiang akhirnya mau bertemu dengannya, hari baiknya akan segera tiba. Tidak peduli Airin Jiang menemuinya dengan agenda lain apa, asalkan Airin Jiang setuju untuk memberinya uang dalam jumlah yang besar, maka impiannya untuk membeli sebuah apartemen di kota Beijing akan segera terwujud!
Saat Caroline Ji berbaring di ranjangnya sendirian, dia berpikir, sebenarnya yang dia mau selama ini adalah sesuatu yang sederhana, tapi selalu saja terlihat susah terwujud. Sedangkan wanita seperti Sella Ye, yang jelas-jelas tidak banyak berbeda dengannya, tapi bisa dengan mudahnya mendapatkan cinta dari seorang lelaki dan mendapatkan semuanya.
Dia merasa tidak senang, atas dasar apa dirinya bisa kalah terhadap seseorang seperti Sella Ye yang tidak punya apa-apa! Atas dasar apa? Mulai dari sekarang, dia ingin menggunakan segala yang dia punya untuk bersaing dengan Sella Ye, sampai dia bisa melenyapkannya dari hadapannya!
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoAwesome Husband
EdisonInventing A Millionaire
EdisonLove In Sunset
ElinaPergilah Suamiku
DanisBlooming at that time
White RoseDon't say goodbye
Dessy PutriAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang